Zona Transisi DESAIN SKEMATIK

64 Gambar 5.3.3 Suasana Kamar Hunian Sumber: Dokumentasi pribadi

5.4 Zona Transisi

Penerapan konsep air dan batu pada bangunan tidak hanya diterapkan pada entrance mall dan hotel, tetapi juga pada entrance dari ballroom. Area ballroom merupakan fasilitas yang disediakan oleh hotel bintang 5 yang juga dapat digunakan oleh publik dengan skala yang besar, area ballroom umumnya merupakan ruang serba guna untuk pengguna yang ingin melakukan suatu acara atau kegiatan dengan intensitas pengguna yang tinggi. Sehingga dari intensitas pengguna yang tinggi tersebut diperlukan akses dengan entrance terpisah dari entrance hotel, agar tidak mengganggu penghuni dari hotel. Fasilitas ballroom merupakan fasilitas dari hotel sehingga dari segi pembagian zona yang telah dibahas pada draf sebelumnya, area ballroom berada pada lantai 3 atau lantai tertinggi dari area podium, sebagai zona transisi dari area hotel dan mall yang dimana zona transisi tersebut sebagai area yang bisa digunakan oleh penghuni hotel dan publik, atau bersifat semi publik. Universitas Sumatera Utara 65 Keuntungan dari letak fasilitas ballroom pada lantai teratas podium yaitu area ballroom memiliki view yang baik, serta karena bentuk atap yang perancang rancang berupa cangkang sehingga memungkinkan terdapat mezzanine yang dapat difungsikan sebagai area vip atau area service seperti area lighting dari fasilitas ballroom. Dari segi zona, fasilitas ballroom berada pada lantai 3 dan memiliki entrance tersendiri sehingga memberikan kesan area ballroom ini terpisah dari area mall, sehingga pengguna ballroom tidak terganggu oleh pengunjung mall tetapi masih tetap terhubung dengan area hotel, sehingga penghuni hotel yang datang untuk merayakan acara pada area ballroom juga memiliki akses menuju kearea ballroom. Pada posisi ballroom yang berada pada lantai 3 juga memiliki suatu kekurangan yaitu pencapaian pengunjung menjadi cukup jauh, tetapi untuk mengatasi masalah pencapaian tersebut, perancang merancang area foyer ballroom terdapat lift yang dapat dijadikan akses untuk mencapai area prefunction hall pada ballroom atau area penerima tamu. Selain itu juga terdapat tangga yang dapat digunakan sebagai pengganti dari lift untuk mencapai area prefunction hall. Penggunaan tangga juga bertujuan untuk menghadapi bahaya ketika terjadi kebakaran, sehingga ketika lift tidak dapat digunakan, tangga dapat berfungsi sebagai media pertolongan dari bahaya kebakaran tersebut. Tangga selain dari tangga tesebut juga masih terdapat masih terdapat suatu tangga kebakaran sehingga jika api yang menyala berada pada foyer ballroom, pengguna fasilitas dari ballroom masih dapat menggunakan tangga kebakaran yang berada berdekatan dengan area foyer ballroom tersebut. Area foyer lobby terdapat suatu void dari lantai ground hingga lantai 2 sehingga memberikan kesan lux pada area foyer tersebut. Universitas Sumatera Utara 66 Gambar 5.4.1 Layout Lantai 3 Sumber: Dokumentasi pribadi Universitas Sumatera Utara 67 Fasilitas area ballroom memiliki fungsi sebagai area serba guna sehingga memerlukan suatu sistem struktur bentang lebar agar tidak terdapat kolom pada pertengahan area ballroom, sehingga dari itu perancang menggunakan struktur cangkang sebagai penutup atap pada area ballroom, sehingga penyaluran beban dari atap berada pada sisi balok terluar dari lantai 3. Keuntungan dari penggunaan sistem struktur cangkang ini terdapat pada bentangannya, dengan bentangan yang luas tetapi hanya memerlukan ketebalan yang tipis sehingga struktur cangkang ini memiliki beban yang lebih ringan untuk ditahan oleh struktur bangunan. Selain itu keuntungan lain penggunaan struktur cangkang ini juga terdapat