Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Putusan No. 1203 Pid.B 2006 PN.MDN, 2008.
USU Repository © 2009
diancam pidana penjara seumur hidup maka anak nakal tersebut dijatuhi salah satu tindakan.
• Pidana kurungan yang dapat dijatuhi paling lama ½ satu per
dua dari maksimum ancaman pidana kurungan bagi orang dewasa.
• Pidana denda yang dapat dijatuhi paling lama ½ satu per dua
dari maksimum ancaman pidana denda bagi orang dewasa. •
Apabila pidana denda tidak dapat dibayar maka diganti dengan wajib latihan kerja dan lama latihan kerja paling lama 90 hari
dan lama latihan kerja tidak lebih dari 4 jam sehari serta tidak dilakukan pada malam hari.
• Pidana bersyarat dapat dijatuhkan oleh hakim paling lama 2
dua tahun.
C. Pertanggungjawaban pidana anak yang terlibat narkoba
Kejahatan di bidang narkoba tidak seluruhnya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi ada kalanya kejahatan ini dilakukan pula bersama-sama dengan
anak di bawah umur belum genap 18 tahun usianya. Anak-anak yang belum dewasa cenderung mudah dipengaruhi untuk melakukan perbuatan yang
berhubungan dengan narkotika, karena jiwanya belum stabil akibat perkembangan fisik dan spikis.
Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Putusan No. 1203 Pid.B 2006 PN.MDN, 2008.
USU Repository © 2009
Oleh karena itu perbuatan memanfaatkan anak dibawah umur untuk melakukan kegiatan narkotika merupakan tindak pidana yang diatur dalam Pasal
undang-undang narkotika yang berbunyi sebagai berikut: “Barang siapa menyuruh, memberi atau menjanjikan sesuatu, memberikan
kesempatan, menganjurkan, memberikan kemudahan, memaksa dengan ancaman, memaksa dengan kekerasan, melakukan tipu muslihat atau membujuk anak yang
belum cukup umur untuk melakukan tindak pidana sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 78, Pasal 79, Pasal 80, Pasal 81, Pasal 82, Pasal 83 dan Pasal 84,
dipidana dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan denda paling sedikit Rp
20.000.000,- dua puluh juta rupiah dan paling banyak Rp 600.000.000,- enam ratus juta rupiah”.
Ketentuan pasal tersebut hanya dikenakan terhadap orang yang memanfaatkan anak yang belum dewasa saja, sedangkan anak yang bersangkutan
tetap dapat dipidana berdasarkan ketentuan undang-undang narkotika sesuai dengan perbuatannya. Namun karena anak dibawah umur maka berlakulah
ketentuan undang-undang pengadilan anak sehingga berkasnya harus dipisah. Dalam undang-undang psikotropika ketentuan pidana seperti tersebut juga diatur,
yaitu dalam Pasal 72, hanya saja dalam ketentuan ini tidak dirinci perbuatan apa saja dan ancaman hukumannya lebih ringan.
68
Undang-undang narkoba, baik UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997 tidak ada mengatur hukuman terhadap anak yang terlibat dalam
Bunyi Pasal 72 undang-undang psikotropika adalah sebagai berikut:
“Jika tindak pidana psikotripika dilakukan dengan menggunakan anak yang belum berumur 18 delapan belas tahun dan belum menikah atau orang yang di
bawah pengampuan atau ketika melakukan tindak pidana belum lewat dua tahun sejak selesai menjalani seluruhnya atau sebagian pidana penjara yang dijatuhkan
kepadanya, ancaman pidana ditambah sepertiga pidana yang berlaku untuk tindak pidana tersebut”.
68
Gatot Supramono. op. cit, hlm 218-219
Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Putusan No. 1203 Pid.B 2006 PN.MDN, 2008.
USU Repository © 2009
penyalahgunaan narkoba. Apabila terjadi kasus yang melibatkan anak dalam penyalahgunaan narkoba maka anak tersebut merupakan anak nakal dan ketentuan
hukum yang dipergunakan adalah undang-undang pengadilan anak. Undang- undang tersebut tidak hanya mengatur ketentuan pidana formil namun juga
mengatur ketentuan pidana materiil terhadap anak yang terlibat dalam masalah hukum, khususnya dalam hukum pidana.
Bentuk-bentuk pertanggungjawaban pidana anak apabila terlibat dalam penyalahgunaan narkoba adalah menurut ketentuan Pasal 23 Undang-Undang
No.3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak yaitu pidana pokok dan pidana tambahan. Yang termasuk dalam pidana pokok ialah pidana penjara, pidana
kurungan, pidana denda dan pidana pengawasan. Sedangkan yang termasuk dalam pidana tambahan adalah perampasan barang-barang tertentu dan pembayaran
ganti rugi. Menurut ketentuan Pasal 24 ayat 1 undang-undang pengadilan anak
bahwa tindakan yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal ialah mengembalikan kepada orang tua, wali atau orang tua asuh, menyerahkan kepada negara untuk
mengikuti pendidikan, pembinaan dan latihan kerja atau menyerahkan kepada departemen sosial, atau organisasi sosial kemasyarakatan yang bergerak dibidang
pendidikan, pembinaan dan latihan kerja, selain itu dalam ayat 2 dikatakan bahwa tindakan dalam ayat 1 dapat disertai dengan teguran dan syarat
tamabahan yang ditentukan oleh hakim. Kemudian menurut ketentuan Pasal 25 ayat 1 bahwa terhadap anak nakal yang melakukan tindak pidana, hakim
Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Putusan No. 1203 Pid.B 2006 PN.MDN, 2008.
