b. Tuntutan berdasarkan perbuatan melanggar hukum
Berbeda dengan ganti kerugian yang di dasarkan pada perikatan yang lahir dari perjanjian karena terjadinya wanprestasi, tuntutan ganti
kerugian yang di dasarkan pada perbuatan melanggar hukum tidak perlu di dahului dengan perjanjian antra produsen dengan konsumen,
sehingga tuntutan ganti kerugian dapat di lakukan oleh setiap pihak yang dirugikan, walaupun tidak pernah terdapat hubungan perjanjian
antara produsen dengan konsumen. Dengan demikian, pihak ketiga pun dapat menuntut ganti kerugian.
21
2.2. Kategori Penipuan Dengan Menggunakan Promo Berhadiah
Penipuan yang menggunakan undian dengan promo berhadiah diatur dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen atau disingkat UUPK Pasal
10 yaitu : Pelaku usaha dalam menawarkan barang danatau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan atau membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai :
a. Harga atau tarif suatu barang danatau jasa
b. Kegunaan suatu barang danatau jasa
c. Kondisi, tanggungan, jaminan, hak atau ganti rugi atas suatu barang
danatau jasa; d.
Tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkan e.
Bahaya penggunaan barang danatau jasa Dalam Pasal 10 ini menjelaskan tentang larangan prilaku pelaku usaha
yang dimana tujuan dari pasal ini mengupayakan adanya perdagangan yang tertib dan iklim usaha yang sehat guna memastikan produk yang diperjual
belikan dalam masyarajat dilakukan dengan cara tidak melanggar hukum.
21
Ahmadi Miru,”Hukum Perlindungan Konsumen”, Raja Grafindo Persada,Jakarta2004 hal, 128
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dalam hal ini subjeknya adalah pelaku usaha, karena menunjukan orang yang melakukan pebuatan ini. Yang dimaksud menawarkan adalah
dengan berbagai cara bisa dengan cara mendatangi konsumen secara langsung ataupan melalui media yang lain. Sedangkan yang dimaksud membuat
pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan yaitu membuat keadaan atau pernyataan dimana merupakan suatu kebohongan yang dilakukan untuk
memperoleh suatu keuntungan. Maksud dari pernyataan tersebut berisi tentang : tarif atau harga, yang dimaksud dari tarif atau harga itu sendiri adalah
standart harga yang seharusnya dijual oleh pelaku usaha dengan tidak menaikan harga yang berlebihan atau sewajarnya. Kegunaan, yang dimaksud
dari kegunaan tersebut yaitu pelaku usaha dalam menawarkan harus menjelaskan dengan benar tentang kegunaan dari barang yang ditawarkan dan
tidak boleh membuat pernyataan yang tidak benar atas kegunaan dari barang danatau jasa tersebut. Yang dimaksud dengan kondisi, tanggungan, jaminan
dan hak ganti rugi adalah pelaku usaha harus menjelaskan tentang kondisi suatu barang yang ditawarkan dengan sebenar-benarnya serta tanggungan yang
dipikul oleh konsumen kalau memakainya, dan pelaku usaha harus memberikan suatu jaminan yang benar atas semua akibat yang ditimbulkan dari
barang yang ditawarkan serta pelaku usah harus menjelaskan tentang bentuk ganti rugi atas pemakaian barang danatau jasa tersebut. Yang dimaksud dalam
huruf d tentang tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkan adalah dimana pelaku usaha yang menawarkan produknya dengan
cara mengadakan suatu promo yang berisi tentang adanya potongan harga atau hadiah yang menarik haruslah benar-benar terjadi dan sesuai dengan kebenaran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang disampaikan pelaku usaha dalam menawarkan sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud dengan bahaya penggunaan barang danatau jasa yaitu pelaku
usaha dalam penyampaiannya atau penjelasannya harus memberikan informasi yang sebenar-benarnya akan bahaya yang ditimbulakna akibat penggunaan
barang danatau jasa tersebut. Pada bab ini penulis memberikan contoh kasus penipuan dengan
menggunakan promo berhadiah yang dimana biasa dikategorikan masuk dalam penipuan dikarenakan mengandung unsur-unsur dari penipuan tersebut, Kasus
ini terjadi pada hari kamis, 9 April 2099 sekitar jam 18.00WIB di Royal Plaza Surabaya, saat itu ibu Isnaeni sekeluarga selaku konsumen didatangi karyawan
dari toko Two One Two yang bergerak dibidang produk-produk elektronik, karyawan yang bernama Amanda tersebut menawarkan sebuah souvenir gratis
yang didapat dengan cuma-cuma setelah itu karyawan tersebut menyuruh ibu Isnaeni untuk mengikuti undian berhadiah dengan hadiah yang lebih besar nilai
harganya dengan caramengambil kupon berhadiah dan menyerahkan KTP serta kartu kredit yang kemudian karyawan tersebut menyodorkan kertas untuk
ditandatangani serta kupon berhadiah dan ternyata kupon tersebut bertuliskan Home Teater dengan harga Rp 2.117.150 ,00 dan para karyawan yang lainnya
pun ikut memberi selamat kepada konsumen karena telah mendapatkan hadiah tersebut, tanpa disadari kartu kredit ibu Isnaeni sudah digesek oleh karyawan
toko tersebut, karyawan lainnya pun memberikan barang-barang elektronik tersebut beserta print out dengan jumlah Rp 2.117.150,00 setelah menerima
barang-barang tersebut konsumen baru sadar kalau mereka telah diperdaya oleh toko Two One Two karena barang-barang elektronik tersebut tidak
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bermerek dan harganya dipasaran lebih murah dari harga tersebut, kemudian konsumen menolak barang–barang tersebut dan meminta uangnya kembali
tapi pihak Two One Two bersikeras kalau transaksi tersebut tidak dapat dibatalkan setelah konsumen dan pelaku usaha ini saling adu mulut, pihak
konsumen mengingkan penukaran barang tersebut dengan barang elektronik lain yaitu sebuah Laptop yang harganya sama seperti Home Teater menurut
brosur dari toko tersebut akan tetapi karyawan Two One Two hanya menberikan janji dan membuat surat perjanjian yang berisikan penukaran
barang elektronik dan karyawan tersebut akan menghubungi konsumen secepatnya akan tetapi setelah lima hari tidak ada kepastian dari pihak Two
One Two serta kalau dihubungi pun sulit. Dari uraian contoh kasus diatas Two One Two selaku pelaku usaha
telah melakukan penipuan yang berkedok promo berhadiah yang dimana perbuatan tersebut melanggar Pasal 10 UUPK, ada pun unsur-unsur penipuan
yang dilakukan oleh pelaku usaha menurut Pasal 10 UUPK yaitu : a.
Pelaku usaha Two One Two melanggar ketentuan Pasal 10 huruf A dimana pelaku usaha menaikan tarif atau harga yang sebenarnya dimana
harga tersebut jauh lebih tinggi dari harga dipasaran, yang akibatnya merugikan pihak konsumen.
b. Pelaku usaha dengan sengaja melanggar ketentuan Pasal 10 huruf d
dengan melakukan penipuan atas pernyataan yang tidak benar akan adanya hadiah yang menarik yang ternyata adalah sebagai cara dari pelaku
usaha untuk menipu konsumen dan akibat dari perbuatan pelaku usaha tersebut konsumen mengalami kerugian.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
BAB III PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA