8 dengan  cincin  benzena.  Asam  karboksilat  merupakan  asam  organik  dengan
tingkat  keasaman  yang  lemah.  Berdasarkan  gambar  4  dibawah  ini,  asam karboksilat  alifatik  dalam  bentuk  tidak  terionisasi  memiliki  panjang  ikatan  C-O
yang lebih panjang yaitu 0,123 Å dibandingkan C=O dengan panjang ikatan 0,133 Å. Berbeda dalam keadaan terionisasi, panjang ikatan C-O akan ekivalen dengan
C=O yaitu 0,128 Å, hal tersebut diakibatkan karena adanya delokalisasi elektron pada gugus karboksilat Clungston and Rosalind, 2000.
Gambar 4. Potensial elektrostatik asam karboksilat Clungston and Rosalind, 2000
B. N-4-hidroksifenil asetamida
Senyawa  N-4-hidroksifenil  asetamida  yang  juga  dikenal  dengan parasetamol  atau  asetaminofen,  dapat  digunakan  sebagai  analgesik  ataupun
antipiretik  pada  pasien  yang  memiliki  gangguan  pada  lambung  karena  sifatnya yang  tidak  iritatif  pada  mukosa  dinding  lambung.  Parasetamol  tidak  memiliki
aktivitas  antiinflamasi  karena  afinitasnya  dengan  enzim  siklooksigenase  yang rendah  Clark,  Finkel,  and  Whalen,  2011.  Parasetamol  biasa  dikombinasikan
9 dengan  beberapa  NSAIDs untuk suatu tujuan  terapi karena kombinasi keduanya
akan  memiliki  onset  dan  efektivitas  yang  lebih  baik  daripada  penggunaan parasetamol  saja  Mirzayan,  2006.  Senyawa  N-4-hidroksifenil  asetamida
memiliki  rumus  molekul  C
8
H
9
NO
2
dengan  bobot  molekul  151,16
g mol
. Parasetamol  murni  berupa  serbuk  kristal  berwarna  putih,  tidak  berbau,  berasa
pahit,  memiliki  titik  lebur  170°C.  1  gram  parasetamol  larut  dalam  70  mL  air dingin, 20 mL air panas, 10 mL alkohol, 50 mL kloroform, 40 mL gliserin, dan
sedikit larut dalam eter Remington, 2006.
Gambar 5. Struktur N-4-hidorksifenil asetamida Remington, 2006
Parasetamol  dapat  memberikan  efek  analgesik  yang  lebih  baik  jika penggunaannya  dikombinasikan  dengan  NSAIDs  karena  aktivitasnya  dapat
berikatan  dengan  asam  arakidonat  yang  merupakan  substrat  untuk  membentuk prostaglandin  sehingga  tidak  dapat  menempati  sisi  aktif  enzim  siklooksigenase
seperti  ditunjukkan  pada  gambar  6.  Disamping  itu,  adanya  NSAIDs  seperti ibuprofen akan berikatan dengan sisi aktif enzim siklooksigenase sehingga enzim
tidak  dapat  merubah  asam  arakidonat  menjadi  prostaglandin  yang  merupakan
mediator timbulnya rasa nyeri Lemke and Williams, 2012.
10
Gambar 6. Mekanisme aksi parasetamol Lemke and Williams, 2012
Parasetamol  merupakan  suatu  senyawa  fenolik  karena  pada  strukturnya terdapat  gugusan  hidroksil  -OH  yang  terikat  langsung  pada  suatu  cincin
benzena.  Dalam  reaksinya,  fenol  tidak  dapat  teresterifikasi  dengan  asam  asetat. Suasana  basa  akan  membuat  fenol  terionisasi,  dimana  ion  fenoksida  yang
terbentuk  lebih  reaktif  fan  dapat  menyerang  komponen  elektrofilik  yang  ada. Berbeda  dengan  suatu  ion  alkoksida,  ion  fenoksida  dapat  menstabilkan  diri
melalui resonansi yang ditunjukkan pada gambar 7 Murray, 1997.
Gambar 7. Stabilisasi resonansi fenol Murray, 1997
11
C. Esterifikasi Yamaguchi