4.2. Penyajian Data dan Pembahasan
Dalam penelitian ini yang menjadi data penelitian adalah berita-berita mengenai pemberitaan kasus video porno mulai edisi 07 Juni sampai 11 Juni 2010.
Berikut rincian berita tentang kasus video porno dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 4.1. Rincian Berita
No. Edisi
Judul Berita
1. 07 Juni 2010
Mangkir dari Tugas Duta WFP 2.
08 Juni 2010 Luna-Ariel Pilih Diam
3. 09 Juni 2010
a. Setelah Luna, Ariel dengan Tari b. Bantah Cabut Karena Skandal
c. Mendadak Ajukan Syuting 4.
10 Juni 2010 a. Bareskrim Mabes Polri Turun Tangan
b. Kado Terburuk Ultah Anak c. Bintang Porno Dunia Ingin Bertemu Ariel
d. Tari Diberhentikan dari Acara TransTV 5.
11 Juni 2010 a. Lega Suami Tak Percayai Video
b. Album Ditunda, Film Belum Jelas
4.2.1 Objektivitas Pemberitaan Tentang Kasus Video Porno Mirip Artis Luna Maya, Ariel, dan Cut Tari
Objektivitas dalam penyajian berita merupakan salah satu nilai yang harus dipenuhi oleh jurnalis dalam rangka pemenuhan informasi serta penyampaian
informasi yang benar kepada khalayak taupun masyarakat. Teori ini didasari atas pandangan bahwa sebuah kebenaran di media massa tidaklah bisa diklaim oleh
satu pihak saja, namun harus dikonfirmasikan menurut kebenaran dari pihak lain. Inilah mengapa pemberitaan di surat kabar selalu dituntut untuk
mengungkapkan kebenaran secara fairness. Objektivitas yang juga sering disebut sebagai pemberitaan cover both side, dimana pers menyajikan semua pihak yang
terlibat sehingga pers mempermudah pembaca menemukan kebenaran. Selain, fairness, pers juga dituntut melakukan pemberitaan yang akurat, tidak bohong,
menyatakan fakta bila itu memang fakta, dan pendapat bila itu memang pendapat. Hanya belakangan ini, muncul suatu wacana yang memandang objektivitas
sebagai teori yang dikuduskan oleh para praktisi jurnalis dan dikristalkan sehingga aplikasi dalam profesinya sudah jarang ditemui lagi di media massa. Sesuatu yang
ditulis oleh wartawan dan diterbitkan oleh media yang memiliki prestige akan lebih dipercaya oleh khalayak sebagai fakta sehingga memiliki kekuatan untuk
menimbulkan opini public di masyarakat. Keyakinan untuk menyajikan berita yang objektif disampaikan juga oleh
Dennis McQuail seorang pakar komunikasi yang mengembangkan konsep objektivitas ini dari pola objektivitas pemberitaan milik Jurgen Wersthelstal
dengan membagi dimensi objektivitas ke dalam Imparsial dan Faktual.
Dalam disertasinya dinyatakan bahwa jurnalis saat ini hanya memandang objektivitas sebagai kepercayaan yang ada namun kurang berperan dalam
tindakan praktis sebagai jurnalis dalam menulis berita. Tidak hanya pakar komunikasi dari luar saja yang memiliki ketertarikan terhadap objektivitas
pemberitaan, Ashadi Siregar, Henry Subiakto dan Rachma Ida adalah beberapa diantara ahli komunikasi di Indonesia yang mengangkat teori objektivitas
pemberitaan sebagai alat ukur untuk memahami media surat kabar harian nasional yang ada di Indonesia.
Berangkat dari pertimbangan yang didasari pada pandanganparadigma klasik dimana para jurnalis dalam menyajikan berita selalu mengacu pada fakta
dan selalu bersifat objektif dalam menyajikan liputan menjadi sebuah berita, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kategorisasi yang dibuat dan
digunakan Rachma Ida. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Jawa Pos sebagai subyek
penelitian dengan berita kasus video porno mirip artis Luna Maya, Ariel, dan Cut Tari di Harian Jawa Pos pada edisi 07 Juni sampai 11 Juni 2010. Berita mengenai
kasus video porno itu telah menimbulkan perbincangan baik di masyarakat maupun pemerintahan. Mulai pemberitaan tentang beredarnya video porno
tersebut sampai Mabes Polri ikut turun tangan. Mengenai beredarnya video porno mirip artis Luna Maya dan Ariel
kemudian disusul lagi beredar video yang sama namun pemain perempuannya adalah Cut Tari seorang artis presenter, dapat mengganggu karir mereka. Hal ini
terbukti semenjak kasus video porno tersebut menyeruak di masyarakat, mereka
telah di berhentikan dari pekerjaanya masing-masing. Beredarnya video tersebut akhirnya sampai ditangani oleh polisi.
Melalui latar belakang diatas, penulis merasa perlu diadakannya sebuah penelitian yang dapat menggambarkan isi yang nampak dari pemberitaan-
pemberitaan yang ada di media massa. Terlebih lagi, berita tersebut selalu mengundang kontroversi di kalangan masyarakat sampai pemerintah Polisi.
Dengan menggunakan metode analisis isi kuantitatif terhadap pemberitaan seputar kasus video porno mirip artis Luna Maya, Ariel, dan Cut Tari di Harian
Jawa Pos, mengingat nilainya yang sangat signifikan dalam mempengaruhi opini public. Penelitian dilaksanakan dengan menganalisis dimensi-dimensi yang ada
pada objektivitas pemberitaan yakni akurasi pemberitaan, fairness atau ketidakberpihakan dalam menyajikan sumber berita dalam sebuah pemberitaan
dan validitas pemberitaan pada berita-berita kasus video porno mirip artis Luna Maya, Ariel, dan Cut Tari di Harian Jawa Pos edisi 07 Juni sampai 11 Juni 2010.
Melalui dimensi akurasi didapatkan sub dimensi kesesuaian judul berita dengan isi berita. Dikatakan bahwa sebuah judul berita sesuai dengan isi beritanya
bilamana dalam isi pemberitaan ditemukan kata-kata yang sama seperti judul ataupun kata-kata yang menerangkan dari judul berita.
Ada tidaknya pencantuman waktu terjadinya suatu peristiwa yang diberitakan yang dapat berupa angka maupun kata-kata yang menunjuk pada
tanggal peristiwa. Penggunaan data pendukung yang dapat berbentuk daftar tabel, foto
pendukung berita, ilustrasi gambar serta data-data lain dari sumber yang tekait