Pemeriksaan Titik Lebur Kromatografi Lapis Tipis KLT

17 pengotor berwarna jika perlu dan filtrasi untuk menghilangkan pengotor yang tidak terlarut didalam sistem Gilbert and Martin, 2010.

2. Pemeriksaan Titik Lebur

Titik lebur suatu senyawa didefinisikan sebagai temperatur dimana padatan dan cairan berada pada titik kesetimbangan. Pada kondisi kesetimbangan, temperatur pada sistem tidak berubah tetapi terjadi penyerapan kalor Ramanathan, 2006. Pemeriksaan titik lebur sangatlah penting dalam identifikasi senyawa organik. Titik lebur suatu padatan ditentukan pada saat pertama padatan tersebut mulai meleleh. Titik lebur juga menunjukkan kemurnian suatu senyawa. Titik lebur senyawa yang akurat dapat ditentukan dengan menggunakan termometer terkalibrasi Ahluwalia and Dhingra, 2004. Rentang titik lebur menjadi kriteria dalam penentuan kemurnian suatu senyawa. Umumnya, suatu senyawa dikatakan murni apabila mempunyai rentang titik lebur yang tidak melebihi 2°C MacKenzie, 1967. Rentang titik lebur dihitung dari temperatur awal ketika padatan mulai meleleh hingga semua sampel padatan meleleh semua. Tingkat kemurnian senyawa dilihat dari rentang titik leburnya, jika memiliki rentang titik lebur yang sangat tajam yaitu tidak lebih dari 2°C maka senyawa tersebut murni Ramanathan, 2006.

3. Kromatografi Lapis Tipis KLT

Kromatografi Lapis Tipis KLT adalah suatu metode analisis dimana komponen fase gerak akan melewati fase diam sehingga campuran substansi yang terdapat didalamnya akan terpisah. Teknik Kromatografi Lapis Tipis 18 KLT mulai diperkenalkan pada tahun 1956 oleh E.Stahl, arti dari KLT itu sendiri adalah pemisahan kromatografi yang terjadi pada suatu layer tipis yang terdapat komponen padatan dan material pendukung yang disebut dengan fase diam Leach, 2007. Kromatografi Lapis Tipis KLT merupakan suatu teknik pemisahan campuran senyawa yang mudah dan tidak mahal. Teknik kromatografi ini biasa digunakan untuk memisahkan campuran senyawa analgesik dengan menggunakan fase diam silika berfluoresensi dengan menggunakan deteksi sinar UV Pavia, Lampman, Kriz, and Engel, 2010. Posisi atau bercak substrat spot pada lapisan Kromatografi Lapis Tipis KLT dapat dideskripsikan sebagai retardation factor R f . Nilai retardation factor R f dihitung dari jarak titik tengah bercak dari titik awal, dengan nilai retardation factor R f selalu 1 Leach, 2007. Komponen fase diam yang digunakan dalam penelitian ini adalah silika gel. Silika gel disiapkan melalui presipitasi larutan sodium silicate Na 2 SiO 3 . Lempeng KLT dengan silika gel sebagai fase diam memiliki rata-rata ukuran pori antara 4-12 nm, dengan konsentrasi gugus hidroksi -OH pada permukaan sekitar 8 µmolm 2 , atau sama dengan 5 gugus hidroksi -OH setiap mm 2 . Gypsum, pati, dan bahan pengikat organik biasa digunakan sebagai campuuran silika gel sebagai material pendukung Spangenberg, Poole, and Weins, 2011. Fase gerak yang digunakan dalam penelitian ini adalah etil asetat. Penggunaan etil asetat didasarkan karena dapat memberikan resolusi pemisahan yang bagus dalam memisahkan 2-4-isobutilfenil propanoat dan N- 4-hidroksifenil asetamida. R f teoritis dengan fase gerak etil asetat dan fase 19 diam silika gel GF 254 untuk 2-4-isobutilfenil propanoat yaitu 0,57 dan untuk N-4-hidroksifenil asetamida yaitu 0,32 Moffat, David, and Brian, 2011.

F. Elusidasi Struktur