Manusia, Lingkungan dan Bangunan

30

BAB IV KONSEP

4.1 Manusia, Lingkungan dan Bangunan

Dalam suatu proses perancangan, penerapan tema merupakan satu rangkaian yang dilakukan setelah proses penentuan tema, sebelumnya telah dibahas mengenai tema yang yang diambil serta gaya arsitektur yang berhubungan dengan tema perancang “Expression of the River Flows”. Penerapan tema pada bangunan tidak hanya mencakup Gambar 3.6 Interior Museum Tsunami Aceh Sumber: http:www.ferhatt.com Universitas Sumatera Utara 31 bentuk fisik bangunan apalagi pada penerapan tema bangunan dengan gaya arsitektur ekspresionis, penerapan tersebut juga dapat digambarkan atau diekspresikan pada manusia dan lingkungan. Manusia, lingkungan dan bangunan merupakan satu kajian yang penting dalam ilmu arsitektur, serta merupakan faktor utama yang harus diperhatian dalam merancang. Desain atau rancangan yang dianggap berhasil umum merupakan bangunan yang tanggap ketiga elemen tersebut. Penerapan tema yang berhubungan dengan tiga elemen tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk konsep rancangan. Konsep rancangan dapat berupa konsep rancangan tapak, konsep ruang terbuka hijau, konsep sirkulasi manusia dan kenderaan, konsep faktor keamanan dan keselamatan, konsep kulit tampak bangunan, konsep rencana dalam bangunan, konsep struktur, konsep ME dan konsep pasokan energi, konsep aspek keberlanjutan dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 32 Gambar 4.1.1 Konsep Desain Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 4.1.2 Konsep Tapak 1 Sumber: Dokumentasi pribadi Universitas Sumatera Utara 33 Pada konsep rancangan tapak umumnya terdiri elemen manusia dan lingkungan. Konsep tapak yang dirancang oleh perancang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu sirkulasi manusia dan tata hijau, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi servis. Pada sirkulasi manusia dan tata hijau perancang menggunakan sistem esplanade, penggambaran esplanade tersebut menggunakan kajian gaya arsitektur ekspresionis yaitu berupa ekspresi aliran sungai pada daerah tepian yang berbentuk berupa gelombang dan riak air. Ide tersebut didasari oleh penggambaran aliran sungai, dan merupakan elemen yang sering terdapat pada sungai. Penerapan ekspresi aliran tepian sungai tersebut digambarkan pada sistem sirkulasi pejalan kaki pada esplanade yang terletak ditepi sungai. Sistem sirkulasi tersebut digambarkan dalam bentuk gelombang transversal yang saling bertabrakan atau berbentuk spiral dan tidak beraturan. Area ruang kosong disekitar sirkulasi merupakan area hijau yang penggambarannya berupa riak air. Perbedaan area terbuka hijau dengan area sirkulasi yaitu dari segi material, pada area sirkulasi menggunakan material yang lebih rata permukaannya, sehingga penyadang cacat juga dapat melewati jalan tersebut, sedangkan pada area hijau menggunakan material tanah dan rumput dengan unsur pepohonan disekitarnya, tujuan dari pohon tersebut yaitu melindungi orang dari panas matahari dan dapat berteduh dibawahnya. Universitas Sumatera Utara 34 Gambar 4.1.4 Konsep Ruang Terbuka Tata Hijau Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 4.1.3 Konsep Tapak 2 Sumber: Dokumentasi pribadi Hal yang menghubungkan sirkulasi pejalan kaki dengan area tata hijau yaitu terdapat suatu jalan setapak, sebagai akses antara sirkulasi pejalan kaki dengan area hijau, fungsi dari jalan tersebut untuk membawa orang ke area duduk bagi orang yang ingin bersantai sambil menikmati view sungai dengan pepohonan rindang disekitarnya, sehingga di sekitar ruang terbuka hijau yang berhubungan dengan jalan setapak tersebut memiliki area duduk dengan kursi yang berbentuk gelombang air, sehingga feels yang dirasakan lebih menggambarkan ekspresi dengan riak air. Area esplanade sebagai konsep ruang terbuka hijau dan sirkulasi pejalan kaki pada site atau tapak tentu harus dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan, cara yang digunakan oleh perancang untuk menarik pengujung atau orang untuk melewati esplanade yaitu dengan penyediaan terminal