69
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, PEMBAHASAN
Pada bab ini, peneliti akan menguraikan tentang pelaksanaan penelitian, menyajikan dan menganalisis data yang diperoleh selama penelitian tentang
penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-
unsur lingkaran serta membahas data yang telah dianalisis.
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Observasi Awal
Peneliti melakukan observasi di kelas VIIIB dan melakukan wawancara
terhadap guru
bidang studi
matematika sebelum
melaksanakan proses pengambilan data. Observasi dan wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kelas dan kondisi atau karakteristik
siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Observasi dilakukan sebanyak tiga kali yaitu Sabtu, 28 Februari 2015, Rabu 4 Maret 2015 dan Sabtu, 7
Maret 2015. Hasil observasi dan menunjukan bahwa lingkungan kelas cukup luas,
bersih, cukup terang dan tidak pengap karena ventilasi udara yang cukup serta adanya kipas angin. Fasilitas untuk mendukung proses
pembelajaran juga sudah memadai, terlihat dari adanya whiteboard, viewer,
buku jurnal, dan buku pegangan siswa yang menyebabkan proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Saat pembelajaran siswa
terlihat dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, namun masih ada
70
siswa yang masih terlihat melakukan kegiatan di luar pembelajaran seperti bermain dan berbicara hal di luar pelajaran, serta ada beberapa
siswa yang masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut juga didukung dengan hasil wawancara guru yang menyebutkan
bahwa sejauh ini proses pembelajaran sudah cukup baik walau ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan seperti
perhatian dan keaktifan siswa saat pembelajaran yang masih kurang.
2. Tes Awal dan Ujicoba Tes
Peneliti melakukan tes kemampuan awal setelah melakukan observasi dan wawancara dengan guru bidang studi. Tes ini diambil dari
materi lingkaran yang sudah diajarkan pada waktu Sekolah Dasar SD yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa
sebelum masuk materi tertentu dan sebagai pertimbangan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, dalam penelitian
ini materi yang dimaksud yaitu materi unsur-unsur lingkaran. Setelah membuat rancangan dan mengkonsultasikan dengan dosen dan guru,
peneliti memberikan tes kemampuan awal untuk kelas VIIIB pada Hari Sabtu, 14 Maret 2015.
Tahap selanjutnya yaitu peneliti melakukan uji coba tes prestasi belajar. Uji coba dilakukan di kelas VIIIA yang dilakukan selama dua
hari yaitu padaJumat, 10 April 2015 dan Sabtu, 11 April 2015 karena waktu yang tersedia hanya satu jam pelajaran perharinya. Sebelum
71
dilakukan uji coba di kelas VIIIA, soal telah dikonsultasikan kepada dosen dan guru bidang studi matematika. Setelah ujicoba tes prestasi
belajar selesai, peneliti melakukan penskoran dan perhitungan uji validitas dan reliabilitas.
Hasil uji validitas dan reliabilitas soal tes prestasi sebagai berikut: a.
Uji Validitas Tes Prestasi Belajar Pada uji validitas tes prestasi belajar, nilai
pada tabel dengan taraf signifikasi 5 dengan jumlah siswa 37 adalah
0,325. Item soal dikatakan valid jika ditolak yaitu jika
. Hasilnya terlihat dalam tabel berikut: Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar
No. Item Keterangan
Validitas Kualifikasi
1 0,81
0,325 Valid
Sangat tinggi 2
0,64 0,325
Valid Tinggi
3 0,72
0,325 Valid
Tinggi 4
0,45 0,325
Valid Cukup
5 0,54
0,325 Valid
Cukup
Analisis dan perhitungan lengkap terlampir Valid artinya terdapat kesesuaian antara soal dengan materi ajar
yaitu unsur-unsur lingkaran dengan tujuan yang ingin diukur atau dengan kisi-kisi yang dibuat.
b. Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar
Setelah dilakukan uji validitas tes prestasi belajar peritem soal, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas tes prestasi belajar. Uji
Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach atau koefisien
72
alpha. Hasil perhitungan uji reliabilitas diperoleh koefisien =
0,62. berada pada rentang
, sehingga dapat dikatakan bahwa soal tes prestasi belajar tersebut reliabel dengan
kategori reliabilitas sedang yang artinya item soal dapat digunakan sebagai alat ukur secara konsisten. Analisis reliabilitas lengkap
terlampir.
3. Pelaksanaan Pembelajaran
Tahap selanjutnya yaitu pengambilan data. Pengambilan data selama proses pembelajaran dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dengan
rincian dua kali pengambilan data saat proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping dan
satu kali pengambilan data saat tes prestasi belajar. Pengambilan data berupa kuisoner motivasi belajar dan wawancara dilakukan setelah tes
prestasi belajar. Peneliti dibantu oleh 2observer lainnya untuk mengamati kesesuaian proses pembelajaran di kelas VIIIB dengan pembelajaran
yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping, keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan keaktifan
siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Berikut deskripsi pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan
pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi pokok unsur-unsur lingkaran:
a. Pertemuan Pertama
73
Pertemuan pertama dilaksanakan pada Hari Rabu, 8 April 2015 pukul 09.50 WIB. Pertemuan pertama diikuti oleh 37 siswa. Pada
pertemuan pertama ini siswa secara berkelompok mengerjakan LKS yang berkaitan dengan unsur-unsur lingkaran. Waktu
pembelajaran tidak sesuai dengan rencana karena ada kegiatan setelah pulang sekolah sehingga waktu jam pelajaran dikurangi.
Proses pembelajaran dilaksanakan selama 3x35 menit. Tahap-tahap pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1 Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan guru sudah mengecek kehadiran siswa dan menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Beberapa siswa masih terlihat belum siap untuk mengikuti pembelajaran dan ada pula yang terlambat masuk kelas saat guru
sudah masuk kelas. Hal tersebut mungkin dikarenakan baru selesai jam istirahat. Guru kemudian menegaskan tentang materi
yang akan dipelajari yaitu tentang unsur-unsur lingkaran dan memberikan apersepsi singkat tentang materi lingkaran yang
telah dipelajari para siswa di Sekolah Dasar SD. Siswa diajak untuk mengingat kembali materi apa saja yang mereka pelajari
di SD terkait dengan lingkaran. 2
Inti Guru memulai kegiatan inti dengan mengajak siswa untuk
mengamati benda-benda di sekitarnya yang menyerupai
74
lingkaran. Guru bertanya benda apa saja yang siswa temukan, beberapa siswa menjawab benda yang menyerupai lingkaran
yang terdapat di dalam kelas yaitu jam dinding, jam tangan, penghapus, rautan dan lainnya. Siswa aktif untuk berpendapat
dan bertanya terkait pengamatannya, namun siswa terlihat belum terbiasa untuk saling bertanya tentang hasil pengamatan
teman lainnya. Kemudian guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3 orang dengan
cara berhitung. Terbentuk 12 kelompok dengan anggota yang terdiri dari 3 orang perkelompok. Guru membagikan Lembar
Aktivitas Siswa LAS tentang unsur-unsur lingkaran dan callcard
kepada tiap kelompok, kemudian meminta siswa untuk mencari informasi tentang unsur-unsur lingkaran dari buku
pegangan siswa. Guru berkeliling mengamati diskusi siswa dan memberi arahan kepada siswa yang merasa kesulitan. Beberapa
kelompok berdiskusi di dalam kelas, namun ada juga kelompok yang memilih berdiskusi di luar kelas. Siswa terlihat aktif dalam
mengerjakan tugas yang diberikan, dengan banyak anggota kelompok yang tidak terlalu banyak membuat kerja kelompok
lebih efektif. Selama proses diskusi kelompok observer mengamati keaktifan siswa dalam kelompok.
Setelah selesai mengerjakan LAS tentang unsur-unsur lingkaran beberapa kelompok mulai gaduh. Guru mencoba
75
menenangkan siswa
dan memberi
pengertian untuk
menghormati kelompok lain yang belum selesai. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru mengajak siswa untuk
kembali ke tempat duduknya dan meminta perwakilan siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis dan memberi
penjelasan kepada siswa lainnya tentang hasil jawabannya. Sementara siswa lainnya diminta untuk tetap menjaga
ketenangan kelas. Dua orang dari kelompok yang berbeda menuliskan jawabannya pada papan tulis yang kemudian
mempresentasikan atau menjelaskan pekerjaannya kepada teman sekelasnya. Setelah perwakilan kelompok menyampaikan hasil
diskusinya, beberapa kelompok lain mulai menanggapi dengan mengajukan pertanyaan atau mengkoreksi hasil pekerjaan di
papan tulis. Di sinilah siswa dan guru saling berdiskusi hasil jawaban siswa. Guru memberi penegasan pada jawaban yang
benar dan memberi apresiasi pada kelompok yang maju. 3
Penutup Pada kegiatan penutup guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran tentang unsur-unsur lingkaran. Kemudian guru menyampaikan bahwa pertemuan selanjutnya
siswa akan membuat mind map tentang unsur-unsur lingkaran dan siswa diminta untuk membawa alat-alat yang diperlukan
seperti spidol, jangka, penggaris dan lain-lain. Guru
76
mengucapkan salam diakhir pelajaran dan memotivasi siswa untuk terus belajar. Pelajaran diakhiri setelah bel istirahat
berbunyi yaitu pukul 11.35 WIB.
b. Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada Hari Sabtu, 11 April 2015. Siswa yang hadir lengkap yaitu 37 orang. Pembelajaran dimulai
pukul 07.15 WIB yang dilakukan setelah doa pagi bersama dan dilaksanakan selama 2x40 menit. Pada pertemuaan kedua ini siswa
diajak untuk menuangkan pengetahuan atau informasi yang mereka dapat pada pertemuan pertama ke dalam mind map. Berikut uraian
pembelajaran pada pertemuan kedua: 1
Pembuka Pada pertemuan kedua ini siswa terlihat lebih siap untuk
mengikuti pelajaran dibandingkan pertemuan sebelumnya. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan mengecek
kehadian siswa. Guru mengingatkan siswa bahwa pada pertemuan kali ini siswa diminta untuk membuat mind map
secara berkelompok. Sebelum masuk ke kegiatan inti guru memberikan apersepsi tentang unsur-unsur lingkaran yang telah
dibahas pada pertemuan sebelumnya. 2
Inti
77
Pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk mengamati contoh mind map yang telah disediakan. Sebagian siswa
mengikuti proses dengan baik, tapi masih ada yang bermain dengan teman dan kurang memperhatikan, terutama yang duduk
di bagian belakang. Guru memberi penjelasan tentang cara pembuatan mind map kemudian memberi kesempatan kepada
siswa yang masih kurang jelas untuk bertanya. Ada beberapa siswa yang bertanya karena masih bingung dengan langkah dan
ketentuan dalam pembuatan mind mapdan bertanya terkait materi. Guru mengarahkan siswa bahwa informasi yang siswa
dapatkan pada pertemuan sebelumnya tentang unsur-unsur lingkaran dituangkan ke dalam mind map dengan kreativitas
masing-masing. Guru menyuruh siswa berkumpul sesuai kelompoknya
saat mengerjakan
LAS pada
pertemuan sebelumnya dan mempersilahkan siswa untuk langsung
membuat mind map. Terlihat beberapa siswa saling bertanya pada kelompok lain tentang ide atau konsep mind map yang
ingin dibuat. Selama proses pembuatan mind map guru berkeliling
mengunjungi setiap kelompok dan memberi arahan pada kelompok yang mendapat kesulitan. Siswa terlihat antusias dan
semangat dalam membuat mind map. Terlihat siswa membawa alat dan bahan yang dibutuhkan. Waktu yang terbatas membuat
78
siswa sangat bekerja keras dalam pembuatan mind map, ada yang saling bertukar pikiran tentang ide pembuatannya, ada pula
yang sudah membagi tugas. Observer kembali mengamati keaktifan siswa dalam kelompok saat pembuatan mind map.
Setelah siswa selesai membuat mind map guru meminta siswa yang berada di luar kelas untuk masuk ke dalam kelas. Karena
waktu pelajaran sudah hampir habis, maka guru hanya meminta satu kelompok untuk mempresentasikan mind map nya.
Perwakilan kelompok menjelaskan gagasan pemikirannya yang terdapat pada mind map.Keterbatasan waktu menyebabkan
hanya satu kelompok yang dapat menyampaikan hasil pekerjaannya dan siswa lain pun terbatas dalam menyampaikan
pendapat ataupun
bertanya tentang
mind map
yang dipersentasikan.
3 Penutup
Beberapa kegiatan pembelajaran pada bagian penutup nampak kurang terlihat. Hal tersebut dikarenakan waktu yang
tersedia sudah hambir habis. Guru menutup pelajaran dengan mengajak siswa untuk kembali menyimpulkan pembelajaran
menggunakan mind map dan memberi informasi bahwa pada pertemuan selanjutnya akan ada evaluasi tentang unsur-unsur
lingkaran. Bel akhir pelajaran berbunyi pukul 08.35 WIB. Guru memberi salam dan meninggalkan kelas.
79
Gambar 4.1 Contoh Hasil Mind Map Karya Siswa
c. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan Hari Rabu, 15 April 2015 selama 2 x 35 menit. Waktu dikurangi karena kelas IX sedang melaksanakan
TPM. Pada pertemuan ini diadakan tes prestasi belajar selama 60 menit yang dimulai pukul 10.00 WIB.
1 Pembuka
Guru memberi salam kepada siswa dan menyiapkan siswa untuk mengikuti tes prestasi belajar. Guru mempersilahkan
siswa untuk menempati tempat duduknya sebelum guru membagikan soal tes prestasi.
2 Inti
Guru membagikan soal beserta lembar jawaban kepada siswa dan mempersilahkan siswa untuk mulai mengerjakan.
Selama pengerjaan tes prestasi belajar guru berkeliling mengamati siswa. Ada beberapa siswa yang bertanya tentang
soal yang dinilai kurang jelas dan guru menjelaskan.
80
3 Penutup
Guru memberitahukan kepada siswa bahwa waktu sudah habis dan meminta siswa untuk mengumpulkan hasil
pekerjaannya. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
B. Penyajian Data
Data yang terkumpul kemudian diolah dan disajikan sebagai berikut: 1.
Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Pengamatan keterlaksanaan RPP dilakukan oleh tiga observer yang
dilaksanakan selama
proses pembelajaran
yang menggunakan
pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur- unsur lingkaran. Perhitungan keterlaksanaan RPP yaitu dengan memberi
skor 1 pada pernyataan yang diberi tanda cek √ pada kolom „ya‟ dan
skor 0 pada pernyataan yang diberi tanda cek √ pada kolom „tidak‟.
Skor kemudian dijumlahkan dan disajikan pada data sebagai berikut: Tabel 4.2 Keterlaksanaan Pembelajaran
Observer Skor keterlaksanaan pertemuan ke-
1 2
1 16
14 2
17 15
3 17
14
Pada pertemuan 1 skor maksimal 20, sedangkan pada pertemuan ke 2 skor maksimal 16. Pada pertemuan pertama pada pengamatan poin 4
satu observer menyatakan kegiatan tidak terlaksana, sedangkan 2
81
observer lainnya menyatakan terlaksana. Begitu pula pada poin 16, 19
dan 20. Setelah observer berdiskusi ternyata yang benar adalah pendapat yang menyatakan terlaksana. Perbedaan pendapat tersebut dikarenakan
observer kurang cermat dalam memperhatikan kegiatan yang terjadi. Hal
tersebut juga terjadi pada pertemuan kedua. Ada perbedaan pendapat antar observer. Pada pengamatan poin 10 dan poin 13 satu observer
menyatakan kegiatan tidak terlaksana sedangkan 2 lainnya menyatakan terlaksana. Setelah diklarifikasi ternyata pendapat yang benar adalah
pendapat 2 observer yang menyatakan terlaksana. Hal tersebut karena saat itu kondisi kelas sudah mulai gaduh sehingga menyebabkab observer
kurang cermat dalam melihat kondisi pembelajaran di kelas.
2. Motivasi Belajar
Kuisoner motivasi belajar merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat motivasi siswa selama mengikuti proses pembelajaran
yang menggunakan pendekaan saintifik dengan metode mind mapping. Penyataan yang terdiri dari 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan
negatif tersebut sebelumnya telah dikonsultasikan dan dikoreksi oleh dosen pembimbing. Kuisoner diisi siswa berdasarkan apa yang
sebenarnya mereka rasakan. Hasil dari kuisoner tersebut disajikan dalam tabel berikut:
82
Tabel 4.3 Hasil Kuisoner Motivasi Belajar Siswa
No Kode Siswa
Skor No
Kode Siswa Skor
1 S-1
79 20
S-20 68
2 S-2
81 21
S-21 65
3 S-3
80 22
S-22 74
4 S-4
68 23
S-23 83
5 S-5
95 24
S-24 80
6 S-6
80 25
S-25 74
7 S-7
69 26
S-26 75
8 S-8
72 27
S-27 76
9 S-9
75 28
S-28 74
10 S-10
73 29
S-29 78
11 S-11
75 30
S-30 74
12 S-12
76 31
S-31 69
13 S-13
88 32
S-32 77
14 S-14
68 33
S-33 89
15 S-15
64 34
S-34 75
16 S-16
71 35
S-35 80
17 S-17
86 36
S-36 81
18 S-18
80 37
S-37 69
19 S-19
68
Hasil kuisoner motivasi belajar siswa menunjukan bahwa: Skor tertinggi
: 95 Skor terendah
: 64 Skor rata-rata
: 76
3. Keaktifan siswa
Pengamatan dilakukan sebanyak dua kali yaitu saat proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode
mind mapping . Lembar keaktifan siswa telah dikonsultasikan dan
dikoreksi oleh dosen pembimbing. Pengamatan terhadap masing-masing siswa yaitu saat siswa bekerja dalam berkelompok. Pengamatan
83
dilakukan oleh empat observer yang masing-masing mengamati tiga kelompok yang berdekatan. Berikut penyajian data keaktifan siswa:
Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Saat Kerja Kelompok
No Siswa Skor
Jumlah skor
No Siswa Skor
Jumlah skor
P-1 P-2
P-1 P-2
1 S-1
8 9
17 20
S-20 9
9 18
2 S-2
8 7
15 21
S-21 7
8 15
3 S-3
9 7
16 22
S-22 7
7 14
4 S-4
7 10
17 23
S-23 8
10 18
5 S-5
10 10
20 24
S-24 7
8 15
6 S-6
8 10
18 25
S-25 7
8 15
7 S-7
9 7
16 26
S-26 9
9 18
8 S-8
8 7
15 27
S-27 9
10 19
9 S-9
9 10
19 28
S-28 8
7 15
10 S-10
10 7
17 29
S-29 8
9 17
11 S-11
7 7
14 30
S-30 9
9 18
12 S-12
7 7
14 31
S-31 7
7 14
