13
itu, pendampingan iman orang muda mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam pendampingan orang muda diusahakan bertitik tolak dari situasi kehidupan
orang muda. Karena orang muda berada pada taraf pencarian arti hidup dan pencariaan identitas diri. Masa pencariaan ini dapat digunakan sebagai titik tolak
mengisi hidup mereka supaya lebih berarti bukan hanya dengan teori-teori saja, tetapi dengan perwujudannya. Dalam pendampingan iman orang muda diharapkan
bersifat aktif dan dinamis dan yang menjadi dasar ialah Yesus Kristus dalam Yesus, Allah telah menjadi manusia dan dalam diri Yesus itu pula, Allah telah menjadi
seorang pemuda. Dengan kehidupan manusiawinya Yesus merencanakan Kerajaan Allah dalam kepenuhan kehendak Bapa KKKWI, 2014: 51. Demikian pula, orang
muda diharapkan mencapai kepenuhan diri yaitu untuk mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah dunia.
B. Orang Muda Katolik
1. Pengertian Orang Muda Katolik
Istilah orang muda, golongan kelompok orang muda mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung dari sudut pandang dan konteks penggunaannya. Oleh
karena itu ada berbagai macam pendapat para ahli mengenai batasan-batasan “orang muda”, seperti yang diungkapkan oleh Mangunhardjana bahwa orang muda
adalah orang yang berusia 15 tahun sampai dengan 24 tahun dan lajang Mangunhardjana, 1986 : 11.
Tangdilitian 1984: 5 mengutip pendapat Dr. J. Riberu yang menyebut orang muda dengan istilah “muda-mudi” dengan batasan kelompok umur sexenium
ketiga dan keempat dalam hidup manusia ± 12-24 tahun. Bagi yang bersekolah,
14
usia ini sesuai dengan usia sekolah lanjutan dan Perguruan Tinggi. Ditinjau dari segi sosiologis, seringkali patokan usia di atas perlu dikoreksi dengan unsur status
sosial seseorang dalam masyarakat tertentu kedewasaan psikologis. Status sosial yang dimaksud ialah hak dan tugas orang dewasa diberikan kepada seseorang sesuai
dengan status berdikari di bidang nafkah dan status keluarga. Unsur status sosial ini menyebabkan seseorang yang menurut usianya masih dalam jangkauan usia muda-
mudi, bisa dianggap sudah dewasa dan sebaliknya orang sudah melampaui usia tersebut toh masih dianggap muda-mudi.
Persekutuan para psikiater Amerika dalam Psychiatric Glossary memberikan batasan tentang orang muda sebagai berikut: orang muda adalah suatu
periode kronologis yang dimulai dengan proses psikis dan emosional yang membawanya kepada kematangan seksual dan psikososial, diakhiri dengan
terbentuknya seseorang individu yang telah mencapai kebebasan dan produktivitas sosial Hurlock 1980: 206.
Menurut buku pedoman karya pastoral orang muda adalah mereka yang berusia 13-35 tahun dan belum menikah. Usia 13-35 tahun sudah layak menjadi
subjek pengembalaan KWI, 1998: 8. Orang muda bukan lagi kanak-kanak dan juga bukan orang dewasa namun orang muda menurut penulis, yaitu seseorang yang
tidak lagi bersikap seperti kanak-kanak dan mampu membuat keputusan sendiri serta bertanggungjawab atas segala perbuatan yang dilakukannya.
2. Gambaran Situasi Orang Muda Katolik Zaman Sekarang
Masa muda adalah proses peralihan dari masa anak-anak menjadi masa dewasa. Masa ini juga merupakan masa yang paling menentukan perkembangan
15
manusia di bidang emosional, moral, spiritual, fisik. Masa muda juga merupakan masa perkembangan dan perubahan, masa goncangan dan penuh pemberontakan.
Maka pada masa-masa ini banyak orang muda kehilangan pegangan dalam usaha menemukan jati diri, sehingga menyebabkan mereka mudah terjerumus pada
tindakan-tindakan yang kurang bertanggungjawab dan merugikan diri mereka sendiri.
Shelton 1987: 66 berpendapat bahwa masa muda merupakan saat hidup yang paling penting dimana masalah identitas harus dihadapi. Identitas
berhubungan dengan tahap perkembangan hidup seseorang dalam mendapatkan perasaan, harga diri, sifat khas mereka sendiri. Dalam usaha menemukan identitas
diri, orang muda mulai menentukan pilihan dan mengambil tanggungjawab pribadi untuk menggerakkan diri.
