ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN TERHADAP MINAT BELI HAND AND BODY LOTION CITRA DI SURABAYA SELATAN.
1 SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Diajukan Oleh:
DIAN AYU YULIASTUTI 0612010044/FE/EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
(2)
(3)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN TERHADAP MINAT BELI HAND AND BODY LOTION
CITRA DI SURABAYA SELATAN
Disusun Oleh :
Dian Ayu Yuliastuti
0612010044/FE/EM
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 30 Juli 2010
Pembimbing : Tim Penguji : Pembimbing Utama : Ketua
Drs.Ec.Gendut Sukarno,MS Drs. Ec. Gendut Sukarno,MS Sekretaris
Dra. Ec. Tri Kartika P,Msi Anggota
Dra. Ec. Hj. Kustini, Msi
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
(4)
DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP.030 202 389
(5)
(6)
Dengan memanjatkan puji syukur kepada ALLAH SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli Hand and Body Lotion Citra Di Surabaya Selatan “. Dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun materii, Khususnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Ir.Teguh Soedarto,MP , selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr.Dhani Ichsanudin Nur,MM , selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs.Ec.Gendut Soekarno,MS , selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs.Ec.Gendut Soekarno,MS , selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi saran, nasehat serta bantuan bimbingan skripsi kepada peneliti bisa menyelesaikan tugas skripsinya.
(7)
kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur.
6. Suamiiku tercinta beserta anakku yang masih ada dalam kandungan yang telah memberikan dukungan baik secara materiil dan spirituilnya. Tidak akan pernah sanggup penulis uraikan dan mungkin membalasnya.
7. Serta teman-temanku yang telah memberikan dukungan dan banyak membantu dalam mengerjakan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skrpsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membantu dari pembaca pihak lain.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surabaya , Juli 2010
(8)
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1. Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori ... 8
2.2.1. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 8
2.2.2. Perilaku Konsumen ... 9
2.2.2.1.Pengertian Perilaku Konsumen ... 9
2.2.2.2.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 10
2.2.2.3.Faktor Kebudayaan ... 10
(9)
Faktor Kebudayaan ... 10 2.2.2.4.Faktor Sosial ... 12 2.2.2.4.1. Pengertian Faktor Sosial ... 12 2.2.2.4.2. Indikator Yang Mempengaruhi
Faktor Sosial ... 12 2.2.2.5.Faktor Pribadi ... 14 2.2.2.5.1. Pengertian Faktor Pribadi ... 14 2.2.2.5.2. Indikator Yang Mempengaruhi
Faktor Pribadi ... 14 2.2.2.6.Faktor Psikologis ... 16 2.2.2.6.1. Pengertian Faktor Psikologis ... 16 2.2.2.6.2. Indikator Yang Mempengaruhi
Faktor Psikologis ... 16 2.2.3. Minat Beli Konsumen ... 18 2.2.3.1. Pengertian Minat Beli Konsumen ... 18 2.2.3.2.Indikator Yang Mempengaruhi Minat Beli
Konsumen ... 19 2.2.4. Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli
Konsumen ... 19 2.2.4.1. Pengaruh Faktor Kebudayaan Terhadap Minat
(10)
Konsumen ... 23
2.2.4.3. Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Minat Beli Konsumen ... 23
2.2.4.4. Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Minat Beli Konsumen ... 23
2.3. Kerangka Konseptual ... 24
2.4. Hipotesis ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26
3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 26
3.1.1. Pengukuran Variabel ... 28
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 28
3.2.1. Jenis Data ... 29
3.2.2. Sumber Data ... 29
3.2.3. Pengumpulan Data ... 29
3.3. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 30
3.3.1. Uji Reliabilitas dan Validitas ... 30
3.3.2. Uji Univariant dan Multivariant ... 31
3.3.2.1. Uji Outlier Univariant ... 31
3.3.2.2. Uji Oulier Multivariant ... 31
3.3.2.3. Uji Normalitas Data ... 32
3.3.3. Analisis Path Dengan Menggunakan Permodelan SEM (Structural Equation Modeling) ... 33
(11)
3.3.5. Uji Hipotesis ... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 40
4.1.1. Gambaran Umum PT Unilever Indonesia Tbk. ... 40
4.1.2. Citra Hand and Body Lotion ... 41
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 42
4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden ... 42
4.2.2. Deskripsi Variabel Faktor Kebudayaan (X1) ... 45
4.2.3. Deskripsi Variabel Fkator Sosial (X2) ... 47
4.2.4. Deskripsi Variabel Faktor Pribadi (X3) ... 48
4.2.5. Deskripsi Variabel Faktor Psikologi (X4) ... 49
4.2.6. Deskripsi Variabel Minat Beli (Y) ... 50
