yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Alat uji yang
digunakan pada penelitan ini adalah uji statistik dengan Kolmogrov- Smirnov Z 1-Sampel K-S. Dasar pengambilan keputusan uji statistik
dengan Kolmogrov-Smirnov Z 1-Sampel K-S berdasarkan Ghozali, 2009: 1
Jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed kurang dari 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal.
2 Jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed lebih dari 0,05 maka Ho diterima.
Hal ini berarti data residual terdistribusi normal. 10.
Uji Asumsi Klasik a.
Uji Multikolinieritas Menurut Erlina 2008 “mutikolinieritas adalah situasi adanya
korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya”. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas terjadi ketika korelasi antar variabel independen
berhubungan linier sempurna Gujarati,2006. Dalam kasus hubungan linear sempurna atau multikolinieritas sempurna diantara variabel-variabel
penjelas, maka tidak bisa mendapatkan estimasi, sehingga tidak dapat menarik kesimpulan statistik apapun yakni pengujian hipotesis tentang
hasil tersebut dari sampel yang ada. Adanya multikolinieritas dapat dideteksi atau diketahui dengan menggunakan nilai tolerance dan nilai
Variance Inflation Factor VIF. Apabila nilai VIF 10 atau sama dengan nilai tolerance 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi
multikolinieritas. b.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas. Metode yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas yang dapat dilhat dengan
grafik plot. Scatterplot yang menunjukkan adanya titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian
menyempit maka terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan, apabila tidak membentuk pola yang jelas dan titik-titik tersebut menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. c.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada program autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang
lainnya Ghozali,2009. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
1 Angka D-W dibawah -2 bearti ada autokorelasi.
2 Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3 Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
4 Menentukan Persamaan Regresi Linier Berganda
11. Menguji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji-t.Pengujian hipotesis dilakukan dengan secara parsial, artinya pengujian hipotesis
dilakukan per variabel. a.
Uji Simultan Uji F Uji simultan ini untuk menguji pengaruh semua variabel-variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Adapun langkah-langkah melakukan uji simultan Uji F adalah
sebagai berikut: 1
Menguji Hipotesis Ho : β
1
= β
2
= β
3
= β
4
= β
5
= 0 Ha : β
1
≠ β
2
≠ β
3
≠β
4
≠β
5
≠ 0 Ho :
CAR, RORA, NPM, ROA, LDR secara bersama- sama tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Ha : CAR, RORA, NPM, ROA, LDR secara bersama-
sama berpengaruh terhadap harga saham. 2
Menentukan Kriteria Pengujian a
Ho diterima apabila nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan tingkat signifikansi sebesar 5 persen atau 0,05.
b Ho ditolak apabila nilai probabilitas kurang dari tingkat
signifikansi sebesar 5 persen atau 0,05.
3 Menarik Kesimpulan
a Ho diterima, berarti CAR, RORA, NPM, ROA, LDR secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap harga saham. b
Ho ditolak, berarti CAR, RORA, NPM, ROA, LDR secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham.
b. Uji Koefisien Determinasi R
2
Dalam Molida 2011 uji koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. c.
Uji Parsial Uji t Uji parsial ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Jadi mengukur variabel CAR, RORA, NPM, ROA, LDR berpengaruh secara parsial
terhadap harga saham atau tidak. Adapun langkah-langkah melakukan uji parsial Uji t adalah sebagai berikut
1 Menguji Hipotesis
Ho
1
: β
1
≤ 0, berarti Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh negatif atautidak berpengaruh terhadap
harga saham. Ha
1
: β
1
0, berarti Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh positif terhadap harga saham.
H
o2
: β
2
≤ 0, berarti Return On Risked Asset RORA berpengaruh negatif atau tidak berpengaruh terhadap
harga saham. Ha
2
: β
2
0, berarti Return On Risked Asset RORA berpengaruh positif terhadap harga saham.
Ho
3
: β
3
≤ 0, berarti Net Profit Margin NPM berpengaruh negatif atau tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Ha
3
: β
3
0, berarti Net Profit Margin NPM berpengaruh positif terhadap harga saham.
Ho
4
: β
4
≤ 0, berarti Return On Asset ROA berpengaruh negatif atau tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Ha
4
: β
4
0, berarti Return On Asset ROA berpengaruh positif terhadap harga saham.
Ho
5
: β
5
≤ 0, berarti Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh negatif atau tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Ha
5
: β
5
0, berarti Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh positif terhadap harga saham.
