PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, PEMBAHASAN

69

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan menguraikan tentang pelaksanaan penelitian, menyajikan dan menganalisis data yang diperoleh selama penelitian tentang penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur- unsur lingkaran serta membahas data yang telah dianalisis. A. Pelaksanaan Penelitian 1. Observasi Awal Peneliti melakukan observasi di kelas VIIIB dan melakukan wawancara terhadap guru bidang studi matematika sebelum melaksanakan proses pengambilan data. Observasi dan wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kelas dan kondisi atau karakteristik siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Observasi dilakukan sebanyak tiga kali yaitu Sabtu, 28 Februari 2015, Rabu 4 Maret 2015 dan Sabtu, 7 Maret 2015. Hasil observasi dan menunjukan bahwa lingkungan kelas cukup luas, bersih, cukup terang dan tidak pengap karena ventilasi udara yang cukup serta adanya kipas angin. Fasilitas untuk mendukung proses pembelajaran juga sudah memadai, terlihat dari adanya whiteboard, viewer, buku jurnal, dan buku pegangan siswa yang menyebabkan proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Saat pembelajaran siswa terlihat dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, namun masih ada 70 siswa yang masih terlihat melakukan kegiatan di luar pembelajaran seperti bermain dan berbicara hal di luar pelajaran, serta ada beberapa siswa yang masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut juga didukung dengan hasil wawancara guru yang menyebutkan bahwa sejauh ini proses pembelajaran sudah cukup baik walau ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan seperti perhatian dan keaktifan siswa saat pembelajaran yang masih kurang. 2. Tes Awal dan Ujicoba Tes Peneliti melakukan tes kemampuan awal setelah melakukan observasi dan wawancara dengan guru bidang studi. Tes ini diambil dari materi lingkaran yang sudah diajarkan pada waktu Sekolah Dasar SD yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa sebelum masuk materi tertentu dan sebagai pertimbangan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, dalam penelitian ini materi yang dimaksud yaitu materi unsur-unsur lingkaran. Setelah membuat rancangan dan mengkonsultasikan dengan dosen dan guru, peneliti memberikan tes kemampuan awal untuk kelas VIIIB pada Hari Sabtu, 14 Maret 2015. Tahap selanjutnya yaitu peneliti melakukan uji coba tes prestasi belajar. Uji coba dilakukan di kelas VIIIA yang dilakukan selama dua hari yaitu padaJumat, 10 April 2015 dan Sabtu, 11 April 2015 karena waktu yang tersedia hanya satu jam pelajaran perharinya. Sebelum 71 dilakukan uji coba di kelas VIIIA, soal telah dikonsultasikan kepada dosen dan guru bidang studi matematika. Setelah ujicoba tes prestasi belajar selesai, peneliti melakukan penskoran dan perhitungan uji validitas dan reliabilitas. Hasil uji validitas dan reliabilitas soal tes prestasi sebagai berikut: a. Uji Validitas Tes Prestasi Belajar Pada uji validitas tes prestasi belajar, nilai pada tabel dengan taraf signifikasi 5 dengan jumlah siswa 37 adalah 0,325. Item soal dikatakan valid jika ditolak yaitu jika . Hasilnya terlihat dalam tabel berikut: Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar No. Item Keterangan Validitas Kualifikasi 1 0,81 0,325 Valid Sangat tinggi 2 0,64 0,325 Valid Tinggi 3 0,72 0,325 Valid Tinggi 4 0,45 0,325 Valid Cukup 5 0,54 0,325 Valid Cukup Analisis dan perhitungan lengkap terlampir Valid artinya terdapat kesesuaian antara soal dengan materi ajar yaitu unsur-unsur lingkaran dengan tujuan yang ingin diukur atau dengan kisi-kisi yang dibuat. b. Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar Setelah dilakukan uji validitas tes prestasi belajar peritem soal, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas tes prestasi belajar. Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach atau koefisien 72 alpha. Hasil perhitungan uji reliabilitas diperoleh koefisien = 0,62. berada pada rentang , sehingga dapat dikatakan bahwa soal tes prestasi belajar tersebut reliabel dengan kategori reliabilitas sedang yang artinya item soal dapat digunakan sebagai alat ukur secara konsisten. Analisis reliabilitas lengkap terlampir. 3. Pelaksanaan Pembelajaran Tahap selanjutnya yaitu pengambilan data. Pengambilan data selama proses pembelajaran dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dengan rincian dua kali pengambilan data saat proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping dan satu kali pengambilan data saat tes prestasi belajar. Pengambilan data berupa kuisoner motivasi belajar dan wawancara dilakukan setelah tes prestasi belajar. Peneliti dibantu oleh 2observer lainnya untuk mengamati kesesuaian proses pembelajaran di kelas VIIIB dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping, keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Berikut deskripsi pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi pokok unsur-unsur lingkaran: a. Pertemuan Pertama 73 Pertemuan pertama dilaksanakan pada Hari Rabu, 8 April 2015 pukul 09.50 WIB. Pertemuan pertama diikuti oleh 37 siswa. Pada pertemuan pertama ini siswa secara berkelompok mengerjakan LKS yang berkaitan dengan unsur-unsur lingkaran. Waktu pembelajaran tidak sesuai dengan rencana karena ada kegiatan setelah pulang sekolah sehingga waktu jam pelajaran dikurangi. Proses pembelajaran dilaksanakan selama 3x35 menit. Tahap-tahap pembelajarannya adalah sebagai berikut: 1 Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan guru sudah mengecek kehadiran siswa dan menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Beberapa siswa masih terlihat belum siap untuk mengikuti pembelajaran dan ada pula yang terlambat masuk kelas saat guru sudah masuk kelas. Hal tersebut mungkin dikarenakan baru selesai jam istirahat. Guru kemudian menegaskan tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang unsur-unsur lingkaran dan memberikan apersepsi singkat tentang materi lingkaran yang telah dipelajari para siswa di Sekolah Dasar SD. Siswa diajak untuk mengingat kembali materi apa saja yang mereka pelajari di SD terkait dengan lingkaran. 2 Inti Guru memulai kegiatan inti dengan mengajak siswa untuk mengamati benda-benda di sekitarnya yang menyerupai 74 lingkaran. Guru bertanya benda apa saja yang siswa temukan, beberapa siswa menjawab benda yang menyerupai lingkaran yang terdapat di dalam kelas yaitu jam dinding, jam tangan, penghapus, rautan dan lainnya. Siswa aktif untuk berpendapat dan bertanya terkait pengamatannya, namun siswa terlihat belum terbiasa untuk saling bertanya tentang hasil pengamatan teman lainnya. Kemudian guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3 orang dengan cara berhitung. Terbentuk 12 kelompok dengan anggota yang terdiri dari 3 orang perkelompok. Guru membagikan Lembar Aktivitas Siswa LAS tentang unsur-unsur lingkaran dan callcard kepada tiap kelompok, kemudian meminta siswa untuk mencari informasi tentang unsur-unsur lingkaran dari buku pegangan siswa. Guru berkeliling mengamati diskusi siswa dan memberi arahan kepada siswa yang merasa kesulitan. Beberapa kelompok berdiskusi di dalam kelas, namun ada juga kelompok yang memilih berdiskusi di luar kelas. Siswa terlihat aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan, dengan banyak anggota kelompok yang tidak terlalu banyak membuat kerja kelompok lebih efektif. Selama proses diskusi kelompok observer mengamati keaktifan siswa dalam kelompok. Setelah selesai mengerjakan LAS tentang unsur-unsur lingkaran beberapa kelompok mulai gaduh. Guru mencoba 75 menenangkan siswa dan memberi pengertian untuk menghormati kelompok lain yang belum selesai. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru mengajak siswa untuk kembali ke tempat duduknya dan meminta perwakilan siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis dan memberi penjelasan kepada siswa lainnya tentang hasil jawabannya. Sementara siswa lainnya diminta untuk tetap menjaga ketenangan kelas. Dua orang dari kelompok yang berbeda menuliskan jawabannya pada papan tulis yang kemudian mempresentasikan atau menjelaskan pekerjaannya kepada teman sekelasnya. Setelah perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya, beberapa kelompok lain mulai menanggapi dengan mengajukan pertanyaan atau mengkoreksi hasil pekerjaan di papan tulis. Di sinilah siswa dan guru saling berdiskusi hasil jawaban siswa. Guru memberi penegasan pada jawaban yang benar dan memberi apresiasi pada kelompok yang maju. 3 Penutup Pada kegiatan penutup guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran tentang unsur-unsur lingkaran. Kemudian guru menyampaikan bahwa pertemuan selanjutnya siswa akan membuat mind map tentang unsur-unsur lingkaran dan siswa diminta untuk membawa alat-alat yang diperlukan seperti spidol, jangka, penggaris dan lain-lain. Guru 76 mengucapkan salam diakhir pelajaran dan memotivasi siswa untuk terus belajar. Pelajaran diakhiri setelah bel istirahat berbunyi yaitu pukul 11.35 WIB. b. Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada Hari Sabtu, 11 April 2015. Siswa yang hadir lengkap yaitu 37 orang. Pembelajaran dimulai pukul 07.15 WIB yang dilakukan setelah doa pagi bersama dan dilaksanakan selama 2x40 menit. Pada pertemuaan kedua ini siswa diajak untuk menuangkan pengetahuan atau informasi yang mereka dapat pada pertemuan pertama ke dalam mind map. Berikut uraian pembelajaran pada pertemuan kedua: 1 Pembuka Pada pertemuan kedua ini siswa terlihat lebih siap untuk mengikuti pelajaran dibandingkan pertemuan sebelumnya. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan mengecek kehadian siswa. Guru mengingatkan siswa bahwa pada pertemuan kali ini siswa diminta untuk membuat mind map secara berkelompok. Sebelum masuk ke kegiatan inti guru memberikan apersepsi tentang unsur-unsur lingkaran yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. 2 Inti 77 Pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk mengamati contoh mind map yang telah disediakan. Sebagian siswa mengikuti proses dengan baik, tapi masih ada yang bermain dengan teman dan kurang memperhatikan, terutama yang duduk di bagian belakang. Guru memberi penjelasan tentang cara pembuatan mind map kemudian memberi kesempatan kepada siswa yang masih kurang jelas untuk bertanya. Ada beberapa siswa yang bertanya karena masih bingung dengan langkah dan ketentuan dalam pembuatan mind mapdan bertanya terkait materi. Guru mengarahkan siswa bahwa informasi yang siswa dapatkan pada pertemuan sebelumnya tentang unsur-unsur lingkaran dituangkan ke dalam mind map dengan kreativitas masing-masing. Guru menyuruh siswa berkumpul sesuai kelompoknya saat mengerjakan LAS pada pertemuan sebelumnya dan mempersilahkan siswa untuk langsung membuat mind map. Terlihat beberapa siswa saling bertanya pada kelompok lain tentang ide atau konsep mind map yang ingin dibuat. Selama proses pembuatan mind map guru berkeliling mengunjungi setiap kelompok dan memberi arahan pada kelompok yang mendapat kesulitan. Siswa terlihat antusias dan semangat dalam membuat mind map. Terlihat siswa membawa alat dan bahan yang dibutuhkan. Waktu yang terbatas membuat 78 siswa sangat bekerja keras dalam pembuatan mind map, ada yang saling bertukar pikiran tentang ide pembuatannya, ada pula yang sudah membagi tugas. Observer kembali mengamati keaktifan siswa dalam kelompok saat pembuatan mind map. Setelah siswa selesai membuat mind map guru meminta siswa yang berada di luar kelas untuk masuk ke dalam kelas. Karena waktu pelajaran sudah hampir habis, maka guru hanya meminta satu kelompok untuk mempresentasikan mind map nya. Perwakilan kelompok menjelaskan gagasan pemikirannya yang terdapat pada mind map.Keterbatasan waktu menyebabkan hanya satu kelompok yang dapat menyampaikan hasil pekerjaannya dan siswa lain pun terbatas dalam menyampaikan pendapat ataupun bertanya tentang mind map yang dipersentasikan. 3 Penutup Beberapa kegiatan pembelajaran pada bagian penutup nampak kurang terlihat. Hal tersebut dikarenakan waktu yang tersedia sudah hambir habis. Guru menutup pelajaran dengan mengajak siswa untuk kembali menyimpulkan pembelajaran menggunakan mind map dan memberi informasi bahwa pada pertemuan selanjutnya akan ada evaluasi tentang unsur-unsur lingkaran. Bel akhir pelajaran berbunyi pukul 08.35 WIB. Guru memberi salam dan meninggalkan kelas. 79 Gambar 4.1 Contoh Hasil Mind Map Karya Siswa c. Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan Hari Rabu, 15 April 2015 selama 2 x 35 menit. Waktu dikurangi karena kelas IX sedang melaksanakan TPM. Pada pertemuan ini diadakan tes prestasi belajar selama 60 menit yang dimulai pukul 10.00 WIB. 1 Pembuka Guru memberi salam kepada siswa dan menyiapkan siswa untuk mengikuti tes prestasi belajar. Guru mempersilahkan siswa untuk menempati tempat duduknya sebelum guru membagikan soal tes prestasi. 2 Inti Guru membagikan soal beserta lembar jawaban kepada siswa dan mempersilahkan siswa untuk mulai mengerjakan. Selama pengerjaan tes prestasi belajar guru berkeliling mengamati siswa. Ada beberapa siswa yang bertanya tentang soal yang dinilai kurang jelas dan guru menjelaskan. 80 3 Penutup Guru memberitahukan kepada siswa bahwa waktu sudah habis dan meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam. B. Penyajian Data Data yang terkumpul kemudian diolah dan disajikan sebagai berikut: 1. Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Pengamatan keterlaksanaan RPP dilakukan oleh tiga observer yang dilaksanakan selama proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur- unsur lingkaran. Perhitungan keterlaksanaan RPP yaitu dengan memberi skor 1 pada pernyataan yang diberi tanda cek √ pada kolom „ya‟ dan skor 0 pada pernyataan yang diberi tanda cek √ pada kolom „tidak‟. Skor kemudian dijumlahkan dan disajikan pada data sebagai berikut: Tabel 4.2 Keterlaksanaan Pembelajaran Observer Skor keterlaksanaan pertemuan ke- 1 2 1 16 14 2 17 15 3 17 14 Pada pertemuan 1 skor maksimal 20, sedangkan pada pertemuan ke 2 skor maksimal 16. Pada pertemuan pertama pada pengamatan poin 4 satu observer menyatakan kegiatan tidak terlaksana, sedangkan 2 81 observer lainnya menyatakan terlaksana. Begitu pula pada poin 16, 19 dan 20. Setelah observer berdiskusi ternyata yang benar adalah pendapat yang menyatakan terlaksana. Perbedaan pendapat tersebut dikarenakan observer kurang cermat dalam memperhatikan kegiatan yang terjadi. Hal tersebut juga terjadi pada pertemuan kedua. Ada perbedaan pendapat antar observer. Pada pengamatan poin 10 dan poin 13 satu observer menyatakan kegiatan tidak terlaksana sedangkan 2 lainnya menyatakan terlaksana. Setelah diklarifikasi ternyata pendapat yang benar adalah pendapat 2 observer yang menyatakan terlaksana. Hal tersebut karena saat itu kondisi kelas sudah mulai gaduh sehingga menyebabkab observer kurang cermat dalam melihat kondisi pembelajaran di kelas. 2. Motivasi Belajar Kuisoner motivasi belajar merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat motivasi siswa selama mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekaan saintifik dengan metode mind mapping. Penyataan yang terdiri dari 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif tersebut sebelumnya telah dikonsultasikan dan dikoreksi oleh dosen pembimbing. Kuisoner diisi siswa berdasarkan apa yang sebenarnya mereka rasakan. Hasil dari kuisoner tersebut disajikan dalam tabel berikut: 82 Tabel 4.3 Hasil Kuisoner Motivasi Belajar Siswa No Kode Siswa Skor No Kode Siswa Skor 1 S-1 79 20 S-20 68 2 S-2 81 21 S-21 65 3 S-3 80 22 S-22 74 4 S-4 68 23 S-23 83 5 S-5 95 24 S-24 80 6 S-6 80 25 S-25 74 7 S-7 69 26 S-26 75 8 S-8 72 27 S-27 76 9 S-9 75 28 S-28 74 10 S-10 73 29 S-29 78 11 S-11 75 30 S-30 74 12 S-12 76 31 S-31 69 13 S-13 88 32 S-32 77 14 S-14 68 33 S-33 89 15 S-15 64 34 S-34 75 16 S-16 71 35 S-35 80 17 S-17 86 36 S-36 81 18 S-18 80 37 S-37 69 19 S-19 68 Hasil kuisoner motivasi belajar siswa menunjukan bahwa: Skor tertinggi : 95 Skor terendah : 64 Skor rata-rata : 76 3. Keaktifan siswa Pengamatan dilakukan sebanyak dua kali yaitu saat proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping . Lembar keaktifan siswa telah dikonsultasikan dan dikoreksi oleh dosen pembimbing. Pengamatan terhadap masing-masing siswa yaitu saat siswa bekerja dalam berkelompok. Pengamatan 83 dilakukan oleh empat observer yang masing-masing mengamati tiga kelompok yang berdekatan. Berikut penyajian data keaktifan siswa: Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Saat Kerja Kelompok No Siswa Skor Jumlah skor No Siswa Skor Jumlah skor P-1 P-2 P-1 P-2 1 S-1 8 9 17 20 S-20 9 9 18 2 S-2 8 7 15 21 S-21 7 8 15 3 S-3 9 7 16 22 S-22 7 7 14 4 S-4 7 10 17 23 S-23 8 10 18 5 S-5 10 10 20 24 