Sloka-sloka sebagai Penyelamat Umat manusia
41
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Maksud sloka di atas adalah kalau seorang sudah menerima pengetahuan dari orang yang sudah insaf akan diri, atau orang yang
mengetahui tentang hal-hal menurut kedudukannya yang sebenarnya, maka hasilnya ialah bahwa dia mengetahui semua makhluk hidup
adalah bagian dari Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.
3. Sloka-sloka yang berkaitan dengan Bhakti Marga Yuga Bhakti Marga adalah mencapai kebebasan dengan cara
menyerahkan diri kehadapan Sang Hyang Widhi dengan berbhakti. Pemahaman yang terdapat dalam Bhakti Marga jalan bhakti
adalah melakukan sesuatu yang dilandasi oleh keikhlasan total sebagai perwujudan dari rasa hormat seseorang kepada sesuatu
yang diyakininya untuk patut dihormati.
Contoh Bhakti Marga diantaranya adalah bhakti kepada orang tua, bhakti kepada negara, bhakti kepada guru dan bhakti kepada
Yang Maha Pencipta. Bhakti kepada orang tua patut dilakukan oleh seorang anak, karena tanpa orang tua, kita tidak akan lahir ke
dunia. Inilah bhakti kita kepada sang guru rupaka. Kepada negara, membela dan mempertahankan tanah air wajib dilakukan oleh
setiap warga negara. Tanpa adanya negara yang merdeka, kita akan sulit untuk bisa hidup tenteram dan damai. Bhakti kepada guru
wajib dilakukan oleh setiap siswa karena, guru yang mengajarkan kita ilmu pengetahuan sehingga kita menjadi pintar. Tanpa adanya
rasa hormat kepada sang guru, maka ilmu yang diberikan kepada kita tidak akan bisa kita serap. Itulah sedikit pemahaman tentang
bhakti dan di antara semua bhakti, yang akan kita bahas lebih jauh adalah bhakti kita terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta.
Dalam pelaksanaan bhakti kita kepada Tuhan, sehari-hari kita melaksanakan apa yang disebut sembahyang.
Mari kita simak pertanyaan Arjuna kepada Krishna yang ditulis dalam kitab Bhagavadgita Bab XII, sloka 1 yang bunyinya :
Evam satatayukta ye Bhaktas tvam paryupasate Ye cha ‘pyaksharam avyaktam Tesham ke yugavittamah
Terjemahan: Jadi, penganut yang tawakal senantiasa menyembah Engkau, dan
yang lain lagi menyembah Yang Abstrak, Yang Kekal abadi. Yang manakah lebih mahir dalam yuga?
Ada keraguan dalam diri Arjuna tentang cara menyembah Tuhan. Mana yang lebih baik apakah menyembah Tuhan Yang
Maha Abstrak yang jauh tak terbatas atau menyembah Krishna sebagai sang awatara Wisnu yang dapat dilihat dan diajak berbicara
langsung oleh manusia.
Pertanyaan Arjuna tersebut dijawab oleh Krishna dalam sloka 2, 3 dan 4 yang berbunyi :
śri-bhagavān uvāca Mayy āvesya mano ye mām Nitya-yuktā upāsate. Sraddhaya parayo ‘petas. Te me yuktatamā matāh
Terjemahan: Yang menyatukan pikiran berbakti pada-Ku menyembah Aku, dan
tawakal selalu, memiliki kepercayaan yang sempurna, merekalah Ku-pandang terbaik dalam yuga.
42
Kelas VII SMP
Ye tv aksharam anirdesyam. Avyaktam paryupasate Sarvatragam achintyam cha Kutastham achalam dhruvam
Samniyamye ‘ndriyagraman Savatra samabuddhayah Te prapnuvanti
mam eva Sarvabhutahite ratāh Terjemahan:
Tetapi mereka yang memuja Yang Kekal Abadi, Yang Tak terumuskan, Yang Tak nyata, Yang Melingkupi segala, Yang Tak
terpikirkan, Yang Tak berubah, Yang Tak bergerak, Yang Konstan, dengan menahan pancaindra, hawa nafsu selalu seimbang dalam
segala situasi, berusaha guna kesejahteraan semua insani, mereka juga datang kepada-Ku.