2 Menentukan Kriteria Pengujian
a Ho diterima apabila nilai probabilitas lebih kurang atau sama
dengan tingkat signifikansi sebesar 5 persen atau 0,05. b
Ho ditolak apabila nilai probabilitas kurang dari tingkat signifikansi sebesar 5 persen atau 0,05.
3 Menarik Kesimpulan
a Jika Ho
1
diterima, berarti Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh negatif atau tidak berpengaruh terhadap harga
saham. Jika Ho
1
ditolak, berarti Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh positif terhadap harga saham.
b Jika Ho
2
diterima, berarti Return On Risked Asset RORA berpengaruh negatif atau tidak berpengaruh terhadap harga
saham. Jika Ho
2
ditolak, berarti Return On Risked Asset RORA berpengaruh positif terhadap harga saham.
c Jika Ho
3
diterima, berarti Net Profit Margin NPM berpengaruh negatif atau tidak berpengaruh terhadap harga
saham. Jika Ho
3
ditolak, berarti Net Profit Margin NPM berpengaruh positif terhadap harga saham.
d Jika Ho
4
diterima, berarti Return On Asset ROA berpengaruh negatif atau tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Jika Ho
4
ditolak, berarti Return On Asset ROA berpengaruh positif terhadap harga saham.
e Jika Ho
5
diterima, berarti Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh negatif atau tidak berpengaruh terhadap harga
saham. Jika Ho
5
ditolak, berarti Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh positif terhadap harga saham.
45
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan periode 2009-2012 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penentuan jumlah sampel
dan penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan.
Dengan menggunakan teknik purposive sampling, dapat diketahui jumlah perusahaan yang dapat menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 21
perusahaan perbankan dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 336. Data tersebut diperoleh pada bulan September dari Bursa Efek
Indonesia Universitas Sanata Dharma, melalui www.idx.co.id
yaitu situs resmi Bursa Efek Indonesia.Daftar perusahaan yang menjadi sampel dapat
dilihat pada lampiran 1.
B. Analisis Data
1. Kinerja Perbankan
Dalam penelitian ini kinerja perbankan diukur dengan menggunakan harga saham. Data mengenai harga saham dapat dilihat pada lampiran
perusahaan perbankan 2009-2012. Sebagai contoh harga saham untuk Bank ICB Bumiputera Tbk untuk
tahun 2010 triwulan ke III, diketahui bahwa harga saham pada triwulan III adalah Rp 135.000.
2. Perhitungan Capital
Capital dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio CAR. CAR dapat dihitung dengan membagi antara total
modal dengan aktiva tertimbang menurut resiko. Contoh perhitungan CAR untuk Bank Central Asia Tbk pada triwulan
I 2010, diketahui bahwa pada bank tersebut memiliki total modal sebesar Rp 29.826.410.000.000 dan aktiva tertimbang menurut resiko sebesar
Rp199.374.398.000.000 Contoh perhitungan CAR
Rumus: :
= 14,96 Hasil diatas dapat diartikan bahwa setiap Rp 1 dari aktiva tertimbang
menurut resiko dibiayai dari Rp 0,1496 modal sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa struktur permodalan bank tersebut kuat karena
menurut SK BI No. 3011KEPDIRTgl. 30 April 1997, nilai CAR tidak boleh kurang dari 8.
3. Perhitungan Asset
Asset dalam penelitian ini diukur menggunakan Return On Risked Asset RORA. RORA dapat dihitung dengan membagi antara Operating
Income dengan Total Loans yang ditambah Investment.
Contoh perhitungan RORA untuk Bank Bukopin Tbk pada triwulan I tahun 2010, diketahui bahwa operating income Rp 879.937.000.000 dibagi
dengan total loans Rp 155.837.000.000 yang ditambahkan dengan Investment Rp 3.651.000.000.
Rumus ;
= = 5,52
Berdasarkan hasil diatas, 5,52 RORA berarti setiap Rp 1 total pinjaman dan investasi maka akan menghasilkan laba operasi sebesar
0,0552. Semakin tinggi RORA yang dihasilkan maka mengindikasikan bahwa pendapatan yang diterima juga tinggi sehingga laba yang diperoleh
optimal begitu juga sebaliknya.
4. Perhitungan Management
Management dalam penelitian ini diukur menggunakan Net Profit Margin NPM. NPM dapat dihitung dengan membagi antara laba bersih
dengan pendapatan operasional. Contoh perhitungan NPM untuk Bank Rakyat Indonesia triwulan I
tahun 2011, diketahui bahwa laba bersih perusahaan Rp 6.785.334.000.000 yang dibagi dengan pendapatan sebesar Rp 23.688.402.000.000