Hasil Penelitian Terdahulu Kerangka Konseptual Hipotesis

23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu diambil dari jurnal : Yohanes Sondang Kunto dan Inggried Kurniawan Khoe dengan judul “ Analisis Pasar Pelanggan Pria Produk Facial Wash di Kota Surabaya”. 1. Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan suatu permasalahan variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi Perilaku konsumen terhadap keputusan memakai Facial wash di kota Surabaya. 2. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas dan reliabilitas untuk mengukur ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran ; analisi deskriptif untuk memperoleh gambaran obyektif mengenai obyek penelitian ; analisis Suharjo’s split untuk mengidentifikasi atribut-atribut under serviceuntuk memberi masukan kepada pihak manajemen tentang atribut-atribut produk yang harus ditingkatkan layanannya karena memiliki tingkat kepuasan yang lebih rendah dibanding tingkat kepentingannya ; analisis klaster untuk melakukan proses segmentasi terhadap sejumlah responden berdasarkan variabel psikografis yang diukur dalam dimensi attitude, interest, dan opinion yang diukur melalui 18 item pertanyaan pada kuesioner ; analisis CHAID untuk membentuk segmentasi yang membagi sebuah sampel menjadi dua atau lebih kelompok yang berbeda berdasarkan sebuah kriteria tertentu.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler 2002:9 mendefinisikan manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran – sasaran individu dan organisasi. Kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik, maka dikenal sebagai manajemen pemasara. Adapun definisi manajemen pemasaran adalah sebagai berikut : “ Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara pertakaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan”. Jadi manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses manajemen, yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Kegiatan yang dilakukan perusahaan ini bertujuan menimbulkan pertukaran yang diinginkan, baik yang menyangkut barang maupun jasa. Atau benda-benda lain yang memenuhi kebutuhan psikologis, sosial dan kebudayaan. Proses pertukaran yang ditimbulkan baik oleh penjual maupun pembeli yang menguntungkan kedua belah pihak. Penentuan produk, harga, promosi dan tempat untuk mencapai tanggapan yang efektif disesuaikan dengan sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan produk-produk perusahaan.

2.2.2 Perilaku Konsumen

2.2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Ada beberapa definisi perilaku konsumen dalam buku karangan Simamora, 2002:2 yaitu : a. Engel 1995 : 3 Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. b. Loudon dan Bitta Perilaku Konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi , memperoleh , menggunakan , atau mengatur barang dan jasa. c. Kotler dan Amstrong Perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga , yang membeli produk untuk konsumsi personal.

2.2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Setiap individu memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam uapaya memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi individu yang bersangkutan dalam minat pembelian pada sebuah produk. Menurut Simamora 2004 : 6, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, soaial, psikologi dan pribadi. Dimana dapat dijabarkan sebagai berikut :

2.2.2.3 Faktor Kebudayaan

2.2.2.3.1 Pengertian Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur, sub-kultur dan kelas social pembeli.

2.2.2.3.2 Indikator Yang Mempengaruhi Kebudayaan

a. Kultur Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya dituntun oleh naluri. Sedangkan manusia, perilakunya biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku antara seseorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada di lingkungan yang lain pula. Sehingga pemasar sangat berkepentingan untuk melihat pergeseran kultur tersebut agar dapat menyediakan produk – produk baru yang diinginkan konsumen. b. Subkultur Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil, atau kelompok orang dengan system nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. Seperti kelompok kebangsaan yang bertempat tinggal pada suatu daerah mempunyai citrarasa dan minat etnik yang khas. Demikian pula halnya dengan kelompok keagamaan. Daerah geografik adalah merupakan subkultur tersendiri. Banyaknya subkultur ini merupakan segmen pasar yang penting, dan pemasar sering menemukan manfaat dengan merancang produk yang disesuaikan dengan kebutuhan subkultur tersebut. c. Kelas Sosial Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang aggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak ditentukan oleh factor tunggal seperti pendapatan tetapi diukur sebagai kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lainnya. Kelas sosial memperlihatkan preferensi produk dan merek yang berbeda.

2.2.2.4 Faktor Sosial

2.2.2.4.1 Pengertian Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen. Faktor – faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus benar – benar memperhitungkannya untuk menyususn strategi pemasaran.