Peran orang muda dalam hidup bersama, digambarkan oleh Konsili Vatikan II dalam AA art. 12. Artikel tersebut menegaskan bahwa orang muda merupakan
kekuatan terpenting dalam masyarakat sekarang. Pernyataan ini menekankan bahwa peran orang muda sangat dibutuhkan dalam masyarakat karena mereka
merupakan tulang punggung bangsa dan Gereja. Merekalah yang menentukan perkembangan bangsa dan Gereja di kemudian hari. Dengan semakin bertambah
perannya dalam masyarakat mereka juga dituntut menjadi rasul-rasul pertama bagi orang muda di kalangan mereka sendiri KKWI, 2014: 58. Dengan keterlibatan
mereka, baik dalam lingkup Gereja maupun masyarakat luas, mereka mampu menampakkan iman akan Yesus Kristus dalam sikap dan tindakan yang mereka
lakukan, sehingga dapat menjadi teladan bagi umat. Dengan demikian kehadiran
16
mereka sungguh memberi makna bagi kehidupan orang lain khususnya dalam memperbaharui hidup bersama.
Gereja memandang orang muda memiliki potensi yang luar biasa bagi perkembangan Gereja. Dalam rangka perkembangan itulah Gereja memandang
sebagian dirinya ada dalam orang muda. Orang muda tidak boleh lagi dipandang sebagai objek perhatian pastoral bagi Gereja. Orang muda harus didorong aktif, atas
nama Gereja, sebagai tokoh-tokoh terkemuka di dalam evangelisasi dan peserta dalam pembaharuan masyarakat. Dengan demikian masa muda adalah masa
penemuan jati diri dan pilihan hidup yang intensif dan istimewa, dan masa pertumbuhan yang seharusnya berkembang maju dalam kebijaksanaan CL, art.
46.
3. Ciri-ciri Orang Muda
Orang muda pada umumnya kreatif, mampu bertanggungjawab dan penuh semangat. Orang muda mampu membuat pembaharuan bagi Gereja dan bangsa.
Orang muda mampu menggerakkan dunia dengan inovasi-inovasi baru. Mereka mampu menggerakkan industri kreatif yang mendunia. Ledakan energi orang muda
yang membuat mereka semakin kreatif menciptakan hal-hal yang baru bagi masa depan dunia. Maka orang muda diharapkan menjadi pembaharu Gereja dan bangsa
dengan pola pikir yang kreatif dan penuh sinergi. Ledakan energi orang muda menjadikan mereka penuh semangat. Jika
Gereja dan bangsa memiliki orang muda yang bersemangat, penuh kasih, bertanggungjawab, berwatak luhur, beriman, maka sebagian besar umat Kristiani
tentu sepakat bahwa Gereja memiliki masa depan yang cerah dan Gereja bukan
17
calon museum di masa mendatang. Tanggungjawab orang muda ikut menentukan masa depan itu, sebagaimana telah dididik oleh para pendahulu kita sampai menjadi
seperti sekarang ini. Orang muda Katolik memerlukan bimbingan dari para pendamping Dwi
Harsanto, 2012: 1. Maka orang muda Katolik perlu diberi dukungan dan motivasi agar mampu meneruskan misi Gereja masa kini dan masa yang akan datang.
Serentak dengan itu semua, orang muda juga berhadapan dengan zaman yang semakin maju dengan berbagai dampak positif dan negatif, misalnya kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan informasi yang luar biasa. Namun di balik itu semua, modernitas juga membawa pengaruh buruk bagi perkembangan orang muda
Katolik Hardjana, 1993: 61, sehingga muncul paham-paham baru seperti konsumerisme dan hedonisme. Konsumerisme berasal dari bahasa Latin consumer,
yang berarti memakan, menghabiskan, menelan. Konsumerisme adalah sikap dan dorongan untuk memakan dan menghabiskan produk-produk yang ditawarkan.
Sedangkan Hedonisme berasal dari bahasa Yunani hedone yang berarti kenikmatan. Hedonisme merupakan sikap dan dorongan untuk mendapatkan kenikmatan
melalui pemanfaatan segala yang dikira dapat mendatangkan kenikmatan dan kepuasan Hardjana, 1993: 63. Produk-produk teknologi membuat orang muda
semakin gaya dan trendi. Mereka tidak lagi duduk manis menonton televisi dan membaca koran di rumah seperti yang dilakukan generasi delapan puluhan yang
gagap teknologi, karena mereka cukup search berita di ponsel pintarnya. Mereka juga tidak berminat dengan urutan berita yang disajikan media, mereka lebih suka
gaya hidup yang instan. Gaya hidup instan adalah cara mereka untuk mendapatkan
18
sesuatu yang diinginkan dengan mudah dan cepat tanpa harus bekerja keras untuk mendapatkannya. Hal ini merupakan gaya hidup generasi sembilan puluhan yang
bisa disebut generasi Y dan generasi dua ribuan yang disebut generasi Z Christovita Wiloto, 2016: 1.
