xvii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh Singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini Mengikut Kitab Suci Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia.
Mrk : Markus
Luk : Lukas
Yoh : Yohanes
Yak : Yakobus
B. Singkatan Dokumen
AA : Apostolicam Actuositatem,
Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.
CL : Christifideles Laici Amanat Apostolik Yohanes Paulus II tentang
Panggilan dan Tugas Kaum Awam Beriman di dalam Gereja di dalam Dunia, 12 Maret 1989.
C. Singkatan Lain
Art : Artikel
IYD : Indonesian Youth Day
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
KKKWI : Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia
MCK : Mandi, Cuci dan Kakus
OMK : Orang Muda Katolik
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menjadi orang muda Katolik yang dewasa adalah proses penemuan diri, dan menggali panggilan Tuhan yang harus ditempa melalui pengalaman sepanjang
hidup. Proses pendewasaan diri sangat dipengaruhi oleh berbagai situasi. Oleh karena itu, pendampingan bagi orang muda Katolik yang objektif menuntut
pengenalan secara mendalam tentang orang muda Katolik itu sendiri. Shelton, 1988: 22 meneg
askan “salah satu ciri khas orang muda yang dewasa secara Kristiani adalah perkembangan dan mendalamnya hubungan dengan
Y esus Kristus”. Oleh karena itu, Gereja sangat mengharapkan pendampingan orang
muda yang relevan sehingga pertumbuhan hidup menggereja bukan semata-mata di ruang lingkup Gereja namun diwujudkan dengan tindakan konkret di tengah-tengah
masyarakat. Orang muda pada umumnya memiliki kepribadian yang dinamis karena
selalu berpikir dan bergerak maju seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman. Orang muda juga memiliki bakat, potensi, dan kreativitas yang tinggi dan
mampu mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan seluruh potensi yang dimilikinya itu.
Orang muda Katolik diharapkan dapat bijaksana dalam menanggapi kemajuan zaman. Oleh karena itu, setiap orang muda Katolik baik yang masih
berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah menyelesaikan
2
pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan Gereja dan bangsa di masa depan.
Orang muda Katolik memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan Gereja. Kehidupan orang muda sekarang ini makin hari dari jalan yang sebenarnya.
Banyak orang muda Katolik sudah mulai menjadi korban pengaruh negatif perkembangan zaman. Orang muda tidak lagi memikirkan kepentingan Gereja,
masyarakat, ataupun keluarga, mereka terjerumus ke dalam sikap individualisme, materialisme, hedonisme, konsumtifisme dan menghilangkan daya kritis bahkan
mengalami krisis moral. Orang muda berada dalam krisis pencarian iman untuk membangun relasinya dengan Allah. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian
orang muda Katolik untuk melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan liturgi Gereja. Orang muda lebih tertarik mengikuti mode yang semakin berkembang dari pada
terlibat aktif dalam hidup menggereja Hardjana, 1993: 62. Tentu Gereja tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Gereja juga telah
berupaya untuk menanggapi persoalan yang dihadapi orang muda pada saat ini. Melalui media sosial dan internet orang muda diajak supaya dapat mengekspresikan
dirinya dan dapat menggunakannya secara selektif untuk menjalin relasi dengan sesama dan mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Generasi
muda juga diharapkan mampu menjadi yang terdepan dalam memanfaatkan teknologi komunikasi.