13 S-13
9 8
17 32
S-32 9
8 17
14 S-14
8 9
17 33
S-33 7
8 15
15 S-15
8 7
15 34
S-34 8
10 18
16 S-16
9 8
17 35
S-35 9
8 17
17 S-17
10 10
20 36
S-36 7
9 16
18 S-18
8 10
18 37
S-37 9
8 17
19 S-19
8 6
14
Keterangan: P-1 : Pertemuan pertama
P-2 : Pertemuan kedua Hasil kuisoner observasi keaktifan siswa tersebut menunjukan bahwa:
Skor tertinggi : 20
Skor terendah : 14
Skor rata-rata : 17
84
4. Tes Kemampuan Awal
Tes Kemampuan Awal TKA diberikan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi yang akan
diajarkan. Sebelumnya soal dikonsultasikan dan dikoreksi oleh guru dan dosen pembimbing. Materi tes mencakup materi lingkaran yang telah
dipelajari siswa di Sekolah Dasar. Hasil Tes Kemampuan Awal TKA disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa
No Kode Siswa
Skor No
Kode Siswa Skor
1 S-1
16 20
S-20 30
2 S-2
25 21
S-21 14
3 S-3
23 22
S-22 10
4 S-4
5 23
S-23 24
5 S-5
26 24
S-24 30
6 S-6
22 25
S-25 27
7 S-7
30 26
S-26 28
8 S-8
23 27
S-27 27
9 S-9
27 28
S-28 29
10 S-10
31 29
S-29 27
11 S-11
30 30
S-30 26
12 S-12
32 31
S-31 22
13 S-13
30 32
S-32 16
14 S-14
18 33
S-33 30
15 S-15
25 34
S-34 26
16 S-16
30 35
S-35 26
17 S-17
29 36
S-36 29
18 S-18
31 37
S-37 21
19 S-19
29
Hasil tes kemampuan awal siswa tersebut menunjukan bahwa: Skor tertinggi
: 32 Skor terendah
: 5 skor rata-rata
: 25
85
5. Tes Prestasi Belajar
Tes prestasi belajar dilaksanakan setelah proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada
materi unsur-unsur lingkaran selesai. Sebelumnya soal tes prestasi belajar telah dikonsultasikan dengan guru dan dosen pembimbing serta telah
diuji coba di kelas VIIIA yang kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil Prestasi Belajar siswa disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4. 6 Hasil Tes Prestasi Belajar Siswa
No Kode Siswa
Skor No
Kode Siswa Skor
1 S-1
50 20
S-20 60
2 S-2
60,5 21
S-21 40,5
3 S-3
46 22
S-22 44
4 S-4
53,5 23
S-23 53,5
5 S-5
65 24
S-24 49,5
6 S-6
55,5 25
S-25 50
7 S-7
47,5 26
S-26 60,5
8 S-8
47,5 27
S-27 59,5
9 S-9
48 28
S-28 53,5
10 S-10
60,5 29
S-29 65,5
11 S-11
51,5 30
S-30 66
12 S-12
63 31
S-31 52,5
13 S-13
53,5 32
S-32 51
14 S-14
40,5 33
S-33 61
15 S-15
48 34
S-34 60,5
16 S-16
52,5 35
S-35 66
17 S-17
48 36
S-36 65
18 S-18
61 37
S-37 50
19 S-19
40,5
Hasil tes prestasi belajar tersebut menunjukan bahwa: Skor tertinggi
: 66 Skor terendah
: 40,5 Skor rata-rata
: 54
86
C. Analisis Data
1. Analisis Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Analisis Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dilakukan setelah proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan
saintifik dengan metode mind mapping berlangsung. Analisis dilakukan sesuai rumus yang tertera pada BAB III. Berikut rincian keterlaksanaan
per pertemuan: a.
Pertemuan I 1
Observer 1 Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 16
Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan I adalah 20 Persentase keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran
pada pertemuan I menurut observer 1 adalah sebagai berikut:
2 Observer 2
Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 17 Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan I adalah 20
Persentase keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I menurut observer 2 adalah sebagai berikut:
3 Observer 3
Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 17
87
Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan I adalah 20 Persentase keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran
pada pertemuan I menurut observer 3 adalah sebagai berikut:
Rata-rata persentase keterlaksanaan pada pertemuan I sebagai berikut:
b. Pertemuan II
1 Observer 1
Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 14 Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan II adalah 16
Persentase keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan II menurut observer 1 adalah sebagai berikut:
2 Observer 2
Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 15 Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan II adalah 16
Persentase keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan II menurut observer 2 adalah sebagai berikut:
88
3 Observer 3
Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 14 Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan II adalah 16
Persentase keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan II menurut observer 3 adalah sebagai berikut:
Rata-rata persentase keterlaksanaan pada pertemuan I sebagai berikut:
Berdasarkan persentase keterlaksanaan pada pertemuan I dan II diperoleh rata-rata persentase keterlaksanaan keseluruhan
sebagai berikut:
Hasil persentase keterlaksanaan keseluruhan mencapai lebih dari 80 yaitu 86,46. Hal tersebut menunjukan bahwa penerapan
89
pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping
pada materi unsur-unsur lingkaran dapat terlaksana dengan sangat baik di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
tahun ajaran 20142015.Pada pertemuan pertama kegiatan yang tidak terlaksana yaitu kegiatan antar siswa saling bertanya hal yang diperoleh
hasil pengamatan dan kegiatan mengasosiasi siswa menalar hubungan antar unsur-unsur lingkaran sedangkan pada pertemuan kedua kegiatan
yang tidak terlaksana yaitukegiatan guru mengakhiri kegiatan dengan memberikan pesan untuk semangat belajar karena waktu terbatas.
2. Analisis Kuisoner Motivasi Belajar Siswa
Hasil Perhitungan kuisoner motivasi Belajar siswa yang datanya disajikan dalam Tabel 4.3 yang dihitung dengan menggunakan skala
Likert kemudian dipersentasekan sesuai rumus yang ditetapkan pada BAB III dan disesuaikan dengan kategori tingkat motivasi belajar siswa
yang telah ditentukan. Berikut tabel analisis kategori motivasi belajar masing-masing siswa di kelas VIIIB:
90
Tabel 4. 7 Analisis Kuisoner Motivasi Belajar Siswa
No Kode Siswa
Skor Persentase Keterangan
1 S-1
79 74
Tinggi 2
S-2 81
76 Tinggi
3 S-3
80 75
Tinggi 4
S-4 68
60 Sedang
5 S-5
95 94
Sangat tinggi 6
S-6 80
75 Tinggi
7 S-7
69 61
Tinggi 8
S-8 72
65 Tinggi
9 S-9
75 69
Tinggi 10
S-10 73
66 Tinggi
11 S-11
75 69
Tinggi 12
S-12 76
70 Tinggi
13 S-13
88 85
Sangat tinggi 14
S-14 68
60 Sedang
15 S-15
64 55
Sedang 16
S-16 71
64 Tinggi
17 S-17
86 83
Sangat tinggi 18
S-18 80
75 Tinggi
19 S-19
68 60
Sedang 20
S-20 68
60 Sedang
21 S-21
65 56
Sedang 22
S-22 74
68 Tinggi
23 S-23
83 79
Tinggi 24
S-24 80
75 Tinggi
25 S-25
74 68
Tinggi 26
S-26 75
69 Tinggi
27 S-27
76 70
Tinggi 28
S-28 74
68 Tinggi
29 S-29
78 73
Tinggi 30
S-30 74
68 Tinggi
31 S-31
69 61
Tinggi 32
S-32 77
71 Tinggi
33 S-33
89 86
Sangat tinggi 34
S-34 75
69 Tinggi
35 S-35
80 75
Tinggi 36
S-36 81
76 Tinggi
37 S-37
69 61
Tinggi
91
Hasil analisis kategori motivasi belajar siswa tersebut kemudian dikelompokan dan dihitung persentasenya.
Tabel 4. 8 Persentase Banyak Siswa Sesuai Motivasi Belajar
Banyak Siswa Kategori
Persentase 4
Sangat Tinggi 10,81
27 Tinggi
72,97 6
Sedang 16,22
Dari Tabel dapat diketahui bahwa motivasi siswa kelas VIIIB saat mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan
metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran tinggi dengan skor rata-rata 76. Hal tersebut terlihat dari tingkat motivasi siswa yaitu
sebanyak 4 orang masuk dalam kategori motivasi belajar sangat tinggi, 27 orang lain dalam kategori motivasi belajar tinggi dan 6 orang lainnya
dalam kategori motivasi belajar „tinggi‟. Jika dihitung persentasenya maka diperoleh 10,81 siswa kelas VIIIB memiliki motivasi sangat
tinggi atau dengan kata lain sangat berminat, 72,97 siswa memiliki motivasi tinggi atau dengan kata lain berminat, sedangkan 16,22 siswa
memiliki motivasi sedang atau dengan kata lain cukup berminat. Hasil persentase tingkat motivasi belajar siswa tersebut dapat disajikan dalam
bentuk diagram lingkaran berikut:
92
Gambar 4.2 Diagram Persentase Motivasi Belajar Siswa
3. Analisis Keaktifan Belajar Siswa
Analisis keaktifan belajar siswa dilakukan dengan menghitung persentase keaktifan siswa selama dua pertemuan kemudian disesuaikan
dengan kategori persentase keaktifan siswa yang telah ditetapkan.
10.81
72.97 16.22
Persentase Motivasi Belajar Siswa
Sangat tinggi Tinggi
Sedang
93
Tabel 4. 9 Analisis Keaktifan Belajar Siswa
No Kode Siswa
Jumlah Skor Persentase
Kategori 1
S-1 17
85 Sangat Tinggi
2 S-2
15 75
Tinggi 3
S-3 16
80 Tinggi
4 S-4
17 85
Sangat Tinggi 5
S-5 20
100 Sangat Tinggi
6 S-6
18 90
Sangat Tinggi 7
S-7 16
80 Tinggi
8 S-8
15 75
Tinggi 9
S-9 19
95 Sangat Tinggi
10 S-10
17 85
Sangat Tinggi 11
S-11 14
70 Tinggi
12 S-12
14 70
Tinggi 13
S-13 17
85 Sangat Tinggi
14 S-14
17 85
Sangat Tinggi 15
S-15 15
75 Tinggi
16 S-16
17 85
Sangat Tinggi 17
S-17 20
100 Sangat Tinggi
18 S-18
18 90
Sangat Tinggi 19
S-19 14
70 Tinggi
20 S-20
18 90
Sangat Tinggi 21
S-21 15
75 Tinggi
22 S-22
14 70
Tinggi 23
S-23 18
90 Sangat Tinggi
24 S-24
15 75
Tinggi 25
S-25 15
75 Tinggi
26 S-26
18 90
Sangat Tinggi 27
S-27 19
95 Sangat Tinggi
28 S-28
15 75
Tinggi 29
S-29 17
85 Sangat Tinggi
30 S-30
18 90
Sangat Tinggi 31
S-31 14
70 Tinggi
32 S-32
17 85
Sangat Tinggi 33
S-33 15
75 Tinggi
34 S-34
18 90
Sangat Tinggi 35
S-35 17
85 Sangat Tinggi
36 S-36
16 80
Tinggi 37
S-37 17
85 Sangat Tinggi
94
Hasil analisis kategori keaktifan belajar siswa tersebut kemudian dikelompokan dan dihitung persentase banyak siswanya.
Tabel 4. 10 Persentase Banyak Siswa Sesuai Keaktifan Belajar
Banyak Siswa Kategori
Persentase 21
Sangat Tinggi 56,76
16 Tinggi
43,24
Dari Tabel 4.10 diketahui bahwa keaktifan belajar siswa kelas VIIIB saat mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan
saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran tinggi dengan skor rata-rata jumlah keaktifan belajar untuk dua
pertemuan 17. Siswa yang masuk dalam kategori keaktifan belajar sangat tinggi yaitu sebanyak 21 dan siswa yang masuk dalam kategori keaktifan
belajar sangat tinggi dengan persentase 56,76 ada 16 orang lain yang masuk dalam kategori keaktifan belajar tinggi dengan persentase 43,24.
Tidak ada siswa dengan kategori keaktifan belajar cukup, kurang, bahkan sangat kurang. Pada pertemuan pertama aktifitas belajar siswa yang
kurang nampak yaitu pada poin 6, lebih dari setengah siswa di kelas tidak melakukan aktifitas menulis yaitu menuliskan hal-hal penting terkait
unsur-unsur lingkaran pada buku catatan siswa. Sedangkan pada pertemuan kedua aktifitas belajar yang kurang nampak ada pada poin ke
8 yaitu banyak siswa yang kurang mampu menanggapi pertanyaan temannya terkait pekerjaan yang siswa kerjakan. Hasil persentase tingkat
keaktifan belajar siswa tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran berikut:
95
Gambar 4.3 Diagram Persentase Keaktifan Belajar Siswa
4. Analisis Tes Kemampuan Awal Siswa
Data tes kemampuan awal siswa kelas VIII B menunjukan bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 32, sedangkan skor terendahnya
5. Skor rata-rata tes kemampuan awal siswa yaitu 25. Data tes kemampuan awal tersebutdihitung sesuai rumus pada BAB III untuk
mengetahui nilai siswa kemudian nilai tersebut disesuaikan dengan kategori kemampuan awal siswa yang telah ditetapkan. Berikut hasil
analisis tes kemampuan awal siswa kelas VIII B: 56.76
43.24 0 0
Persentase Keaktifan Belajar Siswa
Sangat tinggi Tinggi
96
Tabel 4.11 Analisis Kemampuan Awal Siswa
No Kode Siswa
Skor Nilai
Keterangan 1
S-1 16
40 Kurang
2 S-2
25 63
Cukup 3
S-3 23
58 Cukup
4 S-4
5 13
Gagal 5
S-5 26
65 Cukup
6 S-6
22 55
Kurang 7
S-7 30
75 Baik
8 S-8
23 58
Cukup 9
S-9 27
68 Baik
10 S-10
31 78
Baik 11
S-11 30
75 Baik
12 S-12
32 80
Sangat Baik 13
S-13 30
75 Baik
14 S-14
18 45
Kurang 15
S-15 25
63 Cukup
16 S-16
30 75
Baik 17
S-17 29
73 Baik
18 S-18
31 78
Baik 19
S-19 29
73 Baik
20 S-20
30 75
Baik 21
S-21 14
35 Gagal
22 S-22
10 25
Gagal 23
S-23 24
60 Cukup
24 S-24
30 75
Baik 25
S-25 27
68 Baik
26 S-26
28 70
Baik 27
S-27 27
68 Baik
28 S-28
29 73
Baik 29
S-29 27
68 Baik
30 S-30
26 65
Cukup 31
S-31 22
55 Kurang
32 S-32
16 40
Kurang 33
S-33 30
75 Baik
34 S-34
26 65
Cukup 35
S-35 26
65 Cukup
36 S-36
29 73
Baik 37
S-37 21
53 Kurang
97
Hasil analisis kategori kemampuan awal siswa tersebut kemudian dikelompokan dan dihitung persentase banyak siswanya.
Tabel 4.12 Persentase Banyak Siswa Sesuai Kemampuan Awal
Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa kemampuan awal siswa VIII B pada materi unsur-unsur lingkaran dengan nilai tertinggi 80, nilai
terendah 12,5 dan nilai rata-rata 62,4 tersebar dalam lima kategori. Sebanyak 1 siswa termasuk dalam kategori kemampuan awal sangat baik
dengan persentase 2,70, 19 siswa dalam kategori baik dengan persen 51,35, 8 siswa dalam kategori cukup dengan persentase 21,62, 6
siswa dalam kategori kurang dengan persentase 16,22 dan 3 siswa dalam kategori gagal dengan persentase 8,11. Sebagian siswa belum
memahami definisi lingkaran, sifat-sifat lingkaran serta unsur-unsur lingkaran seperti jari-jari dan diameter. Hal tersebut menjadi
pertimbangan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada materi unsur-unsur lingkaran. Namun karena keterbatasan
waktu guru tidak sempat untuk lebih menegaskan kepada siswa tentang sifat-sifat lingkaran dan lebih mendalami unsur-unsur lingkaran. Hasil
analisis tersebut disajikan dalam bentuk diagram lingkaran berikut:
Banyak Siswa Kategori
Persentase 1
Sangat Baik 2,70
19 Baik
51,35 8
Cukup 21,62
6 Kurang
16,22 3
Gagal 8,11
98
Gambar 4.4 Diagram Persentase Kemampuan Awal Siswa
5. Analisis Tes Prestasi Belajar Siswa
Berdasarkan data tes prestasi belajar siswa pada Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 66 dan skor
terendah yang diperoleh 40,5 dengan skor rata-rata siswa adalah 54. Data pada Tabel 4.6 kemudian dihitung untuk menentukan nilai yang
diperoleh siswa yang kemudian disesuaikan dengan pembagian kategori prestasi belajar siswa yang telah ditetapkan. Berikut hasil analisis
kategori prestasi belajar siswa kelas VIIIB:
2.70
51.35 21.62
16.22 8.11
Persentase Kemampuan Awal Siswa
Sangat tinggi Tinggi
Cukup Kurang
Gagal
99
Tabel 4.13 Analisis Tes Prestasi Belajar Siswa
No Kode Siswa
Skor Nilai
Keterangan 1
S-1 50
67 Baik
2 S-2
60,5 81
Sangat Baik 3
S-3 46
61 Cukup
4 S-4
53,5 71
Baik 5
S-5 65
87 Sangat Baik
6 S-6
55,5 74
Baik 7
S-7 47,5
63 Cukup
8 S-8
47,5 63
Cukup 9
S-9 48
64 Cukup
10 S-10
60,5 81
Sangat Baik 11
S-11 51,5
69 Baik
12 S-12
63 84
Sangat Baik 13
S-13 53,5
71 Baik
14 S-14
40,5 54
Kurang 15
S-15 48
64 Cukup
16 S-16
52,5 70
Baik 17
S-17 48
64 Cukup
18 S-18
61 81
Sangat Baik 19
S-19 40,5
54 Kurang
20 S-20
60 80
Sangat Baik 21
S-21 40,5
54 Kurang
22 S-22
44 59
Cukup 23
S-23 53,5
71 Baik
24 S-24
49,5 66
Baik 25
S-25 50
67 Baik
26 S-26
60,5 81
Sangat Baik 27
S-27 59,5
79 Sangat Baik
28 S-28
53,5 71
Baik 29
S-29 65,5
87 Sangat Baik
30 S-30
66 88
Sangat Baik 31
S-31 52,5
70 Baik
32 S-32
51 68
Baik 33
S-33 61
81 Sangat Baik
34 S-34
60,5 81
Sangat Baik 35
S-35 66
88 Sangat Baik
36 S-36
65 87
Sangat Baik 37
S-37 50
67 Baik
100
Hasil analisis kategori prestasi belajar siswa tersebut kemudian dikelompokan dan dihitung persentasenya.
