81
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
4. Manusa Yajña
Manusa Yajña adalah pengorbanan untuk manusia, terutama bagi mereka yang memerlukan bantuan. Umpamanya ada musibah
banjir dan tanah longsor. Banyak pengungsi yang hidup menderita. Dalam situasi begini, umat Hindu diwajibkan untuk melakukan
Manusa Yajña dengan cara memberikan sumbangan makanan, pakaian layak pakai, dan sebagainya. Bila perlu terlibat langsung
untuk menjadi relawan yang membantu secara sukarela. Dengan demikian, memahami Manusa Yajña tidak hanya sebatas melakukan
serentetan prosesi keagamaan, melainkan juga kegiatan kemanusiaan seperti donor darah dan membantu orang miskin juga termasuk
Manusa Yajña.
Namun, Manusa Yajña dalam bentuk ritual keagamaan juga penting untuk dilaksanakan. Karena sekecil apapun sebuah Yajña
dilakukan, dampaknya sangat luas dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Umpamanya, kalau kita melaksanakan upacara
potong gigi, maka semuanya ikut terlibat dan kena dampak. Untuk upacara Manusa Yajña, agama Hindu mengajarkan agar
dilakukan dari sejak dalam kandungan seorang ibu. Tujuan pelaksanaan manusa Yajña adalah untuk membayar leluhur Pitra Rna yang telah
membantu kita disaat membutuhka pertolongan.
5. Bhuta Yajña
Bhuta Yajña adalah korban suci yang tulus ikhlas tanpa pamrih kepada makhluk bawahan para bhuta, termasuk para bhuta sekala
maupun niskala yang ada di sekitar kita. Para bhuta ini cenderung menjadi kekuatan yang tidak baik, suka mengganggu. Tujuan
pelaksanaan bhuta Yajña adalah untuk membayar hutang yang kita memiliki kepada para bhuta seperti alam semesta, makhluk hidup,
yang merupakan ciptaan Sang Hyang Widhi. Jadi bhuta Yajña yang kita laksanakan untuk membayar hutang kepada Sang Hyang Widhi
Dewa Rna.
D. Bentuk Pelaksanaan Yajña
Dalam berbagai bentuk Yajña dan nilai-nilai simbolisnya ditemukan dalam Bhagawadgita Bab IV pasal 23 sampai 30 di mana disimpulkan
bahwa pengorbanan adalah tiap-tiap usaha yang berakibat mengurangi rasa keakuan dan mengurangi nafsu rendah semata-mata untuk
mewujudkan bhakti kepada Hyang Widhi.
Oleh karena itu maka bentuk Yajña dapat digolongkan kedalam empat besar, yaitu: Widhi Yajña, Druwya Yajña, Jnana Yajña, dan
Tapa Yajña.
1. Widhi Yajña
Widhi Yajña adalah bentuk Yajña yang diadakan dengan berlatar belakang pada kehidupan manusia yang mempunyai “hutang-
hutang” atau Rnam. Rnam itu ada tiga, yaitu Dewa Rnam, Rsi Rnam, dan Pitra Rnam.
82
Kelas VII SMP
Dewa Rnam adalah hutang manusia kepada Hyang Widhi, karena berkat anugrah-Nya atman atau roh dapat ber-reinkarnasi
menjadi manusia; Rsi Rnam adalah hutang manusia kepada para Maha-Rsi yang telah menyebarkan ajaran Veda sebagai pangkal
ilmu pengetahuan sehingga manusia mempunyai kemampuan meningkatkan kualitas kehidupannya; Pitra Rnam adalah hutang
manusia kepada leluhur sebagai yang mengembangkan keturunan. Manusia yang berbudi hendaknya menyadari adanya Tri Rnam ini
serta melakukan Yajña sebagaimana disebutkan dalam Manawa Dharmasastra Buku ke-IV Atha Caturtho Dhayah pasal 21:
Rsi yajnam devayadnam bhuta yajnam ca sarvada, nryajnam pitryajnam ca yathacakti na hapayet
“Hendaknya janganlah sampai lupa, jika mampu melaksanakan Yajña untuk para Rsi, para Dewa, kepada unsur-unsur alam Bhuta,
kepada sesama manusia dan kepada para leluhur.” Ajaran ini berkembang di Nusantara sebagai “Panca Yajña” dengan
urutan: Dewa Yajña, Rsi Yajña, Pitra Yajña, Manusa Yajña, dan Bhuta Yajña.
Tri Rnam “dibayar” dengan Panca Yajña, sebab ada Yajña-Yajña yang bermakna atau bertujuan sama dalam kaitan Rnam, yaitu:
Dewa Yajña dan Bhuta Yajña ada dalam kaitan Dewa Rnam; Pitra Yajña dan Manusa Yajña ada dalam kaitan Pitra Rnam, dan Rsi
Yajña khusus untuk Rsi Rnam.
2. Druwya Yajña
Druwya Yajña adalah pengorbanan dalam bentuk materi yang diberikan kepada seseorang yang membutuhkan. Dalam keseharian
Druwya Yajña ini dikenal dengan kegiatan me-Dana Punia. Dana Punia yang dilakukan tanpa mengharap balas jasa itulah yang
utama sebagaimana disebutkan dalam Bhagawadgita XVII pasal 20: Datavyam iti yad danam, diyate nupakarine, dese kale ca patre ca,
tad danam sattvikam smrtam “Pemberian dana yang dilakukan kepada seseorang tanpa harapan
kembali, dengan perasaan sebagai kewajiban untuk memberi kepada orang yang patut, dalam waktu dan tempat yang patut itulah yang
disebut sattvika baik.”
3. Jnana Yajña
Jnana Yajña adalah pengorbanan dalam bentuk kegiatan belajar dan pembelajaran. Bhagawadgita VII membedakan antara Vijnana
dengan Jnana sebagai berikut: Vijnana adalah pengetahuan yang berdasarkan pemikiran dan kecerdasan, sedangkan Jnana adalah
pengetahuan mengenai ke-Tuhan-an. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa Jnana tidak mungkin diperoleh
tanpa Vijnana, karena Vijnana adalah dasar yang kuat untuk meningkatkan pengetahuan rohani. Jnana Yajña tidak hanya
bermanfaat bagi orang lain, tetapi juga bagi diri sendiri, karena sangat membantu upaya manusia dalam pendakian kesadaran
spiritual.
Sumber: http:rah-toem.blogspot.com Gambar 6.1
Suasana Odalan