4.3. Deskripsi Hasil Analisis Dan Uji Hipotesis ... 51
4.3.1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas ... 51
4.3.2. Evaluasi atas Outlier ... 53
4.3.3. Deteksi Multicollinierity dan Singularity ... 54
4.3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 55
4.3.5. Pengujian Model Dengan One-Step Approach ... 60
4.3.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 62
4.4. Pembahasan ... 63
4.4.1. Pengaruh Faktor Budaya Terhadap Minat Beli ... 64
(12)
4.4.4. Pengaruh Faktor Psikologi Terhadap Minat Beli ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
5.1. Kesimpulan ... 68
5.2. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(13)
Tabel 1. 1. Brand Share Kategori Hand and Body Lotion Tahun 2008-2009. 3
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 45
Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Kebudayaan (X1) ... 46
Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Sosial (X2) ... 47
Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Pribadi (X3) ... 48
Tabel 4.7. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Psikologi (X4) ... 49
Tabel 4.8. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Minat Beli (Y) 50
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Normalitas ... 52
Tabel 4.10. Hasil Pengujian Outlier Multivariate ... 54
Tabel 4.11. Faktor Loading dan Konstruk dengan Confirmatory Factor Analysis ... 55
Tabel 4.12. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 57
Tabel 4.13. Construct Reliability & Variance Extrated ... 59
Tabel 4.14. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 61
(14)
(15)
Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Faktor Budaya (X1),
Variabel Faktor Sosial (X2), Variabel Faktor Pribadi (X3), Variabel
Faktor Psikologi (X4) dan Minat Beli (Y)
Lampiran 3. Hasil Pengujian Normalitas Lampiran 4 Hasil Pengujian Outlier
Lampiran 5 Hasil Pengujian Validitas Standardize faktor loading dan construct dengan confirmatory factor analysis
Lampiran 6 Hasil Pengujian Reliability Consistency Internal
Lampiran 7 Hasil Pengujan Construct Reliability dan Variance Extraced Lampiran 8 Hasil Pengujian Kausalitas
(16)
DI SURABAYA SELATAN Dian Ayu Yuliastuti
Abstraksi
Persaiangan bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk bersaing, salah satunya adalah dengan persaingan antar merek. Untuk tujuan tersebut maka manajer pemasaran membutuhkan pengetahuan mengenai perilaku kosnumen agar dapat mengetahui keinginan konsumen. Dengan mengetahui keinginan konsumen maka manajer pemasaran akan dapat meningkatkan minat beli konsumen, minat beli konsumen didorong oleh kebutuhan yang ada dalam diri seseorang dan keinginan seseorang terpengaruh jika konsumen menunjukkan rasa senang dan kecewa jika kebutuhan diri seseorang tidak terpenuhi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor dari perilaku konsumen terhadap minat beli konsumen hand and body lotion citra di Surabaya Selatan.
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah kesesuaian faktor Kebudayaan (X1), Faktor Sosial (X2), Faktor Pribadi (X3), Faktor Psikologi (X4)
dan Minat Beli (Y).Populasi yang digunakan adalah seluruh konsumen yang akan menggunakan dan telah menggunakan hand and body lotion Citra. Sedangkan teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling, sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu, dengan jumlah sampel sebanyak 108 orang. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari responden secara langsung yaitu menyebarkan kuesioner pada para responden. Metode pengambilan data melalui metode observasi dan metode kuesioner. Cara pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan indikator variabelnya kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penelitian yang
menganalisis beberapa faktor-faktor perilaku konsumen terhadap minat beli Hand and Body Lotion Citra di Surabaya Selatan diperoleh hasil bahwa Faktor Budaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli , Faktor Sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli , Faktor Pribadi
berpengaruh positif terhadap Minat Beli , Faktor Psikologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli.
Keywords : Faktor Kebudayaan, Faktor Sosial, Faktor Pribadi, Faktor Psikologi, Minat Beli
(17)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk bersaing, salah satunya adalah dengan persaingan antar merek. Dengan adanya perkembangan teknologi para produsen berusaha untuk menjaga reputasi atau menjaga kualitas dan mutu dari produk yang dihasilkan. Apabila produk tersebut kualitasnya buruk maka konsumen secara langsung akan meninggalkannya dan akan mencoba produk yang lainnya.