Tabel 4. 14 Persentase Banyak Siswa Sesuai Prestasi Belajar
Banyak Siswa Kategori
Persentase 14
Sangat Baik 37,84
13 Baik
35,13 7
Cukup 18,92
3 Kurang
8,11
Tabel 4.14 menunjukan banyaknya siswa dengan kategori prestasi belajar sangat baik ada 14 orang, banyak siswa kategori baik 13 orang,
banyaknya siswa kategori cukup ada 7 orang dan banyaknya siswa dengan kategori kurang ada 3 orang. Jika dihitung persentasenya maka
diperoleh 37,84 siswa dengan kategori prestasi belajar sangat baik, 35,13 siswa dengan kategori prestasi belajar baik, 18,92 siswa
dengan kategori prestasi belajar cukup, dan 8,11 siswa dengan kategori prestasi belajar kurang. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 88
dan nilai terendah yang diperoleh 54 dengan rata-rata nilai siswa adalah 72,1. Sebagian besar kesalahan siswa yaitu siswa belum mampu
menjawab soal secara sistematis, kurang teliti dan belum memahami hubungan antar unsur-unsur lingkaran. Hasil perhitungan persentase
tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut:
101
Gambar 4.5 Diagram Persentase Prestasi Belajar Siswa
6. Analisis Hasil Wawancara
Wawancara digunakan sebagai pendukung data lain yang telah diperoleh. Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran pada tujuh orang
siswa yang dipilih secara purposive atau dengan maksud tertentu dengan melihat kategori motivasi, keaktifan dan prestasi belajar siswa.
a. Siswa A adalah siswa dengan motivasi sangat tinggi, keaktifan sangat
tinggi dan prestasi belajar sangat baik b.
Siswa B adalah siswa dengan motivasi sangat tinggi, keaktifan sangat tinggi dan prestasi belajar baik
c. Siswa C adalah siswa dengan motivasi sangat tinggi, keaktifan sangat
tinggi dan prestasi belajar cukup d.
Siswa D adalah siswa dengan motivasi tinggi, keaktifan sangat tinggi dan prestasi belajar sangat baik
37.84
35.13 18.92
8.11
Persentase Prestasi Belajar Siswa
Sangat baik Baik
Cukup Kurang
102
e. Siswa E adalah siswa dengan motivasi tinggi,keaktifan tinggi dan
prestasi belajar baik f.
Siswa F adalah siswa dengan motivasi tinggi, keaktifan tinggi dan prestasi belajar cukup
g. Siswa G adalah siswa dengan motivasi sedang, keaktifan tinggi dan
prestasi belajar kurang
Berikut garis besar hasil wawancara siswa: Tabel 4.15 Hasil Wawancara
No Pertanyaan
Jawaban Siswa 1
Apa pendapatmu tentang
pembelajaran yang
menggunakan pendekatan
saintifik
dengan metode
mind mapping
? A: Metode sesuai dengan K.13. Siswa dilatih
untuk mandiri. Menarik karena berkelompok dan melatih kreativitas.
B: Seru, tahu hubungan antar unsur-unsur lingkaran.
C:
Lebih seru.
Pembelajaran jadi
tidak membosankan.
D: Baik karena menambah keaktifan siswa, karena membuatnya sendiri jadi lebih paham.
Hanya poin-poin penting yang dituliskan. E: Mudah diingat. Lebih mudah menghafal lewat
bagan. F: Lebih paham karena lebih banyak baca buku.
G: Seru, bisa berkreasi sambil belajar. Biasanya matematika langsung rumus
2 Apakah
ada perbedaan
pembelajaran yang
menggunakan pendekatan
saintifik
dengan metode
mind mapping
dengan pembelajaran
sebelumnya? A: Ada, pembelajaran dibuat lebih asik.
B: Ada, matematika tidak pernah menggunakan mind mapping
. C: Ada, bisa menyalurkan dan mengekspresikan
apa yang ada di pikiran. D: Berbeda, biasanya guru langsung memberikan
materi dengan ceramah. E: Berbeda, lebih menarik. Materi lebih masuk
kalau dibuat sendiri. F: Ada, diajak cari tahu sendiri. Pembelajaran
sebelumnya lebih banyak ceramah.
G : Ada. Lebih seru.
103
3 Bagaimana
perasaanmu saat mengikuti proses
pembelajaran yang
menggunakan pendekatan
saintifik
dengan metode
mind mapping
? A: Senang, karena bekerja secara berkelompok,
dapat bertukar pikiran. B: Senang, karena berkelompok.
C: Senang karena seru. D: Seneng, seru. Memang minat di matematika.
E: Senang dan tidak bosan. F: Senang, seru. Lebih bebas berekspresi dan
tekanan di dalam kelas berkurang. G: Senang karena tidak biasa.
4 Apakah
kamu merasa aktif saat
mengikuti kegiatan
pembelajaran yang
menggunakan pendekatan
saintifik
dengan metode
mind mapping
? A: Aktif, bertanya, mencari informasi di buku dan
membuat mind map. B: Aktif, mengerjakan LAS dan membuat mind
map .
C: Iya, saya yang paling semangat membuat mind map
. D: Ya, ada pembagian tugas.
E: Aktif, turut membantu membuat mind map. F: Aktif, mengerjakan LAS dan membuat mind
map . Kelompok yang asik juga membuat lebih
aktif. G: Iya, mewarnai mind map.
5 Apakah
kamu merasa kesulitan
selama mengikuti proses
pembelajaran yang
menggunakan pendekatan
saintifik
dengan metode
mind mapping
? A: Tidak.
B: Tidak. Lebih gampang, tapi tidak suka menggambar.
C: Lumayan. Semua pendapat berbeda-beda. D: Sedikit karena anggota kelompoknya kadang
malas. E: Iya, kadang bingung materi.
F: Tidak ada kesulitan. G: Agak sulit karena belajar sendiri.
6 Apakah
kamu cepat putus asa
jika mendapat
kesulitan selama pembelajaran?
A: Tidak, karena dikerjakan bersama-sama. B: Tidak. Berusaha sebaik mungkin.
C: Tidak, baca buku lagi. D: Tidak, cari tahu dibuku dan tanya teman lain.
E: Tidak, cari informasi di google. F: Kadang cepat putus asa
G: Tidak, tanya guru atau teman.
7 Apakah
metode ini membantumu
untuk lebih
mengerti materi
yang diajarkan? A: Ya, karena dapat merangkum dan menguraikan
materi sendiri. B: Iya, lebih jelas, pembelajaran tidak hanya
secara lisan. C: Lumayan karena sekarang cari tahu sendiri,
biasanya langsung dijelaskan. D: Iya, karena yang diambil intisarinya.
E: Ya, lebih mudah menghafal. F: Membantu, karena menyaring informasi yang
104
benar-benar penting. G: Ya, gambar-gambar yang lucu jadi mudah
diingat. 8
Apakah metode
ini membuatmu
merasa termotivasi untuk
belajar dan lebih mendalami
materi? A:
Iya, karena
bisa menguraikan
atau mengembangkan materi sendiri.
B: Iya, tapi tidak terlalu suka mind map karena tidak kreatif.
C: Lumayan, pelajaran jadi lebih gampang. D: Termotivasi karena lebih menarik. Menarik
pembuatannya,
menggugah imajinasi
dan membuat lebih niat belajar.
E: Sama saja. F: Iya, belajar sendiri membuat merasa lebih bisa.
G: Ya.
9 Apakah
kamu optimis
akan mendapatkan nilai
yang baik pada materi
unsur- unsur lingkaran?
A: Harus optimis. B: Optimis, lebih mudah membaca materi pada
mind map .
C: Lumayan, tapi sebenarnya kurang pintar. D: Optimis karena lebih niat belajar.
E: Optimis, kalau ada metode baru pasti optimis. Tapi kadang walau sudah yakin hasilnya tetap
jelek, mungkin kurang teliti. F: Lumayan. Tapi tidak yakin karena pada
dasarnya tidak suka menghitung. G: Optimis. Tapi kadang pelupa dan suka
meremehkan.
10 Apa manfaat yang
dapat kamu petik setelah mengikuti
proses pembelajaran
yang menggunakan
pendekatan saintifik
dengan metode
mind mapping
? A: Lebih mendalami materi, materi lebih mudah
dipahami sehingga meningkatkan motivasi dan melatih kerjasama.
B: Melatih kerjasama kelompok, lebih memahami pelajaran karena belajar sendiri.
C: Pelajaran matematika jadi lebih menarik dan lebih semangat untuk mencari tahu materi.
D: Belajar menyatukan pemikiran, kerjasama dengan teman satu kelompok, lebih bisa
meringkas materi. E: Menghafal lebih mudah. Menyalurkan hobi
menggambar. F: Pelajaran yang sulit jadi lebih gampang.
Pembelajaran jadi lebih seru. Lebih variatif cara mencatatatnya.
