1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa mempunyai peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional anak didik serta merupakan penunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua mata pelajaran Usman dan Setiawati, 2001:4. Pada hakikatnya, bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi. Dengan
menggunakan bahasa, manusia bisa saling berbagi pengalaman, saling belajar, dan dapat meningkatkan kemampuan intelektual.
Salah satu aspek dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah ketrampilan menulis. Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan
dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya Akhadiah, 2003:3. Bahasa yang digunakan dalam menulis adalah bahasa tulis. Kegiatan menulis
dapat mudah dilakukan jika menggunakan media yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari atau situasi dunia nyata.
Salah satu kegiatan menulis di sekolah dasar dapat berupa menulis karangan. Karangan terdiri dari paragraf-paragraf yang mencerminkan
kesatuan makna yang utuh. Menurut Keraf 1994:2, karangan adalah bahasa tulis yang merupakan rangkaian kata demi kata sehingga menjadi sebuah
kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah wacana yang dibaca dan dipahami. Karangan mudah dipahami oleh pembaca jika disusun dengan baik.
Karangan yang baik adalah karangan yang bermakna jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah-kaidah gramatikal Enre, 1998:8.
Berdasarkan pengamatan peneliti, pada pembelajaran menulis khususnya kompetensi dasar “menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana
dengan memperhatikan penggunaan ejaan huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll. siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta masih
mengalami kesulitan dalam menggunakan dan memilih kata untuk menuangkan idenya, penggunaan huruf kapital, dan penggunaan tanda baca.
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran selama dua tahun terakhir. Pada tahun pelajaran 20112012, siswa SD
Kanisius Pugeran Yogyakarta terdiri dari 26 siswa. Dari keseluruhan siswa tersebut, hanya 7 siswa yang mencapai KKM75. Jika dipersentasekan
sekitar 26,9 saja yang mencapai KKM. Pada tahun pelajaran 20122013, siswa SD Kanisius Pugeran Yogyakarta terdiri dari 28 siswa. Dari
keseluruhan siswa tersebut, hanya 7 siswa yang mencapai KKM75. Jika dipersentasekan sekitar 25 saja yang mencapai KKM. Faktor penyebab
rendahnya kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta adalah siswa tidak dibiasakan menulis
karangan yang baik menggunakan ejaan yang benar, adanya hubungan antar kalimat, adanya keterpaduan antar paragraf, dan menyajikan informasi secara
urut, siswa merasa bosan karena siswa diberi tugas menulis setelah diberi penjelasan oleh guru, dan kurang menariknya pendekatan yang digunakan
dalam pembelajaran menulis.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis khususnya kompetensi dasar menyusun
karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.. Pendekatan kontekstual
Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dari konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya sebagai anggota masyarakat Nurhadi, 2003:13. Pendekatan kontekstual dapat berhasil karena pendekatan tersebut meminta siswa untuk
bertindak dengan cara yang alami bagi manusia. Cara itu sesuai dengan fungsi otak, dengan psikologi dasar manusia, dan dengan tiga prinsip yang menembus
alam semesta yang ditemukan para fisikawan dan ahli biologi modern yaitu: kesaling-bergantungan interdependence, diferensiasi, dan pengaturan diri sendiri
Johnson, 2007:61-62. Dengan pendekatan kontekstual, siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
menulis karangan karena pendekatan kontekstual membuat pembelajaran akan lebih nyata sehingga memudahkan siswa untuk menuangkan gagasannya dalam
bentuk tulisan.
B. Pembatasan Masalah