USU Repository © 2009
menjatuhkan pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ataupun tindakan dalam pasal 24.
Menurut ketentuan Pasal 26 undang-undang pengadilan anak bahwa pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal yang melakukan tindak
pidana paling lama ½ satu per dua dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa, apabila anak nakal tersebut melakukan tindak pidana yang diancam
pidana mati atau pidana penjara seumur hidup maka yang dapat dijatuhkan paling lama 10 sepuluh tahun, apabila anak nakal tersebut belum mencapai umur 12
dua belas tahun melakukan tindak pidana yang ancaman pidananya pidana mati atau pidana penjara seumur hidup maka terhadapnya hanya dapat dijatuhi
tindakan menyerahkan kepada negara untuk mengikuti pendidikan, pembinaan dan latihan kerja.
Menurut ketentuan Pasal 27 undang-undang pengadilan anak bahwa pidana kurungan yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal yang melakukan tindak
pidana paling lama ½ satu per dua dari maksimum ancaman pidana kurungan orang dewasa.
Menurut ketentuan Pasal 28 undang-undang pengadilan anak bahwa pidana denda yang dijatuhkan kepada anak nakal paling banyak ½ satu per dua
dari maksimum ancaman pidana denda bagi orang dewasa dan apbila denda tersebut tidak dapat dibayar maka akan diganti dengan wajib latihan kerja paling
lama 90 sembilan puluh hari kerja yang tidak melebihi 4 empat jam sehari tidak dilakukan pada malam hari.
Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Putusan No. 1203 Pid.B 2006 PN.MDN, 2008.
USU Repository © 2009
Menurut ketentuan Pasal 30 undang-undang pengadilan anak bahwa pidana pengawasan dapat dijatuhkan kepada anak nakal yang melakukan tindak
pidana paling singkat 3 tiga bulan dan paling lama 2 dua tahun yang ditempatkan dibawah pengawasan Jaksa dan bimbingan Pembimbing
Kemasyarakatan. Didalam praktiknya menurut penuturan Hakim Achmad Semma, SH
bahwa pertanggungjawaban pidana anak yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba harus melihat terlebih dahulu latar belakang dari anak tersebut
berdasarkan hasil penelitian kemasyarakatan oleh Pembimbing Kemasyarakatan, sehingga hasil penelitian tersebut sebagai pertimbangan bagi hakim dalam
menjatuhkan pidana terhadap anak tersebut. Untuk proses persidangannya lebih dipercepat dari kasus-kasus penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh orang
dewasa yang wajib didampingi oleh petugas Bapas sedangkan penasehat hukum untuk beberapa kasus ada yang mendampingi dan ada yang tidak.
69
69
Wawancara yang dilakukan dengan Bapak Achmad Semma, SH yang bertugas sebagai Hakim Anak di Pengadilan Negeri Medan, pada hari Kamis 24 April Medan.
Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Putusan No. 1203 Pid.B 2006 PN.MDN, 2008.
USU Repository © 2009
BAB IV KASUS DAN ANALISA KASUS
A. Posisi Kasus
Pada hari Jum’at 17 Februari 2006, sekitar pukul 21.00 WIB dimana ROSMAIRANI Als IMAY Als MAY yang bekerja sebagai pelayan di kafe di
jalan Gabion Belawan, ditanya oleh RISMA yang juga pelayan di kafe tersebut dimana tempat penjualan ganja dan ROSMAIRANI Als IMAY Als MAY pun
memberitahukan lokasinya. Setelah itu RISMA, SRI dan MARET pergi membeli ganja ke tempat yang diberitahukan oleh ROSMAIRANI Als IMAY Als MAY.
Lalu ISKANDAR, MARET, ANGSENG, ANDRE, MASRON melinting ganja tersebut dengan rokok sampoerna dan menghisapnya secara bergantian. Setelah
RISMA menghisap ganja tersebut diberikan kepada ROSMAIRANI Als IMAY Als MAY, namun ROSMAIRANI Als IMAY Als MAY hanya meletakkan diatas
meja dan pergi melayani pengunjung. Tidak lam kemudian Kepolisian Sektor Kota Belawan melakukan razia di kafe tersebut dan menangkap MARET,
ANGSENG, ANDRE, MASRON, ISKANDAR dan RISMA. Setelah dilakukan