Landasan Teori KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah berkomunikasi dengan massa audiens atau khalayak ramai. Massa disini dimaksudkan sebagai para penerima pesan komunikan yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama lainnya. Pada umumnya proses komunikasi massa tidak menghasilkan “feed back” umpan balik yang langsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif. Ciri-ciri massa yaitu, jumlahnya besar, antara individu tidak ada hubungan atau organisatoris dan memiliki latar belakang sosial yang berbeda. Komunikasi massa media televisi ialah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan massa melalui sebuah sarana, yaitu televisi. Komunikasi massa televisi bersifat periodic. Dalam komunikasi massa media tersebut, lembaga penyelenggara media komunikasi bukan secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang dalam organisasi yang kompleks serta pembiayaan yang besar. Karena media televisi bersifat transitory hanya meneruskan, maka pesan-pesan yang disampaikan melalui media tersebut, hanya dapat didengar tetapi juga dapat dilihat dalam gambar yang bergerak audiovisual. 1 2 Perkembangan komunikasi massa media televisi, cukup membawa pengaruh yang besar dalam kehidupan sistem komunikasi massa Internasional, khususnya terhadap sistem komunikasi massa media cetak dan radio. Sejak tahun 1948, arah kecenderungan para pemasang iklan semakin berubah, dan siaran yang sifatnya hanya bersuara, sampai kesiaran yang bergerak dan bersuara, ini berarti kerugian besar bagi media radio. Komunikasi massa media televisi, pada prakteknya menekankan para reporter, penulis, dan penganalisis untuk menampilkan bagina-bagian terpenting dari beritanya. Berita-berita terkenal dari CBS yang ditampilkan, “Dauglas dengan berita” dapat dijadikan contoh yang baik dari kelompok kerja itu. Memasukkan paradigma Lasswell dalam komunikasi massa media televisi, secara tugas memperlihatkan, bahwa dalam setiap pesan yang disampaikan televisi, tentu saja mempunyai tujuan khalayak sasaran serta akan mengakibatkan umpan balik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam menyampaikan isi pesannya, komunikasi massa media televisi memiliki sifat-sifat, yaitu Publisitas, Perodisitas, Universitas, Aktivitas dan Kontinyuitas Kuswandi, 1996 : 16. 3 Josep A. Devito dalam Effendy dalam bukunya “ Communicology : An Introduction To The Study Of Communication “ menyatakan komunikasi massa sebagai berikut : 1. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umum yang agak sukar untuk didefinisikan. 2. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar- pemancar audio dan visual. Komunikasi akan lebih mudah dan logis bila didefinisikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita. Komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan melalui media massa. Maka ciri-ciri komunikasi media massa adalah : 1. Komunikator komunikasi massa bersifat melembaga, berarti bahwa komunikatornya bertindak atas nama lembaga. Contoh komunikator media massa adalah wartawan, penyiar radio, reportase televisi, sutradara film, karena media yang dipergunakan adalah suatu lembaga dan dalam menyebar luaskan bertindak atas nama lembaga. 2. Pesan yang disampaikan media massa bersifat umum public karena ditujukan kepada umum yang mengenal kepentingan umum. 4 3. Proses komunikasi massa bersifat satu arah yang berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan terhadap komunikator. Dengan lain perkataan penyiar televisi atau wartawan tidak mengetahui tanggapan khalayak yang dijadikan sasarannya. Yang dimaksud dengan tidak mengetahui dalam keterangan diatas ialah tidak mengetahui waktu proses komunikasi itu berlangsung. 4. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, beragam dalam jenis usia, jenis kelamin, pendidikan, agama status sosial, status ekonomi, hobbi dan sebagainya. Selain komunikan komunikasi massa juga bersifat anonim, tidak dikenal oleh komunikatornya. 5. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan berarti pendengar radio atau pemirsa televisi secara serempak bersama-sama dan serentak pada saat yang sama memperhatikan acara yang sama Effendy, 1990 : 23 . Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri komunikasi menitikberatkan pada penyampaian pesan melalui media massa, baik cetak maupun elektronik. Menurut Mc Quail pesan yang disampaikan melalui media massa merupakan suatu produk dan komoditas yang memiliki nialai tukar secara umum simbolik yang mengandung nilai kegunaan. Jadi setiap pesan yang ditayangkan stasiun televisi berada dalam posisi sebagai produk yang ditawarkan dalam rangka mencapai salah satu tujuan yaitu dikonsumsi khalayak. Selanjutnya Mc Quail 1991 : 53 mengatakan bahwa media massa berperan sebagai : 5 1. Pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan memungkinkan kita mampu memahami apa yang terjadi disekitar diri kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak. 2. Juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap peristiwa tau hal yang terpisah dan kurang jelas. 3. Pembawa atau penghantar informasi atau pendapat. 4. Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima melalui berbagai macam umpan balik. 5. Papan penunjuk jalan yang secara aktif menunjukan arah, memberikan bimbingan atau instruksi. 6. Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberikan perhatian khusus dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya. 7. Cermin yang memantulkan citra masyarakat itu sendiri. 8. Tirai dan penutup yang menutupi kebenaran demi mencapai tujuan propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan.