S-24 7 8 15 6 S-6 8 10 18 25 S-25 7 8 15 7 S-7 9 7 16 26 S-26 9 9 18 8 S-8 8 7 15 27 S-27 9 10 19 9 S-9 9 10 19 28 S-28 8 7 15 10 S-10 10 7 17 29 S-29 8 9 17 11 S-11 7 7 14 30 S-30 9 9 18 12 S-12 7 7 14 31 S-31 7 7 14 13 S-13 9 8 17 32 S-32 9 8 17 14 S-14 8 9 17 33 S-33 7 8 15 15 S-15 8 7 15 34 S-34 8 10 18 16 S-16 9 8 17 35 S-35 9 8 17 17 S-17 10 10 20 36 S-36 7 9 16 18 S-18 8 10 18 37 S-37 9 8 17 19 S-19 8 6 14 Keterangan: P-1 : Pertemuan pertama P-2 : Pertemuan kedua Hasil kuisoner observasi keaktifan siswa tersebut menunjukan bahwa: Skor tertinggi : 20 Skor terendah : 14 Skor rata-rata : 17 84 4. Tes Kemampuan Awal Tes Kemampuan Awal TKA diberikan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Sebelumnya soal dikonsultasikan dan dikoreksi oleh guru dan dosen pembimbing. Materi tes mencakup materi lingkaran yang telah dipelajari siswa di Sekolah Dasar. Hasil Tes Kemampuan Awal TKA disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa No Kode Siswa Skor No Kode Siswa Skor 1 S-1 16 20 S-20 30 2 S-2 25 21 S-21 14 3 S-3 23 22 S-22 10 4 S-4 5 23 S-23 24 5 S-5 26 24 S-24 30 6 S-6 22 25 S-25 27 7 S-7 30 26 S-26 28 8 S-8 23 27 S-27 27 9 S-9 27 28 S-28 29 10 S-10 31 29 S-29 27 11 S-11 30 30 S-30 26 12 S-12 32 31 S-31 22 13 S-13 30 32 S-32 16 14 S-14 18 33 S-33 30 15 S-15 25 34 S-34 26 16 S-16 30 35 S-35 26 17 S-17 29 36 S-36 29 18 S-18 31 37 S-37 21 19 S-19 29 Hasil tes kemampuan awal siswa tersebut menunjukan bahwa: Skor tertinggi : 32 Skor terendah : 5 skor rata-rata : 25 85 5. Tes Prestasi Belajar Tes prestasi belajar dilaksanakan setelah proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran selesai. Sebelumnya soal tes prestasi belajar telah dikonsultasikan dengan guru dan dosen pembimbing serta telah diuji coba di kelas VIIIA yang kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil Prestasi Belajar siswa disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4. 6 Hasil Tes Prestasi Belajar Siswa No Kode Siswa Skor No Kode Siswa Skor 1 S-1 50 20 S-20 60 2 S-2 60,5 21 S-21 40,5 3 S-3 46 22 S-22 44 4 S-4 53,5 23 S-23 53,5 5 S-5 65 24 S-24 49,5 6 S-6 55,5 25 S-25 50 7 S-7 47,5 26 S-26 60,5 8 S-8 47,5 27 S-27 59,5 9 S-9 48 28 S-28 53,5 10 S-10 60,5 29 S-29 65,5 11 S-11 51,5 30 S-30 66 12 S-12 63 31 S-31 52,5 13 S-13 53,5 32 S-32 51 14 S-14 40,5 33 S-33 61 15 S-15 48 34 S-34 60,5 16 S-16 52,5 35 S-35 66 17 S-17 48 36 S-36 65 18 S-18 61 37 S-37 50 19 S-19 40,5 Hasil tes prestasi belajar tersebut menunjukan bahwa: Skor tertinggi : 66 Skor terendah : 40,5 Skor rata-rata : 54 86 C. Analisis Data 1. Analisis Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Analisis Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dilakukan setelah proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping berlangsung. Analisis dilakukan sesuai rumus yang tertera pada BAB III. Berikut rincian keterlaksanaan per pertemuan: a. Pertemuan I 1 Observer 1 Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 16 Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan I adalah 20 Persentase keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I menurut observer 1 adalah sebagai berikut: 2 Observer 2 Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 17 Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan I adalah 20 Persentase keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I menurut observer 2 adalah sebagai berikut: 3 Observer 3 Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 17 87 Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan I adalah 20 Persentase keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I menurut observer 3 adalah sebagai berikut: Rata-rata persentase keterlaksanaan pada pertemuan I sebagai berikut: b. Pertemuan II 1 Observer 1 Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 14 Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan II adalah 16 Persentase keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan II menurut observer 1 adalah sebagai berikut: 2 Observer 2 Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 15 Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan II adalah 16 Persentase keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan II menurut observer 2 adalah sebagai berikut: 88 3 Observer 3 Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 14 Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan II adalah 16 Persentase keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan II menurut observer 3 adalah sebagai berikut: Rata-rata persentase keterlaksanaan pada pertemuan I sebagai berikut: Berdasarkan persentase keterlaksanaan pada pertemuan I dan II diperoleh rata-rata persentase keterlaksanaan keseluruhan sebagai berikut: Hasil persentase keterlaksanaan keseluruhan mencapai lebih dari 80 yaitu 86,46. Hal tersebut menunjukan bahwa penerapan 89 pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran dapat terlaksana dengan sangat baik di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 20142015.Pada pertemuan pertama kegiatan yang tidak terlaksana yaitu kegiatan antar siswa saling bertanya hal yang diperoleh hasil pengamatan dan kegiatan mengasosiasi siswa menalar hubungan antar unsur-unsur lingkaran sedangkan pada pertemuan kedua kegiatan yang tidak terlaksana yaitukegiatan guru mengakhiri kegiatan dengan memberikan pesan untuk semangat belajar karena waktu terbatas. 2. Analisis Kuisoner Motivasi Belajar Siswa Hasil Perhitungan kuisoner motivasi Belajar siswa yang datanya disajikan dalam Tabel 4.3 yang dihitung dengan menggunakan skala Likert kemudian dipersentasekan sesuai rumus yang ditetapkan pada BAB III dan disesuaikan dengan kategori tingkat motivasi belajar siswa yang telah ditentukan. Berikut tabel analisis kategori motivasi belajar masing-masing siswa di kelas VIIIB: 90 Tabel 4. 7 Analisis Kuisoner Motivasi Belajar Siswa No Kode Siswa Skor Persentase Keterangan 1 S-1 79 74 Tinggi 2 S-2 81 76 Tinggi 3 S-3 80 75 Tinggi 4 S-4 68 60 Sedang 5 S-5 95 94 Sangat tinggi 6 S-6 80 75 Tinggi 7 S-7 69 61 Tinggi 8 S-8 72 65 Tinggi 9 S-9 75 69 Tinggi 10 S-10 73 66 Tinggi 11 S-11 75 69 Tinggi 12 S-12 76 70 Tinggi 13 S-13 88 85 Sangat tinggi 14 S-14 68 60 Sedang 15 S-15 64 55 Sedang 16 S-16 71 64 Tinggi 17 S-17 86 83 Sangat tinggi 18 S-18 80 75 Tinggi 19 S-19 68 60 Sedang 20 S-20 68 60 Sedang 21 S-21 65 56 Sedang 22 S-22 74 68 Tinggi 23 S-23 83 79 Tinggi 24 S-24 80 75 Tinggi 25 S-25 74 68 Tinggi 26 S-26 75 69 Tinggi 27 S-27 76 70 Tinggi 28 S-28 74 68 Tinggi 29 S-29 78 73 Tinggi 30 S-30 74 68 Tinggi 31 S-31 69 61 Tinggi 32 S-32 77 71 Tinggi 33 S-33 89 86 Sangat tinggi 34 S-34 75 69 Tinggi 35 S-35 80 75 Tinggi 36 S-36 81 76 Tinggi 37 S-37 69 61 Tinggi 91 Hasil analisis kategori motivasi belajar siswa tersebut kemudian dikelompokan dan dihitung persentasenya. Tabel 4. 8 Persentase Banyak Siswa Sesuai Motivasi Belajar Banyak Siswa Kategori Persentase 4 Sangat Tinggi 10,81 27 Tinggi 72,97 6 Sedang 16,22 Dari Tabel dapat diketahui bahwa motivasi siswa kelas VIIIB saat mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran tinggi dengan skor rata-rata 76. Hal tersebut terlihat dari tingkat motivasi siswa yaitu sebanyak 4 orang masuk dalam kategori motivasi belajar sangat tinggi, 27 orang lain dalam kategori motivasi belajar tinggi dan 6 orang lainnya dalam kategori motivasi belajar „tinggi‟. Jika dihitung persentasenya maka diperoleh 10,81 siswa kelas VIIIB memiliki motivasi sangat tinggi atau dengan kata lain sangat berminat, 72,97 siswa memiliki motivasi tinggi atau dengan kata lain berminat, sedangkan 16,22 siswa memiliki motivasi sedang atau dengan kata lain cukup berminat. Hasil persentase tingkat motivasi belajar siswa tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran berikut: 92 Gambar 4.2 Diagram Persentase Motivasi Belajar Siswa 3. Analisis Keaktifan Belajar Siswa Analisis keaktifan belajar siswa dilakukan dengan menghitung persentase keaktifan siswa selama dua pertemuan kemudian disesuaikan dengan kategori persentase keaktifan siswa yang telah ditetapkan. 10.81 72.97 16.22 Persentase Motivasi Belajar Siswa Sangat tinggi Tinggi Sedang 93 Tabel 4. 