Gambar 2.6. Tampilan spesifikasi motor dc power window Pada saat ini motor masih banyak digunakan sebagai penggerak utama robotmesin
otomatis dibandingkan dengan penggunaan kabel otot muscle wire. Pertimbangan yang mendasar adalah bahwa kabel otot memiliki torsi yang masih terlalu rendah. Motor DC
adalah motor yang memiliki kecepatan putar yang tinggi. Dengan menambahkan gearbox motor ini dapat digunakan untuk menggerakan bagian-bagian dari robotmesin dengan
torsi yang yang besar. Motor DC merupakan komponen elekronik yang berfungsi sebagai alat yang dapat
mengubah energi listrik menjadi energi gerakmekanis. Gerakan yang dihasilkan secara langsung oleh motor adalah gerakan putar, dengan desain mekanis gerakan putaran ini
dapat dirancang untuk dapat menggeser bagian dari robotmesin ke atas, kiri, naik, turun dan bahkan serong. Dalam penggunaannya, motor banyak dijumpai dibeberapa peralatan
yang digunakan manusia sehari-hari, seperti kipas, mixer, pengering rambut. Di dunia industri komponen ini banyak digunakan dalam berbagai macam ukuran dan daya, mulai
dari ukuran kecil hingga motor untuk menggerakan beban dengan torsi yang besar. Pada gamabar 2.6 ditunjukkan gambar spesifikasi motor dc power window.
2.6. Modul Relay 4 Chanel
Gambar 2.7. Tampilan Modul Relay 2 chanel [10]
Pins Modul relay 2 chanel :
1.
Relay GND : Ground
2.
Relay IN1 : Input IN relay 1
3.
Relay IN2 : Input IN relay 2
4.
Relay Vcc : 5V
5.
NC 1 : Normally closed relay 1
6.
COM 1 : Common relay 1
7.
NO1 : Normally open relay 1
8.
NC 2 : Normally closed relay 2
9.
COM 2 : Common relay 2
10.
NO 2 : Normally open relay 2 [10]
Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis mengontrol perhubungan rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang penting dari banyak system
control, bermanfaat untuk control jarak jauh dan untuk pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal control tegangan dan arus rendah. Ketika arus mengalir melalui
electromagnet pada relay control elektro mekanis, medan magnet yang menarik lengan besi dari jangkar pada inti terbentuk. Akibatnya, kontak pada jangkar dan kerangka relay
terhubung. Relay dapat mempunyai kontak NO Normally Open atau kontak NC Normally Closed atau kombinasi dari keduanya. Untuk lebih jelasnya mengenai alamat
pin dapat dilihat pada Gambar 2.7. [11] Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi
dengan sebuah dioda yang diparalel dengan lilitannya dan dipasang terbaik yaitu anoda pada tegangan - dankatoda pada tegangan +. Ini bertujuan untuk mengantisipasi
sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusakkomponen di sekitarnya. Change Over CO, relay mempunyai kontak tengah
yang normal tertutup, tetapi ketika relay dicatu kontak tengah tersebut akan membuat hubungan dengan kontak-kontak yang lain. Penggunaan relay perlu memperhatikan
tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay men-switch arustegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay. Misalnya relay 12VDC4 A 220V, artinya tegangan
yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik maksimalsebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 2.8. Sebaiknya relay difungsikan 80 saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman. Relay jenis lain ada yang namanya
reed switch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi
tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga saklar menjadi aktif . Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak kembali terbuka off [12].
Gambar 2.8. Tampilan Relay 12VDC4 A 220V
Sistem kerja relay secara sederhana dapat dilihat pada gambar 2.9. pada saat energi listrik dikenakan pada coil, maka akan timbul energi elektromagnet yang akan menarik
armature yang berpegas, sehingga menyebabkan kontak akan menutup.
Gambar 2.9. Tampilan Cara Kerja Relay
2.7. Torsi