G: Tidak membosankan.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa:
105
a. Secara Umum
1 Siswa berpendapat bahwa pembelajaran yang menggunakan
pendekatan saintifik dengan metode mind mapping berbeda dari pembelajaran sebelumnya yang biasanya guru lebih banyak
menggunakan metode
ceramah. Pembelajaran
yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind
mapping menarik karena pengerjaannya secara berkelompok
dan menambah keaktifan siswa. Siswa merasa pembelajaran menjadi tidak membosankan, melatih kreativitas dan membuat
siswa lebih memahami materi. 2
Siswa merasa lebih paham karena dalam proses pembelajaran siswa mencari tahu dan menemukan sendiri informasi-informasi
yang terkait dengan materi unsur-unsur lingkaran. Selain itu, informasi yang disajikan pada mind map merupakan poin-poin
penting, sehingga lebih mudah menghafal dan melihat hubungan antar unsurnya.
3 Siswa merasa senang mengikuti pembelajaran yang
menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping
. Siswa beralasan bahwa metode ini membuat pembelajaran menjadi tidak membosankan dan siswa lebih
bebas berekspresi. 4
Siswa berpendapat bahwa pendekatan saintifik dengan metode mind mapping
membuat mereka lebih aktif dalam mengikuti
106
proses pembelajaran. Siswa aktif mencari informasi tentang materi unsur-unsur lingkaran dan pembuatan mind map juga
membuat siswa lebih aktif mengekspresikan pemikirannya. Siswa membagi tugas dalam kelompok sehingga seluruh
anggota kelompok aktif dalam mengerjakan tugas. 5
Beberapa siswa berpendapat bahwa mereka tidak menemui kesulitan selama proses pembelajaran yang menggunakan
pendekatan saintifik dengan metode mind mapping. Namun ada pula beberapa siswa yang menjumpai kesulitan yaitu belum bisa
beradaptasi dengan gaya belajar mandiri karena biasanya langsung dijelaskan guru dan kesulitan dalam bekerja secara
kelompok. Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan bertanya pada guru, teman, atau mencari informasi di buku atau internet.
6 Sebagian besar siswa berpendapat bahwa mereka termotivasi
untuk belajar, mendalami materi dan lebih niat untuk belajar. Proses belajar mandiri yang menggunakan pendekatan saintifik
dengan metode mind mapping membuat mereka merasa lebih memahami materi. Mind map yang berisi intisari materi
membuat siswa merasa pelajaran menjadi lebih gampang karena siswa langsung menyaring informasi yang benar-benar penting
dan menyajikannya dengan gambar-gambar yang membuat siswa lebih tertarik belajar.
107
7 Beberapa siswa merasa optimis bahwa pembelajaran yang
menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping
dapat membuat nilai mereka baik. Hal tersebut karena ini merupakan metode baru yang membuat siswa semakin niat
atau semakin termotivasi untuk belajar. Tapi ada beberapa yang kurang yakin dengan hasil belajarnya karena memang tidak suka
menghitung, suka meremehkan saat tes, pelupa dan terkadang kurang teliti.
8 Siswa mengungkapkan beberapa manfaat yang mereka rasakan
ketika mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping yaitu mereka lebih
memahami materi, lebih bersemangat untuk belajar aktif, meningkatkan motivasi belajar, melatih kerjasama dalam
kelompok dan menyalurkan hobi menggambar.
b. Secara Khusus
1 Siswa A
Hasil wawancara menunjukan bahwa siswa A senang mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan
saintifik dengan metode mind mapping karena bekerja secara berkelompok. Metode ini membuatnya lebih aktif, lebih mandiri
dalam menemukan informasi tentang materi yang dipelajari, melatih kreativitas, kerjasama, dan meningkatkan motivasi
108
belajar. Selama proses pembelajaran siswa tidak merasa kesulitan dan siswa optimis bahwa metode ini dapat
meningkatkan prestasi belajarnya karena siswa semakin termotivasi belajar dan semakin memahami materi karena
merangkum dan menguraikan materi sendiri. 2
Siswa B Siswa B merasa senang saat mengikuti proses pembelajaran
yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping.
Siswa berpendapat bahwa metode ini berbeda dengan metode pembelajaran yang diterapkan guru sebelumnya. Metode
ini membuat siswa lebih memahami pelajaran dan mengetahui hubungan antar unsur-unsur lingkaran karena siswa dilatih
belajar sendiri dan dengan mind map materi dapat terbaca dengan jelas. Metode ini membuat siswa lebih aktif belajar.
Siswa B tidak merasa kesulitan selama mengikuti pembelajaran dan optimis bahwa metode ini akan meningkatkan prestasi
belajarnya karena merasa lebih termotivasi. 3
Siswa C Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa siswa C
senang mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping. Hal tersebut
karena ia berpendapat bahwa metode ini lebih asik, menarik dan tidak membosankan. Siswa C dapat menyalurkan atau
109
mengekspresikan apa yang ada di pikirannya ke dalam mind map
. Kesulitan yang siswa C alami yaitu sulit untuk menyatukan pendapat teman sekelompok. Siswa C merasa
metode ini membuatnya semangat untuk mencari tahu materi dan ia merasa lebih memahami materi karena biasanya materi
langsung disampaikan oleh guru. Namun, siswa C merasa kurang yakin metode ini dapat meningkatkan prestasi belajarnya
karena ia merasa bahwa pada dasarnya ia memang kurang pintar.
4 Siswa D
Siswa D
berpendapat bahwa
pembelajaran yang
menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping
dapat menambah keaktifan siswa. Proses pembuatan mind map
membuatnya lebih memahami pelajaran karena dibuat sendiri dan yang dituliskan hanya poin-poin penting. Siswa D
senang mengikuti pembelajaran dan menambah motivasi belajar karena pada dasarnya ia menyukai matematika dan ia
berpendapat metode ini lebih menarik baik dari prosesnya maupun dari hasil mind map nya. Kesulitan yang ia alami yaitu
masalah kerja kelompok yang menurutnya ada yang malas mengerjakan. Siswa D optimis metode ini mampu meningkatkan
prestasi belajarnya karena ia lebih niat untuk belajar, dan penyajian mind map yang berupa intisari materi membuatnya
110
lebih memahami materi yang diajarkan. Menurut siswa D, metode ini melatih kerjasama, melatih menyatukan pemikiran
dalam kelompok dan membuatnya lebih bisa meringkas materi. 5
Siswa E Hasil wawancara menunjukan bahwa siswa E senang
mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping. Menurut siswa E
penyajian materi dalam mind map lebih mudah diingat, lebih mudah menghafal karena bentuknya seperti bagan. Proses
pembelajaran lebih
menarik dan
tidak membosankan,
membuatnya aktif bekerja dan dapat menyalurkan hobi menggambar. Siswa E selalu optimis jika ada metode baru,
namun kurang yakin dengan hasil belajarnya yang terkadang tidak sesuai dengan pemikirannya dan ia merasa kadang kurang
teliti dalam mengerjakan soal. Kesulitannya yaitu kadang masih bingung dengan materi dan ia berusaha mencari di internet.
6 Siswa F
Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa F dapat diketahui bahwa siswa F merasa senang mengikuti pembelajaran yang
menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping
karena siswa dapat bebas berekspresi, pembelajaran menjadi tidak membosankan dan tekanan dalam kelas yang
berkurang. Pembelajaran lebih menarik, variatif dan berbeda
111
dengan pembelajaran sebelumnya yang banyak ceramah. Menurut siswa F metode ini membuatnya lebih memahami
materi karena lebih mengajak siswa untuk cari tahu materi sendiri dan lebih banyak baca buku. Siswa aktif selama
mengikuti pembelajaran karena kelompoknya dapat bekerjasama dengan baik dan ia tidak menjumpai kesulitan selama
pembelajaran. Siswa F berpendapat bahwa metode ini membantunya dalam memahami materi pelajaran karena
menyaring informasi yang benar-benar penting, namun ia tidak yakin metode ini akan meningkatkan prestasi belajarnya karena
pada dasarnya siswa F tidak suka menghitung. 7
Siswa G Siswa
G berpendapat
bahwa pembelajaran
yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind
mapping menarikdan tidak membosankan karena bisa berkreasi
sambil belajar. Siswa G senang mengikuti pembelajaran dan aktif membuat mind map. Siswa G merasa kesulitan karena
tidak terbiasa belajar sendiri, namun ia tidak putus asa dan langsung bertanya pada guru atau teman. Metode ini membuat
siswa G mudah mengingat materi karena disajikan dalam bentuk gambar-gambar lucu. Siswa G semakin termotivasi untuk
belajar, tapi tidak yakin akan prestasi belajarnya karena sering lupa dan meremehkan jika ada tes sehingga kurang persiapan.
112
7. Analisis Hasil Observasi Umum
Obsevasi umum pembelajaran di kelas dilakukan oleh tiga orang observer
pada masing-masing pertemuan. Observasi ini menguraikan keaktifan siswa atau kejadian yang terjadi di kelas secara garis besar
selama proses pembelajaran berlangsung. Data observasi ini digunakan sebagai data pendukung untuk menggambarkan kondisi kelas saat
pembelajaran. Berikut garis besar hasil observasi umum di kelas saat pembelajaran:
a. Pertemuan Pertama Rabu, 8 April 2015
Tabel 4.16 Hasil Observasi Umum Pertemuan Pertama
No Pertanyaan
Hasil pengamatan observer 1
Apakah siswa terlihat siap
mengikuti pembelajaran?
Observer 1: Siswa cukup siap, namun sedikit gaduh karena baru selesai istirahat.
Observer 2: Cukup siap, tapi ada beberapa siswa yang belum masuk kelas saat guru masuk.
Observer 3: Sebagian besar terlihat siap mengikuti pelajaran, namun ada beberapa yang belum masuk
kelas dan agak gaduh karena habis istirahat.
