Komponen Biomotorik KAJIAN PUSTAKA

Ada beberapa komponen biomotorik yang dilatih dalam penelitian ini, diantaranya pelatihan komponen yang terkait dilatih selama 6-8 minggu dilakukan sebanyak tiga kali dalam seminggu. Peningkatan beban latihan dapat diberikan setelah satu minggu pelatihan Nala, 2011. Untuk meningkatkan kekuatan otot pelatihan dapat dilakukan sebanyak 2-3 kali perminggu. Karena pelatihan komponen kekuatan adalah komponen yang paling lama terlihat peningkatan dari pelatihan yang diberikan dibandingkan dengan komponen biomotorik lainnya. Komponen biomotorik yang berperan dalam pelaksanaan gerak lempar cakram, seperti kekuatan, kecepatan, dan daya ledak berawal dari energi dalam tubuh yang mengaktifkan kinerja otot untuk menghasilkan gerakan. Jumlah tenaga yang dimanfaatkan harus seefektif mungkin. Jumlah tenaga efektif adalah jumlah dari semua tenaga yang diproduksi oleh sejumlah otot yang searah. Lemparan cakram dilakukan dengan rangkaian gerakan yang berkelanjutan, mulai dari persiapan dengan memegang, mengayun cakram, memilin badan, mengayunkan lengan ke depan atas, melepas cakram dan akhirnya meluruskan tubuh secara penuh. Gerakan yang dilakukan secara kontinyu dengan memaksimalkan otot-otot yang berkontraksi secara sinergis, searah dan meminimalisir gerakan otot antagonis supaya gerakan yang dihasilkan lebih efektif dan efisien dalam memanfaatkan besaran tenaga saat melakukan rangkaian gerakan melempar cakram.

2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Lemparan

Daya ledak merupakan salah satu komponen biomotorik yang merupakan aktivitas tiba-tiba dan cepat dari gerakan-gerakan lengan Nala, 2011. Daya ledak merupakan hasil dari kekuatan maksimum dan kecepatan maksimum Bompa dalam Nala, 2011. Usaha untuk meningkatkan daya ledak dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan atau titik beratnya pada kekuatan, meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan atau titik beratnya pada kecepatan, serta meningkatkan keduanya sekaligus, kekuatan dan kecepatan dilatih secara simultan.

2.8.1 Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh atlet sendiri diantaranya: umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, kebugaran fisik dan genetik. 1. Faktor Umur. Hampir semua komponen biomotorik dipengaruhi oleh umur. Peningkatan kekuatan otot berkaitan dengan pertambahan umur, dimensi, anatomi atau diameter otot dan kematangan seksual. Kekuatan lebih rendah pada anak-anak dan meningkat diusia remaja serta mencapai puncaknya pada umur 20-30 tahun. Pelatihan olahraga atletik termasuk lempar cakram mulai dilatih dari umur 10-12 tahun, dan pelatihan spesialisasi pada umur 13-14 tahun, sehingga puncak prestasinya pada umur 18-23 tahun Bompa, 2001. Umur yang dipilih sebagai subjek dalam penelitian ini adalah yang berumur 14-17 tahun. 2. Faktor Jenis kelamin. Dilihat secara biologis pria dan wanita sudah berbeda. Perbedaan kekuatan otot antara pria dan wanita sudah berbeda pada umur 10-12 tahun, kekuatan otot anak laki-laki sedikit lebih kuat daripada anak wanita, dan semakin jauh meningkat dengan bertambahnya umur. Pada usia 18 tahun ke atas anak laki-laki mempunyai kekuatan dua kali lebih besar dari wanita. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh hormon testosteron pada laki-laki yang memacu pertumbuhan tulang dan otot. Dilihat secara morfologis, terlihat pada bertambah lebarnya bahu anak laki-