ANALISIS TAPAK Expressions of The River Flows

11

BAB II ANALISIS TAPAK

Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang membedakan pembelajaran kami sebagai Mahasiswa Arsitektur berbeda dengan Mahasiswa Fakultas lainnya. Konsultan Ahli kami mengatakan metoda ini sebagai “Metoda Tulang Ikan”. Pada kegiatan Analisa, Dosen Pembimbing kami membagi bangunan yang kami rancang menjadi beberapa bangunan dan proses analisa menjadi suatu kegiatan individual tetapi ada juga bagian analisa yang masih dalam kelompok, analisa secara individual ditinjau sesuai buku analisis tapak, sedangkan analisa kelompok yaitu analisa dari jurnal mingguan, secara individual bangunan yang perancang rancang yaitu bangunan Hotel dan Mall yang memiliki tujuan utama sebagai area rekreasi. Karena letak site yang strategis dengan batas utara berupa ruko komersil, batas timur Podomoro Deli Grand City, Batas Selatan berupa perumahan kelas menengah keatas, batas barat berupa sungai deli. Ditinjau dari letak site, maka site memiliki potensi sebagai area komersial, sehingga bangunan seperti hotel dan mall memiliki prospek yang bagus. Terutama pada hotel yang difungsikan sebagai hotel rekreasi dengan view kearah sungai. Ditinjau dari segi view, bangunan pada site memiliki nilai view yang positif, baik view kedalam atau kearah luar site Universitas Sumatera Utara 12 Gambar 2.2 Analisa View Kearah Tapak Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 2.3 Analisa Lingkungan Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 2.4 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 2.1 Analisa View dari Tapak Sumber: Dokumentasi pribadi Universitas Sumatera Utara 13 Gambar 2.5 Contoh Esplanade Di Boston Sumber : yogainthesky.com Gambar 2.6 Keadaan Disekitar Site Sumber: Dokumentasi pribadi Selain sebagai bangunan hotel dan mall, site juga memiliki potensi lain, menurut opini perancang, letak site yang berada disekitar sungai memiliki potensi yang sangat besar sebagai area rekreasi yaitu esplanade, pengertian esplanade yaitu area pada tepian sungai yang berfungsi sebagai area sirkulasi penjalan kaki dengan sungai sebagai view utamanya. Dilihat dari segi view dan letak site yang berbatasan sejajar dengan sungai, berjalan disamping atau tepian sungai secara psikologi tidak membuat seseorang mudah menjadi bosan karena dengan pemandangannya berupa aliran sungai yang tenang dan ditambah dengan pepohonan yang terletak diseberang sungai. Selain itu view kearah sungai memberikan efek menenangkan pikiran dengan pemandangan aliran sungai yang tenang, ditambah lagi dengan vegetasi yang sejajar pada tepian sungai ikut serta memberikan kenyamanan dengan memayungi orang yang berjalan dibawahnya, sehingga orang-orang yang berjalan dibawahnya tidak merasa kepanasan tetapi merasakan Universitas Sumatera Utara 14 Gambar 2.7 Analisa Sirkulasi Kenderaan Sumber: Dokumentasi pribadi kesegaran dan kerindangan dari pepohonan tersebut. Fungsi lain vegetasi yaitu dapat sebagai pembatas antara sirkulasi kendaraan dengan manusia, sehingga orang yang berjalan tidak merasa terganggu dan dapat berjalan dengan tenang sambil menikmati suasana yang terdapat pada esplanade, ditambah lagi jika disesuaikan dengan peraturan RTRW kota Medan area sempadan sungai yaitu 15 m merupakan area bebas dari fisik bangunan, sehingga area seperti esplanade dapat memenuhi kriteria dari peraturan RTRW tersebut. Selain dari sirkulasi pejalan kaki, sebagai area komersial sirkulasi kendaraan juga merupakan salah satu faktor yang penting untuk dianalisa, dari data yang dikumpulkan jalan Guru Patimpus merupakan jalan arteri dan terletak didepan site memiliki intensitas kendaraan yang padat. Universitas Sumatera Utara 15 Gambar 