Tapi apabila suatu produk punya kualitas yang baik maka konsumen secara langsung pasti akan mempertahankan produk tersebut dan mungkin akan menyebarkan informasi ini kepada konsumen lain bahwa produk ini mempunyai mutu yang baik.
Tujuan utamanya dari kegiatan bisnis dari suatu perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba. Selain itu perusahaan juga tidak boleh mengabaikan kepuasan konsumen dalam pemenuhan kebutuhan dengan keinginannya. Untuk itulah manajer pemasaran memerlukan pengetahuan mengenai perilaku konsumen agar dapat mengetahui keinginan konsumen.
(18)
dimana promosi sangat diperlukan untuk menarik minat beli konsumen pada suatu produk. Jadi kegiatan promosi sangatlah diperlukan oleh perusahaan , karena promosi yang tidak berhasil juga akan mempengaruhi tingkat pembelian konsumen.
Menurut Howard (1994 : 41) minat beli dapat didefinisikan sebagai suatu tahapan dalam batin konsumen yang mencerminkan rencana untuk melakukan suatu pembelian suatu jenis produk dengan merek dan jangkan waktu tertentu.
Umumnya pertimbangan minat beli atas suatu produk yang berkualitas baik dan dengan harga yang sesuai dengan kemampuan belinya. Menurut kotler (1997 : 52) menyatakan bahwa produsen dalam menawarkan produk berpikir melalui pertimbangan lima tingkatan produk yaitu Core Benefit , Generic Product , Expected Product , Augmented Product , Potential Product.
Salah satu produk hand and body lotion yang dianggap sebagai produk yang cukup familiar (dikenal) dalam masayarakat adalah hand and body lotion merek Citra. Beberapa keunggulan hand and body lotion Citra adalah banyaknya varian hand and body lotion Citra yang dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan jenis kulit kita, lembut dan tidak lengket di kulit dan harganya terjangkau bagi semua kalangan. Selama beberapa tahun terakhir, nilai dan volume Citra terus tumbuh. Pertumbuhannya didukung oleh inovasi yang berkaitan dengan konsumen citra. Pada tahun 2006, Citra
(19)
permanen untuk merasakan sepenuhnya produk-produk Citra untuk merawat dan mempercantik jiwa. Pada bulan Februari 2006, Citra juga meluncurkan kembali varian Citra Hand & Body Lotion (Citra Bengkoang White Lotion , Citra The Hijau Beauty Lotion dan Citra Mangir Beauty Lotion) dan meluncurkan Citra Sabun Cair (Citra Bengkoang White Milk Bath dan Citra The Hijau Refreshing Bath).
Berikut ini akan disajikan tabel Brand Share kategori Hand and Body Lotion mulai tahun 2008 – 2009, berdasarkan SWA September 2009 : Tabel 1 : Brand Share Kategori Hand and Body Lotion Tahun 2008 - 2009
Kategori No Merk Brand Share
2008 2009 Hand and
Body Lotion
1 Vaseline 39,5% 40,2%
2 Citra 50,1% 37,8%
3 Nivea 38,4% 32%
Sumber : SWA September 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Hand and Body Lotion Citra mengalami penurunan pada tahun 2009 dengan brand share 37,8%. Brand share dapat didefinisikan melalui identifikasi, pengukuran dan analisis kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan menginterprestasikan informasi tersebut ke dalam tindakan-tindakan untuk menciptakan minat membeli seseorang (Knapp,2001 : 95). Oleh karena itu, perasaan konsumen tentang nilai akan selalu berubah. Penurunan brand share hand and body lotion Citra mengindikasikan kurangnya minat beli konsumen terhadap produk yang bersangkutan.
(20)
diri seseorang dan keinginan bahwa batin/diri seseorang terpengaruh jika konsumen menunjukkan rasa senang, dan kecewa jika kebutuhan diri seseorang tidak terpenuhi. Dengan demikian maka seorang konsumen akan mempunyai gambaran tersendiri untuk mendapatkan suatu produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan seleranya.
Dengan adanya fenomena diatas maka peneliti bermaksud untuk mencoba menganalisa variabel-variabel yang dipertimbangkan konsumen dalam menimbulkan minat beli produk hand and body lotion Citra, dengan mengambil judul :
“ Analisis Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli Hand and Body Lotion Citra di Surabaya Selatan.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Apakah faktor kebudayaan memiliki pengaruh terhadap minat beli hand and body lotion Citra?