segi bentuknya, yaitu struktur cangkang dari memiliki bentuk yang bebas, sehingga sesuai dengan konsep pada air yang menutupi batu ketika mengalir melewati batu pada bangunan. Bentuk air yang bebas dan fleksibel dapat direalisasikan dengan penggunaan struktur cangkang tersebut. Membahas mengenai sistem struktur cangkang pada bangunan yang menggunakan konsep ekspresi dari air dan batu. Pada desain skematik bangunan yang didesain oleh perancang penggunaan skin sebagai penggambaran air dan bangunan sebagai penggambaran dari batu, sebelumnya menggunakan secondary skin dengan penggunaan material wiremesh, sehingga tidak mengurangi view dari kamar hotel, material wiremesh merupakan material seperti kawat yang berupa jaring-jaring yang rapat sehingga jika dilihat dari jauh jaring-jaring tersebut terlihat seolah-olah padat sehingga dapat terkesan secondary skin pada bangunan terlihat padat, tetapi jika dilihat dari kamar hotel, secondary skin tersebut masih dapat menerawang view disekitar bangunan, sehingga pengguna bangunan masih memiliki view terhadap area sekitar, agar lebih menyerupai penggambaran dari riak air, maka penggunaan wiremesh sebagai secondary skin bangunan dicat dengan warna putih seperti riak air yang berwarna putih. Selain memiliki kelebihan dari segi view, penggunaan material wiremesh sebagai secondary Universitas Sumatera Utara 68 Gambar 5.4.2 Tampak Samping Sumber: archiexpo.com skin bngunan juga memiliki keuntungan yaitu, sebagai secondary skin material wiremesh memiliki berat yang cukup ringan sehingga tidak memerlukan struktur yang besar untuk menahan beban dari material wiremesh tersebut. Akan tetapi setelah melakukan asistensi dengan konsultan ahli, ternyata penggunaan material wiremesh sebagai secondary skin memiliki beberapa kekurangan seperti material wiremesh ini dikarenakan berupa jaring- jaring atau net dapat mengganggu makhluk yang menggunakan sensor ultrasonik sebagai penunjuk arah ketika terbang yaitu kelelawar, dikarenakan kelelawar memiliki pandangan yang rabun sehingga menggunakan pantulan suara ultrasonik sebagai penunjuk arahnya, material wiremesh ini dapat membuat kelelawar sukar menemukan jalan keluar ketika terbang melalui dari secondary skin berupa wiremesh ini sehingga penggunaan material wiremesh ini akan menjadi suatu kekurangan yang tidak dapat dielakkan. Universitas Sumatera Utara 69 Gambar 5.4.3 Tampak Depan Sumber: archiexpo.com Selain melakukan asistensi dengan konsultasi ahli, perancang juga tidak melakukan asistensi dengan dosen pembimbing mengenai penggunaan material wiremesh ini sebagai penutup bangunan. Ketika melakukan asistensi teryata penggunaan material ini juga terdapat kekurangan lain yaitu sebagai hotel yang berbintang 5 penggunaan material seperti wiremesh ini tidak memberikan kesan istimewa pada hotel bintang 5. Sehingga dari hasil asistensi dengan dosen pembimbing, beliau menyarankan menggunakan material skin berupa papan grc. Grc adalah material papan yang terbuat dari campuran antara semen dan pasir agregat halus yang diperkuat dengan serat kaca glassfibre. Secara umum grc terbagi atas dua macam yaitu grc panel produksi pabrikan dan grc cetak. Grc panel produksi pabrikan umumnya berupa lembaran dengan ukuran 120 x 240 cm yang dicetak secara massal oleh pabrik sedangkan grc cetak merupakan bisa dibentuk secara bebas sesuai dengan desain perancang. Jika disesuaikan dengan desain skin yang perancang rancang maka jenis grc yang dipakai oleh perancang adalah jenis grc cetak. Universitas Sumatera Utara 70 Gambar 5.4.4 Material Wire-Mesh Sumber: archiexpo.com Gambar 5.4.5 Material GRC Sumber: sinotechgroup-alibaba.com Universitas Sumatera Utara 71

BAB VI POLA “OVERCASTING”