Pengaruh kemajuan ilmu teknologi, yang secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak tersendiri bagi orang muda Katolik. Di satu pihak,
perkembangan ilmu teknologi menawarkan suatu nilai positif
yang
3
menggembirakan yang salah satunya dapat berfungsi sebagai sarana pewartaan Injil dan komunikasi antar-orang muda Katolik. Akan tetapi di lain pihak,
perkembangan ilmu teknologi membawa akibat negatif yang seringkali menghilangkan kreativitas dan bahkan menurunkan nilai-nilai moral yang bisa
menghancurkan iman Kristiani, terutama dapat menghambat keaktifan orang muda Katolik dalam hidup menggereja. Selain itu, dunia dewasa ini muncul sebuah trend,
dimana orang muda Katolik tidak lagi tertarik pada agama aslinya agama yang dianutnya saat ini. Ketidakpastian hidup yang diakibatkan oleh berbagai krisis
yang melanda kehidupan sosial mereka, membuat mereka frustrasi, tidak tahu harus berbuat apa. Hal ini kerapkali membuat mereka mengambil jalan pintas dengan
mengambil sebuah keputusan negatif, yang akhirnya membuat mereka melupakan Tuhan, sehingga orang muda tidak lagi percaya pada Tuhan dan mereka menjadi
mudah terjerumus ke dalam ketergantungan pada obat-obat terlarang, perjudian, pelacuran, minuman keras dan banyak gaya hidup lain yang membuat mereka
berpaling dari Allah, sehingga proses pekembangan iman orang muda di zaman sekarang tidak hanya semata-mata soal pemahaman akan konsep ke Tuhanan,
namun iman yang dihayati diharapkan mengarah pada tindakan konkret. Iman yang dihayati merupakan pengalaman hidup sehari-hari, maka
penghayatannya juga dilakukan dalam kehidupan shari-hari. Iman yang dihayati hendaknya terwujud dalam tindakan nyata baik dalam Gereja, masyarakat ataupun
keluarga. Dalam Kitab Suci sangat jelas disampaikan bahwa iman tidak disertai perbuatan, maka pada hakekatnya adalah mati Yak 2:17. Kelompok orang muda
Katolik juga telah berpartisipasi untuk mewujudkan penghayataan iman melalui
4
keanggotaannya sebagai anggota OMK, dengan cara aktif dalam kegiatan sehingga mampu untuk melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang diadakan di Gereja dan
masyarakat. Orang muda adalah harapan masa depan Gereja dan bangsa, maka mereka
diharapkan memiliki iman yang tangguh dan mendalam, bukan hanya rajin ke gereja, doa lingkungan, koor, dll. Sebagai orang muda beriman sudah selayaknya
menghayati iman dalam seluruh aspek kehidupan, bukan hanya seputar altar Gereja namun aktif, dinamis dan bergerak maju. Oleh karena itu, orang muda Katolik harus
berani untuk melangkah karena orang yang beriman tidak akan takut melangkah maju melakukan hal-hal yang baik. Hal ini perlu diperhatikan dengan sungguh-
sungguh agar pelaksanaan pendampingan yang dilaksanakan sungguh-sungguh relevan dengan kehidupan mereka, sehingga pendampingan iman mengarah pada
perwujudan iman dalam kehidupan sehari-hari. Selama berdomisili di paroki Kristus Raja Barong Tongkok, kesan penulis
bahwa kurangnya pelaksanaan pendampingan bagi orang muda. Pelaksanaan pendampingan biasanya diadakan pada saat-saat tertentu misalnya bulan Kitab Suci
dan bulan Rosario tidak ada pendampingan secara khusus bagi orang muda. Sarana yang digunakan sangat terbatas. Tenaga maupun pengetahuan katekese juga sangat
terbatas. Padahal kita tahu bahwa orang muda sangat menyukai hal-hal baru dan menarik jika pendampingan iman dilaksanakan dengan monoton maka mereka akan
merasa bosan dan tidak tertarik lagi untuk terlibat. Dalam rangka menanggapi keprihatinan dan harapan orang muda Katolik
Kristus Raja Barong Tongkok. Sehingga penulis tergerak untuk menulis tugas akhir
5
dengan judul: PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG
MUDA KATOLIK PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK. B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran hidup menggereja orang muda Katolik pada zaman
sekarang? 2.
Seberapa jauh orang muda Katolik Paroki Kristus Raja terlibat dalam hidup menggereja?
3. Pendampingan iman orang muda macam apa yang dapat membantu
meningkatkan keterlibatan orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok dalam hidup menggereja.
C. Tujuan Penulisan