LANDASAN TEORI Penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada pembelajaran Matematika di Smp Pangudi Luhur 1 Yogyakarta di tinjau dari motifasi, keaktifan dan prestasi belajar siswa.

11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Belajar Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Karena itu seseorang dikatakan belajar bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan atau usaha yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Kegiatan atau usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu merupakan proses belajar, sedangkan perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar. Proses belajar akan menentukan hasil belajar seseorang Hudojo: 1988. B. Belajar Matematika Matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubungan-hubungannya memerlukan simbol-simbol. Simbol-simbol itu penting untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisai menjamin adanya komunikasi yang mampu memberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya. Simbolisasi barulah berarti bila suatu simbol dilandasi oleh suatu ide. Proses berpikir terjadi dalam proses belajar matematika, seseorang dikatakan berpikir bila orang itu melakukan kegiatan mental dan orang yang belajar matematika selaku melakukan 12 kegiatan mental. Saat berpikir, seseorang menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi yang telah direkam di dalam pikiran orang itu sebagai pengertian-pengertian Hudojo: 1988. Pengertian-pengertian tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan. Proses belajar matematika yang baik akan membuat subyek yang belajar dapat memahami matematika dengan baik pula. C. Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, sifat atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan dugaan tentang jawaban terhadap masalah tersebut, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, sifat atau prinsip yang ditemukan. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu Hosnan, 2014:34. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, mengklarifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Pendekatan saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar, yaitu Bruner, teori Piaget dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut teori belajar penemuan. Teori Piaget 13 mengatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan pengembangan skema suatu skuktur mental atau skruktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Sedangkan teori Vygotsky mengatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan. Ketiga teori tersebut bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. 1. Karakteristik Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut Hosnan, 2014: 36: a. Berpusat pada siswa. b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengontruksi konsep, sifat atau prinsip. c. Melibatkan proses-proses kognitif yang berpotensi merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. d. Dapat mengembangkan karakter siswa. 2. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Tujuan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Tujuannya antara lain Hosnan, 2014: 36: 14 a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik. c. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan. d. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide. e. Untuk mengembangkan karakter siswa. 3. Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut Hosnan, 2014: 37: a. Pembelajaran berpusat pada siswa. b. Pembelajaran membentuk students self concept. c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme. d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, sifat, dan prinsip. e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa. f. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi belajar guru. g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi. 15 h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstuksi siswa dalam struktur kognitifnya. 4. Langkah-langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik a. Mengamati Observing Langkah pertama dalam pembelajaran yaitu mengamati. Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung pada objek yang akan dipelajari sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang objektif yang kemudian dianalisis sesuai tingkat perkembangan siswa. Aktivitas belajar yang biasa dilakukan dalam tahap ini yaitu melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak tanpa dan dengan alat. b. Menanya Questioning Langkah kedua pada pendekatan ilmiah adalah menanya. Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Kompetensi yang dikembangkan adalah kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Aktifitas belajarnya yaitu siswa mengajukan pertanyaan yang faktual 16 sampai ke yang bersifat hipotesis atau dugaan, diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri menjadi suatu kebiasaan. c. Mengumpulkan Informasi Mengeksplorasi Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih diteliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar. d. Mengasosiasikanmengolah Informasimenalar Associating Langkah berikutnya yaitu menalar. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan yang berupa pengetahuan. e. Mengkomunikasikan 17 Pada pendekatan saintifik, guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Pada tahapan ini diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik bersama-sama dalam kelompok danatau secara individu dari hasil kesimpulan yang dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar peserta didik dapat mengetahui secara benar apakah jawaban yang dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. Siswa menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar, atau media lainnya. D. Mind MappingPeta Pikiran Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif dan efektif dalam memetakan pikiran-pikiran kita. Buzan, Tony: 2008, 4. Mind map merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan untuk menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan menjadi lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional. Semua mind map mempunyai kesamaan yaitu menggunakan warna, memiliki struktur alami yang memancar dari pusat, menggunakan garis lengkung, simbol dan gambar. 18 Menurut Michael Michalko Buzan, Tony : 2008, 8 mind map akan membantu dalam mengaktifkan seluruh otak, memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan, membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah, memungkinkan untuk mengelompokkan konsep dan membantu membandingkannya. Mind mapping menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual, dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung.Mind mapping lebih merangsang secara visual daripada metode pencatatan tradisional yang cenderung linier dan satu warna. Kemampuan otak kanan dan otak kiri dibutuhkan dalam pembuatan mind map . Menurut Tony Buzan dalam bukunya yang berjudul “Mind Maps For Kids ”, disebutkan bahwa mind mapping akan membantu anak untuk membebaskan imajinasi dan menggali ide-ide, lebih mudah mengingat fakta dan angka, membuat catatan yang lebih jelas dan mudah dipahami, berkonsentrasi dan lebih menghemat waktu. Mind mapping dikembangkan oleh Tony Buzan sebagai cara untuk mendorong peserta didik mencatat hanya menggunakan kata kunci dan gambar. Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri dan kanan yang kemudian dalam aplikasinya sangat membantu untuk memahami masalah dengan cepat karena telah terpetakan. Hasil mind mapping berupa mind map. Mind map adalah suatu diagram yang digunakan untuk merepresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang lainnya yang dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama. 19 1. Kesesuaian Mind Mapping dengan Beberapa Teori Kesesuaian mind mapping dengan beberapa teori adalah sebagai berikut: a. Teori Konstruktivisme Piaget Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Menurut Swadarma 2013: 26 mind mappingsesuai dengan teori konstruktivisme Piaget, yaitu: 1 Peserta didik dapat menuangkan ide mereka berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya dalam mind map sesuai kreativitas masing-masing. 2 Mind mapping memberikan ruang kognitif yang besar melalui analisis yang dibuat sebanyak mungkin. 3 Mind mapping menggambarkan dan mengkomunikasikan cara berpikir yang terstruktur. 4 Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif. 20 5 Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba gagasan baru. 6 Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki peserta didik. 7 Mendorong peserta didik untuk lentur terhadap perubahan gagasan. 8 Mengutamakan lingkungan belajar yang kondusif. b. Teori Kecerdasan Berganda Gardner Teori Gardner menjelaskan ada delapan macam kecerdasan manusia yang meliputi bahasa linguistic, musik musical, logika- matematika logical-mathematical, spasial spatial, kinestetis- tubuh bodily-kinesthetic, intrapersonal intrapersonal, interpersonal interpersonal, dan naturalis naturalits. Menurut Swadarma 2013: 34 mind mappingsesuai dengan teori kecerdasan berganda Gadner, yaitu: 1 Anak yang cerdas berbahasa sangat cocok belajar menggunakan mind mapping karena dalam pembuatannya mind map menggunakan keyword. 2 Anak yang cerdas intrapersonal bila menggunakan mind mapping dapat menyalurkan ide, gagasan dan kreativitasnya dengan maksimal. 21 3 Anak yang cerdas visual-spasial sangat cocok belajar menggunakan mind mapping karena mind mapping banyak menggunakan gambar dan warna. 4 Setiap anak bersifat unik, seperti pembuatan mind map. 5 Kecerdasan dapat ditingkatkan dengan gaya belajar yang tepat. c. Teori Discovery Bruner Teori belajar Bruner mengatakan bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika anak dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu.Menurut Swadarma 2013: 59 mind mapping sesuai dengan teori discovery Bruner, yaitu: 1 Bruner menekankan pada keterlibatan lingkungan nyata pada peserta didik agar mereka tak mengalami sekat antara ilmu yang tengah dipelajari dengan dunia yang sesungguhnya, sedangkan mind mapping sangat lentur dan terbuka dalam mengakomodir setiap informasi yang satu dengan yang lainnya. 2 Mind mapbisa dijadikan alat intruksional Bruner yang mampu menyajikan suatu informasi dalam urutan teratur, padat, sederhana dan lugas. 2. Kegunaan Mind Mapping Menurut Doni Swadarma 2013:8 kegunaan mind mapping adalah sebagai berikut: 22 a. Mengumpulkan data yang hendak digunakan untuk berbagai kemampuan secara sistematis. b. Mengembangkan dan menganalisis idepengetahuan seperti yang biasa dilakukan pada saat proses belajar mengajar. c. Memudahkan untuk melihat kembali sekaligus mengulang-ulang ide dan gagasan. d. Membuat banyak pilihan dari berbagai rute keputusan yang mungkin. e. Mempermudah proses brainstroming karena ide dan gagasan yang selama ini tidak mudah direkam maka menjadi mudah dituangkan di atas selembar kertas. f. Dapat melihat gambaran besar dari suatu gagasan. g. Menyederhanakan struktur ide dan gagasan. h. Menyederhanakan struktur ide dan gagasan yang semula rumit, panjang dan tak mudah dilihat menjadi lebih mudah. i. Menyeleksi informasi berdasarkan sesuatu yang dianggap penting dan sesuai tujuan. j. Mempercepat dan menambah pemahaman pada saat pembelajaran karena dapat melihat keterkaitan antartopik yang satu dengan yang lainnya. k. Mengasah kemampuan kerja otak karena mindmappingpenuh dengan unsur kreatifitas. 23 3. Keunggulan Mind Mapping Keunggulan mind mapping Swadarma, 2013:9 adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kinerja manajemen pengetahuan. b. Memaksimalkan sistem kerja otak. c. Saling berhubungan satu sama lain sehingga makin banyak ide dan informasi yang dapat disajikan. d. Memacu kreatifitas, sederhana dan mudah dibuat. e. Sewaktu-waktu dapat me-recall data yang ada dengan mudah. f. Menarik dan mudah tertangkap mata eye cathing. g. Dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah. 4. Aturan pembuatan Mind Map Aturan-aturan dalam pembuatan mind map menurut Ervin Sujanto 2011:66-67 adalah sebagai berikut: a. Membuat mind map selalu diawali dari bagian tengah kertas kosong yang diletakkan secara horizontal karena ditujukan untuk memberi kebebasan pada otak kita untuk menyebar ke segala arah dengan lebih bebas dan alami. b. Foto dan gambar yang kreatif serta lucu dibutuhkan untuk membantu mengaktifkan otak kita untuk fokus. 24 c. Warna sangat dianjurkan digunakan karena bagi otak warna sangat menarik dan menambah energi bagi pemikiran yang lebih kreatif dan menyenangkan. d. Cabang-cabang utama harus berhubungan dengan gambar pusat dan seterusnya untuk tiap tingkat karena otak senang mengaitkan dua, tiga, hingga empat hal sekaligus dan ini akan sangat membantu kita dalam mengingat. e. Buatlah cabang dengan tingkat ketebalan yang berbeda untuk tiap tingkatan, jadi semakin jauh dari sentral semakin tipis gambar cabang yang dibuat. Buat cabang dengan garis melengkung karena garis melengkung akan lebih menyenangkan bagi otak bila dibandingkan dengan garis lurus yang tentunya akan membosankan bagi otak. f. Gunakan kata kunci tunggal untuk setiap ide karena kata kunci akan membebaskan dan merangsang kita untuk lebih dapat memicu suatu ide dan pikiran baru jika dibandingkan dengan sebuah kalimat atau ungkapan yang pasti akan menghambat keluarnya ide kreatif kita. 5. Langkah-langkah PembuatanMind Map Langkah-langkah dalam membuat mind map Sujanto, 2011: 68 adalah sebagai berikut: a. Tahap pertama 25 Pertama-tama ambil selembar kertas gambar dan beberapa spidol warna-warni, ditengah-tengah kertas buatlah sebuah gambar kreatif yang menggambarkan tentang gagasan utama dari mind mapping yang akan dibuat. b. Tahap kedua Gambarlah beberapa cabang yang memancar keluar dari gambar sentral. Cabang-cabang ini merupakan subtopik gagasan lanjutan yang merupakan anak gagasan atau perincian dari pikiran utama. c. Tahap ketiga Kembangkan mind mappingyang dibuat dengan menambah subtopik pada cabang-cabangnya. Susunlah cabang-cabang tersebut secara melengkung dan menyebar sehingga mempermudah untuk membuat cabang tingkat selanjutnya. 6. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode mind mapping menurut Ridwan Abdullah Sani 2013:241 adalah sebagai berikut: a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Guru mengemukakan konseppermasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban c. Bentuk kelompok 2-3 orang. d. Tiap kelompok menginventarisasimencatat alternatif jawaban hasil diskusi. 26 e. Tiap kelompok atau diacak kelompok tertentu membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan tulis dan mengelompokkan sesuai kebutuhan. f. Peserta didik membuat peta pikiran atau diagram berdasarkan alternatif jawaban yang telah didiskusikan. g. Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan ide pemetaan konsep berpikirnya. h. Peserta didik diminta membuat kesimpulan dan guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan. E. Perbedaan Peta Pikiran Mind Map dengan Peta Konsep Concept Map Peta konsep concept map adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep- Gambar 2.1 Contoh Mind Map Tentang Global Warming 27 konsep lain pada kategori yang sama. Peta konsep disusun secara hierarki, artinya konsep yang lebih inklusif diletakkan pada puncak peta, makin ke bawah konsep-konsep diurutkan menjadi konsep yang kurang inklusif Trianto, 2009: 159. Peta konsep meminta peserta didik mensintesis atau membuat satu diagram gambar atau diagram tentang konsep-konsep utama yang saling berhubungan, yang ditandai dengan garis panah ditulis level yang membunyikan bentuk hubungan antar konsep-konsep utama itu Zaini, 2008:168. Mind map berbeda dengan concept map. Berdasarkan pengertian mind map dan concept map yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa perbedaan keduanya terletak pada isi peta map yang dihasilkan. Isi concept map lebih terbatas yaitu lebih menekankan pada konsep-konsep suatu topik, sedangkan isi mind map lebih bersifat terbuka dan tidak terbatas. Saat pembuatmind mapsiswa bebas menuangkan pemikirannya dalam mind map yang tentunyaterkaitdengan topik yang dibicarakan.Selain itu, dalam pembuatannya bentuk concept mapcenderung seperti diagram menunjukan hubungan yang digambarkan dari atas ke bawah, sedangkan dalam mind map penempatannya cenderung bebas. 28 F. Motivasi Belajar Motivasi belajar berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut dapat bertindak atau berbuat B, Hamzah, 2008: 3. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tindakan dan lakukan, berupa rangsangan, dorongan, pembangkit tenaga munculnya tingkah laku tertentu. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Menurut Hamzah B. 2008:23 motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi Gambar 2.2 Contoh Concept Map Tentang Pengolahan Data 29 belajar merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuh gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar A. M., Sardiman, 2007: 75. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam belajar. 1. Teori tentang motivasi Para ahli mengemukakan beberapa teori tentang motivasi, yaitu: a. Teori Humanistik Menurut Purkey Prayitno, 1989: 49 para ahli teori humanistik percaya bahwa hanya ada satu motivasi, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri masing-masing oleh individu sepanjang waktudan dimanapun ia berada. Motivasi tampil dalam bentuk tingkah laku yang merupakan keinginan dasar yang mendorong individu mencapai berbagai pemenuhan segala kebutuhan diri sendiri, yang paling penting untuk meningkatkan motivasi siswa menurut kaum humanis adalah memberi kesempatan untuk melakukan eksplorasi 30 secara pribadi dan memungkinkan mereka menemukan sesuatu yang berarti melalui bekerja serta menghormati atau menghargai siswa sebagai manusia yang mempunyai potensi dan keinginan sendiri untuk belajar. b. Teori Behavioristik Ahli-ahli behavioristik yakin bahwa motivasi dikontrol oleh lingkungan. Suatu tingkah laku yang bermotivasi terjadi apabila konsekuensi tingkah laku itu dapat menggetarkan emosi individu, yaitu menjadi suka atau tidak suka. Oleh karena dalam pandangan behavioristik motivasi dikontrol oleh kondisi lingkungan, maka tergantung pada gurulah pengaturan lingkungan kelas sehingga siswa-siswa termotivasi dalam belajar Prayitno, 1989: 52. 2. Fungsi Motivasi Belajar Fungsi motivasi dalam belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah 2011:157 yaitu: a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan Motivasi yang berfungsi sebagai pendorong mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar. b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan 31 Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik merupakan suatu kekuataan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Di sini anak didik sudah melakukan aktifitas belajar. c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. 3. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Menurut De Decce dan Grawford Djamarah, 2011: 169-170 ada empat upaya yang dapat dilakukan guru untuk memotivasi belajar siswa. a. Menggairahkan anak didik Guru harus berusaha untuk menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan dalam kegiatan rutin sehari-hari. b. Memberikan harapan realistis Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. c. Memberikan intensif 32 Guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik atas keberhasilannya sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. d. Mengarahkan perilaku peserta didik Guru dituntut untuk memberikan respon terhadap anak didik yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas. 4. Ciri-ciri Motivasi Belajar Menurut Sardiman A. M. 2008: 102, ada beberapa ciri motivasi belajar yaitu: a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutinmekanis Sedangkan menurut Oemar Hamalik 2007: 187, motivasi para remaja ditandai oleh: a. Harapan untuk sukses dalam memecahkan masalah Remaja memiliki harapan untuk dapat menyelesaikan masalah yang ia hadapi. b. Tinjauan masa depan yang optimis dan prestasi akademis Remaja mempunyai harapan yang positif dan optimis khususnya dalam berprestasi akademis. 33 c. Dorongan sosial Remaja memiliki dorongan untuk melakukan usaha dalam hubungannya bersama oranglain. d. Dorongan aktifitas Remaja terdorong untuk melakukan aktifitas. e. Dorongan untuk merasa aman Remaja mempunyai motif yang kuat untuk mengembangkan minat, berdiri sendiri, mengubah status sosial dan mengembangkan emosi yang normal. f. Dorongan untuk mastery Adanya dorongan untuk penguasaan. g. Dorongan untuk dihargai Remaja membutuhkan pengakuan dan pujian untuk menghargai kemajuannya. h. Dorongan untuk dimiliki Perasaan remaja untuk hidup berkelompok dan merasa di miliki oleh orang lain. Berdasarkan hal-hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri- ciri seseorang memiliki motivasi belajar yaitu: a. Tekun dalam melaksanakan tugas b. Tidak mudah putus asa c. Memiliki keinginan untuk belajar danatau berprestasi d. Memiliki sikap optimis 34 e. Dapat bekerja atau belajar secara mandiri f. Menyukai sesuatu yang berbeda yang menarik g. Memiliki keberanian untuk tampil h. Membutuhkan pengakuan dan pujian G. Keaktifan Keaktifan adalah proses yang mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa harus aktif berbuat dalam kegiatan belajar mengajar siswa harus melakukan aktifitas. Tanpa aktifitas atau keaktifan siswa proses belajar mengajar tidak mungkin berlangsung dengan baik Sadirman, 2007: 97. Menurut Paul B. Diedrich Sadirman, 2008: 101, macam-macam kegiatan siswa dapat digolongkan sebagai berikut: a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan oranglain. b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberikan saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. c. Listening activities, sebagai contohmendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 35 e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model reparasi, bermain, berkebun, beternak. g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, semangat, berani, tenang, gugup. Aktifitas dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan dalam pembelajaran, maka pembelajaran akan lebih dinamis, tidak membosanan dan benar-benar menjadi pusat aktifitas belajar yang maksimal. H. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil usaha yang pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan Arifin:2009, 12. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik terhadap materi tertentu. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Beberapa fungsi utama prestasi belajar Arifin: 2009,12-13, yaitu: 36 1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik 2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern yaitu indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Indikator ekstern yaitu indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. 5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap peserta didik. Prestasi belajar bermanfaat bagi umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan atau bimbingan kepada peserta didik. Seperti yang dikemukakan Cronbach Arifin: 2009,12 bahwa kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan kebijakan sekolah. 