2.2.2.4.2 Indikator Yang Mempengaruhi Faktor Sosial

Faktor-faktor yang tercakup dalam faktor sosial seperti kelompok, keluarga, peran dan status. a. Kelompok Perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung dan di dalam mana seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Ada yang disebut dengan primer, di mana anggotanya berinteraksi secara tidak formal seperti keluarga, teman, dan sebagainya. Ada pula yang disebut dengan kelompok sekunder, yaitu seseorang berinteraksi secara formal tetapi tidak regular. Contohnya adalah organisasi. b. Keluarga Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah keluarga yang terdiri dari orang tua yang memberikan arah dalam hal tuntunan agama, politik, ekonomi, dan harga diri. Bahkan jika pembeli sudah tidak berhubungan lagi dengan orang tua, pengaruh terhadap perilaku pembeli tetap ada. Sedangkan pada keluarga prokreasi, yaitu keluarga yang terdiri atas suami-istri dan anak pengaruh pembelian itu akan sangat terasa. Pemasar perlu menentukan bagaimana interaksi di antara para anggota keluarga dalam pengambilan keputusan dan berapa besar pengaruh dari pengambilan keputusan dan berapa besar pengaruh dari mereka masing – masing. Sehingga dengan memahami dinamika pengambilan keputusan dalam suatu keluarga, pemasar dapat dibantu dalam menetapkan strtegi pemasaran yang terbaik bagi anggota keluarga yang tepat. c. Peran dan Status Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat. Contohnya adalah direktur memakai pakaian yang mahal dan mengendarai mobil Marcedes.

2.2.2.5 Faktor Pribadi

2.2.2.5.1 Pengertian Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia dan tahap daur-hidup pembeli, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.

2.2.2.5.2 Indikator Yang Mempengaruhi Faktor Pribadi

a. Usia dan tahap Daur Hidup Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia. b. Pekerjaan Pekarjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rat terhadap produk mereka. c. Keadaan Ekonomi Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat bunga. Jadi jika indicator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi produknya. d. Gaya Hidup Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen. e. Kepribadian dan Konsep Diri Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan relative konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisa perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merek. Atau pemasar juga dapat menggunakan konsep diri atau citra diri seseorang. Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep diri ini telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra mereka.

2.2.2.6 Faktor Psikologis

2.2.2.6.1 Pengertian Faktor Psikologis

Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik yang bersifat biogenik maupun biologis. Kebutuhan ini timbul darisuatu keadaan fisiologis tertentu seperti rasa lapar, haus, dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan yang bersifat psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima oleh lingkungannya.

2.2.2.6.2 Indikator yang Mempengaruhi Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama, yaitu motivasi, persepsi, proses belajar, serta kepercayaan dan sikap. a. Motivasi Kebanyakan dari kebutuhan – kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu saat tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan. b. Persepsi Seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagaimana orang itu bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Persepsi menurut Philip Kotler diartikan sebagai : proses dimana individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia. c. Proses Belajar Learning Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku manusia adalah hasil proses belajar. Secara teori, pembelajaran seseorang dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, isyarat, tanggapan, dan penguatan. Para pemasar dapat membangun permintaan akan produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, dengan menggunakan isyarat motivasi, dan dengan memberikan penguatan yang positif. d. Kepercayaan dan Sikap Melalui tindakan dan proses belajar, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap adalah organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada suatu aspek. Dapat pula dikatakan bahwa sikap adalah cara kita berpikir, merasa dan bertindak melalui aspek di lingkungan seperti toko retail, program televisi, atau produk.