2.Apakah faktor sosial memiliki pengaruh terhadap minat beli hand and body lotion Citra?
3.Apakah faktor pribadi memiliki pengaruh terhadap minat beli hand and bodu lotion Citra?
(21)
body lotion Citra?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk menganalisa faktor kebudayaan terhadap minat beli hand and body lotion Citra.
2.Untuk menganalisa faktor sosial terhadap minat beli hand and body lotion Citra.
3.Untuk menganalisa faktor pribadi terhadap minat beli hand and body lotion Citra.
4.Untuk menganalisa faktor psikologis terhadap minat beli hand and body lotion Citra.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat-manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan kesempatan untuk mengetahui sejauh mana teori-teori yang selama ini diterapkan pada praktek yang sebenarnya. 2. Bagi Perusahaan
(22)
untuk dapat mencetuskan ide setara dengan pemasaran dimasa yang akan datang dan membantu memberikan dasar bagi pengambilan kebijaksanaan perusahaan.
3. Bagi perguruan Tinggi
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi bagi yang akan melakukan penelitian lanjutan berkaitan dengan masalah ini.
(23)
23
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu diambil dari jurnal : Yohanes Sondang Kunto dan Inggried Kurniawan Khoe dengan judul “ Analisis Pasar Pelanggan Pria Produk Facial Wash di Kota Surabaya”.
1. Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan suatu permasalahan variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi Perilaku konsumen terhadap keputusan memakai Facial wash di kota Surabaya.
2. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas dan reliabilitas untuk mengukur ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran ; analisi deskriptif untuk memperoleh gambaran obyektif mengenai obyek penelitian ; analisis Suharjo’s split untuk mengidentifikasi atribut-atribut under serviceuntuk memberi masukan kepada pihak manajemen tentang atribut-atribut produk yang harus ditingkatkan layanannya karena memiliki tingkat kepuasan yang lebih rendah dibanding tingkat kepentingannya ; analisis klaster untuk melakukan proses segmentasi terhadap sejumlah responden berdasarkan variabel psikografis yang diukur dalam dimensi
attitude, interest, dan opinion yang diukur melalui 18 item pertanyaan pada kuesioner ; analisis CHAID untuk membentuk segmentasi yang
(24)
membagi sebuah sampel menjadi dua atau lebih kelompok yang berbeda berdasarkan sebuah kriteria tertentu.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler (2002:9) mendefinisikan manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran – sasaran individu dan organisasi.
Kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik, maka dikenal sebagai manajemen pemasara. Adapun definisi manajemen pemasaran adalah sebagai berikut : “ Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara pertakaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan”.
Jadi manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses manajemen, yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Kegiatan yang dilakukan perusahaan ini bertujuan menimbulkan pertukaran yang diinginkan, baik yang menyangkut barang maupun jasa. Atau benda-benda lain yang memenuhi kebutuhan psikologis, sosial dan kebudayaan. Proses pertukaran yang ditimbulkan baik oleh penjual maupun pembeli yang menguntungkan kedua belah
(25)
pihak. Penentuan produk, harga, promosi dan tempat untuk mencapai tanggapan yang efektif disesuaikan dengan sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan produk-produk perusahaan.
2.2.2 Perilaku Konsumen
2.2.2.1Pengertian Perilaku Konsumen
Ada beberapa definisi perilaku konsumen dalam buku karangan (Simamora, 2002:2) yaitu :
a. Engel (1995 : 3)
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
b. Loudon dan Bitta
Perilaku Konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi , memperoleh , menggunakan , atau mengatur barang dan jasa.
c. Kotler dan Amstrong
Perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga , yang membeli produk untuk konsumsi personal.
(26)
2.2.2.2Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Setiap individu memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam uapaya memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi individu yang bersangkutan dalam minat pembelian pada sebuah produk.
