5. Penilaian menulis karangan Penulisan karangan dapat dilakukan dengan menggunakan media
gambar, suara, maupun gambar dan suara. Bentuk-bentuk visual baik juga dipakai sebagai rangsangan untuk tugas menulis Nurgiyantoro,
2010:428. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan gambar sebagai media dalam tugas menulis karangan.
Hal-hal yang dinilai dalam menulis karangan adalah unsur-unsur dalam karangan. Menurut Harris dan Halim Nurgiyantoro, 1995:304-306
mengemukakan unsur-unsur dalam karangan antara lain: contentisi gagasan yang dikemukakan, formorganisasi isi, grammartata bahasa
dan pola kalimat, stylegaya: pilihan struktur dan kosa kata, dan mechanics ejaan.
C. Pendekatan Kontekstual
1. Pengertian pendekatan kontekstual Pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning
adalah konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks
yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai
anggota masyarakat Nurhadi, 2003:13. Pendekatan kontekstual dapat
dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar
ruang kelas, suatu pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun
pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur hidup.
Banyak manfaat yang dapat diambil oleh siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yaitu terciptanya ruang kelas
yang di dalamnya siswa akan menjadi peserta aktif bukan hanya pengamat yang pasif, dan mereka akan lebih bertanggung jawab dengan apa yang
mereka pelajari. Pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai tujuan
pembelajaran, mereka menggunakan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru. Dalam pembelajaran
kontekstual ini, guru bertugas sebagai fasilitator dan motivator dalam mencapai tujuannya Sanjaya, 2008:96. Guru juga harus memberikan
kemudahan belajar kepada siswa, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru tidak hanya menyampaikan
materi pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ini memungkinkan proses belajar yang tenang dan menyenangkan, karena pembelajaran
dilakukan secara alamiah, sehingga siswa dapat mempraktekkan secara
langsung apa yang telah mereka pelajari. Maka dapat disimpulkan pembelajaran kontekstual ini merupakan pembelajaran yang menjadikan
pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur
hidup. 2. Karakteristik pendekatan kontekstual
Menurut Johnson
dalam Komalasari,
2010:7 mengidentifikasi
pendekatan kontekstual menjadi delapan karakteristik. Karakteristik pendekatan kontekstual tersebut antara lain:
a. Melakukan hubungan
yang bermakna
making meaningful
connections Dengan pendekatan kontekstual, siswa diharapkan aktif dalam belajar
atau bekerja secara individu maupun kelompok dan dapat belajar sambil berbuat learning by doing.
b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang penting doing significant work Siswa belajar berdasarkan kegiatan di sekolah dan konteks yanng ada
dalam kehidupan di masyarakat. c. Belajar yang diatur sendiri self-regulated learning
Siswa belajar dengan ada tujuan, ada urusannya dengan orang lain, dan ada hasilnya.
d. Bekerjasama collaborating Siswa dapat bekerjasama sehingga mereka memahami cara mereka
saling mempengaruhi
dan saling
berkomunikasi. Kegiatan
pembelajaran mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri.
e. Berpikir kritis dan kreatif critical and creative thinking Siswa berpikir untuk dapat menganalisis, membuat sintesis,
memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan logika. f. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa nurturing the individual
Siswa memberi harapan yang tinggi, memberi motivasi, dan memperkuat diri sendiri.
g. Mencapai standar yang tinggi reaching high standards Siswa dapat meningkatkan hasil belajar.
h. Menggunakan penilaian autentik using authentic assesment Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks nyata
untuk tujuan yang bermakna. 3. Komponen dalam pendekatan kontekstual
Menurut Ditjen Dikdasmen dalam Komalasari, 2010:11-13, pendekatan kontekstual mempunyai tujuh komponen. Komponen tersebut antara lain:
a. Konstrutktivisme constructivism Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal
maupun sosial. Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan
aktif dalam
proses pembelajaran.
Siswa akan
mengkonstruksi secara terus menerus sehingga terjadi perubahan konsep menjadi yang lebih rinci dan lengkap.
b. Menemukan inquiry Dalam pendekatan kontekstual, siswa diharapkan memperoleh sendiri
pengetahuan dan keterampilan bukan hasil dari mengingat fakta-fakta. Kegiatan menemukan merupakan rangkaian dari kegiatan observasi,
bertanya, mengajukan
dugaan, mengumpulkan
data, dan
menyimpulkan. c. Bertanya questioning
Kegiatan bertanya bertujuan untuk menggali informasi. Dengan bertanya, siswa mengembangkan sifat ingin tahu.
Kegiatan bertanya dapat diterapkan pada semua kegiatan belajar. Pengetahuan yang dimiliki siswa berawal dari kegiatan bertanya. Rasa
ingin tahu akan mendorong siswa untuk bertanya. d. Masyarakat belajar learning community
Hasil belajar diperoleh dari proses komunikasi. Praktek masyarakat belajar dalam pembelajaran dapat terwujud dalam kelompok,
mendatangkan ahli, dan bekerja dengan masyarakat. e. Pemodelan modelling
Pemodelan berguna untuk memberi contoh kepada siswa. Tidak hanya guru saja yang dapat menjadi model, tetapi siswa dapat dirancang
untuk menjadi model dalam pembelajaran. Melalui pemodelan, siswa dapat belajar dengan melihat secara nyata.
f. Refleksi reflection Kegiatan refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru saja
dipelajari atau berpikir tentang apa yang pernah dipelajari di masa lalu. g. Penilaian yang sebenarnya authentic assesment
Penilaian dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian dilakukan
secara terus-menerus yang menekankan pada proses belajarnya. Berdasarkan
komponen-komponen tersebut,
pendekatan kontekstual melibatkan para siswa dalam mencari makna konteks itu
sendiri Johnson, 2007:66. Komponen-komponen tersebut mengundang siswa untuk mengaitkan tugas-tugas sekolah dengan kehidupan sehari-hari
yang penuh makna. Dengan demikian, siswa bisa menyerap pelajaran dalam jangka yang panjang.
4. Langkah-langkah dalam pelaksanaan pendekatan kontekstual : Pendekatan kontekstual dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut Rosalin, 2008:78 a. Mengkaji materi yang akan diajarkan
b. Mengkaji konteks kehidupan peserta didik sehari-hari dengan cermat sebagai upaya untuk memahami konteks kehidupan peserta didik
c. Memilih materi pelajaran yang dikaitkan dengan konteks kehidupan peserta didik
d. Menyusun persiapan
kegiatan belajar-mengajar
yang telah
memasukkan konteks kehidupan ke dalam materi yang akan diajarkan
e. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar kontekstual dengan mendorong siswa untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan
pengetahuanpengalaman yang telah dimiliki sebelumnya f. Melakukan penilaian yang sebenarnya terhadap hasil belajar siswa
Dari uraian di atas, guru sangat berperan dalam meningkatkan ketrampilan menulis karangan. Pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual. Dalam penelitian ini, guru harus menerapkan pembelajaran sesuai karakteristik
pendekatan kontekstual agar anak dapat mencurahkan pengalaman nyata ke dalam sebuah tulisan.
D. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD