d. Luksasi lateral lateral luxation yaitu perubahan letak gigi yang terjadi karena pergerakkan gigi kearah labial, palatal, maupun lateral yang menyebabkan
kerusakan atau fraktur pada soket gigi. e.Luksasi intrusi instrusive luxationyaitu pergerakan gigi ke dalam tulang
alveolar sehingga menyebabkan kerusakan atau fraktur soket alveolar.Luksasi intrusi menyebabkan mahkota gigi terlihat lebih pendek.
f.Avulsi avulsion yaitu lepasnya seluruh gigi ke luar dari soket.
Gambar 2. Kerusakan pada jaringan periodontal: A.Konkusi B. Subluksasi C. Luksasi lateral D.Luksasi ekstrusi E. Luksasi intrusi F. Avulsi
15
2.2.3 Kerusakan pada Jaringan Tulang Pendukung
a.Kerusakan soket alveolar maksila dan mandibulamerupakan dampak dan kompresi dari soket alveolar pada rahang atas atau rahang bawah. Hal ini dapat juga
dilihat pada intrusif dan luksasi lateral.
b.Fraktur dinding soket alveolar maksila dan mandibulaadalah fraktur tulang alveolar pada rahang atas atau rahang bawah yang melibatkan dinding soket labial
atau lingual, dibatasi oleh bagian fasial atau lingual dari dinding soket. c. Fraktur prosesus alveolar maksila dan mandibulaadalah fraktur yang
mengenai prosesus alveolaris dengan atau tanpa melibatkan soket alveolar gigi pada rahang atas atau rahang bawah.
d.Fraktur korpus maksila dan mandibulaadalah fraktur pada korpus maksila atau mandibulayang melibatkan prosesus alveolaris, dengan atau tanpa melibatkan
soket gigi.
Universitas Sumatera Utara
A B
C D
E F
Gambar 3. Kerusakan pada jaringan pendukung: A. Kerusakan soket alveolar maksila dan mandibula B. Fraktur dinding soket alveolar maksila dan mandibula C dan D.
Fraktur prosesus alveolaris dengan atau tanpa melibatkan soket gigi E dan F. Fraktur Korpus maksila dan mandibula dengan atau tanpa melibatkan soket gigi
19
2.2.4 Kerusakan pada Gusi atau Jaringan Lunak Rongga Mulut a.Laserasi yaitu suatu luka terbuka pada jaringan lunak yang disebabkan oleh
benda tajam seperti pisau atau pecahan luka.Luka terbuka tersebut berupa robeknya jaringan epitel dan subepitel.
b.Kontusio yaitu luka memar yang biasanya disebabkan oleh pukulan benda tumpul dan menyebabkan terjadinya perdarahan pada daerah submukosa tanpa
disertai sobeknya daerah mukosa. c.Luka abrasi yaitu luka pada daerah superfisial yang disebabkan karena
gesekan atau goresan suatu benda, sehingga terdapat permukaan yang berdarah atau lecet.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Kerusakan pada gingiva dan mukosa mulut: A. Laserasi B. Konkusi C. Abrasi
19
2.3Riwayat dan Diagnosis Pemeriksaan pasien yang mengalami fraktur terdiri dari pemeriksaan darurat
dan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan darurat meliputi pengumpulan data vital, riwayat kesehatan pasien, data dan keluhan pasien saat terjadinya trauma.Sedangkan
pemeriksaan lanjutan meliputi pemeriksaan klinis lengkap yang terdiri dari pemeriksaan ekstra oral dan intra oral dan pemeriksaan radiografi sebagai
pemeriksaan penunjang.
9
Sangat penting untuk memperoleh seluruh riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan pasien secara lengkap.Pemeriksaan darurat yang dilakukan meliputi
riwayat kesehatan umum dan riwayat dental, pemeriksaan klinis dan radiografidan ditambah dengan berbagai tes vitalitas gigi dengan, palpasi, perkusi, sensitivitas dan
evaluasi mobiliti gigi.
17
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan rencana perawatan dan menentukan prognosis jangka panjang.
20
Data vital terdiri dari usia pasien, identitas, dan tempat tinggal, lalu melalui anamnesa menanyakan perihal
riwayat trauma gigi yang pernah dialami pasien dengan menanyakan beberapa pertanyaan yaitu, bagaimana, dimana, dan kapan terjadinya trauma gigi
tersebut.
9
Untuk mengetahui riwayat medis pasien dokter gigi perlu menanyakan penyakit yang diderita dan apakah ada cidera lain yang diderita pasien dibagian tubuh
lain saat mengalami trauma gigi.
9,17,21
Riwayat kesehatan umum pasien juga perlu ditanyakan pada pasien perihal penyakit kongenital atau yang sedang diderita pasien
Universitas Sumatera Utara
saat ini misalnya gangguan perdarahan, gangguan jantung kongenital, alergi obat- obatan dan obat anti tetanus ATS.