Menurut Simamora (2004 : 6), perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, soaial, psikologi dan pribadi. Dimana dapat dijabarkan sebagai berikut :
2.2.2.3Faktor Kebudayaan
2.2.2.3.1 Pengertian Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur, sub-kultur dan kelas social pembeli.
2.2.2.3.2 Indikator Yang Mempengaruhi Kebudayaan
a. Kultur
Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya dituntun oleh naluri. Sedangkan manusia, perilakunya biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku antara seseorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada di lingkungan yang lain pula. Sehingga pemasar sangat
(27)
berkepentingan untuk melihat pergeseran kultur tersebut agar dapat menyediakan produk – produk baru yang diinginkan konsumen. b. Subkultur
Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil, atau kelompok orang dengan system nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. Seperti kelompok kebangsaan yang bertempat tinggal pada suatu daerah mempunyai citrarasa dan minat etnik yang khas. Demikian pula halnya dengan kelompok keagamaan. Daerah geografik adalah merupakan subkultur tersendiri. Banyaknya subkultur ini merupakan segmen pasar yang penting, dan pemasar sering menemukan manfaat dengan merancang produk yang disesuaikan dengan kebutuhan subkultur tersebut.
c. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang aggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak ditentukan oleh factor tunggal seperti pendapatan tetapi diukur sebagai kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lainnya. Kelas sosial memperlihatkan preferensi produk dan merek yang berbeda.
(28)
2.2.2.4Faktor Sosial
2.2.2.4.1 Pengertian Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen. Faktor – faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus benar – benar memperhitungkannya untuk menyususn strategi pemasaran.
2.2.2.4.2 Indikator Yang Mempengaruhi Faktor Sosial
Faktor-faktor yang tercakup dalam faktor sosial seperti kelompok, keluarga, peran dan status.
a. Kelompok
Perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung dan di dalam mana seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Ada yang disebut dengan primer, di mana anggotanya berinteraksi secara tidak formal seperti keluarga, teman, dan sebagainya. Ada pula yang disebut dengan kelompok sekunder, yaitu seseorang berinteraksi secara formal tetapi tidak regular. Contohnya adalah organisasi.
b. Keluarga
Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah
(29)
keluarga yang terdiri dari orang tua yang memberikan arah dalam hal tuntunan agama, politik, ekonomi, dan harga diri. Bahkan jika pembeli sudah tidak berhubungan lagi dengan orang tua, pengaruh terhadap perilaku pembeli tetap ada. Sedangkan pada keluarga prokreasi, yaitu keluarga yang terdiri atas suami-istri dan anak pengaruh pembelian itu akan sangat terasa. Pemasar perlu menentukan bagaimana interaksi di antara para anggota keluarga dalam pengambilan keputusan dan berapa besar pengaruh dari pengambilan keputusan dan berapa besar pengaruh dari mereka masing – masing. Sehingga dengan memahami dinamika pengambilan keputusan dalam suatu keluarga, pemasar dapat dibantu dalam menetapkan strtegi pemasaran yang terbaik bagi anggota keluarga yang tepat.
c. Peran dan Status
Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat. Contohnya adalah direktur memakai pakaian yang mahal dan mengendarai mobil Marcedes.
(30)
2.2.2.5Faktor Pribadi
2.2.2.5.1 Pengertian Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia dan tahap daur-hidup pembeli, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.
2.2.2.5.2 Indikator Yang Mempengaruhi Faktor Pribadi
a. Usia dan tahap Daur Hidup
Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia.
b. Pekerjaan
Pekarjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rat terhadap produk mereka.
c. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi,
(31)
tabungan, dan tingkat bunga. Jadi jika indicator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi produknya.
d. Gaya Hidup
Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan relative konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisa perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merek. Atau pemasar juga dapat menggunakan konsep diri atau citra diri seseorang. Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep diri ini telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra mereka.
(32)
2.2.2.6Faktor Psikologis
2.2.2.6.1 Pengertian Faktor Psikologis
Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik yang bersifat biogenik maupun biologis. Kebutuhan ini timbul darisuatu keadaan fisiologis tertentu seperti rasa lapar, haus, dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan yang bersifat psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima oleh lingkungannya.
2.2.2.6.2 Indikator yang Mempengaruhi Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama, yaitu motivasi, persepsi, proses belajar, serta kepercayaan dan sikap.
a. Motivasi
Kebanyakan dari kebutuhan – kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu saat tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagaimana orang itu bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi.
(33)
Persepsi menurut Philip Kotler diartikan sebagai : proses dimana individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia.
c. Proses Belajar (Learning)
Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku manusia adalah hasil proses belajar. Secara teori, pembelajaran seseorang dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, isyarat, tanggapan, dan penguatan. Para pemasar dapat membangun permintaan akan produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, dengan menggunakan isyarat motivasi, dan dengan memberikan penguatan yang positif.
d. Kepercayaan dan Sikap
Melalui tindakan dan proses belajar, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap adalah organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada suatu aspek. Dapat pula dikatakan bahwa sikap adalah cara kita berpikir, merasa dan bertindak melalui aspek di lingkungan seperti toko retail, program televisi, atau produk.