2.8 Keadaan Disekitar Site Sumber dokumentasi pribadi Menurut opini perancang site memiliki potensi yang positif dan negatif, potensi positif yang didapat yaitu dengan kepadatan yang tinggi dan ditambah dengan fungsi site sebagai area komersil, tentu akan banyak menarik pengunjung untuk datang mengunjungi bangunan seperti mall pada site terutama pada waktu tertentu, hal ini tentu merupakan prospek yang bagus bagi site. Akan tetapi dibalik dari potensi yang positif tersebut juga terdapat potensi yang negatif yaitu dengan kepadatan tersebut ditambah dengan bangunan komersil baru tentu maka akan menambah kepadatan kendaraan pada jalan arteri tersebut, sehingga perlu suatu sumbangan dari site kepada kota untuk mengurangi dampak tersebut, sumbangan kepada kota dapat berupa pelebaran jalan Guru Patimpus menjorok kedalam site, atau dapat membuka suatu akses keluar baru pada daerah dibelakang site sehingga gangguan atau kemacetan pada jalan Guru Patimpus dapat diminimalisir. Universitas Sumatera Utara 16 Gambar 2.9 vegetasi disekitar site Sumber dokumentasi pribadi Selain analisa sirkulasi dari data yang ada, masih banyak lagi analisa yang perlu perancang tinjau, seperti analisa lingkungan yang membahas mengenai keadaan sekitar site seperti site terletak pada area komersial, berbatasan dengan jalan arteri dan sungai sehingga site memiliki potensi sebagai area komersil, area rekreasi, dll. Universitas Sumatera Utara 17 Gambar 2.10 Analisa Vegetasi Sumber: Dokumentasi pribadi Universitas Sumatera Utara 18 Gambar 2.11 Analisa Drainase Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 2.12 Analisa GSB Sumber: Dokumentasi pribadi Analisa drainase membahas mengenai kondisi kontur dan pengaruhnya terhadap letak bangunan, hasil yang didapat yaitu bangunan harus dibangun menjauhi sungai untuk menghindari masalah drainase, dan letak yang berjauhan tersebut dapat mempermudah sistem drainase dan mencegah genangan air saat hujan karena perbedaan ketinggian kontur. Pada analisa GSB menceritakan potensi daerah-daerah dalam batasan GSB, potensi tersebut yaitu area GSB dapat di jadikan sebagai area parkir, area taman, daerah sumbangan kepada kota, dan area esplanade. Pada analisa vegetasi menceritakan letak vegetasi yang memiliki faktor positif bagi site, seperti jajaran pohon pada site memberikan dorongan atau tekanan penglihatan kearah bangunan dan pada sisi lainnya memberikan tekanan view atau pandangan pejalan kaki kearah sungai serta membagi antara akses sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan. Pada analisa view terbagi atas 2 bagian yaitu view ke tapak dan view dari tapak, view ke tapak menggambarkan perhatian orang ketika melewati suatu kawasan tertemtu dan penilaian pandangannya terhadap site dan bangunan, dan hasil yang didapat yaitu bangunan diposisikan menghadap kearah jalan Guru Patimpus karena pusat view berada pada jalan Guru Patimpus serta bangunan diletakkan menjauhi jalan agar bangunan dapat mempermudah Universitas Sumatera Utara 19 Gambar 2.14 Analisa Keistemewaan Buatan Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 2.13 Analisa Kebisingan Sumber: Dokumentasi pribadi view orang ketika melihat kearah bangunan secara keseluruhan. Sedangkan view dari tapak juga memberikan respon yang positif terutama pada arah utara, timur dan selatan sedangkan pada arah barat memiliki view negatif yaitu berupa pemakaman sehingga diperlukan buffer view berupa vegetasi pepohonan atau semak pada sekitar perkuburan tersebut. Pada analisa kebisingan membahas sumber kebisingan pada site, bangunan diletakkan berjauhan dari jalan Guru Patimpus dimana merupakan sumber kebisingan utama pada sekitar site. Sumber kebisingan yang lain terletak pada