karena jabatannya. Kategori ini dibagi menjadi : wartawan, pelaku langsung dan bukan pelaku langsung.
Objektivitas, betapapun sulitnya harus diupayakan oleh insan pers. Objektivitas berkaitan erat dengan kemandirian pers sebagai institusi
social, hal ini penting mengingat signifikasi efek media terhadap khalayak.
2.4. Pengertian Surat Kabar
Surat kabar merupakan kumpulan dari berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak kedalam lembaran kertas ukuran plano yang
diterbitkan secara teratur, dan bisa terbit setiap hari atau seminggu satu kali. Djuroto, 2002: 11
Surat kabar merupakan salah satu kajian dalam studi ilmu komunikasi, khusunya pada studi komunikasi massa. Dalam buku
“Ensiklopedia Pers Indonesia” disebutkan bahwa pengertian surat kabar sebagai sebutan bagi penerbit pers yang masuk dalam media cetak yaitu
berupa lembaran-lembaran berisi berita-berita, karangan-karangan, dan iklan yang diterbitkan secara berkala : bisa harian, mingguan dan bulanan,
serta diedarkan secara umum. Junaedhi, 1991: 257 Surat kabar pertama kali diterbitkan dan diperjual belikan untuk
pertama kali di Amerika Serikat, menurut sejarahnya surat kabar ditemukan dan dicetak pertama oleh seorang imigran dari Inggris pada
tahun 1690, bernama Benyamin Harris. Djuroto, 2002: 5 Surat kabar pada perkembangannya saat ini menjelma sebagai
salah satu bentuk dari pers yang mempunyai kekuatan dan kewenangan
untuk menjadi sebuah control sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut disebabkan karena falsafah pers yang selalu
identik dengan kehidupan sosial, budaya, dan politik.
2.5. Konsep Penyajian Berita
Berita yang menarik harus mmpunyai konsep yang baik dalam penyajian. Konsep berita pada pokoknya dibagi menjadi 4 unsur, yaitu :
a. Gambar foto
Mutu suatu surat kabar dalam penyajiannya seringkali terdapat gambar atau foto untuk memperjelas suatu peristiwa yang diberitakan.
Oleh karena itu, untuk lebih menariknya maka suatu surat kabar perlu memperhatikan penempatan gambar dan foto. Untuk menempatkan
gambar dan foto ini perlu diperhatikan readershipnya, yaitu penempatan foto-foto berita yang serasi dengan selera dan kepentingan
masyarakat. Penempatan foto dan gambar dalam suatu tabloid atau surat kabar sangat penting karena :
1. Foto atau gambar merupakan unsure berita pertama yang
menangkap mata pembaca. Woodburn 1974 menjelaskan bahwa foto-foto dalam surat kabar menyetop pembaca dan
bahwa tingkat readership foto adalah tingkat dimusik atau penyaingikan dengan unsure surat kabar lainnya.
2. Foto dalam suatu tabloid atau surat kabar dapat digunakan
dalam berkomunikasi dengan pembaca yang mempunyai latar
belakang yang beraneka ragam, tidak lain dan tidak bukan karena foto merupakan bahasa universal. Rothstein 1970
menjelaskan bahwa gambar dan fotografi berbicara langsung dengan jiwa kita dan mengungguli rintangan-rintangan bahasa
dan nasionalitas. Selanjutnya Deutschmann, Fosdick dan Trayes menjelaskan
bahwa kategori-kategori dalam penyajian foto adalah sebagai berikut : 1
Berita-berita keras a. Persengketaan
bersenjata gambar-gambar ini berhubungan dengan masalah-masalah atau
kegiatan-kegiatan angkatan bersenjata nasional dan pertahanan Negara, gambar resmi kegiatan para duta besar dan pejabat
diplomatic dan sebagainya. b.
Pertikaian sosial dan Politik Kategori ini berkaitan dengan masalah kejahatan dan moral
masyarakat terutama sekali yang berkaitan dengan pelanggaran dan penegakkan hukum. Gambar-gambar tentang kenakalan
remaja, perbuatan criminal juga termasuk dalam kategori ini. c.