2.2.3 Minat Beli Konsumen

2.2.3.1 Pengertian Minat Beli Konsumen

Minat beli merupakan hal yang penting dalam pemahaman terhadap perilaku konsumen karena minat beli adalah salah satu tahap dalam perilaku pembeli. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan factor penting untuk proses perilaku pembelian secara keputusan konsumen untuk membeli sesuatu yang dipengaruhi banyak factor. Minat beli ulang merupakan suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana pembeli untuk membeli kembali beberapa unit dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia Schiffman Kanuk, 2000 : 206. Menurut Bagozzi 1999:20 menyatakan bahwa niat yang kuat akan mendorong seseorang untuk berperilaku seperti diniatkan. Pada saat konsumen memiliki niat untuk membeli sebuah produk, maka konsumen tersebut telah memiliki kemampuan untuk membeli sebuah produk, serta telah memiliki rencana tentang apa yang akan dilakukan untuk mewujudkan niatnya tersebut dan konsumen tinggal melaksanakan niatnya tersebut. Menurut Dharmestha 1998 dalam Urip trimulyono 2004 menyatakan bahwa niat dapat diartikan sebagai niat untuk menggunakan produk dari konsumen yang sudah atau yang belum pernah menggunakan. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan pada variabel niat adalah niat dianggap sebagai penangkap atau perantara faktor – faktor motivasi yang memiliki dampak pada sesuatu, niat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba, niat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk dilakukan, nuat paling dekat dengan perilaku selanjutnya.

2.2.3.2 Indikator yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Indikator-indikator yang dapat membentuk minat beli konsumen menurut Augusty Ferdinand 2006 : 242 yaitu : a. Intensitas Pencarian Informasi Yaitu seseorang yang intens mencari informasi mengenai suatu produk. b. Keinginan Segera Membeli Yaitu seseorang yang berkeinginan segera membeli suatu produk yang diinginkannya. c. Keinginan Preferensial Yaitu dimana produk tertentu yang diinginkan seseorang untuk membeli dan mengabaikan pihak lain.

2.2.4 Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli Konsumen

Pengaruh dari perilaku konsumen yang dibentuk oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi dalam mempengaruhi minat beli konsumen dapat dijelaskan sebagai berikut : Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen dalam membeli suatu produk sehingga pemasar harus memahami pengaruh dari kultur, sub-kultur dan kelas sosial. Hal ini sesuai dengan teori antropologi dalam Simmamora,2002:6 dimana teori ini memandang bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, namun pada konteks yang lebih luas termasuk didalamnya kelompok yang lebih besar misalnya kebudayaan, sub-kultural dan kelas sosial. Dimana kultur merupakan faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang dan karena perilaku biasa dipelajari dari lingkungan sekitarnya sehingga minat membeli sebuah produk juga dipengaruhi oleh budaya yang ada disekitarnya. Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama karena setiap kelompok atau daerah mempunyai minat dan etnik yang khas sehingga dapat mempengaruhi perilaku seseorang selain itu kelas sosial yang juga bagian kultur mempunyai pengaruh terhadap minat karena suatu masyarakat yang mempunyai nilai, minat dan perilaku yang sama dan tinggal pada suatu daerah akan berperilaku sama. Minat membeli seseorang juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok, keluarga, peran dan status. Hal ini sesuai dengan teori Sosiologi dalam Simamora, 2002:6 yang menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, seperti keluarga dan kelompok sosial dimana seseorang itu menjadi anggota. Pada dasarnya seseorang akan berusaha mengharmonisasikan perilakunya dengan apa yang dianggap pantas oleh lingkungan sosialnya. Minat seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil, bisa kelompok primer dimana anggotanya berinteraksi secara tidak formal dan kelompok sekunder yang berinteraksi secara formal tetapi tidak reguler. Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh terhadap minat beli seseorang karena keluarga walaupun sudah tidak berhubungan masih memiliki pengaruh terhadap minat seseorang, selain itu peran dan status seseorang membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat. Minat membeli seseorang juga dipengaruhi oeh perilaku konsumen yang dicerminkan dari psikologi konsumen, pribadi konsumen dan sosial konsumen. Menurut teori Self – Perception Theory yang menyatakan bahwa perilaku seseorang dalam memutuskan sesuatu dipengaruhi oleh sumber yang berasal dari diri sendiri dan sumber eksternal atau alasan yang berasal dari luar diri. Maksudnya bahwa minat beli seseorang dipengaruhi oleh kebutuhan dan selera seseorang yang berubah sesuai usia dan tahap daur hidup dari keluarga selain itu pekerjaan seseorang juga mempengaruhi minat apa yang akan dibeli seseorang, dengan keadaan ekonomi yang mapan mempengaruhi pilihan konsumen untuk membeli suatu produk, hal ini memperlihatkan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga, selain itu gaya hidup seseorang juga menunjukkan pola hidup yang bersangkutan yang mencerminkan dalam kegiatan dan minat seseorang. Pada saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan, baik yang bersifat biogenik maupun biologis. Kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan diakui, harga diri dan kebutuhan untuk diterima lingkungan. Abraham Maslow dalam teori motivasi yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun secara berjenjang. Mulai dari yang paling banyak menggerakkan sampai yang paling sedikit memberikan dorongan. Seseorang yang termotivasi untuk bertindak melakukan sesuatu diawali dengan minat yang dipengaruhi oleh persepsi terhadap sesuatu, selain itu proses belajar menjelaskan perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman yang merupakan hasil proses belajar. Hasil dari proses belajar tersebut adalah kepercayaan dan sikap terhadap minat membeli suatu produk.