2.1.2. Media Televisi

Munculnya media televise dalam kehidupan manusia, memang menghadirkan suatu peradapan, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi setiap media massa jelas melahirkan satu efek social yang bermuatan perubahan nilai-nilai social dan budaya manusia. Kemampuan televise dalam menarik perhatian massa menunjukknan bahwa media tersebut menguasai jarak secrara goegrafisdan sosiologis. Daya tarik media 6 televise sedemikian besar sehingga pola dan kehidupanmanusia sebelum muncul televise berubah total sama sekali. Pengaruh dari pada televise lebih kuatdibandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjai Karen kekuatan audiovisual televise yang menyentuh segi-segi ketiwaan pemirsa. Pada intinya media televise menjadi cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalm era informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat. Kehadiran televisi menembus ruang dan jarak geografis pemirsa. {Kuswandi, 1996 : 21-23}. Televisi merupakan bagian media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya meskipun demikian televise dinilai sebagai media massa yang paling efektif saat ini dan banyak menarik simpatik kalangan masyarakat luas karenaperkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini di sebabkan oleh sifat audio Visualnya yang tidak lain penanganya mempunyai jangkauan yng relative tidak terbatas dengan modal audio Visual yang dimiliki siara televise sangat komunikatif dalam memberikan pesannya karena itulah televise sangat bermaneaat sebagai upaya pembentukan sikap, poerilaku dan sekaligus perubahan pola piker, pengaruh televise lebih kuat di bandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audio visual yang menyentuh segi- segi kejiwaan. Televisi merupakan daya tarik kuat yang disebabkan unsure- unsur,kata- kata, musik sound effect, dan unsure visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yag mendalam pada penonton. 7 Daya tarik ini selain melebihi radio juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati dirumah dengan aman dan nyaman, sedangkan pesawat yang kecil mungil itu dapat menghilangkan selain film juga program menarik lainnya { Effendy,1993 : 177}. Faktor lain adalah ukuran layr. Layer televise hanya kecil saja sehingga padanya tak mungkintersajikan suatu program dengan jumlah orang sebagai pelakunya yang banyak, lain dengan layer bioskop yang besar yang tidak menimbulkan kesulitan untuk memasukkan pelaku-pelaku dalam jumlah yang banyak {Effendy,1993 : 180}. Televisi secara umum adalah melihat jauh,hal ini sesuai dengan kenyataannya bahwa saat sekarang kita dapat melihat siaran langsung dari Jakarta atau kata- kata lain dari rumah masing- masing. Dengan demikian televise adalah salah satu media massa yang memancarkan suara dan gambar yang sebagai reproduksi darikenyataan yang di siarkannya melalui gelombang-gelombang elektronik, sehingga dapat diterima oleh pesawat penerima dirumah { Effendy, 1993 : 180}. Televisi merupakan paduan audio dari segi penyiaran {broadcast} dan video dari segi gambar bergeraknya {moving images}. Para pemirsa tidak akan mungkin menangkap siaran televise, kalau tidak prinsip-prinsip radio yangmentransmisikan : dan tidak mungkin melihat gambar-gambar yag melihat atau hidup, jika tidak ada unsure- unsure film yang menvisualisasikannya, jadi paduan audio dan Video {Effendy,1993 : 21 }. Jadi dapat dikatakan bahwa media televise mempunyai kelebihan terutama 8 sebagai media menggabungkan antara unsure suara {audio} dan gambar { visual}. Televise mempunyai kelebiahan dalam menyampaikan pesan – pesannya karena pesan – pesan yang disampaiakan melalui suara atau audio dan gambar atau visual tersebut berlangsung secara bersamaan {sinkron} dan hidup, sangat cepat atau actual, terlebih lagi dalam siaran- siaran langsung {life broadcast} dan dapat menjangkau peluang yang sangat luas. Menurut Onong UchjanaEffendy {1993 : 24 }, Fungsi televise sebagai media massa adalah : 1. Fungsi penerangan {the information Eunction } yaitu memberikan informasi – informasi acara televise seperti acara kuis, pilihan sinetron, di setiap stasiun televisi. 