Pembahasan DATA DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.15 Grafik Modulus Elastisitas Rata-Rata Bahan Resin dan Variasi Komposit Berpenguat Serat TKKS

4.2 Pembahasan

Dari Gambar 4.1 nilai kekuatan tarik terbesar pada bahan resin polyester yaitu spesimen RC-5 dengan nilai 55,7 MPa dan nilai terkecil pada spesimen RC-2 yaitu 49,9 MPa. Nilai kekuatan tarik rata-rata pada bahan resin polyester adalah sebesar 53,2 MPa. Dari Gambar 4.2 nilai regangan terbesar pada bahan resin polyester yaitu spesimen RC-3 dengan nilai 5,6 dan nilai terkecil pada spesimen RC-5 yaitu 2,4. Nilai regangan rata-rata pada bahan resin polyester adalah sebesar 4,1. Dari Gambar 4.3 nilai rata-rata modulus elastisitas pada bahan resin polyester adalah sebesar 14,5 MPa. Sedangkan nilai modulus elastisitas terbesar 14,5 18,1 21,3 18,0 5 10 15 20 25 Resin 3 5 7 M o dul us El a sti si ta s M P a pada spesimen RC-5 dengan nilai 23,2 MPa dan yang terkecil pada spesimen RC- 3 sebesar 9,8 MPa. Dari Gambar 4.4 nilai kekuatan tarik terbesar pada komposit dengan fraksi volume 3 yaitu spesimen FC-3-5 dengan nilai 30,0 MPa dan yang terkecil adalah 26,7 MPa pada spesimen FC-3-3. Dari data kekuatan tarik komposit dengan fraksi volume 3 didapatkan nilai rata-rata sebesar 28,0 MPa. Dari Gambar 4.5 nilai rata-rata regangan komposit dengan fraksi volume 3 adalah sebesar 1,6. Nilai regangan terbesar pada komposit dengan fraksi volume 3 yaitu spesimen FC 3-3 dan FC 3-5 dengan nilai 1,6 dan yang terkecil pada spesimen FC-3-4 dan FC-3-6 dengan nilai 1,5. Dari Gambar 4.6 nilai modulus elastisitas terbesar pada komposit dengan fraksi volume 3 yaitu spesimen FC 3-5 dengan nilai 18,7 MPa dan yang terkecil pada spesimen FC-3-3 dengan nilai 16,7 MPa. Nilai rata-rata yang didapatkan adalah sebesar 18,1 MPa. Dari Gambar 4.7 nilai kekuatan tarik terbesar pada komposit dengan fraksi volume 5 yaitu spesimen FC 5-3 dengan nilai 25,8 MPa dan yang terkecil pada spesimen FC-5-4 dengan nilai 22,4 MPa. Nilai rata-rata yang didapatkan adalah sebesar 24,2 MPa. Dari Gambar 4.8 nilai regangan terbesar pada komposit dengan fraksi volume 5 yaitu spesimen FC 5-2 dengan nilai 1,3 dan yang terkecil adalah 0,9 pada spesimen FC-5-4. Nilai rata-rata yang didapatkan adalah sebesar 1,2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari Gambar 4.9 nilai modulus elastisitas terbesar pada komposit dengan fraksi volume 5 yaitu spesimen FC 5-4 dengan nilai 24,9 MPa dan terkecil pada spesimen FC-5-6 dengan nilai 19,1 MPa. Nilai rata-rata modulus elastisitas yang didapatkan adalah sebesar 21,3 MPa. Dari Gambar 4.10 nilai kekuatan tarik terbesar pada komposit dengan fraksi volume 7 yaitu spesimen FC-7-3 dengan nilai 24,8 MPa dan nilai terkecil adalah 19,8 MPa pada spesimen FC-7-4. Nilai rata-rata kekuatan tarik yang didapatkan adalah 22,2 MPa. Dari Gambar 4.11 nilai rata-rata regangan pada komposit fraksi volume 7 adalah sebesar 1,3. Nilai regangan terbesar pada komposit fraksi volume 7 yaitu spesimen FC-7-2 dan FC 7-3 dengan nilai 1,4 dan yang terkecil dengan nilai 1,0 pada spesimen FC-7-1. Dari Gambar 4.12 nilai rata-rata modulus elastisitas pada komposit dengan fraksi volume adalah sebesar 18,0 MPa. Nilai modulus elastisitas terbesar pada komposit dengan fraksi volume 7 yaitu spesimen FC 7-1 dengan nilai 20,7 MPa dan yang terkecil dengan nilai 16,5 MPa pada spesimen FC-7-4. Dari Gambar 4.13 dapat dilihat hasil rata-rata kekuatan tarik pada bahan resin polyester dan variasi fraksi volume komposit berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit dengan hasil yang didapatkan yaitu 53,20 MPa pada bahan resin polyester. Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak fraksi volume serat yang digunakan maka kekuatan tariknya semakin menurun. Nilai rata-rata terbesar pada fraksi volume serat tandan kosong kelapa sawit adalah 27,97 MPa pada fraksi volume serat 3. Sedangkan pada fraksi volume serat 5 dan 7 memiliki nilai kekuatan tarik rata-rata yaitu 24,16 MPa dan 22,25 MPa. Sedangkan kekuatan tarik yang dimiliki serat TKKS sebesar 80,5 MPa. Dari Gambar 4.14 dapat dilihat regangan rata-rata terbesar pada bahan resin polyester dan variasi fraksi volume komposit berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit dengan hasil yang didapatkan yaitu 4,1 pada bahan resin polyester tanpa diberi bahan penguat. Pada regangan juga terjadi penurunan nilai dari rata- rata fraksi volume komposit berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit dengan nilai terendah 1,2 pada fraksi volume serat 5. Tetapi pada fraksi volume serat 7 terjadi peningkatan regangan sebesar 1,3. Dari gambar 4.15 dapat dilihat bahwa modulus elastisitas rata-rata terbesar pada bahan resin polyester dan variasi fraksi volume komposit berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit dengan hasil yang didapatkan yaitu 21,3 MPa pada bahan komposit berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit 5. Pada grafik rata- rata modulus elastisitas terjadi peningkatan dengan bertambahnya fraksi volume serat, walaupun terjadi penurunan pada fraksi volume serat 7 dengan nilai 18,0MPa. Berdasarkan pada nilai modulus elastisitas membuktikan bahwa komposit memiliki kemampuan yang cukup berpengaruh pada besarnya tegangan untuk dapat menyebabkan deformasi atau perubahan dimensi dan bentuk dibandingkan dengan bahan resin polyester. Dari nilai rata-rata modulus elastisitas yang didapatkan membuktikan bahwa komposit dengan bahan penguat serat tandan kosong kelapa sawit memiliki ciri-ciri bahan yang lebih getas. Karena semakin tinggi nilai modulus elastisitas maka semakin nilai kekakuannya akan bertambah. Kerusakan yang terjadi pada bahan resin polyester dan komposit berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit disebabkan oleh gelembung udara void yang membuat volume resin berkurang dan dapat menurunkan kekuatan resin dan komposit terhadap pembebanan tarik. Kerusakan yang terjadi pada bahan komposit berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit juga disebabkan oleh tidak melekatnya serat dengan matriknya yang biasa disebut debonding. Debonding yang terjadi pada komposit ini dapat terjadi karena beberapa hal seperti serat yang saling menumpuk dan kandungan lapisan serat yang tidak dapat menyatu pada matrik. Dengan terjadinya debonding maka dapat berdampak pengurangan kekuatan pada komposit. Cacatnya dimensi dan bentuk komposit yang kurang sempuran pada saat proses pemotongan benda uji juga mempengaruhi kekuatan pada komposit pada saat dilakukan pengujian tarik. 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat mengambil kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. Pada penelitian yang dilakukan didapatkan hasil, bahwa semakin bertambahnya fraksi volume serat maka nilai kekuatan tarik yang dimiliki spesimen terjadi penurunan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kekuatan tarik fraksi volume serat 3, 5, dan 7 sebesar 28 MPa, 24,2 MPa, dan 22,3 MPa. Nilai regangan juga mengalami penurunan, pada fraksi volume serat 3 dan 5 sebesar 1,6, 1,2. Namun pada fraksi volume serat 7 nilai regangan naik sebesar 1,3. Nilai rata-rata modulus elastisitas mengalami peningkatan sebesar 18,1 MPa, 21,3 MPa pada fraksi volume serat 3 dan 5. Sementara pada fraksi volume serat 7 menurun sebesar 18 MPa. Dengan begitu komposit berpenguat serat tandan ksong kelapa sawit ini belum bisa untuk dijadikan penguat pada komposit. 2. Jenis patahan yang terjadi pada spesimen resin polyester dan komposit berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit setelah dilakukan uji tarik adalah jenis patahan getas. 3. Fraksi volume serat 3 yang memiliki kekuatan tarik terbesar dengan nilai 28 MPa. Hasil ini mengungguli fraksi volume serat 5 dan 7 yang hanya memiliki nilai kekuatan tarik terbesar dengan nilai 24,2 MPa dan 22,3 MPa.