(34)
2.2.3 Minat Beli Konsumen
2.2.3.1 Pengertian Minat Beli Konsumen
Minat beli merupakan hal yang penting dalam pemahaman terhadap perilaku konsumen karena minat beli adalah salah satu tahap dalam perilaku pembeli. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan factor penting untuk proses perilaku pembelian secara keputusan konsumen untuk membeli sesuatu yang dipengaruhi banyak factor.
Minat beli ulang merupakan suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana pembeli untuk membeli kembali beberapa unit dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia (Schiffman & Kanuk, 2000 : 206).
Menurut Bagozzi (1999:20) menyatakan bahwa niat yang kuat akan mendorong seseorang untuk berperilaku seperti diniatkan. Pada saat konsumen memiliki niat untuk membeli sebuah produk, maka konsumen tersebut telah memiliki kemampuan untuk membeli sebuah produk, serta telah memiliki rencana tentang apa yang akan dilakukan untuk mewujudkan niatnya tersebut dan konsumen tinggal melaksanakan niatnya tersebut.
Menurut (Dharmestha 1998 dalam Urip trimulyono 2004) menyatakan bahwa niat dapat diartikan sebagai niat untuk menggunakan produk dari konsumen yang sudah atau yang belum pernah menggunakan. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan pada variabel niat adalah
(35)
niat dianggap sebagai penangkap atau perantara faktor – faktor motivasi yang memiliki dampak pada sesuatu, niat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba, niat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk dilakukan, nuat paling dekat dengan perilaku selanjutnya.
2.2.3.2 Indikator yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
Indikator-indikator yang dapat membentuk minat beli konsumen menurut Augusty Ferdinand (2006 : 242) yaitu :
a. Intensitas Pencarian Informasi
Yaitu seseorang yang intens mencari informasi mengenai suatu produk.
b. Keinginan Segera Membeli
Yaitu seseorang yang berkeinginan segera membeli suatu produk yang diinginkannya.
c. Keinginan Preferensial
Yaitu dimana produk tertentu yang diinginkan seseorang untuk membeli dan mengabaikan pihak lain.
2.2.4 Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli Konsumen
Pengaruh dari perilaku konsumen yang dibentuk oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi dalam mempengaruhi minat beli konsumen dapat dijelaskan sebagai berikut :
(36)
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen dalam membeli suatu produk sehingga pemasar harus memahami pengaruh dari kultur, sub-kultur dan kelas sosial. Hal ini sesuai dengan teori antropologi dalam (Simmamora,2002:6) dimana teori ini memandang bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, namun pada konteks yang lebih luas termasuk didalamnya kelompok yang lebih besar misalnya kebudayaan, sub-kultural dan kelas sosial. Dimana kultur merupakan faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang dan karena perilaku biasa dipelajari dari lingkungan sekitarnya sehingga minat membeli sebuah produk juga dipengaruhi oleh budaya yang ada disekitarnya. Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama karena setiap kelompok atau daerah mempunyai minat dan etnik yang khas sehingga dapat mempengaruhi perilaku seseorang selain itu kelas sosial yang juga bagian kultur mempunyai pengaruh terhadap minat karena suatu masyarakat yang mempunyai nilai, minat dan perilaku yang sama dan tinggal pada suatu daerah akan berperilaku sama.
Minat membeli seseorang juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok, keluarga, peran dan status. Hal ini sesuai dengan teori Sosiologi dalam (Simamora, 2002:6) yang menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, seperti keluarga dan kelompok sosial dimana seseorang itu menjadi anggota. Pada dasarnya seseorang akan berusaha mengharmonisasikan perilakunya dengan apa
(37)
yang dianggap pantas oleh lingkungan sosialnya. Minat seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil, bisa kelompok primer dimana anggotanya berinteraksi secara tidak formal dan kelompok sekunder yang berinteraksi secara formal tetapi tidak reguler. Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh terhadap minat beli seseorang karena keluarga walaupun sudah tidak berhubungan masih memiliki pengaruh terhadap minat seseorang, selain itu peran dan status seseorang membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.
