23
BAB III KESAN SUATU EKSPRESI
Kegiatan penerapan tema dan konsep merupakan kelanjutan dari tahap analisa dan pengumpulan data dan fakta, setelah menganalisa data dan fakta maka proses dalam
merancang akan dilanjutkan pada sesi menetapkan tema. Pada penetapan tema harus sesuai konteks tema dan memperhatikan keadaan tapak dan sekitarnya. Kali ini, kami
studio PA6 desain grup mendapatkan 2 jenis tema, yaitu tema utama riverfront dan tema kedua urban lifestyle yang kemudian akan ditambahkan atau disisipi dengan tema
individual yang akan diterapkan pada bangunan dan tapak. Tema utama telah ditentukan yaitu riverfront, pada tema riverfront menceritakan bagaimana konteks sungai terhubung
dengan site atau lahan sehingga membentuk satu sinergi antara bangunan, kawasan dalam site dengan sungai. Tema riverfront dijadikan sumber ide, sebagaimana sungai dijadikan
Universitas Sumatera Utara
24
sebagai sumber ide dalam merancang. Sehingga dalam proses merancang kajiannya tidak jauh dari hubungannya dengan sungai. Bertepatan dengan letak site kami, sungai yang
kami dapat terletak berdampingan dengan sungai deli, sungai deli merupakan salah satu dari delapan sungai yang ada pada kota medan, dan pada masa lalunya merupakan jalur
perdagangan utama kedaerah lain. Pada masa kini sungai deli telah menjadi daerah kumuh dikarenakan oleh banyaknya penduduk yang kurang bertanggung jawab
menjadikan sungai sebagai daerah pembuangan akhir, padahal jika dikaji lebih lanjut sungai deli memiliki potensi baik sebagai wahana rekreasi yang dapat menarik banyak
pengunjung, baik dalam kota maupun dari luar kota. Dikarenakan letak site yang berada pada area komersial, terlebih lagi tema kedua pada kegiatan studio yaitu urban lifestyle.
Tema urban lifestyle memiliki hubungan erat dengan site sebagai daerah dengan area komersial karena berkaitan dengan trend gaya hidup masa kini. Hal ini tentu sangat
menarik dan sebagai area komersial dengan fungsi rekreasi didalam site dalam memenuhi kebutuhan gaya hidup masa kini. Tujuh bangunan telah direncanakan sebagai bangunan
yang dirancangkan untuk memenuhi gaya hidup masa kini. Masing-masing individu dalam kelompok diwajibkan untuk memilih dua dari tujuh bangunan tersebut, bangunan
dipilih perancang yaitu bangunan hotel dan mall yang berfungsi sebagai area rekreasi.
Hotel rekreasi merupakan hotel yang berfungsi untuk mengakomodasi fasilitas pada daerah yang memiliki sarana hiburan. Ciri-ciri yang membedakan hotel rekreasi
dengan hotel yang memiliki fungsi lainnya yaitu dari segi letak, hotel rekreasi umumnya terletak pada kawasan yang memiliki fungsi rekreasi, seperti sungai deli dijadikan sebagai
area hiburan untuk menarik pengunjung. Dari segi pemasaran, target penghuni pada hotel rekreasi yaitu pengunjung dari yang ingin menikmati tujuan berlibur, bersenang-senang,
yang ingin mengisi waktu luang dari kesibukan sehari-hari, baik itu pengunjung dari
Universitas Sumatera Utara
25
dalam kota, luar kota, maupun dari luar negeri. Dari segi fasilitas, pada hotel rekreasi mengakomodasi fasilitas pelayanan, hiburan, relaksasi, contoh fasilitas tersebut yaitu
dapat berupa area spa and sauna, gym center, karaoke room, dan swimming pool. Area swimming pool dapat menjadi salah satu fasilitas utama karena dapat mengakomodasi
kegiatan berenang yang tidak dapat diakomodasi oleh sungai. Segi lainnya yang membedakan hotel rekreasi dengan hotel lainnya yaitu segi suasana, suasana dari hotel
berbeda dengan hotel umumnya, suasana pada hotel rekreasi umumnya mengekspresikan suasana alam yang berkaitan dengannya dan berusaha menyatu dengan alam sekitarnya.