2.2.4.1 Pengaruh Faktor Kebudayaan Terhadap Minat Beli Konsumen

Menurut Stanton yang dikutip oleh Swastha 1987 Kebudayaan adalah simbol dan fakta yang komplek, yang diciptakan manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur minat beli manusia dalam masyarakat yang ada. Sehingga minat beli manusia juga ditentukan oleh kebudayaan, yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam permintaan akan bermacam-macambarang dan jasa. Jadi, minat beli sangat ditentukan oleh kebudayaan yang melingkupinya.

2.2.4.2 Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Minat Beli Konsumen

Swasta dan Handoko 1997 : 37 manusia sebagai sosial animal yang menyesuaikan diri dengan bentuk dan norma umum dari lingkungan kulturnya, lingkungan hidupnya. Keinginan dan minat seseorang dibentuk oleh kelompok masyarakat dalam mana ia menjadi anggota, dan kelompok-kelompok masyarakat dalam mana ia ingin menjadi anggota.

2.2.4.3 Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Minat Beli Konsumen

Menurut Mangkunegara 1998 : 49 didefinisikan sebagai suatu bentuk dari sifat-sifat yang ada pada diri individu yang sangat menentukan perilakunya. Pribadi konsumen sangat ditentukan oleh faktor internal motif, IQ, emosi, cara berfikir, persepsi dan faktor eksternal lingkungan fisik, keluaraga, masyarakat, sekolah, lingkungan alam. Pribadi sangat mempengaruhi persepsi dan minat beli seseorang.

2.2.4.2 Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Minat Beli Konsumen

Minat membeli individual sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis diantaranya motivasi, persepsi, proses belajar serta kepercayaan dan sikap. Faktor- faktor tersebut adalah hal yang digunakan oleh konsumen dalam berinteraksi. Faktor tersebut juga merupakan alat bagi konsumen untuk mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis informasi. Menurut Stanton 1984 : 155, kekuatan-kekuatan psikologis yang mempengaruhi seseorang pada waktu membahas proses seseorang membuat keputusan pembelian. 40

2.3 Kerangka Konseptual

Faktor Kebudayaan X1 Intensitas Pencarian Informasi Y1 Keinginan Segera Membeli Y2 Keinginan Preferensial Y3 Minat Beli Y Kultur X1.1 Sub Kultur X1.2 Kelas Sosial X1.3 Faktor Sosial X2 Kelompok X2.1 Keluarga X2.2 Peran Status X2.3 Pekerjaan X3.2 Keadaan Ekonomi X3.3 Gaya Hidup X3.4 Usia Tahap Daur Hidup X3.1 Kepribadian dan Konsep diri X3.5 Faktor Pribadi X3 Motivasi X4.1 Proses Belajar X4.3 Kepercayaan Sikap X4.4 Persepsi X4.2 Faktor Psikologis X4 41

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan landasan teori maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Diduga faktor kebudayaan memiliki pengaruh positif terhadap minat beli hand and body lotion Citra 2. Diduga faktor sosial memiliki pengaruh positif terhadap minat beli hand and body lotion Citra 3. Diduga faktor pribadi memiliki pengaruh positif terhadap minat beli hand and body lotion Citra 4. Diduga faktor psikologis memiliki pengaruh positif terhadap minat beli hand and body lotion Citra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Sedangkan definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perilaku Konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan Engel,1995. Variabel ini mempunyai empat indikator : a. Faktor Kebudayaan Faktor kebudayyan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. b. Faktor Sosial Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen. c. Faktor Pribadi