kendaraan umum di depan site, terminal umum tersebut berbatasan langsung Universitas Sumatera Utara 35 Gambar 4.1.5 Konsep Rancangan Ruang Dalam Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 4.1.6 Konsep Kulit Bangunan Sumber: Dokumentasi pribadi dengan area esplanade sehingga pengunjung yang turun dari terminal langsung dapat menikmati area esplanade. Tujuan area esplanade selain sebagai area santai dan tata hijau juga sebagai transisi sebelum mencapai generator aktivitas yang terdapat pada bangunan yang berfungsi mall. Selain terdapat sirkulasi pejalan kaki dan ruang terbuka hijau esplanade juga terdapat sirkulasi kendaraan, akses antara sirkulasi kendaraan dibedakan dengan akses sirkulasi pejalan kaki, sehingga sirkulasi antara kendaraan dan pejalan kaki tidak saling terganggu. Pada sirkulasi kendaraan dibagi menjadi 2 akses yaitu akses mall dan akses hotel. Sirkulasi dengan tujuan mall menggambarkan dari ekspresi aliran sungai, dengan sirkulasi kendaraan sebagai aliran sungai tersebut. Pada akses hotel menggambarkan air yang dari batu sehingga pada akses hotel, drop off hotel terletak pada samping bangunan sebagai penggambaran aliran air disekitar batu. Penggambaran aliran sungai yang mengalir terus juga diekspresikan pada akses hotel yaitu berupa akses masuk dari jalan Guru Patimpus dan akses keluar pada jalan Tembakau Deli yang menggambarkan aliran kendaraan yang bergerak dan mengalir terus. Universitas Sumatera Utara 36 Pada gambaran elemen bangunan menggunakan ekspresi dari sifat riak air yang bertabrakan dengan batu, sifat yang perancang gambarkan yaitu berupa harmoni antara suatu sifat lembut dan kasar, harmoni tersebut didasari dari bentuk batu dan air, bentuk batu digambarkan sebagai bentuk yang kuat, kasar, kokoh sedangkan bentuk air bersifat lembut, tenang, mengikuti wadahnya. Gambaran konsep aliran air ini dapat digambarkan dari bentuk dan skin bangunan. Pada gambaran bentuk bangunan diambil dari bentuk dua batu yang saling berdekatan, bentuk lingkaran merupakan bentuk dasar batu pada umumnya, sehingga layout dasar bangunan berupa dua buah bangunan berbentuk lingkaran yang saling terhubung. Bentuk bangunan menggunakan material kasar sehingga semakin menunjukkan unsur batu yang sifatnya lebih kasar dan kaku. Harmoni antara batu dan air terlihat pada bentuk fasad bangunan, yaitu ekspresi dari air yang membungkus batu. Pada bangunan terdapat skin yang menggambarkan sifat air dan membungkus bangunan sebagai simbol dari harmoni dari dua sifat tersebut. Skin bangunan menggambarkan riak air ketika bertabrakan dengan batu, yang berbentuk mengikuti bentuk wadahnya yaitu bangunan. Pada skin bangunan di gambarkan aliran dari air yang tidak beraturan dan bergelombang dan membungkus tower bangunan, selain itu terdapat lubang pada skin yang menggambarkan ekspresi simbol dari gelembung udara saat terjadi riak air. Bentuk skin terbentuk dari ground hingga menjulang pada tower dimaksudkan sebagai ekspresi dari air ketika mulai menabrak batu, dari gambaran tenang hingga menimbulkan riak ketika bertubruk dengan batu. Selain itu bentuk skin dari rendah dari tapak juga bertujuan untuk menghargai sungai yang berada diseberangnya. Selain dari tiga elemen, manusia, lingkungan dan bangunan, hal lain yang terdapat pada bangunan yang perlu diperhatikan yaitu struktur, fungsional dan estetika. Unsur estetika telah diterapkan dari hubungan gaya arsitektur dengan penerapan tema pada bangunan dan lingkungan, sedangkan dari segi fungsional umumnya diterapkan Universitas Sumatera Utara 37 pada rancangan ruang dalam bangunan. Pada struktur bangunan hal yang perlu diperhatikan adalah kekuatan bangunan dan struktur bangunan yang digunakan sehingga tidak mengganggu ruang dalam bangunan. Struktur bangunan yang perancang gunakan yaitu struktur rigid frame dan core dengan material baja komposit, dan skin yang menggunakan material GRC yang disambungkan dengan besi canal C pada kolom bangunan serta kubah berupa struktur cangkang atau shell dan merupakan penutup pada ruang ballroom.

4.2 Konsep Lainnya