Minat membeli seseorang juga dipengaruhi oeh perilaku konsumen yang dicerminkan dari psikologi konsumen, pribadi konsumen dan sosial konsumen. Menurut teori Self – Perception Theory yang menyatakan bahwa perilaku seseorang dalam memutuskan sesuatu dipengaruhi oleh sumber yang berasal dari diri sendiri dan sumber eksternal atau alasan yang berasal dari luar diri. Maksudnya bahwa minat beli seseorang dipengaruhi oleh kebutuhan dan selera seseorang yang berubah sesuai usia dan tahap daur hidup dari keluarga selain itu pekerjaan seseorang juga mempengaruhi minat apa yang akan dibeli seseorang, dengan keadaan ekonomi yang mapan mempengaruhi pilihan konsumen untuk membeli suatu produk, hal ini memperlihatkan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga, selain itu gaya hidup seseorang juga menunjukkan pola hidup yang bersangkutan yang mencerminkan dalam kegiatan dan minat seseorang.
(38)
Pada saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan, baik yang bersifat biogenik maupun biologis. Kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan diakui, harga diri dan kebutuhan untuk diterima lingkungan. Abraham Maslow dalam teori motivasi yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun secara berjenjang. Mulai dari yang paling banyak menggerakkan sampai yang paling sedikit memberikan dorongan. Seseorang yang termotivasi untuk bertindak melakukan sesuatu diawali dengan minat yang dipengaruhi oleh persepsi terhadap sesuatu, selain itu proses belajar menjelaskan perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman yang merupakan hasil proses belajar. Hasil dari proses belajar tersebut adalah kepercayaan dan sikap terhadap minat membeli suatu produk.
2.2.4.1 Pengaruh Faktor Kebudayaan Terhadap Minat Beli Konsumen
Menurut Stanton yang dikutip oleh Swastha (1987) Kebudayaan adalah simbol dan fakta yang komplek, yang diciptakan manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur minat beli manusia dalam masyarakat yang ada. Sehingga minat beli manusia juga ditentukan oleh kebudayaan, yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam permintaan akan bermacam-macambarang dan jasa. Jadi, minat beli sangat ditentukan oleh kebudayaan yang melingkupinya.
(39)
2.2.4.2 Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Minat Beli Konsumen
Swasta dan Handoko (1997 : 37) manusia sebagai sosial animal yang menyesuaikan diri dengan bentuk dan norma umum dari lingkungan kulturnya, lingkungan hidupnya. Keinginan dan minat seseorang dibentuk oleh kelompok masyarakat dalam mana ia menjadi anggota, dan kelompok-kelompok masyarakat dalam mana ia ingin menjadi anggota.
2.2.4.3 Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Minat Beli Konsumen
Menurut Mangkunegara (1998 : 49) didefinisikan sebagai suatu bentuk dari sifat-sifat yang ada pada diri individu yang sangat menentukan perilakunya. Pribadi konsumen sangat ditentukan oleh faktor internal (motif, IQ, emosi, cara berfikir, persepsi) dan faktor eksternal (lingkungan fisik, keluaraga, masyarakat, sekolah, lingkungan alam). Pribadi sangat mempengaruhi persepsi dan minat beli seseorang.
2.2.4.2 Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Minat Beli Konsumen
Minat membeli individual sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis diantaranya motivasi, persepsi, proses belajar serta kepercayaan dan sikap. Faktor-faktor tersebut adalah hal yang digunakan oleh konsumen dalam berinteraksi. Faktor tersebut juga merupakan alat bagi konsumen untuk mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis informasi. Menurut Stanton (1984 : 155), kekuatan-kekuatan psikologis yang mempengaruhi seseorang pada waktu membahas proses seseorang membuat keputusan pembelian.
