Atletik dan lempar cakram Gerak pada lempar cakram

2.1.1 Gerak pada lempar cakram

Cakram yang dilempar harus dipegang dengan teknik yang benar, supaya arah dari lemparan sesuai dengan aturan yang ada dan hasil lemparan cakram jatuh didaerah yang telah ditentukan. Cakram dilempar dengan posisi menyampingi arah lemparan yang biasanya digunakan oleh para pemula karena gerakannya lebih mudah, cukup sederhana dan terbiasa diajarkan oleh tenaga pendidik kepada para siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam cara melempar cakram dengan menyampingi arah lemparan dapat dilakukan dengan teknik melempar cakram sebagai berikut Sodikin dan Achmad, 2009. 1. Tahap awal gerakan dalam lempar cakram dilakukan dengan cara: 1 Cakram diletakkan pada telapak tangan kiri, kemudian tangan kanan di atas cakram. 2 Berdiri di dalam lingkaran daerah melempar, dengan posisi badan menyampingi arah lemparan. Gambar 2.1 Tahap awal gerakan lempar cakram. Nikitin, 2015 2. Tahap pelaksanaan gerakan lempar cakram dilakukan dengan cara : 1 Kaki dibuka sejajar, menyampingi arah lemparan. 2 Berat badan berada pada kaki belakang. 3 Cakram dikait, dengan lengan kanan lurus ke bawah. Cakram diayun ke depan atas sebanyak tiga kali. Ayunan tangan ke belakang dengan mempersiapkan otot-otot yang dilibatkan dalam posisi regang penuh tidak berlebihan bertujuan untuk menambah waktu dan jarak persiapan yang bermanfaat meningkatkan tenaga yang diproduksi Redhana, 2008 4 Cakram dilempar, berat badan berada pada kaki belakang dan punggung tangan berada di atas. Jari kelingking membantu pada saat lepasnya cakram ke depan. Gambar 2.2 Tahap pelaksanaan gerak lempar cakram Nikitin, 2015. 3. Tahap akhir gerakan melempar cakram dilakukan dengan cara : 1 Gerakan kaki mengikuti putaran badan terakhir. 2 Salah satu kaki ke depan, dan kaki yang lain diluruskan ke belakang untuk menjaga keseimbangan agar anggota badan tidak melewati garis batas lemparan. Gambar 2.3 Tahap akhir gerakan lempar cakram Nikitin, 2015.

2.2 Pelatihan

Penerapan Ilmu Faal Olahraga untuk meningkatkan prestasi atlet sangat penting untuk menentukan takaran latihan, keberhasilan latihan atlet selama periodisasi latihan. Fisiologi Olahraga merinci dan menerangkan perubahan fungsi yang disebabkan oleh latihan tunggal acute exercise atau latihan yang dilakukan secara berulang-ulang chronic exercise dengan tujuan untuk meningkatkan respon fisiologis terhadap intensitas, durasi, frekuensi latihan, keadaan lingkungan dan status fisiologis individu Anonim, 2010. Untuk meningkatkan prestasi, diperlukan kesehatan fisik yang tinggi, yang dapat dibina melalui masukan gizi yang cukup dan latihan yang baik Suniar, 2002. Pelatihan menurut Bompa merupakan suatu aktivitas yang komplek, suatu kinerja dari atlet yang dilakukan secara sistematis dalam durasi yang panjang, progresif dan berjenjang secara individual, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu bentuk fungsi fisiologis dan psikologis tertentu agar dapat memenuhi berbagai tuntutan tugas sewaktu berolahraga Nala, 2011. Dimana pelatihan olahraga dapat dibagi sesuai dengan spesialisasi yang akan dilatih, spesialisasi membagi pelatihan olahraga menjadi empat macam diantaranya Nala, 2011: 2.2.1 Pelatihan fisik Pelatihan fisik merupakan pelatihan dengan usaha untuk memperbaiki sistem,