yang normal tertutup, tetapi ketika relay dicatu kontak tengah tersebut akan membuat hubungan dengan kontak-kontak yang lain. Penggunaan relay perlu memperhatikan
tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay men-switch arustegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay. Misalnya relay 12VDC4 A 220V, artinya tegangan
yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik maksimalsebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 2.8. Sebaiknya relay difungsikan 80 saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman. Relay jenis lain ada yang namanya
reed switch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi
tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga saklar menjadi aktif . Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak kembali terbuka off [12].
Gambar 2.8. Tampilan Relay 12VDC4 A 220V
Sistem kerja relay secara sederhana dapat dilihat pada gambar 2.9. pada saat energi listrik dikenakan pada coil, maka akan timbul energi elektromagnet yang akan menarik
armature yang berpegas, sehingga menyebabkan kontak akan menutup.
Gambar 2.9. Tampilan Cara Kerja Relay
2.7. Torsi
Perhitungan torsi tergantung pada radius poros motor dan berat suatu benda. Torsi didefinisikan sebagai mengubah atau memutar kekuatan dan dihitung menggunakan
hubungan berikut : Torsi τ = Gaya F x radius r
2.10 τ = F x r
2.11 Sehingga,
τ = m x g x r 2.12
kecepatan motor tergantung pada model motor dc power window. Semakin besar daya yang akan digunakan mampu mengangkat beban dengan cepat. Model berbeda dari motor
dc power window memiliki torsi yang berbeda dan kemampuan untuk mengangkat beban berat terganung dari model motor dc power window tersebut. Hasil dari perhitungan torsi
akan membantu dalam pemilihan motor dc power window yang cocok digunakan untuk mengangkat beban yang spesifik.
2.8. Lampu
Gambar 2.10. Tampilan jenis lampu
Seperti terlihat pada Gambar 2.10. Lampu Listrik merupakan suatu perangkat yang
dapat menghasilkan cahaya saat dialiri arus listrik. Arus listrik yang dimaksud ini dapat berasal tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik terpusat seperti PLN dan
Genset ataupun tenaga listrik yang dihasilkan oleh Baterai dan Aki. Fungsi lampu dalam pembuatan alat ini bertujuan sebagai pemanas pakaian. Ada tiga jenis lampu yaitu Lampu
Pijar Incandescent lamp, Lampu Lucutan Gas Gas-discharge Lamp, Lampu LED Light Emitting Diode.
Lampu Pijar atau disebut juga Incandescent Lamp adalah jenis lampu listrik yang menghasilkan cahaya dengan cara memanaskan Kawat Filamen di dalam bola kaca yang
diisi dengan gas tertentu seperti nitrogen, argon, kripton atau hidrogen. Gas-discharge Lamp atau Lampu Lucutan Gas adalah Lampu Listrik yang dapat
menghasilkan cahaya dengan mengirimkan lucutan Elektris melalui gas yang terionisasi. Gas-gas yang digunakan adalah gas mulia seperti argon, neon, kripton dan xenon. Gas-
discharge Lamp ini juga memakai bahan-bahan tambahan seperti Merkuri, Natrium dan Halida logam. Lampu jenis ini diantaranya adalah lampu Fluorescent, Lampu Neon,
Lampu Xenon Arc dan Mercury Vapor Lamp. Lampu LED adalah Lampu listrik yang menggunakan komponen elektronika LED
sebagai sumber cahayanya. LED adalah Dioda yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan Tegangan maju.[13]
2.9. Fan