Selain bangunan hotel, perancang juga memilih bangunan mall yang berfungsi sebagai area rekreasi, sebagai area perbelanjaan, pemilihan bangunan mall didasari dari analisa
aktivitas dan budaya setempat, berdasarkan analisa, site terletak pada daerah yang memiliki fasilitas perbelanjaan yang minim. Ditambah lagi daerah sekitar site terdapat
daerah perumahan dengan tingkat perekonomian menengah keatas. Sehingga dengan analisa tersebut pemilihan bangunan mall bertujuan untuk mengakomodasi fungsi yang
kurang pada daerah disekitarnya. Dari analisa tersebut menunjukan bahwa salah satu area yang paling penting terdapat dalam mall yaitu supermarket yang menyediakan kebutuhan
sehari-hari. Selain analisa mengenai penduduk disekitar site, di tinjau dari segi kawasan, site yang terletak pada kawasan perkantoran dan pusat pendidikan. Sehingga pada waktu
tertentu seperti jam siang atau jam istirahat, bangunan yang memiliki fasilitas makan- minum seperti café atau lounge juga sangat diperlukan untuk mengurangi stress yang
didapat saat bekerja maupun saat belajar.
Universitas Sumatera Utara
26
Gambar 3.1 Chilehaus
Sumber: www.skyscrapercity.com
Gambar 3.2 Sprinkenhof
Sumber: fotocommunity.de
Gambar 3.3 Ullsteinhaus
Sumber: www.imittelstand.de
Setelah mempertimbangkan
dua bangunan dari tujuh yang akan dibangun,
tahap selanjutnya yang perancang lakukan yaitu menentukan tema individual yang tepat, pada pemilihan tema tentu tidak lari dari konteks sungai sebagai tema utama yaitu tema
riverfront dan tema kedua urban lifestyle. penetapan tema individual ini pada nantinya akan diterapkan pada bangunan dan tapak yang akan dirancang. tema yang perancang
pilih yaitu “expression of the river flows”, dasar penentuan tema didapat dari gambaran
aliran atau flows dari sungai deli, penggambaran yang di dapat yaitu aliran sungai deli ketika mengalir melewati bebatuan sehingga membentuk aliran dalam bentuk riak-riakan
air. Ekspresi yang perancang gambarkan dalam aliran tersebut yaitu penggambaran air dan batu ketika sungai sedang mengalir, hal tersebut terlihat seperti suatu harmoni antara
suatu bentuk atau benda yang bersifat kasar dan dengan benda yang bersifat halus lembut. Penggambaran tersebut perancang terapkan dalam bentuk gaya arsitektur ekspresionist.
Gaya Arsitektur ekspresionis adalah gaya arsitektur yang mencerminkan gambaran hati,
Universitas Sumatera Utara
27
Gambar 3.4 Sidney Opera House
Sumber: www.panoramio.com pikiran perancang secara imaginasi, emosi kedalam bentuk karya seni. Dengan dalil atau
paham Art is an expression of human feeling dan Art is Expression of Impression. Gaya arsitektur ekspresionist merupakan gaya arsitektur terbentuk pada masa post
modern tepatnya terbentuk pada tahun 1905, gaya arsitektur ekspresionis dipolopori pembentukannya oleh Ernest Ludwig Kirchner yang merupakan seorang mahasiswa
arsitektur tetapi pada akhirnya lebih mengarah pada seni grafis. Gaya arsitektur ekspresionis mengandung nilai-nilai seperti menghargai kebebasan dalam bentuk dan
grafis, mengekpresikan bahasa emosi baik dalam bentuk, ruang, maupun material, dengan bentuk bangunan yang tidak monoton. Gaya arsitektur ekspresionis berdasarkan
penerapannya, dibagi menjadi tiga kelompok yaitu Arsitektur Ekspresionis bentuk dan material brick expressionist, Arsitektur Ekspresionis idealis simbolis anthropomorphic
sympathy, Arsitektur Ekspresionis idealis ruang. Arsitektur ekspresionis bentuk dan material lebih dikenal dengan brick expressionist dengan ciri bangunan penggambaran
pola-pola seni pada material bangunan, cara penyusunan pola material yang membentuk ruang yang disusun secara teratur. Contoh bangunannya yaitu Chilehaus, Sprinkenhof,
Ullsteinhaus.