Bencana-bencana Ktegori ini terdiri dari gambaran-gambaran yang berkaitan
dengan kecelakaan dan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, wabah penyakit dan sebagainya.
d. Lain-lain berita keras
dalam kategori ini termasuk gambar-gambar tentang politik, pemerintah, agama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan
sebagainya. 2
Berita lunak a. Olah
raga Gambar-gambar tentang kegiatan olah raga professional dan
professional dua juga gambar tentang pelatihan suatu kegiatan raga serta tokoh-tokoh atau atlet-atlet olah raga.
b. Peristiwa sosial
Gambar-gambar mengenai pengump[ulan dana, tokoh masyarakat, pesta amal, pameran mode pakaian termasuk di
dalamnya tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. c. Human
Interest Gambar-gambar yang termasuk dalam kategori ini seperti
gambar-gambar yang berhubungan dengan aspek emosional dalam kehidupan. Gambar-gambar tersebut dapat berupa
kekhasan berita kecil tentu orang yang biasanya dimaksudkan sebagai kepentingan yang lebih lama daripada berita-beritanya
sendiri akan tetapi tidak diterbitkan pada tanggal-tanggal tertentu.
d. Musik
Gambar-gambar yang termasuk dalam kategori ini seperti gambar-gambar yang berhubungan dengan kegiatan musik
suatu grup musik atau penyanyi. e. Body penjelasan berita
Setelah kita menentukan headline dan lead dari suatu naskah berita, berikutnya kita jumpai apa yang disebut dengan body
berita. Pada bagian ini kita jumpai semua keterangan secara rinci dan dapat melengkapi serta memperjelas berita atau fakta
yang disuguhkan dalam lead. Rincian keterangan-keterangan yang dimaksud adalah hal-hal yang belum terungkap pada
leadnya. Karena itu bagian body ini sering disebut dengan sisa berita. Dengan denikian keterangan-keterangan itu disajikan
dalam bentuk uraian cerita dengan menggunkan gaya penyajian yang bisa memikat para pembaca. Suhandang 2004:131
menjelaskan untuk menarik pembaca terdapat kiat-kiat yang disebut dengan bentuk berita sebagai berikut :
1. Berbentuk
piramida Body berita yang dimaksu dalam bentuk uraian cerita yang
dimulai dengan hal-hal yang kurang penting, kemudian meningkat menjadi hal-hal yang lebih penting dan diakhiri
dengan hal yang terpenting atau klimaks dari suatu peristiwa.
2. Berbentuk kronologis
Runtutan peristiwa yang diberitakan. Seluruh naskah berita dibangun dengan diawali dengan paparan dari permulaan
peristiwa dan dikembangkan sesuai dengan jalannya peristiwa itu.
3. Berbentuk piramida terbalik Body berita ini menyajikan bentuk berita yang terbalik
dengan bentuk pertama. Bentuk body yang dimaksud dibangun dengan mendahulukan hal yang sangat penting
klimaks dari peristiwa. Selanjutnya diikuti oleh hal-hal yang penting dan diakhiri oleh hal-hal yang kurang atau
tidak penting. 4. Berbentuk blok paragrahp
Dalam bentuk bodu berita ini semua bagian dari peristiwa yang diberitakannya diungkapkan sama pentingnya. Jadi,
tidak urut berdasarkan derajat kepentingan maupun kronologisnya. Melainkan didasrakan pada apa yang
teringat pada benak penulis atau sesuai dengan terkaitnya masalah-masalah berikut dengan masalah yang lebih dulu
dikemukakan. Masing-masing masalah dikemukakan dalam alenia tersendiri, sehingga tampak seolah-olah masing-
masing alinea tidak ada hubungannya dengan alenia berikutnya, padahal semua alenia merupakan masalah-
masalah yang terlibat dalam peristiwa yang diberitakan.
Konstruksi tuturnya tidak menunjukkan informasi yang dipertajam atau diutamakan. Namun, masing-masing
informasi yang disajikan dianggap bernilai sama dengan berhak diketahui oleh khalayak. Semua tuturnya yang
terdiri atas alenia-alenia itu merupakan satu kesatuan cerita dari semua peristiwa yang diberitakannya.
2.6. Teori Gatekeeper