75
Gambar 7.1 Konsep Fisika Mengenai Perbedaan Gelap Terang
Sumber: Dokumentasi pribadi
BAB VII DUA DIMENSI YANG BERBEDA
Setelah melewati tahap preview 1 dimana perancang diuji, dikritik, diberikan masukan dan saran oleh konsultan ahli dan dosen penguji, tahap selanjutnya yaitu tahap
pengembangan rancangan dimana rancangan skematik yang dirancang oleh perancangan diterjemahkan kedalam bentuk rancangan yang lebih dalam dan mendetail. Saran, kritik
dan masukan yang perancang dapatkan pada masa preview 1, perancang terima dan renungkan kemudian perancang diskusikan kembali dengan dosen pembimbing dan
konsultan ahli. Pada tahap preview sebelumnya perancang mendapatkan kritikan mengenai view yang terhalangi oleh skin bangunan yang menunjukan elemen air dari
konsep bangunan yang perancang gunakan, setelah melakukan tahap asistensi dengan konsultan ahli yang sering membimbing perancang selama tahap merancang, konsultan
ahli menjelaskan beberapa pengetahuan pemahaman fisika umum pada perancang mengenaikan konsep yang sering digunakan pada baliho mobil yang dimana jika baliho
tersebut dilihat dari luar berbeda dengan yang dilihat dari dalam.
Universitas Sumatera Utara
76
Baliho pada mobil jika dilihat dari luar yang terlihat padat dan pengamat dari luar hanya dapat melihat promosi oleh pemilik mobil, dan bagaimana dengan pengamat yang
berada didalam mobil, ternyata hasil yang berbeda yaitu pengamat dari dalam mobil dapat melihat keluar atau melihat tembus pandang melewati baliho tersebut. Ternyata jika
dilihat dari dekat baliho tersebut menggunakan sticker yang berbeda pada umumnya, dimana sistem yang digunakan baliho tersebut yaitu menggunakan lubang kecil yang
jumlahnya sangat banyak dan padat, sehingga pengamat yang berada didalam mobil dapat tetap melihat kearah luar. Penggunaan baliho dengan sticker yang berlubang tersebut
menggunakan konsep fisika umum dimana secara optikal mata manusia dapat melihat jika adanya pantulan cahaya yang masuk kedalam mata manusia. Sehingga dimana sistem
yang digunakan baliho tersebut menggunakan sistem perbedaan cahaya yang dipantulkan. Jika dibayangkan dengan seksama baliho tersebut menjadi pemisahan antara suatu area
atau ruang yang gelap dengan ruang terang, dimana ruang gelap yang perancang maksud yaitu area didalam mobil sedangkan area terang yaitu area luar. Mata manusia selalu
memerlukan cahaya untuk melihat, sehingga ketika pengamat didalam mobil berada pada posisi yang lebih gelap dapat melihat kearah luar melalui lubang kecil pada baliho
tersebut, sedangkan pengamat yang berada pada luar mobil didapat melewati baliho tersebut karena area luar telah lebih terang dari pada ruang dalam mobil.
Penjelasan yang lebih jelas dapat dijelaskan melalui contoh kacamata yang berwarna gelap, dimana jika pengamat ketika melihat seseorang yang sedang
mengenakan kacamata, yang terlihat hanyalah pantulan dari area luar, sehingga pengamat tidak dapat melihat mata sangat pemakai kacamata, hal tersebut juga dikarenakan adanya
perbedaan antara gelap dan terang antara dua ruang yang berbeda, berbeda dengan pengguna kacamata tersebut, sang pengguna kacamata tetap dapat melihat area
Universitas Sumatera Utara
77
disekelilingnya. Penjelasan lain yaitu penggunaan material kaca yang berwarna gelap pada jendela rumah, pada siang hari, umumnya orang yang berasal dari luar akan sulit
untuk melihat kedalam rumah, tetapi malah kaca gelap tersebut memantulkan sebagian cahaya yang ada, sehingga terkesan seperti cermin, tetapi bagaimana jika pada malam
hari, ketika malam hari umumnya pemilik rumah akan menghidupkan lampu dalam rumah, sehingga orang luar dapat melihat masuk, hal tersebut terjadi karena perbedaan
antara ruang gelap dan terang. Setelah mendapat penjelasan oleh konsultan ahli mengenai fisika umum
mengenai cahaya tersebut. Konsultan ahli juga menjelaskan bagaimana penerapannya pada bangunan yaitu dengan penggunakan lubang kecil pada bangunan. Dengan
menggunakan lubang kecil yang berjumlah banyak pada skin akan menghasilkan suatu konsep yang menyerupai teori dari fisika umum tersebut. Dimana penghuni yang berada
pada kamar berada pada area yang yang lebih gelap dibandingkan dengan area disekitarnya, sehingga penghuni yang berada pada ruang kamar dapat melihat area luar
sedangkan penglihatan pengamat yang berasal dari luar terkesan skin yang melengkat pada bangunan berupa material padat atau solid. Masukan lain yang perlu diperhatikan
oleh perancang yaitu jumlah lift, setelah tahap preview 1 perancang kembali mengkaji ulang jumlah lift yang diperlukan sehingga didapat jumlah lift yaitu berjumlah empat.