jalan Sei Deli, tetapi karena letaknya yang cukup jauh dari site serta terdapat vegetasi di sekitar site, kebisingan dari jalan Sei Deli dapat dikatakan telah dibuffer secara alami. Analisa keistimewaan buatan menceritakan faktor buatan disekitar site seperti disekitar site, pada Universitas Sumatera Utara 20 area sekitar site terdapat area pendidikan yaitu IBBI dan sekolah negeri sehingga pada waktu tertentu seperti waktu istirahat dapat menarik pengunjung sehingga memungkinkan untuk menambah pemasukan ekonomi pada bangunan. Analisa matahari dan iklim menggambarkan tata letak bukaan pada bangunan untuk menghindari panas yang berlebih masuk kedalam bangunan akan tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan material double glazing glass. Pada analisa arah angin, berdasarkan BMKG, arah angin berhembus dari timur-laut - barat-daya dan sebaliknya sehingga mempengaruhi sistem pengudaraan pada bangunan dan memiliki kesinambungan hubungannya dengan aspek keberlanjutan terutama mengenai penggunaan energi. Universitas Sumatera Utara 21 Gambar 2.17 Analisa Manusia Budaya Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 2.15 Analisa Matahari Angin Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 2.16 Analisa Curah Hujan Sumber: Dokumentasi pribadi Pada Analisa curah hujan menceritakan konfigurasi bangunan dan tata letak bangunan untuk mempermudah drainase, dari hasil yang didapat yaitu bangunan harus menghindari konfigurasi yang membentuk huruf L karena konfigurasi tersebut dari mengumpulkan air ketika hujan turun. Universitas Sumatera Utara 22 Pada Analisa manusia dan budaya menggambarkan aktivitas manusia, gaya hidup dan kebutuhan manusia disekitar site, dan hasil yang didapat yaitu bangunan seperti mall dan supermarket memiliki prospek yang positif sebab dapat memenuhi kebutuhan pada daerah sekitar site. Ada juga analisa yang merupakan tugas bersama yaitu faktor organisasi stakeholders mengenai struktur organisasi stakeholder dan pembagian tugas dan jabatan masing-masing stakeholder untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien. Sistem struktur dan konstruksi membahas struktur bangunan terhadap daya lateral dengan struktur rigid frame dan penggunaan dinding geser dan portal, bagaimana material yang terdapat pada sistem bangunan tinggi serta membahas mengenai kelebihan maupun kekurangan dari masing-masing material. Sistem mekanikal dan elektrikal menceritakan sistem ME yang sering digunakan pada suatu bangunan tinggi seperti sistem AC atau sistem tata udara, sistem pemadam kebakaran atau fire fighting, sistem plumbing, sistem penangkal petir, sistem network telepon, sistem transportasi vertikal, sistem elektrikal. Sistem kulit bangunan mengenai material yang baik digunakan sebagai kulit bangunan seperti penggunaan double glazing glass, vertical garden, material berwarna cerah sebagai insulasi panas, material atap yang memiliki nilai insulasi panas, dan material yang memiliki nilai embodied energi yang rendah. Faktor kenyamanan termal, penerangan dan akustik yaitu mengenai pencahayaan buatan dan alami pada bangunan, faktor penentu kenyamanan termal seperti suhu udara, gerakan fluida, kelembaban, suhu pancaran matahari dan pengendalian bunyi pada ruang, cara mengendalikan bunyi baik untuk minimalisir bunyi maupun memperkuat bunyi pada ruang. Aspek keberlanjutan yang harus dipenuhi pada suatu bangunan yaitu aspek lingkungan, ekonomi dan sosial untuk menghasilkan suatu bangunan yang ramah terhadap lingkungan sekitar. Faktor kepatuhan hukum mengenai RTRW kota Medan dan hubungannya dengan sungai seperti pada Bab 1 pasal 1 ayat 18 mengenai sempadan sungai, dll. Universitas Sumatera Utara 23

BAB III KESAN SUATU EKSPRESI