9 Analisis Keaktifan Belajar Siswa No Kode Siswa Jumlah Skor Persentase Kategori 1 S-1 17 85 Sangat Tinggi 2 S-2 15 75 Tinggi 3 S-3 16 80 Tinggi 4 S-4 17 85 Sangat Tinggi 5 S-5 20 100 Sangat Tinggi 6 S-6 18 90 Sangat Tinggi 7 S-7 16 80 Tinggi 8 S-8 15 75 Tinggi 9 S-9 19 95 Sangat Tinggi 10 S-10 17 85 Sangat Tinggi 11 S-11 14 70 Tinggi 12 S-12 14 70 Tinggi 13 S-13 17 85 Sangat Tinggi 14 S-14 17 85 Sangat Tinggi 15 S-15 15 75 Tinggi 16 S-16 17 85 Sangat Tinggi 17 S-17 20 100 Sangat Tinggi 18 S-18 18 90 Sangat Tinggi 19 S-19 14 70 Tinggi 20 S-20 18 90 Sangat Tinggi 21 S-21 15 75 Tinggi 22 S-22 14 70 Tinggi 23 S-23 18 90 Sangat Tinggi 24 S-24 15 75 Tinggi 25 S-25 15 75 Tinggi 26 S-26 18 90 Sangat Tinggi 27 S-27 19 95 Sangat Tinggi 28 S-28 15 75 Tinggi 29 S-29 17 85 Sangat Tinggi 30 S-30 18 90 Sangat Tinggi 31 S-31 14 70 Tinggi 32 S-32 17 85 Sangat Tinggi 33 S-33 15 75 Tinggi 34 S-34 18 90 Sangat Tinggi 35 S-35 17 85 Sangat Tinggi 36 S-36 16 80 Tinggi 37 S-37 17 85 Sangat Tinggi 94 Hasil analisis kategori keaktifan belajar siswa tersebut kemudian dikelompokan dan dihitung persentase banyak siswanya. Tabel 4. 10 Persentase Banyak Siswa Sesuai Keaktifan Belajar Banyak Siswa Kategori Persentase 21 Sangat Tinggi 56,76 16 Tinggi 43,24 Dari Tabel 4.10 diketahui bahwa keaktifan belajar siswa kelas VIIIB saat mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran tinggi dengan skor rata-rata jumlah keaktifan belajar untuk dua pertemuan 17. Siswa yang masuk dalam kategori keaktifan belajar sangat tinggi yaitu sebanyak 21 dan siswa yang masuk dalam kategori keaktifan belajar sangat tinggi dengan persentase 56,76 ada 16 orang lain yang masuk dalam kategori keaktifan belajar tinggi dengan persentase 43,24. Tidak ada siswa dengan kategori keaktifan belajar cukup, kurang, bahkan sangat kurang. Pada pertemuan pertama aktifitas belajar siswa yang kurang nampak yaitu pada poin 6, lebih dari setengah siswa di kelas tidak melakukan aktifitas menulis yaitu menuliskan hal-hal penting terkait unsur-unsur lingkaran pada buku catatan siswa. Sedangkan pada pertemuan kedua aktifitas belajar yang kurang nampak ada pada poin ke 8 yaitu banyak siswa yang kurang mampu menanggapi pertanyaan temannya terkait pekerjaan yang siswa kerjakan. Hasil persentase tingkat keaktifan belajar siswa tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran berikut: 95 Gambar 4.3 Diagram Persentase Keaktifan Belajar Siswa 4. Analisis Tes Kemampuan Awal Siswa Data tes kemampuan awal siswa kelas VIII B menunjukan bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 32, sedangkan skor terendahnya 5. Skor rata-rata tes kemampuan awal siswa yaitu 25. Data tes kemampuan awal tersebutdihitung sesuai rumus pada BAB III untuk mengetahui nilai siswa kemudian nilai tersebut disesuaikan dengan kategori kemampuan awal siswa yang telah ditetapkan. Berikut hasil analisis tes kemampuan awal siswa kelas VIII B: 56.76 43.24 0 0 Persentase Keaktifan Belajar Siswa Sangat tinggi Tinggi 96 Tabel 4.11 Analisis Kemampuan Awal Siswa No Kode Siswa Skor Nilai Keterangan 1 S-1 16 40 Kurang 2 S-2 25 63 Cukup 3 S-3 23 58 Cukup 4 S-4 5 13 Gagal 5 S-5 26 65 Cukup 6 S-6 22 55 Kurang 7 S-7 30 75 Baik 8 S-8 23 58 Cukup 9 S-9 27 68 Baik 10 S-10 31 78 Baik 11 S-11 30 75 Baik 12 S-12 32 80 Sangat Baik 13 S-13 30 75 Baik 14 S-14 18 45 Kurang 15 S-15 25 63 Cukup 16 S-16 30 75 Baik 17 S-17 29 73 Baik 18 S-18 31 78 Baik 19 S-19 29 73 Baik 20 S-20 30 75 Baik 21 S-21 14 35 Gagal 22 S-22 10 25 Gagal 23 S-23 24 60 Cukup 24 S-24 30 75 Baik 25 S-25 27 68 Baik 26 S-26 28 70 Baik 27 S-27 27 68 Baik 28 S-28 29 73 Baik 29 S-29 27 68 Baik 30 S-30 26 65 Cukup 31 S-31 22 55 Kurang 32 S-32 16 40 Kurang 33 S-33 30 75 Baik 34 S-34 26 65 Cukup 35 S-35 26 65 Cukup 36 S-36 29 73 Baik 37 S-37 21 53 Kurang 97 Hasil analisis kategori kemampuan awal siswa tersebut kemudian dikelompokan dan dihitung persentase banyak siswanya. Tabel 4.12 Persentase Banyak Siswa Sesuai Kemampuan Awal Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa kemampuan awal siswa VIII B pada materi unsur-unsur lingkaran dengan nilai tertinggi 80, nilai terendah 12,5 dan nilai rata-rata 62,4 tersebar dalam lima kategori. Sebanyak 1 siswa termasuk dalam kategori kemampuan awal sangat baik dengan persentase 2,70, 19 siswa dalam kategori baik dengan persen 51,35, 8 siswa dalam kategori cukup dengan persentase 21,62, 6 siswa dalam kategori kurang dengan persentase 16,22 dan 3 siswa dalam kategori gagal dengan persentase 8,11. Sebagian siswa belum memahami definisi lingkaran, sifat-sifat lingkaran serta unsur-unsur lingkaran seperti jari-jari dan diameter. Hal tersebut menjadi pertimbangan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada materi unsur-unsur lingkaran. Namun karena keterbatasan waktu guru tidak sempat untuk lebih menegaskan kepada siswa tentang sifat-sifat lingkaran dan lebih mendalami unsur-unsur lingkaran. Hasil analisis tersebut disajikan dalam bentuk diagram lingkaran berikut: Banyak Siswa Kategori Persentase 1 Sangat Baik 2,70 19 Baik 51,35 8 Cukup 21,62 6 Kurang 16,22 3 Gagal 8,11 98 Gambar 4.4 Diagram Persentase Kemampuan Awal Siswa 5. Analisis Tes Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan data tes prestasi belajar siswa pada Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 66 dan skor terendah yang diperoleh 40,5 dengan skor rata-rata siswa adalah 54. Data pada Tabel 4.6 kemudian dihitung untuk menentukan nilai yang diperoleh siswa yang kemudian disesuaikan dengan pembagian kategori prestasi belajar siswa yang telah ditetapkan. Berikut hasil analisis kategori prestasi belajar siswa kelas VIIIB: 2.70 51.35 21.62 16.22 8.11 Persentase Kemampuan Awal Siswa Sangat tinggi Tinggi Cukup Kurang Gagal 99 Tabel 4.13 Analisis Tes Prestasi Belajar Siswa No Kode Siswa Skor Nilai Keterangan 1 S-1 50 67 Baik 2 S-2 60,5 81 Sangat Baik 3 S-3 46 61 Cukup 4 S-4 53,5 71 Baik 5 S-5 65 87 Sangat Baik 6 S-6 55,5 74 Baik 7 S-7 47,5 63 Cukup 8 S-8 47,5 63 Cukup 9 S-9 48 64 Cukup 10 S-10 60,5 81 Sangat Baik 11 S-11 51,5 69 Baik 12 S-12 63 84 Sangat Baik 13 S-13 53,5 71 Baik 14 S-14 40,5 54 Kurang 15 S-15 48 64 Cukup 16 S-16 52,5 70 Baik 17 S-17 48 64 Cukup 18 S-18 61 81 Sangat Baik 19 S-19 40,5 54 Kurang 20 S-20 60 80 Sangat Baik 21 S-21 40,5 54 Kurang 22 S-22 44 59 Cukup 23 S-23 53,5 71 Baik 24 S-24 49,5 66 Baik 25 S-25 50 67 Baik 26 S-26 60,5 81 Sangat Baik 27 S-27 59,5 79 Sangat Baik 28 S-28 53,5 71 Baik 29 S-29 65,5 87 Sangat Baik 30 S-30 66 88 Sangat Baik 31 S-31 52,5 70 Baik 32 S-32 51 68 Baik 33 S-33 61 81 Sangat Baik 34 S-34 60,5 81 Sangat Baik 35 S-35 66 88 Sangat Baik 36 S-36 65 87 Sangat Baik 37 S-37 50 67 Baik 100 Hasil analisis kategori prestasi belajar siswa tersebut kemudian dikelompokan dan dihitung persentasenya. Tabel 4. 14 Persentase Banyak Siswa Sesuai Prestasi Belajar Banyak Siswa Kategori Persentase 14 Sangat Baik 37,84 13 Baik 35,13 7 Cukup 18,92 3 Kurang 8,11 Tabel 4.14 menunjukan banyaknya siswa dengan kategori prestasi belajar sangat baik ada 14 orang, banyak siswa kategori baik 13 orang, banyaknya siswa kategori cukup ada 7 orang dan banyaknya siswa dengan kategori kurang ada 3 orang. Jika dihitung persentasenya maka diperoleh 37,84 siswa dengan kategori prestasi belajar sangat baik, 35,13 siswa dengan kategori prestasi belajar baik, 18,92 siswa dengan kategori prestasi belajar cukup, dan 8,11 siswa dengan kategori prestasi belajar kurang. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 88 dan nilai terendah yang diperoleh 54 dengan rata-rata nilai siswa adalah 72,1. Sebagian besar kesalahan siswa yaitu siswa belum mampu menjawab soal secara sistematis, kurang teliti dan belum memahami hubungan antar unsur-unsur lingkaran. Hasil perhitungan persentase tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut: 101 Gambar 4.5 Diagram Persentase Prestasi Belajar Siswa 6. Analisis Hasil Wawancara Wawancara digunakan sebagai pendukung data lain yang telah diperoleh. Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran pada tujuh orang siswa yang dipilih secara purposive atau dengan maksud tertentu dengan melihat kategori motivasi, keaktifan dan prestasi belajar siswa. a. Siswa A adalah siswa dengan motivasi sangat tinggi, keaktifan sangat tinggi dan prestasi belajar sangat baik b. Siswa B adalah siswa dengan motivasi sangat tinggi, keaktifan sangat tinggi dan prestasi belajar baik c. Siswa C adalah siswa dengan motivasi sangat tinggi, keaktifan sangat tinggi dan prestasi belajar cukup d. Siswa D adalah siswa dengan motivasi tinggi, keaktifan sangat tinggi dan prestasi belajar sangat baik 37.84 35.13 18.92 8.11 Persentase Prestasi Belajar Siswa Sangat baik Baik Cukup Kurang 102 e. Siswa E adalah siswa dengan motivasi tinggi,keaktifan tinggi dan prestasi belajar baik f. Siswa F adalah siswa dengan motivasi tinggi, keaktifan tinggi dan prestasi belajar cukup g. Siswa G adalah siswa dengan motivasi sedang, keaktifan tinggi dan prestasi belajar kurang Berikut garis besar hasil wawancara siswa: Tabel 4.15 Hasil Wawancara No Pertanyaan Jawaban Siswa 1 Apa pendapatmu tentang pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping ? A: Metode sesuai dengan K.13. Siswa dilatih untuk mandiri. Menarik karena berkelompok dan melatih kreativitas. B: Seru, tahu hubungan antar unsur-unsur lingkaran. C: Lebih seru. Pembelajaran jadi tidak membosankan. D: Baik karena menambah keaktifan siswa, karena membuatnya sendiri jadi lebih paham. Hanya poin-poin penting yang dituliskan. E: Mudah diingat. Lebih mudah menghafal lewat bagan. F: Lebih paham karena lebih banyak baca buku. G: Seru, bisa berkreasi sambil belajar. Biasanya matematika langsung rumus 2 Apakah ada perbedaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping dengan pembelajaran sebelumnya? A: Ada, pembelajaran dibuat lebih asik. B: Ada, matematika tidak pernah menggunakan mind mapping . C: Ada, bisa menyalurkan dan mengekspresikan apa yang ada di pikiran. D: Berbeda, biasanya guru langsung memberikan materi dengan ceramah. E: Berbeda, lebih menarik. Materi lebih masuk kalau dibuat sendiri. F: Ada, diajak cari tahu sendiri. Pembelajaran sebelumnya lebih banyak ceramah. G : Ada. Lebih seru. 103 3 Bagaimana perasaanmu saat mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping ? A: Senang, karena bekerja secara berkelompok, dapat bertukar pikiran. B: Senang, karena berkelompok. C: Senang karena seru. D: Seneng, seru. Memang minat di matematika. E: Senang dan tidak bosan. F: Senang, seru. Lebih bebas berekspresi dan tekanan di dalam kelas berkurang. G: Senang karena tidak biasa. 4 Apakah kamu merasa aktif saat mengikuti kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping ? A: Aktif, bertanya, mencari informasi di buku dan membuat mind map. B: Aktif, mengerjakan LAS dan membuat mind map . C: Iya, saya yang paling semangat membuat mind map . D: Ya, ada pembagian tugas. E: Aktif, turut membantu membuat mind map. F: Aktif, mengerjakan LAS dan membuat mind map . Kelompok yang asik juga membuat lebih aktif. G: Iya, mewarnai mind map. 5 Apakah kamu merasa kesulitan selama mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping ? A: Tidak. B: Tidak. Lebih gampang, tapi tidak suka menggambar. C: Lumayan. Semua pendapat berbeda-beda. D: Sedikit karena anggota kelompoknya kadang malas. E: Iya, kadang bingung materi. F: Tidak ada kesulitan. G: Agak sulit karena belajar sendiri. 6 Apakah kamu cepat putus asa jika mendapat kesulitan selama pembelajaran? A: Tidak, karena dikerjakan bersama-sama. B: Tidak. Berusaha sebaik mungkin. C: Tidak, baca buku lagi. D: Tidak, cari tahu dibuku dan tanya teman lain. E: Tidak, cari informasi di google. F: Kadang cepat putus asa G: Tidak, tanya guru atau teman. 7 Apakah metode ini membantumu untuk lebih mengerti materi yang diajarkan? A: Ya, karena dapat merangkum dan menguraikan materi sendiri. B: Iya, lebih jelas, pembelajaran tidak hanya secara lisan. C: Lumayan karena sekarang cari tahu sendiri, biasanya langsung dijelaskan. D: Iya, karena yang diambil intisarinya. E: Ya, lebih mudah menghafal. F: Membantu, karena menyaring informasi yang 104 benar-benar penting. G: Ya, gambar-gambar yang lucu jadi mudah diingat. 8 Apakah metode ini membuatmu merasa termotivasi untuk belajar dan lebih mendalami materi? A: Iya, karena bisa menguraikan atau mengembangkan materi sendiri. B: Iya, tapi tidak terlalu suka mind map karena tidak kreatif. C: Lumayan, pelajaran jadi lebih gampang. D: Termotivasi karena lebih menarik. Menarik pembuatannya, menggugah imajinasi dan membuat lebih niat belajar. E: Sama saja. F: Iya, belajar sendiri membuat merasa lebih bisa. G: Ya. 9 Apakah kamu optimis akan mendapatkan nilai yang baik pada materi unsur- unsur lingkaran? A: Harus optimis. B: Optimis, lebih mudah membaca materi pada mind map . C: Lumayan, tapi sebenarnya kurang pintar. D: Optimis karena lebih niat belajar. E: Optimis, kalau ada metode baru pasti optimis. Tapi kadang walau sudah yakin hasilnya tetap jelek, mungkin kurang teliti. F: Lumayan. Tapi tidak yakin karena pada dasarnya tidak suka menghitung. G: Optimis. Tapi kadang pelupa dan suka meremehkan. 10 Apa manfaat yang dapat kamu petik setelah mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping ? A: Lebih mendalami materi, materi lebih mudah dipahami sehingga meningkatkan motivasi dan melatih kerjasama. B: Melatih kerjasama kelompok, lebih memahami pelajaran karena belajar sendiri. C: Pelajaran matematika jadi lebih menarik dan lebih semangat untuk mencari tahu materi. D: Belajar menyatukan pemikiran, kerjasama dengan teman satu kelompok, lebih bisa meringkas materi. E: Menghafal lebih mudah. Menyalurkan hobi menggambar. F: Pelajaran yang sulit jadi lebih gampang. Pembelajaran jadi lebih seru. Lebih variatif cara mencatatatnya. G: Tidak membosankan. Berdasarkan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa: 105 a. Secara Umum 1 Siswa berpendapat bahwa pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping berbeda dari pembelajaran sebelumnya yang biasanya guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping menarik karena pengerjaannya secara berkelompok dan menambah keaktifan siswa. Siswa merasa pembelajaran menjadi tidak membosankan, melatih kreativitas dan membuat siswa lebih memahami materi. 2 Siswa merasa lebih paham karena dalam proses pembelajaran siswa mencari tahu dan menemukan sendiri informasi-informasi yang terkait dengan materi unsur-unsur lingkaran. Selain itu, informasi yang disajikan pada mind map merupakan poin-poin penting, sehingga lebih mudah menghafal dan melihat hubungan antar unsurnya. 3 Siswa merasa senang mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping . Siswa beralasan bahwa metode ini membuat pembelajaran menjadi tidak membosankan dan siswa lebih bebas berekspresi. 4 Siswa berpendapat bahwa pendekatan saintifik dengan metode mind mapping membuat mereka lebih aktif dalam mengikuti 106 proses pembelajaran. Siswa aktif mencari informasi tentang materi unsur-unsur lingkaran dan pembuatan mind map juga membuat siswa lebih aktif mengekspresikan pemikirannya. Siswa membagi tugas dalam kelompok sehingga seluruh anggota kelompok aktif dalam mengerjakan tugas. 5 Beberapa siswa berpendapat bahwa mereka tidak menemui kesulitan selama proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping. Namun ada pula beberapa siswa yang menjumpai kesulitan yaitu belum bisa beradaptasi dengan gaya belajar mandiri karena biasanya langsung dijelaskan guru dan kesulitan dalam bekerja secara kelompok. Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan bertanya pada guru, teman, atau mencari informasi di buku atau internet. 6 Sebagian besar siswa berpendapat bahwa mereka termotivasi untuk belajar, mendalami materi dan lebih niat untuk belajar. Proses belajar mandiri yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping membuat mereka merasa lebih memahami materi. Mind map yang berisi intisari materi membuat siswa merasa pelajaran menjadi lebih gampang karena siswa langsung menyaring informasi yang benar-benar penting dan menyajikannya dengan gambar-gambar yang membuat siswa lebih tertarik belajar. 107 7 Beberapa siswa merasa optimis bahwa pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping dapat membuat nilai mereka baik. Hal tersebut karena ini merupakan metode baru yang membuat siswa semakin niat atau semakin termotivasi untuk belajar. Tapi ada beberapa yang kurang yakin dengan hasil belajarnya karena memang tidak suka menghitung, suka meremehkan saat tes, pelupa dan terkadang kurang teliti. 8 Siswa mengungkapkan beberapa manfaat yang mereka rasakan ketika mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping yaitu mereka lebih memahami materi, lebih bersemangat untuk belajar aktif, meningkatkan motivasi belajar, melatih kerjasama dalam kelompok dan menyalurkan hobi menggambar. b. Secara Khusus 1 Siswa A Hasil wawancara menunjukan bahwa siswa A senang mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping karena bekerja secara berkelompok. Metode ini membuatnya lebih aktif, lebih mandiri dalam menemukan informasi tentang materi yang dipelajari, melatih kreativitas, kerjasama, dan meningkatkan motivasi 108 belajar. Selama proses pembelajaran siswa tidak merasa kesulitan dan siswa optimis bahwa metode ini dapat meningkatkan prestasi belajarnya karena siswa semakin termotivasi belajar dan semakin memahami materi karena merangkum dan menguraikan materi sendiri. 