Universitas Sumatera Utara
28
Arsitektur Ekspresionis idealis simbolis anthropomorphic sympathy memiliki perbedaan penerapan yaitu menggunakan sifat dari objek atau objek sebagai sumber ide,
dan mengekspresikannya secara simbolik tetapi tetap berpegang teguh pada tema. Penerapannya pada bangunan yaitu mengikuti penggambaran secara simbolik dari objek
yang digunakan sebagai sumber ide oleh sang perancang, arsitektur ekspresionis dibagi lagi berdasarkan analoginya yaitu tangible, in-tangible, dan hybrid. Analogi tangible
menggunakan penerapan tema pada bangunan secara utuh atau dengan kata lain bangunan dan objek yang berhubungan dengan bangunan dibuat persis menyerupai, sedangkan in-
tangible lebih kearah imaginasi sang perancang penggunaan objek sebagai ide lebih kearah simbol, nilai-nilai, sifat, dan konsep rancangan bangunan, sedanga hybrid
merupakan penggabungan dari analogi tangible dan in-tangible, sehingga sebagian bangunannya berupa konsep dan sebagai merupakan bentuk nyata objek yang
bersangkutan. Contoh arsitektur ekspresionis idealis simbolis yaitu The Sidney Opera House di Sidney, JFK International Airport di New York, Walt Disney Concert Hall di
Gambar 3.5 JFK Intertional Airport di New York
Sumber: airchive.com
Universitas Sumatera Utara
29
Los Angeles. Arsitektur Ekspresionis idealis ruang menggunakan penerapan gaya arsitektur ekspresionis pada feels rasa di bentuk dari ruangspace, rancangan yang
dihasilkan berasal dari ide ruang, seperti penggambaran suasana takut, tersesat diterapkan pada pembentukan suatu ruang gelap dan berkelok-kelok. Contoh Arsitektur Ekspresionis
idealis ruang yaitu Musem Tsunami Aceh yang dirancang oleh Arsitek M.Ridwan Kamil, ST. MUD. Dari beberapa jenis Arsitektur Ekspresionis tersebut konsep yang perancang
gunakan lebih mengarah pada Arsitektur Ekspresionis Idealis Simbolis, dengan analogi In-tangible, pengunaannya lebih perancang gunakan pada harmoni antara flow aliran
sungai deli ketika mengalir dan menghasilkan riak ketika bersapaan dengan batu, harmoni yang terbentuk dapat digambarkan dalam bentuk sifat lembut dan kasar, seperti pada
gaya arsitektur ekspresionis Idealis Simbolik, penerapan gaya arsitektur tersebut berasal dari sifat yang dihasilkan dari objek sebagai sumber ide, sedangkan analoginya,
menggunakan analogi in-tangible penggambaran atau penerapannya pada bangunan dihasilkan oleh imaginasi tidak sama persis dengan objek yang bersangkutan, penerapan
yang perancang gunakan bangunan yaitu seperti batu dibalut oleh air, maka bentukan kasar bangunan ditutupi oleh skin yang lembut yang tetapi penggambarannya dengan
imaginasi perancang.
Universitas Sumatera Utara
30
BAB IV KONSEP