4. Gambaran Perkembangan Orang Muda
Orang muda sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai manusia menuju masa dewasa. Mereka sedang mengalami proses pertumbuhan
fisik dan perkembangan mental, emosional, sosial, moral dan religius dan segala permasalahannya. Berikut ini penulis menyampaikan berbagai macam
perkembangan orang muda yang sedang dihadapi dalam masa pertumbuhan.
a. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik merupakan gejala paling nampak pada orang muda. Berkat pertumbuhan fisik itu, anak laki-laki makin menampakkan diri sebagai pria
dan anak-anak perempuan sebagai wanita. Berkaitan dengan pertumbuhan fisik itu orang muda mempersoalkan cepat-lambatnya pertumbuhan. Mereka dicemaskan
oleh tingkat kecepatan yang tidak biasa, tidak ideal, entah karena terlalu lambat tidak besar-besar, entah karena terlalu cepat tiba-tiba menjadi besar. Mereka juga
mempersoalkan baik-buruknya hasil pertumbuhan fisik mereka. Orang muda sering gelisah karena pertumbuhan itu tidak mendatangkan
hasil seperti yang mereka harapkan: kaki terlalu panjang, tangan terlalu besar, rambut di kepala sulit diatur. Mereka sering kali mengeluh karena bentuk
pertumbuhan fisik tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Bersama dengan pertumbuhan fisiknya orang muda juga mulai menghadapi masalah-masalah
19
sehubungan dengan seks dan pergaulan dengan lawan jenis. Mereka belum mampu mengambil prilaku yang sesuai dalam mengatasi problem-problem yang ada di
dalamnya. Secara bologis mereka sudah cukup matang untuk pengalaman seksual, tetapi mereka belum sanggup bertanggungjawab atas hidup perkawinan
Mangunhardjana,1986: 12.
b. Perkembangan Intelektual
Perkembangan intelektual tampak pada gejala-gejala perubahan dalam perkembangan mental, dalam cara berpikir. Dengan meninggalkan masa kanak-
kanak dan orang muda mulai berpikir dengan sikap orang dewasa. Mereka tidak hanya berpikir dengan konsep-konsep konkret saja, tetapi juga dengan konsep-
konsep yang lebih abstrak. Konsep yang lebih abstrak ini akan nampak pada kata- kata yang mereka ucapkan dan pertambahan kosakata yang mereka gunakan dalam
pergaulannya. Mereka mulai bersikap dan berpikir secara kritis. Dengan kecakapan berpikir abstrak dan kritis itu, orang muda menggali pengertian tentang diri mereka
sendiri, membentuk gambaran mereka, panggilan hidup dan masa depan mereka. Maka, untuk bisa mendapatkan keberanian mental semacam ini, orang muda harus
mencoba membawa diri ke kehidupan yang lebih baik, jujur dan dapat dipercaya Mangunhardjana,1986:13.
c. Perkembangan Emosional
Perkembangan emosional orang muda ada hubungannya dengan perkembangan fisik. Karena dengan perkembangan fisik terjadilah perubahan pada
keseimbangan hormon-hormon dalam tubuh mereka. Perkembangan emosional nampak pada semangat mereka yang menggebu-gebu, perpindahan gejolak hati
20
yang cepat mungkin dalam suatu saat penuh semangat, tetapi tiba-tiba semangat itu hilang sama sekali, terjadinya sikap-sikap masa bodoh, keras kepala dan
tingkah laku yang tidak menunjukan keceriaan atau lesu. Dengan munculnya berbagai macam gejolak yang mereka rasakan, lama-lama mereka dapat
menangkap berbagai emosi dan memahami arti kata-kata yang berhubungan dengan perasaan-perasaan positif seperti: bahagia, senang, bersemangat, puas, berani,
optimis, cinta, percaya diri, terharu, terdukung, bangga, dan perasaan negatif seperti: marah, malu, bingung, sepi, takut pesimis, cemas, apatis. Masalah yang
dihadapi orang muda di sekitar perkembangan emosionalnya adalah bagaimana menilai baik buruknya emosi dan bagaimana menguasai dan mengarahkannya.
Dalam rangka perjuangan di sekitar emosi yang meluap-luap dalam hatinya itu, orang muda kerap nampak mengambil berbagai macam tingkah laku, entah untuk
mengatasi emosi atau sekedar untuk menghindari dan melupakannya Mangunhardjana, 1986: 13.
d. Perkembangan Sosial
Perkembangn sosial orang muda menyangkut perluasan jalinan hubungan dengan orang lain. Dengan melewati umur kanak-kanak dan berkat pertumbuhan
fisik mereka, pergaulan orang muda tidak terbatas lagi dengan orang-orang dalam lingkungan keluarga, tetapi meluas ke teman-teman sebaya, orang-orang di
lingkungan tempat tinggal dan masyarakat luas. Masalah-masalah penting yang dihadapi orang muda sehubungan dengan perkembangan sosial ialah masalah-
masalah di sekitar pergaulan mereka dengan teman-teman seperti: cara masuk dalam kelompok, bergaul dengan kelompok, sikap serta cara menghadapi
21
pengaruh-pengaruh kelompok dan peranan mereka dalam kelompok, seperti: penerimaan diri oleh kelompok, penghargaan kelompok dan macam keterlibatan
yang diberikan kepada mereka oleh kelompok Mangunhardjana, 1986: 14.
e. Perkembangan Moral
Perkembangan moral membawa orang muda ke dalam tingkat hidup yang lain dari pada masa sebelumnya. Pada masa kanak-kanak, bagi mereka hidup terasa
sederhana. Ada hal-hal yang jelas-jelas baik dan buruk. Ada tindakan-tindakan yang jelas-jelas benar dan salah. Dan semua itu ada jaminannya pada orang tua,
guru, atau tokoh lain seperti para pemuka kemasyarakatan dan keagamaan. Dengan bertambah umur dan masuk dalam kelompok orang muda, para muda-mudi
mengalami perubahan sikap. Mereka mempertanyakan dan ingin mengetahui dasar- dasar mengapa hal-hal dan tindakan-tindakan itu baik atau buruk. Mereka ingin
mendapat kejelasan mengapa tokoh-tokoh itu mempunyai kewibawaan untuk menentukan apa yang baik dan apa yang buruk. Tambahan pula dengan bertambah
luasnya pergaulan, orang muda melihat bahwa pandangan orang mengenai apa yang baik dan benar tidak sama. Patokan yang dipegang orang untuk menentukan mana
yang baik dan benar serta mana yang tidak baik dan tidak benar berbeda-beda. Akibatnya sikap dan tindakan mereka juga berbeda-beda. Itu semua menghadapkan
orang muda pada masalah pencarian patokan moral, yang dapat mereka pergunakan sebagai alat untuk menentukan mana yang baik dan tidak, mana yang tidak baik dan
tidak benar serta penentuan pegangan yang dapat mereka gunakan sebagai pedoman hidup. Masalah-masalah moral tidak hanya terbatas pada diri mereka, tetapi meluas
pada masalah moral dalam hidup masyarakat, seperti: kejahatan dalam masyarakat,
22
keadilan, hak asasi manusia, kebebasan agama, kepentingan umum dan peranan yang diharapkan dari mereka. Dari sisi lain, muncul masalah panggilan hidup. Oleh
karena menghadapi berbagai kenyataan hidup dan harus mengambil keputusan- keputusan moral itu, orang muda mengalami berbagai ketegangan batin
Mangunhardjana, 1986: 14.
f. Perkembangan Religius
Perkembangan religious menyangkut hubungan manusia dengan Yang Mutlak Tuhan. Pada masa kanak-kanak kegiatan keagamaan dilakukan karena
diperintah oleh orang tua dan tokoh-tokoh yang mempunyai pengaruh pada diri mereka. Pada umur-umur menjelang dewasa, praktek keagamaan atau ajaran
agama, bahkan mengenai Yang Mutlak sendiri mulai dipertanyakan. Hal ini dilakukan bukan karena ingin memberontak, tetapi dalam upaya memperoleh
kejelasan perkara dan mencapai taraf kesejatian dalam hubungan dengan Yang Mutlak. Hal ini membawa orang muda ke suatu krisis yang harus dijawab secara
mendalam. Karena mereka ingin mengetahui segi-segi yang paling mendalam tentang Yang Mutlak, hubungannya dengan manusia dan dunia, pengaruh-Nya
dengan hidup sekarang dan yang akan datang Mangunhardjana, 1986: 15-16.
C. Hidup Menggereja