2 Siswa B Siswa B merasa senang saat mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping. Siswa berpendapat bahwa metode ini berbeda dengan metode pembelajaran yang diterapkan guru sebelumnya. Metode ini membuat siswa lebih memahami pelajaran dan mengetahui hubungan antar unsur-unsur lingkaran karena siswa dilatih belajar sendiri dan dengan mind map materi dapat terbaca dengan jelas. Metode ini membuat siswa lebih aktif belajar. Siswa B tidak merasa kesulitan selama mengikuti pembelajaran dan optimis bahwa metode ini akan meningkatkan prestasi belajarnya karena merasa lebih termotivasi. 3 Siswa C Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa siswa C senang mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping. Hal tersebut karena ia berpendapat bahwa metode ini lebih asik, menarik dan tidak membosankan. Siswa C dapat menyalurkan atau 109 mengekspresikan apa yang ada di pikirannya ke dalam mind map . Kesulitan yang siswa C alami yaitu sulit untuk menyatukan pendapat teman sekelompok. Siswa C merasa metode ini membuatnya semangat untuk mencari tahu materi dan ia merasa lebih memahami materi karena biasanya materi langsung disampaikan oleh guru. Namun, siswa C merasa kurang yakin metode ini dapat meningkatkan prestasi belajarnya karena ia merasa bahwa pada dasarnya ia memang kurang pintar. 4 Siswa D Siswa D berpendapat bahwa pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping dapat menambah keaktifan siswa. Proses pembuatan mind map membuatnya lebih memahami pelajaran karena dibuat sendiri dan yang dituliskan hanya poin-poin penting. Siswa D senang mengikuti pembelajaran dan menambah motivasi belajar karena pada dasarnya ia menyukai matematika dan ia berpendapat metode ini lebih menarik baik dari prosesnya maupun dari hasil mind map nya. Kesulitan yang ia alami yaitu masalah kerja kelompok yang menurutnya ada yang malas mengerjakan. Siswa D optimis metode ini mampu meningkatkan prestasi belajarnya karena ia lebih niat untuk belajar, dan penyajian mind map yang berupa intisari materi membuatnya 110 lebih memahami materi yang diajarkan. Menurut siswa D, metode ini melatih kerjasama, melatih menyatukan pemikiran dalam kelompok dan membuatnya lebih bisa meringkas materi. 5 Siswa E Hasil wawancara menunjukan bahwa siswa E senang mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping. Menurut siswa E penyajian materi dalam mind map lebih mudah diingat, lebih mudah menghafal karena bentuknya seperti bagan. Proses pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan, membuatnya aktif bekerja dan dapat menyalurkan hobi menggambar. Siswa E selalu optimis jika ada metode baru, namun kurang yakin dengan hasil belajarnya yang terkadang tidak sesuai dengan pemikirannya dan ia merasa kadang kurang teliti dalam mengerjakan soal. Kesulitannya yaitu kadang masih bingung dengan materi dan ia berusaha mencari di internet. 6 Siswa F Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa F dapat diketahui bahwa siswa F merasa senang mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping karena siswa dapat bebas berekspresi, pembelajaran menjadi tidak membosankan dan tekanan dalam kelas yang berkurang. Pembelajaran lebih menarik, variatif dan berbeda 111 dengan pembelajaran sebelumnya yang banyak ceramah. Menurut siswa F metode ini membuatnya lebih memahami materi karena lebih mengajak siswa untuk cari tahu materi sendiri dan lebih banyak baca buku. Siswa aktif selama mengikuti pembelajaran karena kelompoknya dapat bekerjasama dengan baik dan ia tidak menjumpai kesulitan selama pembelajaran. Siswa F berpendapat bahwa metode ini membantunya dalam memahami materi pelajaran karena menyaring informasi yang benar-benar penting, namun ia tidak yakin metode ini akan meningkatkan prestasi belajarnya karena pada dasarnya siswa F tidak suka menghitung. 7 Siswa G Siswa G berpendapat bahwa pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping menarikdan tidak membosankan karena bisa berkreasi sambil belajar. Siswa G senang mengikuti pembelajaran dan aktif membuat mind map. Siswa G merasa kesulitan karena tidak terbiasa belajar sendiri, namun ia tidak putus asa dan langsung bertanya pada guru atau teman. Metode ini membuat siswa G mudah mengingat materi karena disajikan dalam bentuk gambar-gambar lucu. Siswa G semakin termotivasi untuk belajar, tapi tidak yakin akan prestasi belajarnya karena sering lupa dan meremehkan jika ada tes sehingga kurang persiapan. 112 7. Analisis Hasil Observasi Umum Obsevasi umum pembelajaran di kelas dilakukan oleh tiga orang observer pada masing-masing pertemuan. Observasi ini menguraikan keaktifan siswa atau kejadian yang terjadi di kelas secara garis besar selama proses pembelajaran berlangsung. Data observasi ini digunakan sebagai data pendukung untuk menggambarkan kondisi kelas saat pembelajaran. Berikut garis besar hasil observasi umum di kelas saat pembelajaran: a. Pertemuan Pertama Rabu, 8 April 2015 Tabel 4.16 Hasil Observasi Umum Pertemuan Pertama No Pertanyaan Hasil pengamatan observer 1 Apakah siswa terlihat siap mengikuti pembelajaran? Observer 1: Siswa cukup siap, namun sedikit gaduh karena baru selesai istirahat. Observer 2: Cukup siap, tapi ada beberapa siswa yang belum masuk kelas saat guru masuk. Observer 3: Sebagian besar terlihat siap mengikuti pelajaran, namun ada beberapa yang belum masuk kelas dan agak gaduh karena habis istirahat. 2 Apakah siswa terlihat cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran? Observer 1: Siswa antusias mengikuti pembelajaran karena dilakukan secara berkelompok. Observer 2: Siswa cukup antusias dan terlihat aktif. Observer 3: Siswa terlihat cukup antusias. Saat guru berbicara di depan siswa memperhatikan. 3 Apakah siswa memperhatika n penjelasan guru? Observer 1: Sebagian besar memperhatikan, namun ada yang kurang memperhatikan karena bermain dengan teman. Observer 2: Ada yang memperhatikan ada juga yang tidak karena asik main laptop. Observer 3: Siswa memperhatikan penjelasan guru, tapi ada yang tidak karena ngobrol dengan teman. 4 Apakah siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik? Observer 1: Siswa mengerjakan tugas dengan berkelompok dan mencari referensi di buku cetak. Observer 2: Ya, siswa mengerjakan LAS dengan baik. Observer 3: Siswa mengerjakan tugas LAS dengan baik secara berkelompok. 5 Apakah siswa aktif selama Observer 1: Siswa aktif bertanya dan memberikan pendapat. 113 mengikuti pembelajaran? Observer 2: Ya, Siswa aktif. Siswa mengerjakan tugas, mendengarkan presentasi teman dan mengeluarkan pendapat. Observer 3: Siswa aktif, jika akda yang kurang dimengerti langsung bertanya pada teman atau guru, siswa tidak ragu dalam mengeluarkan pendapat. 6 Kejadian apa saja yang terjadi di kelas selama pembelajaran? Observer 1: Siswa mengerjakan tugas yang diberikan, bertanya pada guru dan mengeluarkan pendapat. Ada yang main laptop dan ngobrol dengan teman saat tugas yang diberikan selesai dikerjakan. Observer 2: Siswa mengerjakan LAS, siswa dan guru mendiskusikan jawaban. Beberapa siswa yang sudah selesai mengerjakan asik ngobrol dengan teman. Observer 3: Siswa mengerjakan LAS, beberapa kelompok mempresentasikan jawaban. Kelas agak gaduh ketika beberapa kelompok sudah selesai mengerjakan dan kelompok lainnya belum selesai. b. Pertemuan Kedua Sabtu, 11 April 2015 Tabel 4.17 Hasil Observasi Umum Pertemuan Kedua No Pertanyaan Hasil pengamatan observer 1 Apakah siswa terlihat siap mengikuti pembelajaran? Observer 1: Siswa siap mengikuti pembelajaran. Siswa sudah menyiapkan alat dan bahan untuk membuat mind map. Observer 2: Ya, siswa terlihat cukup siap karena jam pelajaran pertama. Observer 3: Siswa terlihat siap mengikuti pelajaran setelah doa pagi bersama. 