Pemasangan Sel Fotoakustik Tegangan Piezo

Gambar 4.18 grafik hubungan antara konsentrasi etilen AU terhadap waktu jam Selama proses pengukuran berlangsung, dapat dilihat pula kestabilan daya laser CO 2 sealed-off. Kestabilan daya tampak seperti gambar berikut : Gambar 4.19 grafik kestabilan daya laser AU antara garis 10P14 dan 10P16 terhadap waktu

4.2. Pembahasan

Faktor yang mempengaruhi pengukuran menggunakan detektor fotoakustik gas adalah daya laser. Daya laser mempengaruhi keluaran mikrofon atau sinyal akustik yang dihasilkan. Daya laser diperoleh melalui proses pelurusan laser seperti yang telah disampaikan pada metodelogi penelitian. Gambar 4.1 merupakan hasil dari penelitian pertama. Pada penelitian tersebut digunakan tabung laser CO 2 sealed-off dengan panjang 67,5 cm dan model kisi berbentuk bulat seperti pada gambar 3.4 a. Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa garis-garis laser CO 2 sealed-off yang dihasilkan sangat sedikit. Daya laser menggunakan satuan sembarang AU. Satuan yang tertera pada hasil bukanlah satuan yang sebenarnya, karena belum adanya kalibrasi. Dari hasil tersebut kemudian dilakukan optimasi laser CO 2 sealed-off dengan mengatur posisi kisi dan cermin. Langkah ini diupayakan agar perolehan daya lebih besar dan garis-garis laser semakin banyak. Namun setelah beberapa beberapa kali proses pengesetan laser dan juga optimasi laser, tidak diperoleh garis laser yang lebih banyak. Hasil yang diperoleh pada penelitian yang pertama tidak maksimal, maka dilanjutkan penelitian kedua. Pada penelitian kedua rangkaian alat maupun proses pelurusan laser sama seperti penelitian yang pertama. Namun pada penelitian yang kedua digunakan bentuk tabung dan kisi yang berbeda. Tabung yang digunakan lebih pendek dengan panjang 52 cm dan model kisi berbentuk kotak seperti pada gambar 3.4b. Pada penelitian kedua permukaan kisi yang lebih kecil, sedangkan kisi yang digunakan sebelumnya permukaannya lebih lebar. Pada penelitian pertama, sinar datang dan berkas cahaya yang dipantulkan oleh kisi tidak berada pada satu titik. Pada kisi tidak terdapat sekrup pengatur, sehingga hanya sedikit berkas cahaya yang kembali ke arah sinar datang. Sedangkan kisi pada penelitian kedua memiliki sekrup pengatur, sehingga berkas-berkas cahaya pantul dapat diarahkan ke arah datangnya sinar. Semakin banyak berkas cahaya yang mengenai titik sinar datang, maka semakin banyak garis-garis radiasi laser yang dihasilkan Hasil yang diperoleh pada penelitian pertama maupun kedua dapat terlihat pada gambar 4.1 dan gambar 4.2. Dari gambar-gambar tersebut terlihat perbedaan hasil dari kedua penelitian. Pada penelitian pertama dihasilkan 5 garis laser. Penelitian kedua diperoleh 35 garis radiasi laser yang tersebar dalam 4 band. Dimana band pertama peroleh 4 garis, band kedua 6 garis, band ketiga 13 garis dan band keempat 12 garis. Hasil yang diperoleh pada penelitian kedua lebih baik dari penelitian pertama. Banyaknya garis-garis laser yang dihasilkan menunjukkan bahwa daya yang diperoleh juga semakin besar. Semakin banyak garis laser yang nampak, semakin banyak pula kemungkinan pengukuran konsentrasi untuk berbagai macam jenis gas yang mempunyai panjang gelombang sesuai dengan panjang gelombang garis-garis laser CO 2. Keluaran laser yang ditangkap oleh powermeter dapat dilihat pada gambar 4.3. Gambar 4.1 dan gambar 4.2 merupakan gambar grafik hubungan antara daya laser terhadap posisi steppermotor. Posisi steppermotor terkait dengan panjang gelombang laser. Setiap garis laser memiliki daya laser dan panjang gelombang. Dapat dilihat pada grafik dimana setiap garis laser memiliki daya dan kedudukan pada posisi steppermotor yang berbeda.