Selain melakukan asistensi atau pengarahan dari konsultan ahli, perancang juga melakukan asistensi dengan dosen pembimbing. Pada proses asistensi dengan dosen
pembimbing, perancang mendapatkan pengarahan mengenai permasalahan struktur bangunan dan skin bangunan serta konsep mekanikal elektrikal pada bangunan.
Universitas Sumatera Utara
78
Gambar 7.2 Potongan Bangunan
Sumber: Dokumentasi pribadi
Universitas Sumatera Utara
79
Gambar 7.3 Potongan Prinsip
Sumber: Dokumentasi pribadi Pada tahap pengembangan rancangan ini, struktur sebelumnya yang perancang
gunakan pada skin yaitu menggunakan material grc dengan pengikat berupa hubungan antara baja kanal yang disambung pada balok bangunan, sambungan baja kanal ini
menggunakan plat dan siku untuk menghubungkan gaya tekan tarik dari gaya yang diterima oleh baja kanal, untuk menahan gaya tarik diperlukan angkur yang akan
disambungkan pada kolom, diperlukan plat yang lebih tebal untuk menahan gaya tekan sehingga balok tidak pecah ketika menahan tekan tersebut. Permasalah struktur juga
terdapat pada penutup atap yang berupa struktur shell atau cangkang dengan menggunakan material beton bertulang dengan ketebalan 20 cm, ketebalan tersebut
didapat berdasarkan perbandingan ketebalan cangkang dan jangkauan bentang yang dapat ditahan oleh sistem stuktur shell atau cangkang. Tetapi pada sistem cangkang pada proses
asistensi dinyatakan masih terdapat kekurangan yaitu diperlukan balok ikat dan kolom disekeliling dari struktur cangkang tersebut. Penggunakan balok ikat tersebut diperlukan
Universitas Sumatera Utara
80
pada struktur cangkang untuk menahan agar cangkang pada bangunan perancang mempertahankan bentuk geometrinya yang bersifat bebas tersebut. Balok ikat tersebut
ditujukan untuk mengikat penutup cangkang bangunan, sedangkan pada kolom diperlukan untuk menyalurkan beban gaya yang ditahan oleh struktur cangkang dan
beban dari penutup itu sendiri. Sehingga pada bagian depan bangunan mall yang menggunakan struktur kantilever dibutuhkan suatu kolom penahan untuk menahan beban
dari struktur shell, tetapi agar kolom tersebut tidak mengganggu entrance dari mall, maka pada balok lantai 2 menggunakan struktur kantilever tetapi dibantu dengan balok siku
untuk menyalurkan beban dari kolom tersebut atau pengalihan beban atau gaya kekolom disekitarnya. Permasalahan struktur lain juga terdapat pada sambungan skin juga terdapat
pada skin yang berada disekitar ground, yaitu ternyata sistem struktur yang perancang gunakan pada masa rancangan skematik kurang dapat menahan beban angin sehingga
menyebabkan kurangnya kekakuan pada skin tersebut, sehingga dosen pembimbing yang membimbing perancangan memberi saran untuk menggunakan balok angin disetiap
hubungan antara baja pengikat skin, selain itu juga diperlukan struktur trust frame untuk mengakukan hubungan antar tiap baja. Sehingga pada hasilnya, jika dilihat dari segi
struktur penahan skin pada bagian bawah bangunan struktur tersebut memerlukan balok tersendiri yang kemudian terdapat jari-jari berupa baja chs yang disambungkan kearah
skin. Dengan penahan angin yang terdapat disekitar baja chs tersebut.
Universitas Sumatera Utara
81
Gambar 7.4 Detail - Detail
Sumber: Dokumentasi pribadi
Universitas Sumatera Utara
82
Gambar 8.1
Konsep Air Bersih Sumber: Dokumentasi pribadi
BAB VIII FINAL