2 Apakah siswa terlihat cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran? Observer 1: Siswa antusias karena metode pembelajaran berbeda. Siswa bersemangat dan telah membawa alat dan bahan untuk membuat mind map. Observer 2: Ya, siswa terlihat cukup antusias karena bekerja berkelompok. Siswa terlihat senang dan bersemangat. Observer 3: Siswa terlihat antusias dan bersemangat karena membuat mind map. 3 Apakah siswa memperhatikan penjelasan guru? Observer 1: Saat guru menerangkan mind map ada beberapa yang tidak mendengarkan. Sebagian besar yang mendengarkan adalah siswa yang duduk di bagian depan. Observer 2: Beberapa memperhatikan dan beberapa tidak karena bermain dengan teman 114 dan posisi duduk yang dibelakang. Observer 3: Saat guru memberi penjelasan tentang mind map siswa memperhatikan penjelasan guru. 4 Apakah siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik? Observer 1: Siswa mengerjakan tugas dengan baik. Masing-masing kelompok sudah memiliki konsep sendiri. Siswa bekerja keras karena waktu yang diberikan terbatas. Observer 2: Ya, siswa mengerjakan mind map dengan baik. Siswa membawa alat dan bahan yang diperlukan. Observer 3: Siswa mengerjakan tugas mind map dengan baik secara berkelompok. 5 Apakah siswa aktif selama mengikuti pembelajaran? Observer 1: Siswa aktif mengikuti pembelajan, namun karena waktu terbatas siswa kurang kesempatan untuk berpendapat. Observer 2: Ya, siswa aktif mengikuti pelajaran. Siswa membuat mind map dan bertanya pada guru jika ada hal-hal yang kurang dimengerti. Observer 3: Siswa aktif mengerjakan mind map, sesekali bertanya pada guru jika ada hal yang belum dimengerti. 6 Kejadian apa saja yang terjadi di kelas selama pembelajaran? Observer 1: Pembelajaran cukup sesuai yang direncanakan. Waktu yang tersedia terbatas sehingga hanya satu kelompok yang mempresentasikan hasil kerjanya, siswa lain kurang mendapat kesempatan berpendapat. Observer 2: Waktu yang dialokasikan kurang sehingga yang presentasi sedikit. Saat presentasi siswa lain kurang diberi kesempatan untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat. Observer 3: Waktu singkat dan terbatas ada beberapa kegiatan yang terlewati. Kelompok yang presentasi hanya satu kelompok. Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat diketahui bahwa: a. Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama nampak sebagian besar siswa sudah siap untuk mengikuti proses pembelajaran, namun ada beberapa siswa yang masih belum masuk kelas saat guru masuk kelas. Selain itu kelas agak sedikit gaduh dikarenakan siswa baru selesai jam istirahat. Siswa terlihat cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran karena 115 pembelajaran kali ini dilakukan secara berkelompok. Siswa-siswa memperhatikan arahan guru dengan baik, namun ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan karena berbicara atau main dengan teman atau sedang main laptop. Siswa aktif mengerjakan tugas berupa LAS dan kelas cukup kondusif, tetapi kelas menjadi sedikit gaduh setelah beberapa kelompok selesai mengerjakan LAS sedangkan kelompok lain belum selesai. Ketika ada teman yang presentasi hasil kerja kelompoknya siswa lain mendengarkan dan memberi tanggapan atau masukan. b. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua siswa terlihat lebih siap dalam mengikuti pembelajaran karena pembelajaran dilaksanakan pada jam pertama. Siswa sudah terkondisi dengan baik karena sebelum masuk jam pertama siswa mengikuti doa pagi bersama. Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran, hal itu terlihat dari kesiapan siswa dalam membawa alat dan bahan pembuatan mind map. Siswa terlihat gembira dan bersemangat. Saat guru memberi arahan tentang mind map beberapa siswa khususnya yang posisis duduk di belakang kurang memperhatikan karena bermain dengan temannya. Siswa secara berkelompok aktif mengerjakan mind map dengan baik dan sesekali bertanya pada guru jika ada hal-hal yang kurang jelas. Waktu yang tersedia terbatas sehingga menyebabkan pembelajaran kurang 116 maksimal. Kelompok yang mempresentasikan hasil karya atau ide pemikirannya tentang unsur-unsur lingkaran hanya satu kelompok dan siswa lainnya kurang diberi kesempatan untuk berpendapat. D. Pembahasan Pada pembahasan akan dijawab dan dibahas masalah-masalah yang terdapat pada rumusan masalah. Pembahasan ini terkait penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran di kelas VIIIB tahun ajaran 20142015 yang akan dibahas sesuai data dan analisis data yang diperoleh. 1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik yang dikombinasikan dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 20142015? Pembahasan: Pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran di kelas VIIIB tahun ajaran 20142015 dapat berjalan dengan sangat baik. Hal tersebut dapat terlihat dari persentase keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran yang mencapai 86,46. Pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan pendekatan saintifik yaitu proses belajar yang lebih berpusat pada siswa yang bertujuan mendorong peserta didik untuk aktif mencari tahu dari berbagai sumber informasi. Pembelajaran 117 sudah cukup sesuai langkah-langkah umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu yang dimulai dari proses mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Melalui LAS unsur-unsur lingkaran secara berkelompok siswa aktif untuk mencari tahu informasi tentang unsur-unsur lingkaran yang kemudian didiskusikan secara klasikal dengan dipandu guru bidang studi. Pembelajaran juga sudah sesuai dengan langkah-langkah pada metode mind mapping. Setelah siswa dan guru mendiskusikan LAS unsur-unsur lingkaran, secara berkelompok siswa menuangkan pemikirannya dalam bentuk mind map. Siswa dan guru telah mampu menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran unsur-unsur lingkaran yang dikombinasikan dengan metode mind mapping, namun hasilnya belum maksimal. Hal tersebut karena siswa dan guru belum terbiasa menggunakan pendekatan saintifik serta karena waktu yang tersedia terbatas atau kurang mencukupi sehingga ada langkah dalam pembelajaran yang kurang nampak.Pada kegiatan pembelajaran bertanya, kegiatan sudah nampak terlaksana. Namun, baik pada pertemuan pertama maupun kedua siswa yang bertanya pada guru tidak lebih dari 5 orang. Selain itu pada pertemuan pertama siswa kurang tertarik dan kurang mampu bertanya tentang hasil pengamatan siswa lainnya serta belum bisa menalar hasil pengetahuan yang diperoleh bersama teman sekelompoknya, siswa cenderung hanya sibuk mengerjakan LAS dan hanya fokus pada soal-soal yang ada. Pada pertemuan kedua siswa telah mampu menalar hubungan 118 antar unsur-unsur lingkaran yang terlihat dari diskusi dan hasil mind map siswa, namun tidak semua kelompok melakukan kegiatan menalar, hanya 3 kelompok yang terlihat melakukan kegiatan tersebut. Selain itu, diakhir proses pembelajaran guru tidak sempat memberikan motivasi kepada siswa untuk tetap belajar dikarenakan waktu pelajaran sudah berakhir. 2. Bagaimana motivasi belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 20142015 dalam mengikuti mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran? Pembahasan: Motivasi belajar siswa selama mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran tergolong tinggi yaitu dengan skor rata-rata 75,9 atau jika dipresentasekan sesuai rumus yang ditetapkan maka rata- rata motivasi belajar siswa sebesar 70. Hal tersebut diperoleh dari hasil angket yang diberikan yang kemudian dianalisis dengan skala Likert. Sebanyak 4 orang masuk dalam kategori motivasi belajar sangat tinggi,27 orang dalam kategori motivasi belajar tinggi dan 6 orang dalam kategori motivasi belajar sedang. Hasil analisis motivasi belajar tersebut kemudian didukung dengan hasil wawancara terhadap beberapa siswa. Beberapa siswa yang diwawancarai berpendapat bahwa mereka senang mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan 119 metode mind mapping. Menurut mereka pendekatan saintifik dengan metode mind mapping merupakan pendekatan metode pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan, berbeda dengan pembelajaran sebelumnya yang masih menggunakan metode ceramah. Siswa dapat menyalurkan ide dan pemikiran dari hasil pengetahuannya dalam bentuk mind map. Hasil mind map yang menarik juga turut memotivasi siswa dalam belajar, terutama karena penyajian materi yang lebih kreatif, mudah dipahami dan mudah diingat. Selain dari hasil kuisoner dan wawancara, hasil observasi kegiatan umum di kelas juga menunjukan bahwa siswa terlihat senang dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut terlihat dari interaksi siswa saat kerja kelompok