17,22
Pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan ekstra oral dan pemeriksaan intra oral. Pemeriksaan ekstra oral bertujuan untuk melihat luka di luar rongga mulut
misalnya laserasi yang ditimbulkan akibat trauma dan apakah ada pembengkakkan di sekitar atau di luar ronggamulutbibir, wajah, dan keadaan tulang tengkorak pada
pasien. Pemeriksaan intra oral meliputi pemeriksaan laserasi pada jaringan lunak di dalam rongga mulut yang bertujuan melihat keadaan sekitar rongga mulut pasca
trauma. Terdapat fraktur gigi atau fraktur tulang, perubahan oklusi, mobiliti gigi, fraktur akar dan sensitivitas gigi. Pemeriksaan tambahan dapat dilakukan dengan
pemeriksaan radiografi yang bertujuan untuk melihat garis fraktur pada gigi atau tulang alveolar, ruang pulpa yang terpapar akibat trauma, kelainan jaringan
pendukung dan pergeseran gigi.
1,9,17
Diagnosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan radiografi, test elektrik, dan uji termal.
21
Rangkaian perawatan yang dilakukan berdasarkan diagnosis yang telah ditegakkan. Dokter gigi
harus mencatat seluruh informasi yang didapat dari berbagai macam pemeriksaan untuk menentukan rencana perawatan yang hendak dilakukan.
2.4Penanganan Darurat dan Pencegahan Trauma Gigi
Trauma gigi yang menimbulkan komplikasi terhadap jaringan pendukung gigi dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan, perkembangan, dan estetika
sehingga dibutuhkan tindakan perawatan yang tepat dan cepat. Trauma gigi juga bukan hanya mengganggu fungsi pengunyahan, berbicara, fonetik, dan masalah
psikologis pada anak dan orang tua, tetapi juga mengganggu personaliti dan kualitas hidup anak tersebut. Bagi anak, trauma gigi anterior dapat mengganggu rasa percaya
diri anak untuk berinteraksi sosial dengan teman sekolahnya sehingga mengganggu semangat anak untuk pergi kesekolah karena mendapat ejekan dan ini menyebabkan
menurunnya progress anak di sekolah sehingga dapat mengganggu kekehidupan sehari-hari anak tersebut.
10,11,20
Universitas Sumatera Utara
Penanganan darurat yang dilakukan bertujuan untuk meminimalisasi akibat trauma gigi yang ditimbulkan sehingga perawatan darurat menjadi awal rencana
perawatan untuk trauma gigi. Riwayat dan jenis trauma gigi yang terjadi harus menjadi dasar untuk menentukan perawatan yang tepat.
17
Tujuan perawatan trauma gigi tersebut untuk menstabilkan posisi gigi beserta fungsinya kembali dan jika
trauma gigi ini terjadi pada gigi desidui, perawatan darurat dapat mempengaruhui membaiknya erupsi gigi permanen yang akan tumbuh.
11,21,22
Trauma gigi anak sering disertai dengan luka terbuka dari jaringan mulut, abrasi jaringan wajah atau bahkan luka tusukan. Pada pasien yang menderita penyakit
gangguan perdarahan akan menjadi prioritas jika terjadi laserasi pada jaringan lunak dan avulsi. Tindakan darurat yang harus dilakukan seperti debridement luka,
penjahitan, kontrol perdarahan dari luka jaringan lunak, dan pemberian anti tetanus serum bila kemungkinan luka yang terjadi sepsis.
20,21
Pembersihan luka dengan baik merupakan tolok ukur pertolongan pertama. Antiseptik permukaan dapat digunakan
untuk mengurangi jumlah bakteri, khususnya stafilokokus dan strepkokus pathogen pada kulit atau mukosa daerah luka.Pemberian antibiotik juga dapat diberikan sebagai
profilaksis bila terdapat luka pada jaringan lunak sekitar, tetapi apabila luka telah dibersihkan dengan benar maka pemberian antibiotik harus dipertimbangkan
kembali.
1
Trauma gigi sampai saat ini masih menjadi masalah yang sulit diatasi karena kebanyakan orangtua dan guru tidak begitu peduli dengan masalah yang akan
ditimbulkan dari trauma gigi ini. Orangtua dan guru sebaiknya sejak dini mendidik anak tentang bahaya terjatuh, membentur benda keras, dan bahayanya kecelakaan lalu
lintas. Orangtua seharusnya mengawasi kegiatan anaknya.Menggunakan alat pelindung saat bermain, berolahraga, menggunakan helm dan sabuk pengaman saat
berkendaraan dapat mencegah terjadinya trauma.Menggunakan helm dapat mengurangi risiko terjadinya trauma sebesar 65 dibanding dengan tidak
menggunakan helm.
6,10,14
American Academy of Pediatric Dentistry AAPD menyarankan untuk menggunakan alat pelindung saat berolahraga seperti mouthguard, alat ini dapat
Universitas Sumatera Utara
membantu mendistribusikan kekuatan dari benturan sehingga dampak trauma dapat diminimalkan.Edukasi mengenai trauma gigi baik cara pencegahan, perawatan
trauma serta dampaknya perlu diberikan kepada anak, orang tua dan guru sekolah, serta tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai trauma gigi juga menjadi hal penting
untuk mengurangi risiko terjadinya trauma gigi.
10,17
2.5 Kerangka Teori