2 Apakah siswa
terlihat cukup antusias dalam
mengikuti pembelajaran?
Observer 1: Siswa antusias mengikuti pembelajaran karena dilakukan secara berkelompok.
Observer 2: Siswa cukup antusias dan terlihat aktif. Observer 3: Siswa terlihat cukup antusias. Saat guru
berbicara di depan siswa memperhatikan.
3 Apakah siswa
memperhatika n
penjelasan guru?
Observer 1: Sebagian besar memperhatikan, namun ada yang kurang memperhatikan karena bermain
dengan teman. Observer 2: Ada yang memperhatikan ada juga
yang tidak karena asik main laptop. Observer 3: Siswa memperhatikan penjelasan guru,
tapi ada yang tidak karena ngobrol dengan teman.
4 Apakah siswa
mengerjakan tugas
yang diberikan guru
dengan baik? Observer 1: Siswa mengerjakan tugas dengan
berkelompok dan mencari referensi di buku cetak. Observer 2: Ya, siswa mengerjakan LAS dengan
baik. Observer 3: Siswa mengerjakan tugas LAS dengan
baik secara berkelompok.
5 Apakah siswa
aktif selama
Observer 1: Siswa aktif bertanya dan memberikan pendapat.
113
mengikuti pembelajaran?
Observer 2: Ya, Siswa aktif. Siswa mengerjakan tugas,
mendengarkan presentasi
teman dan
mengeluarkan pendapat. Observer 3: Siswa aktif, jika akda yang kurang
dimengerti langsung bertanya pada teman atau guru, siswa tidak ragu dalam mengeluarkan
pendapat.
6 Kejadian apa
saja yang
terjadi di kelas selama
pembelajaran? Observer 1: Siswa mengerjakan tugas yang
diberikan, bertanya pada guru dan mengeluarkan pendapat. Ada yang main laptop dan ngobrol
dengan teman saat tugas yang diberikan selesai dikerjakan.
Observer 2: Siswa mengerjakan LAS, siswa dan guru mendiskusikan jawaban. Beberapa siswa yang
sudah selesai mengerjakan asik ngobrol dengan teman.
Observer 3: Siswa mengerjakan LAS, beberapa kelompok mempresentasikan jawaban. Kelas agak
gaduh ketika beberapa kelompok sudah selesai mengerjakan dan kelompok lainnya belum selesai.
b. Pertemuan Kedua Sabtu, 11 April 2015
Tabel 4.17 Hasil Observasi Umum Pertemuan Kedua
No Pertanyaan
Hasil pengamatan observer 1
Apakah siswa terlihat siap
mengikuti pembelajaran?
Observer 1: Siswa siap mengikuti pembelajaran. Siswa sudah menyiapkan alat dan bahan untuk
membuat mind map. Observer 2: Ya, siswa terlihat cukup siap karena
jam pelajaran pertama. Observer 3:
Siswa terlihat siap mengikuti pelajaran setelah doa pagi bersama.
2 Apakah
siswa terlihat
cukup antusias
dalam mengikuti
pembelajaran? Observer 1: Siswa antusias karena metode
pembelajaran berbeda. Siswa bersemangat dan telah membawa alat dan bahan untuk membuat
mind map.
Observer 2: Ya, siswa terlihat cukup antusias karena bekerja berkelompok. Siswa terlihat
senang dan bersemangat. Observer 3: Siswa terlihat antusias dan
bersemangat karena membuat mind map.
3 Apakah
siswa memperhatikan
penjelasan guru? Observer 1: Saat guru menerangkan mind map
ada beberapa yang tidak mendengarkan. Sebagian besar yang mendengarkan adalah
siswa yang duduk di bagian depan. Observer 2: Beberapa memperhatikan dan
beberapa tidak karena bermain dengan teman
114
dan posisi duduk yang dibelakang. Observer 3: Saat guru memberi penjelasan
tentang mind map siswa memperhatikan penjelasan guru.
4 Apakah
siswa mengerjakan
tugas yang
diberikan guru
dengan baik? Observer 1: Siswa mengerjakan tugas dengan
baik. Masing-masing kelompok sudah memiliki konsep sendiri. Siswa bekerja keras karena
waktu yang diberikan terbatas. Observer 2: Ya, siswa mengerjakan mind map
dengan baik. Siswa membawa alat dan bahan yang diperlukan.
Observer 3: Siswa mengerjakan tugas mind map dengan baik secara berkelompok.
5 Apakah
siswa aktif
selama mengikuti
pembelajaran? Observer 1: Siswa aktif mengikuti pembelajan,
namun karena waktu terbatas siswa kurang kesempatan untuk berpendapat.
Observer 2: Ya, siswa aktif mengikuti pelajaran. Siswa membuat mind map dan bertanya pada
guru jika ada hal-hal yang kurang dimengerti. Observer 3: Siswa aktif mengerjakan mind map,
sesekali bertanya pada guru jika ada hal yang belum dimengerti.
6 Kejadian apa saja
yang terjadi di kelas
selama pembelajaran?
Observer 1: Pembelajaran cukup sesuai yang direncanakan. Waktu yang tersedia terbatas
sehingga hanya
satu kelompok
yang mempresentasikan hasil kerjanya, siswa lain
kurang mendapat kesempatan berpendapat. Observer 2: Waktu yang dialokasikan kurang
sehingga yang presentasi sedikit. Saat presentasi siswa lain kurang diberi kesempatan untuk
bertanya dan mengeluarkan pendapat. Observer 3: Waktu singkat dan terbatas ada
beberapa kegiatan yang terlewati. Kelompok yang presentasi hanya satu kelompok.
Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat diketahui bahwa: a.
Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama nampak sebagian besar siswa sudah siap
untuk mengikuti proses pembelajaran, namun ada beberapa siswa yang masih belum masuk kelas saat guru masuk kelas. Selain itu kelas agak
sedikit gaduh dikarenakan siswa baru selesai jam istirahat. Siswa terlihat cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran karena
115
pembelajaran kali ini dilakukan secara berkelompok. Siswa-siswa memperhatikan arahan guru dengan baik, namun ada beberapa siswa
yang kurang memperhatikan karena berbicara atau main dengan teman atau sedang main laptop. Siswa aktif mengerjakan tugas berupa LAS
dan kelas cukup kondusif, tetapi kelas menjadi sedikit gaduh setelah beberapa kelompok selesai mengerjakan LAS sedangkan kelompok lain
belum selesai. Ketika ada teman yang presentasi hasil kerja kelompoknya siswa lain mendengarkan dan memberi tanggapan atau
masukan.
b. Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua siswa terlihat lebih siap dalam mengikuti pembelajaran karena pembelajaran dilaksanakan pada jam pertama.
Siswa sudah terkondisi dengan baik karena sebelum masuk jam pertama siswa mengikuti doa pagi bersama. Siswa antusias dalam mengikuti
pembelajaran, hal itu terlihat dari kesiapan siswa dalam membawa alat dan bahan pembuatan mind map. Siswa terlihat gembira dan
bersemangat. Saat guru memberi arahan tentang mind map beberapa siswa
khususnya yang
posisis duduk
di belakang
kurang memperhatikan karena bermain dengan temannya. Siswa secara
berkelompok aktif mengerjakan mind map dengan baik dan sesekali bertanya pada guru jika ada hal-hal yang kurang jelas. Waktu yang
tersedia terbatas sehingga menyebabkan pembelajaran kurang
116
maksimal. Kelompok yang mempresentasikan hasil karya atau ide pemikirannya tentang unsur-unsur lingkaran hanya satu kelompok dan
siswa lainnya kurang diberi kesempatan untuk berpendapat.
D. Pembahasan
Pada pembahasan akan dijawab dan dibahas masalah-masalah yang terdapat pada rumusan masalah. Pembahasan ini terkait penerapan
pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran di kelas VIIIB tahun ajaran 20142015 yang akan dibahas sesuai
data dan analisis data yang diperoleh. 1.
Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik yang dikombinasikan dengan metode mind mapping pada materi
unsur-unsur lingkaran di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 20142015?
Pembahasan: Pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik
dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran di kelas VIIIB tahun ajaran 20142015 dapat berjalan dengan sangat baik. Hal
tersebut dapat terlihat dari persentase keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran yang mencapai 86,46. Pelaksanaan proses
pembelajaran sesuai dengan pendekatan saintifik yaitu proses belajar yang lebih berpusat pada siswa yang bertujuan mendorong peserta didik
untuk aktif mencari tahu dari berbagai sumber informasi. Pembelajaran
117
sudah cukup sesuai langkah-langkah umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu yang dimulai dari proses mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Melalui LAS unsur-unsur lingkaran secara berkelompok siswa aktif untuk mencari
tahu informasi tentang unsur-unsur lingkaran yang kemudian didiskusikan secara klasikal dengan dipandu guru bidang studi.
Pembelajaran juga sudah sesuai dengan langkah-langkah pada metode mind mapping.
Setelah siswa dan guru mendiskusikan LAS unsur-unsur lingkaran, secara berkelompok siswa menuangkan pemikirannya dalam
bentuk mind map. Siswa dan guru telah mampu menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran unsur-unsur lingkaran yang dikombinasikan
dengan metode mind mapping, namun hasilnya belum maksimal. Hal tersebut karena siswa dan guru belum terbiasa menggunakan pendekatan
saintifik serta karena waktu yang tersedia terbatas atau kurang mencukupi sehingga ada langkah dalam pembelajaran yang kurang
nampak.Pada kegiatan pembelajaran bertanya, kegiatan sudah nampak terlaksana. Namun, baik pada pertemuan pertama maupun kedua siswa
yang bertanya pada guru tidak lebih dari 5 orang. Selain itu pada pertemuan pertama siswa kurang tertarik dan kurang mampu bertanya
tentang hasil pengamatan siswa lainnya serta belum bisa menalar hasil pengetahuan yang diperoleh bersama teman sekelompoknya, siswa
cenderung hanya sibuk mengerjakan LAS dan hanya fokus pada soal-soal yang ada. Pada pertemuan kedua siswa telah mampu menalar hubungan
118
antar unsur-unsur lingkaran yang terlihat dari diskusi dan hasil mind map siswa, namun tidak semua kelompok melakukan kegiatan menalar, hanya
3 kelompok yang terlihat melakukan kegiatan tersebut. Selain itu, diakhir proses pembelajaran guru tidak sempat memberikan motivasi kepada
siswa untuk tetap belajar dikarenakan waktu pelajaran sudah berakhir.
2. Bagaimana motivasi belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur
1 Yogyakarta tahun ajaran 20142015 dalam mengikuti mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode
mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran?
Pembahasan: Motivasi belajar siswa selama mengikuti pembelajaran yang
menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran tergolong tinggi yaitu dengan skor rata-rata
75,9 atau jika dipresentasekan sesuai rumus yang ditetapkan maka rata- rata motivasi belajar siswa sebesar 70. Hal tersebut diperoleh dari hasil
angket yang diberikan yang kemudian dianalisis dengan skala Likert. Sebanyak 4 orang masuk dalam kategori motivasi belajar sangat
tinggi,27 orang dalam kategori motivasi belajar tinggi dan 6 orang dalam kategori motivasi belajar sedang. Hasil analisis motivasi belajar tersebut
kemudian didukung dengan hasil wawancara terhadap beberapa siswa. Beberapa siswa yang diwawancarai berpendapat bahwa mereka senang
mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan
119
metode mind mapping. Menurut mereka pendekatan saintifik dengan metode mind mapping merupakan pendekatan metode pembelajaran yang
menarik dan tidak membosankan, berbeda dengan pembelajaran sebelumnya yang masih menggunakan metode ceramah. Siswa dapat
menyalurkan ide dan pemikiran dari hasil pengetahuannya dalam bentuk mind map.
Hasil mind map yang menarik juga turut memotivasi siswa dalam belajar, terutama karena penyajian materi yang lebih kreatif,
mudah dipahami dan mudah diingat. Selain dari hasil kuisoner dan wawancara, hasil observasi kegiatan umum di kelas juga menunjukan
bahwa siswa terlihat senang dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut terlihat dari interaksi siswa saat kerja
kelompok yang cukup baik, siswa saling bertukar pikiran untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Selain itu, antusias siswa terlihat
persiapan siswa untuk membuat mind map. Masing-masing kelompok telah menyiapkan alat dan bahan yang kiranya akan digunakan dalam
pembuatan mind map.
3. Bagaimana keaktifan siswa-siswi kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakartatahun ajaran 20142015 selama mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada
materi unsur-unsur lingkaran? Pembahasan:
120
Kegiatan berkelompok baik saat mengerjakan LAS maupun saat pembuatan mind map membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
Hasil observasi menunjukan bahwa selama proses pembelajaran siswa- siswa di kelas VIII B terlibat aktif ditunjukan dengan persentase
keaktifan belajar siswa yaitu 56,76siswa dengan kategori keaktifan belajar sangat tinggi dan 43,24 siswa dengan kategori keaktifan belajar
tinggi. Hal tersebut karena pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping mendorong siswa untuk mencari
tahu sendiri informasi-informasi tentang materi yang dipelajari dan mendorong siswa untuk menuliskan ide pemikirannya yang disajikan
dalam bentuk mind map. Aktifitas-aktifitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode
mind mapping antara lain siswa aktif mengerjakan tugas yang diberikan
baik dalam bentuk LAS maupun tugas membuat mind map. Hasil observasi menyebutkan bahwa selama kegiatan kelompok siswa aktif
mencari informasi terkait materi pada buku, bertanya pada teman tentang hal-hal yang belum diengerti, mengemukakan pendapat dan saling
berdiskusi satu sama lain guna menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa aktif mempersiapkan alat dan bahan untuk membuat mind map,
menulis hal-hal penting pada mind map dan berkreasi membuat mind map
agar semenarik mungkin. Banyak anggota kelompok yang hanya terdiri dari 3 orang menyebabkan kerja kelompok lebih efektif dan
sebagian besar anggota kelompok aktif bekerja. Namun ada beberapa
121
siswa yang masih kurang aktif selama mengikuti pembelajaran, cenderung diam dan tidak mengeluarkan pendapat. Pada pertemuan
pertama sebagian besar siswa tidak menuliskan hal-hal penting terkait unsur-unsur lingkaran pada buku catatan siswa, hal tersebut
dimungkinkan karena siswa hanya fokus mengerjakan LAS dan merasa kurang perlu mencatat lagi di buku catatannya. Sedangkan pada
pertemuan kedua banyak siswa kurang mampu menanggapi pertanyaan temannya terkait pekerjaan yang siswa kerjakan karena asik sendiri
hanya fokus pada pembuatan mind map sehingga tidak mendengarkan dan memperhatikan pertanyaan atau pendapat teman pertanyaan teman.
Namun hal itu tidak terlalu mengganggu kelancaran pengerjaan tugas siswa karena siswa dapat mengerjakan tugas tepat waktu.
4. Bagaimana prestasi belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP 1 Pangudi
Luhur Yogyakarta tahun ajaran 20142015 setelah mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode
mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran?
Pembahasan: Hasil tes prestasi belajar yang diberikan menunjukan bahwa lebih
dari 72,97 siswa berada pada kategori prestasi belajar baik dan sangat baik dan sisanya sebesar 18,92 berada pada kategori prestasi belajar
cukup dan 8,11 pada kategori kurang. Hasil tersebut menunjukan bahwa prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran yang
122
menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mappingpada materi unsur-unsur lingkaran dapat dikatakan baik namum belum
maksimal. Hasil tes prestasi belajar siswa menunjukan bahwa masih banyak siswa belum terbiasa untuk menjawab soal secara sistematis,
siswa cenderung langsung menjawab pertanyaan tanpa urutan-urutan menjawab yang jelas. Beberapa siswa juga kurang teliti dalam
menghitung atau kurang teliti dalam menuliskan hasil perhitungannya. Ada pula beberapa siswa yang masih belum mengerti hubungan-
hubungan antar unsur-unsur lingkaran sehingga jawaban yang diiberikan tidak sesuai dengan jawaban yang diharapkan.
Berdasarkan hasil analisis data keseluruhan dan pembahasan setiap permasalahan yang diteliti dapat dikatakan bahwa penerapan pendekatan
saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran di kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta merupakan salah satu
pendekatan dan metode menarik yang tepat untuk dikolaborasikan dan dapat memotivasi siswa untuk belajar, baik selama proses pembelajaran maupun di
luar pembelajaran, mengaktifkan siswa dalam belajar dan memberikan nilai yang baik pada tes prestasi belajar siswa. Pembelajaran yang menggunakan
pendekatan saintifik dengan metode mind mappingdapat membuat siswa lebih aktif dalam mencari dan mengolah informasi yang diperoleh. Pendekatan
yang lebih berpusat kepada siswa membuat siswa secara mandiri memasukkan informasi penting terkait materi ke otak yang kemudian
123
disajikan dengan pemetaan pemikirannya ke dalammind map. Mind map membantu siswa untuk mempelajari materi yang dipelajari dengan meringkas
dengan cara yang lebih menarik. Motivasi belajar yang tinggi dan keaktifan selama mengikuti pembelajaran mampu memberikan dampak positif bagi
prestasi belajar siswa. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mappingmemberikan hasil prestasi belajar siswa yang
baik namun belum maksimal. Siswa perlu lebih teliti lagi dan masih perlu banyak belajar dan latihan soal agar mampu menerapkan informasi yang
didapat untuk menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan unsur-unsur lingkaran.
E. Kelemahan-kelemahan Pembelajaran yang Menggunakan Pendekatan
Saintifik dengan Metode Mind Mapping Kelemahan-kelemahan Pembelajaran yang Menggunakan Pendekatan
Saintifik dengan Metode Mind Mappingyang peneliti temukan selama melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan saintifik cukup menyulitkan bagi siswa yang belum terbiasa
belajar mandiri. 2.
Metode mind mappingtidak selalu bisa diterapkan dalam pembelajaran karena membutuhkan alat, bahan dan waktu yang banyak.
3. Metode mind mappingcenderung kurang cocok bagi siswa yang tidak
suka menggambar.
124
F. Keterbataasan-keterbatasan Selama Penelitian
Selama melakukan penelitian di kelas VIII B tentang penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur
lingkaran peneliti mengalami beberapa keterbatasan antara lain: 1.
Siswa dan guru belum terbiasa menggunakan pendekatan saintifik. 2.
Waktu pembelajaran yang tersedia terbatas sehingga siswa kurang berlatih dalam mengerjakan soal.
3. Penelitian ini menggunakan kelas besar yang terdiri dari 37 siswa
sehingga peneliti kurang mampu memperhatikan siswa-siswi secara maksimal.
4. Alat untuk mendokumentasikan kurang mendukung sehingga ada
beberapa bagian pembelajaran yang terlewatkan.
125
BAB V PENUTUP