Prinsip Pelatihan Fisik KAJIAN PUSTAKA

Prinsip-prinsip dasar pelatihan diuraikan terdiri dari 7 prinsip diantaranya Nala, 2011, 1. Prinsip Aktif dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti latihan. Prinsip ini diterapkan bertujuan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu pelatihan sehingga atlet dituntut untuk selalu bertindak aktif dan mengikuti pelatihan dengan bersungguh-sungguh tanpa ada paksaan dan tidak hanya berlatih ketika didampingi oleh pelatih saja. 2. Prinsip pengembangan multilateral. Pelatihan fisik umum atau pelatihan multilateral yang dilaksanakan sebelum pelatihan mengarah kepada spesifikasi hendaknya dibekali terlebih dahulu pelatihan dasar-dasar kebugaran fisik dan komponen biomotorik. Selain itu dikembangkan pula seluruh organ dan sistema yang ada dalam tubuh, baik yang menyangkut proses fisiologis maupun psikologisnya. 3. Prinsip spesialisasi. Setelah pelatihan pengembangan multilateral dilanjutkan dengan pengembangan fisik khusus atau spesialisasi yang tentunya disesuaikan dengan cabang olahraga yang dilatih. Pelatihan spesialisasi dapat dimulai setelah sesuai dengan umur untuk cabang olahraga yang dipilih oleh anak atau atlet bersangkutan. Untuk melatih cabang olahraga atletik termasuk lempar cakram, spesialisasi umur yang dilatih antara 14-17 tahun. 4. Prinsip individualisasi. Setiap orang mempunyai kemampuan, potensi, karakter belajar dan spesifikasi dalam olahraga yang berbeda satu sama lainnya, sehinggga cara pelatihannya akan berbeda. Pendekatan personalisasi dapat dipergunakan sebagai media untuk mengembangkan kualitas pribadi Zamroni, 2003. 5. Prinsip variasi atau keserbaragaman. Pelatihan yang bersifat monoton dan dilakukan secara terus menerus akan cukup membosankan. Untuk menghindari hal tersebut maka dalam pelaksanaan pelatihan perlu dibuatkan variasi pelatihan, tentunya mempunyai tujuan yang sama yaitu tetap mengacu pada tujuan pelatihan dan tidak keluar dari program pelatihan yang ditetapkan, sehingga atlet tetap bergairah dan semangat dalam berlatih. 6. Prinsip mempergunakan model proses pelatihan. Model yang dimaksud dalam prinsip ini adalah imitasi, suatu simulasi dari kenyataan yang dibuat dari elemen atau unsur spesifik dari fenomena yang diamati yang mendekati keadaan sebenarnya. 7. Prinsip peningkatan beban progresif dalam pelatihan. Beban pelatihan dimulai dengan beban awal yang ringan, kemudian ditingkatkan secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan atlet bersangkutan. Dapat pula dilakukan diawali dengan gerakan sederhana kemudian ditingkatkan menjadi gerakan yang semakin rumit.

2.5 Prosedur Pelatihan Fisik

Prosedur pelatihan fisik pada pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan terdiri dari tiga bagian yaitu bagian latihan pemanasan, latihan inti dan latihan pendinginan Syarifudin, 1997.

2.5.1 Pemanasan

Pemanasan menurut Bompa 2001 adalah tahap awal pelatihan yang sangat penting untuk dilakukan. Mengingat pemanasan bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan psikis dalam menghadapi pelatihan inti serta mencegah kemungkinan terjadinya cedera. Efek nyata dan besar manfaatnya dari melaksanakan pemanasan ini adalah pada peningkatan komponen biomotorik kecepatan, kecepatan gerakan lengan, kekuatan otot, daya tahan otot, daya ledak dan daya tahan kardiovaskular. Intensitas dan durasi pemanasan setiap aktivitas olahraga bervariasi, tergantung dari aktivitas yang dilakukan, misalnya lama pemanasan untuk mengerahkan seluruh otot tubuh berkisar antara 20-30 menit. Selain itu durasi pemanasan tergantung pula dari berbagai faktor yaitu: suhu dan kelembaban lingkungan, umur, kebugaran fisik, berat ringannya aktivitas dan lain - lain Nala, 2011. Tipe pemanasan yang dilakukan selama pemanasan tergantung dari cabang olahraga yang dilakukan. Tipe pemanasan ada tiga antara lain, 1 peregangan yang merupakan aktivitas otot pertama kali dilakukan dalam pemanasan, 2 kalistenik dengan cara menggerakkan sekelompok otot yang secara aktif berulang- ulang dengan tujuan untuk meningkatkan suhu dan aliran darah pada otot yang bersangkutan, 3 aktivitas spesifik yaitu aktivitas yang disesuaikan dengan jenis olahraga yang dilatih Nala, 2011.

2.5.2 Pelatihan inti

Takaran pelatihan merupakan hal yang sangat penting peranannya dalam meningkatkan dan mengembangkan fisik olahragawan terutama kemampuan komponen biomotorik secara tepat dan efisien. Takaran pelatihan terdiri dari intensitas, volume dan frekuensi Nala, 2011. Kegiatan olahraga atau physical activity lainnya hendaknya disesuaikan dengan kondisi tubuh siswa yang bersangkutan Arsani, 2006. Metode pelatihan inti yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi pelatihan cable machine woodchopper dan medicine ball full twist dengan kombinasi pelatihan push up knee dan sit up dengan set dan repetisi yang ditingkatkan dari pelatihan pertama dengan pelatihan berikutnya. Pelatihan ini dirancang selama enam