Melakukan Uji Normalitas a. UjiNormalitas Uji Asumsi Klasik
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF 10.
Tabel 8.HasilUjiMultikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Kesimpulan Tolerance
VIF 1 Constant
CAR .911
1.098 Tidak Terjadi
Multikolinearitas RORA
.907 1.103
Tidak Terjadi Multikolinearitas
NPM .296
3.378 Tidak Terjadi
Multikolinearitas ROA
.312 3.204
Tidak Terjadi Multikolinearitas
LDR .829
1.206 Tidak Terjadi
Multikolinearitas a. Dependent Variable:HARGA_SAHAM
Berdasarkan hasil dari uji multikolinearitas di atas, dapat terlihat bahwa variabel Capital yang diukur menggunakan CAR, Assets yang
diukur dengan menggunakan RORA, Management yang diukur menggunakan NPM, Earnings yang diukur menggunakan ROA, dan
Liquidity yang diukur menggunakan LDR tidak memiliki nilai tolerance 0,10 atau tidak memiliki nilai VIF 10. Hal ini berarti
bahwa, antar variabel bebas dalam model regresi tidak ada korelasi atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas.
b.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan yang lain. Metode yang digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat
dilihat dengan
menggunakan grafik plot. Scatterplot yang menunjukkan adanya titik- titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang,
melebar, kemudian menyempit maka terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan, apabila tidak membentuk pola yang jelas dan titik-titik
tersebut menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dilihat dari hasil pengujian grafik scatterplot, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak diatas dan di bawah angka 0 pada
sumbu y dan tidak membentuk pola yang jelas. Berdasarkan hasil pengujian
diatas dapat
disimpulkan bahwa
tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi. c.
Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode tertentu dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya. Apabila
angka DW di antara -2 sampai +2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 9.Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .789
a
.623 .618
1362.009 1.489
a. Predictors: Constant, LDR, RORA, CAR, ROA, NPM b. Dependent Variable: HARGA_SAHAM
Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson diatas, diketahui nilai DW sebesar 1,489. Hal ini berarti tidak ada autokorelasi dalam model
regresi linear yang diuji.