Dengan mencermati sloka-sloka Bhagavadgita di atas dapat disimpulkan bahwa, orang yang menyembah Tuhan secara langsung
melalui bhakti disebut orang yang mengakui bentuk pribadi Tuhan. 4. Sloka-sloka yang berkaitan dengan Raja Marga Yuga
Raja Marga adalah mencapai kebebasan dengan jalan melaksanakan tapa, brata, yuga, dan samadhi.
Kitab Saracamuscaya Sloka 80 mengatakan : Apan ikang manah ngaranya, ya ika witning indriya, maprawati
ta ya ring şubhaşubhakarma, matangnyan ikang manah juga prihen kahrtanya sakareng.
Terjemahan: Sebab yang disebut pikiran itu adalah sumbernya nafsu pikiran
yang menggerakkan perbuatan yang baik ataupun yang buruk; oleh karena itu, pikiranlah yang segera patut diusahakan
pengekangannyapengendaliannya. Dalam kehidupan sehari-hari, pikiran akan selalu dipengaruhi oleh nafsu yaitu nafsu untuk
berbuat baik satwam, nafsu marah amarah, nafsu birahi kama, nafsu loba lobha dan nafsu iri hati matsarya. Kelima
nafsu ini, akan selalu menimbulkan dualisme rwa bineda dalam kehidupan manusia.
Dalam Bhagawad Gita Bab VII Sloka 27 dikatakan : ichchhadvesha samutthena dvandvamohena bharata sarvabhutani
sammoham sarge yanti paramtapa Terjemahan:
semua mahkluk sejak lahir, oh Barata telah disesatkan oleh dualisme pertentangan yang lahir dari hawa nafsu birahi,
ketamakan, amarah dan dengki, wahai Parantapa. Sloka ini mengandung makna yang sangat dalam apabila dilengkapi lagi
dengan nafsu berbuat baik. Karena di dalam diri setiap manusia terdapat hawa nafsu birahi apapun agamanya, apapun warna
kulitnya, apapun suku bangsanya.
Ditegaskan dalam Bab VI sloka 20, 21 berbunyi : yatro ‘paramate chittam niruddham yugasevaya yatra chai ‘va
‘tmana ‘tmanam pasyam atmani tushyati sukham atyantikam yat tad buddhigrahyam atindriyam vetti
yatra na chai ‘va ‘yam sthitas chalati tattvatah
43
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Terjemahan: Di sana, di mana pikiran telah tenteram terkendalikan oleh
konsentrasi yuga, menyaksikan jiwa dengan jiwa, dan jiwa merasa dalam bahagia.
Di mana dijumpai kebahagiaan tertinggi dengan intelek di luar kemampuan pancaidra, di sana ia mencapai tujuan dan tiada
lagi jatuh dari kebenaran.
Dalam sloka di atas, merupakan gambaran dari seseorang yang telah berhasil mencapai tingkatan seorang yogi, dimana dia
sudah mempertemukan antara jiwa pribadinya kawula dengan Jiwa yang agung Gusti atau dengan kata lain manunggaling
kawula lan Gusti. Orang yang sudah mencapai tingkat kesadaran seperti ini, sudah terbebas dari hukum reinkarnasi, kecuali Tuhan
menghendaki dia harus turun lagi ke dunia dengan membawa misi tertentu.
Ada beberapa contoh pedoman sloka khusus untuk tujuan kebahagiaan dan keselamatan, antara lain:
1. Sloka untuk kebahagiaan
2. Sloka yang berfungsi agar terhindar dari bencana alam
“Niyatam kuru karma tvam Karma jyāyo hyakarmanah
Sarīra-yātrāpi ca te na prasidhyed akarmanah”
Terjemahan
Lakukanlah kegiatan yang diperuntukkan bagimu, karena kegiatan kerja lebih baik daripada tanpa kegiatan;
dan memelihara kehidupan isik sekalipun tidak dapat dilakukan tanpa kegiatan kerja.
Bhagavadgita III. 8
Saha-yajñāh prajāh srstvā Puro Vācaprajāpatih
Anena Prasavisyadhvan Esa vo stv ista-kāma-dhuk
.
Terjemahan
Pada zaman dahulu kala Prajapati menciptakan manusia dengan Yajna dan bersabda dengan ini engkau akan berkembang dan
akan menjadi kamadhuk dari keinginanmu. Bhagavadgita III. 10
44
Kelas VII SMP