yang cukup baik, siswa saling bertukar pikiran untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Selain itu, antusias siswa terlihat persiapan siswa untuk membuat mind map. Masing-masing kelompok telah menyiapkan alat dan bahan yang kiranya akan digunakan dalam pembuatan mind map. 3. Bagaimana keaktifan siswa-siswi kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakartatahun ajaran 20142015 selama mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran? Pembahasan: 120 Kegiatan berkelompok baik saat mengerjakan LAS maupun saat pembuatan mind map membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Hasil observasi menunjukan bahwa selama proses pembelajaran siswa- siswa di kelas VIII B terlibat aktif ditunjukan dengan persentase keaktifan belajar siswa yaitu 56,76siswa dengan kategori keaktifan belajar sangat tinggi dan 43,24 siswa dengan kategori keaktifan belajar tinggi. Hal tersebut karena pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping mendorong siswa untuk mencari tahu sendiri informasi-informasi tentang materi yang dipelajari dan mendorong siswa untuk menuliskan ide pemikirannya yang disajikan dalam bentuk mind map. Aktifitas-aktifitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping antara lain siswa aktif mengerjakan tugas yang diberikan baik dalam bentuk LAS maupun tugas membuat mind map. Hasil observasi menyebutkan bahwa selama kegiatan kelompok siswa aktif mencari informasi terkait materi pada buku, bertanya pada teman tentang hal-hal yang belum diengerti, mengemukakan pendapat dan saling berdiskusi satu sama lain guna menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa aktif mempersiapkan alat dan bahan untuk membuat mind map, menulis hal-hal penting pada mind map dan berkreasi membuat mind map agar semenarik mungkin. Banyak anggota kelompok yang hanya terdiri dari 3 orang menyebabkan kerja kelompok lebih efektif dan sebagian besar anggota kelompok aktif bekerja. Namun ada beberapa 121 siswa yang masih kurang aktif selama mengikuti pembelajaran, cenderung diam dan tidak mengeluarkan pendapat. Pada pertemuan pertama sebagian besar siswa tidak menuliskan hal-hal penting terkait unsur-unsur lingkaran pada buku catatan siswa, hal tersebut dimungkinkan karena siswa hanya fokus mengerjakan LAS dan merasa kurang perlu mencatat lagi di buku catatannya. Sedangkan pada pertemuan kedua banyak siswa kurang mampu menanggapi pertanyaan temannya terkait pekerjaan yang siswa kerjakan karena asik sendiri hanya fokus pada pembuatan mind map sehingga tidak mendengarkan dan memperhatikan pertanyaan atau pendapat teman pertanyaan teman. Namun hal itu tidak terlalu mengganggu kelancaran pengerjaan tugas siswa karena siswa dapat mengerjakan tugas tepat waktu. 4. Bagaimana prestasi belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP 1 Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 20142015 setelah mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran? Pembahasan: Hasil tes prestasi belajar yang diberikan menunjukan bahwa lebih dari 72,97 siswa berada pada kategori prestasi belajar baik dan sangat baik dan sisanya sebesar 18,92 berada pada kategori prestasi belajar cukup dan 8,11 pada kategori kurang. Hasil tersebut menunjukan bahwa prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran yang 122 menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mappingpada materi unsur-unsur lingkaran dapat dikatakan baik namum belum maksimal. Hasil tes prestasi belajar siswa menunjukan bahwa masih banyak siswa belum terbiasa untuk menjawab soal secara sistematis, siswa cenderung langsung menjawab pertanyaan tanpa urutan-urutan menjawab yang jelas. Beberapa siswa juga kurang teliti dalam menghitung atau kurang teliti dalam menuliskan hasil perhitungannya. Ada pula beberapa siswa yang masih belum mengerti hubungan- hubungan antar unsur-unsur lingkaran sehingga jawaban yang diiberikan tidak sesuai dengan jawaban yang diharapkan. Berdasarkan hasil analisis data keseluruhan dan pembahasan setiap permasalahan yang diteliti dapat dikatakan bahwa penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran di kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta merupakan salah satu pendekatan dan metode menarik yang tepat untuk dikolaborasikan dan dapat memotivasi siswa untuk belajar, baik selama proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran, mengaktifkan siswa dalam belajar dan memberikan nilai yang baik pada tes prestasi belajar siswa. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mappingdapat membuat siswa lebih aktif dalam mencari dan mengolah informasi yang diperoleh. Pendekatan yang lebih berpusat kepada siswa membuat siswa secara mandiri memasukkan informasi penting terkait materi ke otak yang kemudian 123 disajikan dengan pemetaan pemikirannya ke dalammind map. Mind map membantu siswa untuk mempelajari materi yang dipelajari dengan meringkas dengan cara yang lebih menarik. Motivasi belajar yang tinggi dan keaktifan selama mengikuti pembelajaran mampu memberikan dampak positif bagi prestasi belajar siswa. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode mind mappingmemberikan hasil prestasi belajar siswa yang baik namun belum maksimal. Siswa perlu lebih teliti lagi dan masih perlu banyak belajar dan latihan soal agar mampu menerapkan informasi yang didapat untuk menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan unsur-unsur lingkaran. E. Kelemahan-kelemahan Pembelajaran yang Menggunakan Pendekatan Saintifik dengan Metode Mind Mapping Kelemahan-kelemahan Pembelajaran yang Menggunakan Pendekatan Saintifik dengan Metode Mind Mappingyang peneliti temukan selama melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan saintifik cukup menyulitkan bagi siswa yang belum terbiasa belajar mandiri. 2. Metode mind mappingtidak selalu bisa diterapkan dalam pembelajaran karena membutuhkan alat, bahan dan waktu yang banyak. 3. Metode mind mappingcenderung kurang cocok bagi siswa yang tidak suka menggambar. 124 F. Keterbataasan-keterbatasan Selama Penelitian Selama melakukan penelitian di kelas VIII B tentang penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran peneliti mengalami beberapa keterbatasan antara lain: 1. Siswa dan guru belum terbiasa menggunakan pendekatan saintifik. 2. Waktu pembelajaran yang tersedia terbatas sehingga siswa kurang berlatih dalam mengerjakan soal. 3. Penelitian ini menggunakan kelas besar yang terdiri dari 37 siswa sehingga peneliti kurang mampu memperhatikan siswa-siswi secara maksimal. 4. Alat untuk mendokumentasikan kurang mendukung sehingga ada beberapa bagian pembelajaran yang terlewatkan. 125

BAB V PENUTUP

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS CONCEPT MAP DAN MIND Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Concept Map Dan Mind Mapping Ditinjau Dari Komunikasi Matematis Kelas VIII SMP Negeri 1

0 2 16

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS CONCEPT MAP DAN MIND Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Concept Map Dan Mind Mapping Ditinjau Dari Komunikasi Matematis Kelas VIII SMP Negeri 1 G

1 6 17

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Penerapan Pendekatan Saintifik Berbasis Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiya

0 3 16

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE SCRAMBLE DITINJAU DARI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 JUWIRING.

0 0 7

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM Penerapan strategi pembelajaran mind mapping untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika (ptk pada siswa kelas xii semester ganjil

0 0 14

Evaluasi pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.

6 113 132

Analisis pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013 di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar.

0 1 157

Pembelajaran dengan metode Inkuiri untuk menarik minat dan meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi gaya di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.

0 1 139

Penerapan metode Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada materi segiempat di kelas VIIA SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten.

0 1 178

Penerapan metode Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada materi segiempat di kelas VIIA SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten - USD Repository

0 6 176