2. Fungsi Pendidikan {the enducationalo function} yaitu memberikan ineormasi pendidikan yakni untuk meningkatka pengeahuan dan penalaran masyarakat. 3. Fungsi hiburan {the entertainment function} acara- acara yang ditanyangkan di tlevisi seperti acara sinetron di setiap stasiun televisi memberikan hiburan terhadap khalayak luas. Khalayak media massa tersebut mempunyai kencendrungan untuk memilih pesan mana yang diinginkan menurut barelson, Steiner dank lapper dalam buku Taksonomi Konsep Komunikasi yang disusun oleh Blake dan Haroldsen, kecendrungan memilih pesan dalam media massa diistilahkan sebagai, selective perception. Selective Preception meliputi : 9 1. Selective Exposure : Kecendrungan manusia membuka diri expose pada pesan komunikasi yang sama dan sesuai dengan kebutuhan dan pendapatnya, menghindarkan komunikasi yang tidak sesuai dengan kepentingan dan pendapatnya. 2. Selective Attention : Kecendrungan manusia memperhatikan pesan yang sesuai dengan kebutuhan serta minatnya. 3. Selective Retention : Kecendrungan manusia untuk mengingat isi pesan yang menarik serta sesuai dengan kebutuhan serta minatnya. Blake dan Haroldsen, 2005 : 84 Berdasarkan teori tersebut, khalayak akan memilih pertemuan khalayak dengan media berdasarkan tiga kerangka teoritis perspektif perbedaan individual, perspektif kategori social, dan perpektif hubungan social. Dalam perspektif perbedaan individual individual differences theory , memandang bahwa sikap dan organisasi personal – psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimuli dari lingkungan dan bagaimana individu memberi makna pada stimuli tersebut. Rakmat, 2003 : 203-204. Atas dasar penagkuan bahwa tiap individu tidak sama perhatiannya, kepentingannya, kepercayaannya maupun nilai- nilainya maka dengan sendirinya selectivitas mereka terhadap komunikasi massa juga berbeda. Liliweri, 1991 : 106 . Mengacu pada pernyataan 10 tersebut individu memiliki kepribadian masing- masing yang akan mempengaruhi juga pada preferensi mereka dalam menanggapi sesuatu. Khalayak lebih menyukai suatu program televise tertentu dibandingkan dengan yang lain jika dirasa program tersebut dapat mendukung berbagai kepentingan, kepercayaan, dan nilai- nilai yang dianut tersebut. Selanjutnya, berdasrkan perspektif kategori social Social Category theory, dikatakan bahwa :“ Perspektif kategori social berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok- kelompok social, yang reaksinya pada stimuli tertentu cenderung sama. Anggota- anggota kategori tertentu akan cenderung memilih isi komunikasi yang sama dan akan memberi respon kepadanya dengan cara yang hamper sama pula.” Rakhmat, 2003 : 203- 204. Penggolongan kelompok social umumnya didasarkan pada cirri – cirri usia, jenis kelamin sex , pendapatan pendidikan, permukiman, atau pertalian yang bersifat relegius. Persamaan gaya, orientasi, dan perilaku yang seragam. Effendy, 2003 : 267 . Berdasarkan toeri tersebut, terdapat golongan- golongan tertentu dalam masyarakat yang memiliki perilaku sama dalam menaggapi sati bentuk komunikasi. Dan hal ini mempengaruhi pendengar dalam memilih serta menyimak suatu program acara televisi. 11