37 I. Materi Pembelajaran Lingkaran merupakan salah satu materi pembelajaran di kelas VIII semester 2 kurikulum 2013 terkait Geometri dan Pengukuran. Kompetensi Dasar yang ingin dicapai dalam materi lingkaran yaitu mengidentifikasi unsur, keliling, dan luas dari lingkaran; Menentukan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring; Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan hubungan sudut pusat, panjang busur dan luas juring. Peneliti mengambil materi Unsur-unsur Lingkaran M. Adinawan :2014 Abdul Rahman As‟ari : 2014 sebagai materi dalam penelitian ini dengan kompetensi dasar mengidentifikasi unsur lingkaran. Definisi Lingkaran Lingkaran adalah himpunan semua titik pada bidang datar yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu yang disebut titik pusat. Jarak yang sama tersebut dinamakan jari-jari. Nama lingkaran biasanya sesuai dengan nama titik pusatnya, sedangkan jari-jari lingkaran biasanya dilambangkan r. 1. Unsur-unsur Lingkaran a. Unsur lingkaran berupa kurva atau garis: busur, tali busur, jari-jari, diameter, apotema 1 Busur Gambar 2.3 Lingkaran P P r 38 Busur adalah himpunan titik-titik yang berupa kurva lengkung yang berhimpit dengan lingkaran. Misalkan titik A dan titik B pada lingkaran, maka busur AB adalah busur yang menghubungkan titik A dan B, ditulis . Busur minor adalah busur yang panjangnya kurang dari setengah lingkaran, sedangkan busur mayor lebih panjang busurnya lebih dari setengah lingkaran. Apabila tidak ada keterangan, maka yang dimaksud adalah busur minor. Ciri-ciri : a Berupa kurva lengkung b Berhimpit dengan lingkaran c Jika kurang dari setengah lingkaran busur minor, jika lebih dari setengah lingkaran busur mayor 2 Jari-jari Jari-jari adalah ruas garis yang menghubungkan titik pada lingkaran dengan titik pusat. Panjang jari-jari lingkaran dinyatakan dengan r. Misalkan titik M pada lingkaran P, maka ruas garis merupakan jari-jari lingkaran. Dapat ditulis . Gambar 2.4 Lingkaran O dengan busur minor Gambar 2.5 Lingkaran P dengan busur mayor 39 Gambar 2.6 Lingkaran P dengan jari-jari Ciri-ciri: a Berupa ruas garis b Menghubungkan titik pada lingkaran dengan titik pusat 3 Diameter Diameter adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik pada lingkaran dan melalui titik pusat. Misalkan titik J dan M pada lingkaran P, titik J, P dan M segaris, maka merupakan diameter lingkaran P. Panjang diameter dinyatakan dengan d yang panjangnya merupakan dua kali panjang jari-jari, d = 2r. Ciri-ciri : a Berupa ruas garis b Menghubungkan dua titik pada lingkaran c Melalui titik pusat lingkaran Gambar 2.7 Lingkaran P dengan diameter 40 4 Tali Busur Tali busur adalah ruas garis yang kedua titik ujungnya pada lingkaran atau ruas garis yang menghubungkan dua titik pada lingkaran. Misalkan titik I dan titik R merupakan dua titik pada lingkaran P, maka merupakan tali busur lingkaran P. Ciri-ciri: a Berupa ruas garis b Menghubungkan dua titik pada lingkaran 5 Apotema Apotema adalah ruas garis terpendek yang menghubungkan titik pusat dengan titik pada tali busur. Apotema selalu tegak lurus terhadap tali busurnya. Misalkan pada lingkaran O, merupakan apotema terhadap tali busur . Ciri-ciri: a Berupa ruas garis b Menghubungkan titik pusat dengan satu titik di tali busur c Tegak lurus dengan tali busur Gambar 2.8 Lingkaran P dengan tali busur 41 b. Unsur lingkaran berupa luasan : Juring, tembereng 1 Juring Juring adalah daerah di dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan dua jari-jari. Juring lingkaran P yang dibatasi oleh busur , jari-jari dan dinamakan juring APB. Jika tanpa keterangan berarti yang dimaksud adalah juring minor dibatasi oleh busur minor. Ciri-ciri : a Berupa daerah di dalam lingkaran b Dibatasi oleh dua jari-jari dan satu busur lingkaran c Jari-jari yang membatasi memuat titik ujung busur lingkaran Gambar 2.9 Lingkaran O dengan Apotema Gambar 2.10 Lingkaran O dengan juring minor AOB Gambar 2.11 Lingkaran P dengan juring mayor JPG D 42 2 Tembereng Tembereng adalah daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali busurnya. Tembereng lingkaran P yang dibatasi olehbusur dan tali busur dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini. Jika tanpa keterangan berarti yang dimaksud adalah tembereng minor dibatasi oleh busur minor. Ciri-ciri: a Berupa daerah di dalam lingkaran b Dibatasi oleh tali busur dan busur lingkaran c. Unsur Lingkaran Berupa Sudut : Sudut Pusat Sudut pusat adalah sudut yang titik sudutnya di titik pusat lingkaran. Kedua kaki sudut pusat berhimpit dengan jari-jari lingkaran. Misalkan titik A dan B berada pada lingkaran P, maka sudut pusat APB APB. Ciri-ciri: a Terbentuk dari dua sinar garis kaki sudut b Kaki sudut berhimpit dengan jari-jari lingkaran Gambar 2.12 Lingkaran O dengan tembereng minor AB Gambar 2.13 Lingkaran P dengan tembereng mayor JG 43 c Titik sudut berhimpit dengan titik pusat lingkaran 2. Hubungan antar unsur-unsur lingkaran Berikut tabel hubungan antar unsur –unsur lingkaran As‟ari, 2014: 68: Tabel 2.1 Hubungan Antar Unsur-Unsur Lingkaran Unsur 1 Unsur 2 Hubungan Diameter Jari-jari Panjang diameter adalah 2 kali panjang jari-jari Busur kecil Busur besar Bersesuaian dengan busur kecil Jumlah panjang busur besar dengan busur kecil sama dengan keliling lingkaran Busur Keliling lingkaran Busur adalah bagian dari keliling lingkaran. Atau keliling lingkaran adalah busur terbesar Tali busur Diameter Diameter adalah tali busur terpanjang Apotema Tali busur Apotema selalu tegak lurus dengan suatu tali busur Juring Tembereng Luas tembereng sama dengan luas juring dikurangi segitiga yang sisi-sisinya adalah dua jari-jari yang membatasi juring dan tali busur pembatas temberengnya tidak dibahas secara rinci Sudut pusat Juring Luas juring sebanding dengan besar sudut pusat lingkaran tidak dibahas secara rinci Sudut pusat Busur Panjang busur sebanding dengan sudut pusat lingkaran tidak dibahas secara rinci Gambar 2.14 Lingkaran O dengan Sudut pusat AOB 44 J. Kerangka Berpikir Pendekatan saintifik dengan metode mind mapping merupakan pendekatan dan metode yang sekiranya mampu memberi motivasi belajar kepada siswa dan mampu mengaktifkan siswa sehingga dapat membuat siswa berprestasi. Melalui pendekatan saintifik siswa diharapkan dapat aktif untuk mencari informasi terkait materi unsur-unsur lingkaran. Pendekatan saintifik dengan metode mind mapping diharapkan mampu membuat siswa memahami materi, karena selain mencari tahu informasi sendiri, siswa juga menyajikan informasi-informasi yang mereka peroleh sesuai pemetaan pikirannya. Penyajian ide-ide pemikiran siswa dituangkan ke dalam media yang lebih menarik dan tidak membosankan. Selain itu, metode ini dapat mengajak siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran karena membutuhkan keaktifan dan keterlibatan siswa dalam pembuatannya. Metode ini juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar karena metode ini lebih menyenangkan danmelibatkan kreativitas siswa, khususnya dalam menuangkan materi-materi dalam bentuk simbol, kata kunci danatau gambar dalam sebuah mind map. Metode mind mapping sesuai dengan pendekatan saintifik yang lebih menekankan pada keaktifan siswa dan sesuai dengan beberapa teori belajar. Langkah-langkah dalam pembuatan mind map membutuhkan kerja otak kanan dan otak kiri, dengan kerja otak yang seimbang diharapkan mampu memaksimalkan kemampuan siswa yang ada. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping diharapkan 45 dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan keaktifan siswa saat proses pembelajaran di kelas. Siswa diharapkan dapat lebih mengerti materi yang diberikan karena dapat menggunakan mind map sebagai alat belajar yang menarik. Hal-hal tersebut diharapkan dapat peneliti temukan dalam pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada unsur-unsur lingkaran di kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 20142015. 46

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS CONCEPT MAP DAN MIND Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Concept Map Dan Mind Mapping Ditinjau Dari Komunikasi Matematis Kelas VIII SMP Negeri 1

0 2 16

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS CONCEPT MAP DAN MIND Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Concept Map Dan Mind Mapping Ditinjau Dari Komunikasi Matematis Kelas VIII SMP Negeri 1 G

1 6 17

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Penerapan Pendekatan Saintifik Berbasis Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiya

0 3 16

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE SCRAMBLE DITINJAU DARI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 JUWIRING.

0 0 7

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM Penerapan strategi pembelajaran mind mapping untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika (ptk pada siswa kelas xii semester ganjil

0 0 14

Evaluasi pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.

6 113 132

Analisis pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013 di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar.

0 1 157

Pembelajaran dengan metode Inkuiri untuk menarik minat dan meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi gaya di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.

0 1 139

Penerapan metode Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada materi segiempat di kelas VIIA SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten.

0 1 178

Penerapan metode Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada materi segiempat di kelas VIIA SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten - USD Repository

0 6 176