2.1.3. Televisi Sebagai Media Penyampaian Informasi

Televisi merupakan media dari jaringan komunikasi yang berlangsung satu arah. Komunikatornya melembaga, mempunyai pesan yang bersifat umum atau luas, sasarannya menimbulkan keserempakan serta komunikannya bersifat heterogen. Dalam komunikasi massa media televisi, secara tegas memperlihatkan bahwa dalam setiap pesan yang disampaikan media televisi, tentu saja mempunyai tujuan khalayak sasaran serta akan mengakibatkan umpan balik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kuswandi, 1996 : 17. Tujuan akhir dari penyampaian pesan media televisi adalah : 1. Untuk menghibur 2. Untuk mendidik 3. Sebagai kontrol sosial 4. Sebagai bahan informasi Media televisi menyediakan informasi dan kebutuhan manusia, keseluruhan, seperti berita cuaca, informasi finansial atau katalog berbagai macam produksi barang. Pemirsa akan selalu terdorong untuk mencari sesuatu yang tidak diketahui melalui media televisi. Pada akhirnya, televisi pun menjadikan pemirsa ‘hamba-hamba kecil’ yang pola pikirnya siap diprogram oleh materi isi media tersebut. Kuswandi, 1996:30 Secara umum, dikenal tiga tipe media televisi yang dipilih berdasarkan karakteristikya, yaitu televisi publik, televisi komersial dan 12 televisi pendidikan. Tipologi ini biasa digunakan dalam menilai pola siaran media televisi. Masing-masing tipe media ini memberikan penekanan spesifik atas fungsi tertentu. Secara umum, setiap media audiovisual dituntut mampu memberi hiburan, tetapi televisi publik memberikan penekanan pada penyebaran ide-ide dan realitas sosial, televisi komersial pada fungsi hiburan, dan televisi pendidikan pada materi faktual-idealistis pendidikan dan pengajaran. Siregar, 2001:15

a. Daya Tarik Televisi

Dokumen yang terkait

PENGARUH TAYANGAN REALITY SHOW MASIH DUNIA LAIN DI TRANS 7 TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT PADA MISTIS (Studi Pada Masyarakat di Kelurahan Jelakombo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)

14 74 27

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM REALITY SHOW “ORANG PINGGIRAN” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Program Reality Show “Orang Pinggiran” di Trans 7).

0 0 109

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM REALITY SHOW “ORANG PINGGIRAN” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Program Reality Show “Orang Pinggiran” di Trans 7).

3 9 109

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN MATA LELAKI DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Mata Lelaki Di Trans 7).

0 2 80

OPINI PEMIRSA SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TELEVISI REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7.

0 0 85

OPINI PEMIRSA SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TELEVISI REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7.

0 1 85

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7(Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Reality Show “ Masih Dunia Lain: di Trans 7)

0 0 20

OPINI PEMIRSA SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TELEVISI REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7.

0 1 19

OPINI PEMIRSA SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TELEVISI REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7.

0 0 19

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM REALITY SHOW “ORANG PINGGIRAN” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Program Reality Show “Orang Pinggiran” di Trans 7)

0 0 27