(40)
Faktor Kebudayaan (X1) Intensitas Pencarian Informasi (Y1) Keinginan Segera Membeli (Y2) Keinginan Preferensial (Y3) Minat Beli (Y) Kultur (X1.1) Sub Kultur (X1.2) Kelas Sosial (X1.3) Faktor Sosial (X2) Kelompok (X2.1) Keluarga (X2.2) Peran & Status
(X2.3) Pekerjaan (X3.2) Keadaan Ekonomi (X3.3) Gaya Hidup (X3.4) Usia & Tahap Daur Hidup
(X3.1)
Kepribadian dan Konsep diri (X3.5) Faktor Pribadi (X3) Motivasi (X4.1) Proses Belajar (X4.3) Kepercayaan & Sikap
(X4.4) Persepsi (X4.2) Faktor Psikologis (X4)
(41)
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan landasan teori maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga faktor kebudayaan memiliki pengaruh positif terhadap minat beli hand and body lotion Citra
2. Diduga faktor sosial memiliki pengaruh positif terhadap minat beli
hand and body lotion Citra
3. Diduga faktor pribadi memiliki pengaruh positif terhadap minat beli
hand and body lotion Citra
4. Diduga faktor psikologis memiliki pengaruh positif terhadap minat beli
(42)
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Sedangkan definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perilaku Konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan (Engel,1995). Variabel ini mempunyai empat indikator :
a. Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayyan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen.
b. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.
(43)
seperti usia dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.
d. Faktor Psikologis
Psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima oleh lingkungannya.
2. Minat Beli Ulang merupakan suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi
rencana pembeli untuk membeli kembali beberapa unit dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia (Schiffman & Kanuk, 2000 : 206). Variabel ini mempunyai tiga indikator :
a. Intensitas Pencarian Infprmasi
Yaitu seseorang yang intens mencari informasi mengenai suatu produk.
b. Keinginan Segera Membeli
Yaitu seseorang yang berkeinginan segera membeli suatu produk yang diinginkannya.
c. Keinginan Preferensial
Yaitu dimana produk tertentu yang diinginkan seseorang untuk membeli dan mengabaikan pilihan lain.
(44)
variabel yang akan diukur dijabarkan indikator variabel, kemudian indicator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Positive sampai sangat negative (Sugiyono 2003:107).
Untuk keperluan analisis kualitatif, dalam penelitian ini maka jawaban dapat diberi skor, misalnya :
• Nilai 1 = Sangat tidak setuju (STS) • Nilai 2 = Tidak setuju (TS)
• Nilai 3 = Cukup (C) • Nilai 4 = Setuju (S)
• Nilai 5 = Sangat setuju (SS)
3.2 Teknik Penentuan Sampel
a. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh konsumen yang akan menggunakan dan telah menggunakan hand and body lotion Citra di Surabaya Selatan.
b. Sampel
Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah konsumen hand and body lotion citra di Surabaya Selatan yang menggunakan hand and body lotion Citra dan telah berusia 17 tahun keatas. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel dengan Purposive sampling yaitu sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Berdasarkan Ferdinand (2002:48) untuk
(45)
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 x 6 = 108 data responden.
3.2.1 Jenis Data
Primer
Data yang diperoleh dari hasil pengolahan kuesioner yang disebarkan ke pengunjung berisikan pendapat mereka mengenai Hand and body lotion Citra.
3.2.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden melalui instrument kuesioner.
3.2.3 Pengumpulan Data
a. Observasi
Mengadakan pengamatan langsung dan mendapatkan bukti – bukti yang berkaitan dengan obyek penelitian.
b. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar kuesioner kepada responden untuk dijawab berdasarkan pendapat responden terhadap hand and body lotion Citra.
3.3 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.3.1 Uji Reliabilitas dan Validitas
Validitas mengandung pengertian bahwa hasil pengukuran sudah valid atau tidak menyimpang dari ketentuan yang ada, sedangkan reliabilitas adalah
(46)
pengukuran.Analisis kehandalan bertujuan untuk mengukur konsistensi dari setiap item pertanyaan dalam penelitian dengan meggunakan teknik Alpha Cronbach, seperti yang dikatakan oleh Alpha Cronbach dalam Azwar (1997:9) bahwa besarnya koefisien reliabilitas berkisar dari 0,0 sampai dengan 1,0 akan tetapi kenyataannya koefisien sebesar 1,0 dan sekecil 0,0 tidak pernah dijumpai. Instrumen pengukuran dikatak reliabel apabila memberikan nilaai Alpha Cronbach >0,6.
Uji validitas dari setiap latent variable construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance-extracted. Construct reliability dan variance-extracted dihitung dalam rumus berikut :
Construct Reliability =
j
Loading e
Standardiz
Loading e
Standardiz 2
Variance Extracted =
j
Loading e
Standardiz
Loading e
Standardiz 2
3.3.2 Uji Univariant dan Multivariant
Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai – nilai ekstrim baik secara univaret maupun multivariate yaitu yang muncul karena kombinasi karakteristik untuk yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi – observasi lainnya (Ferdinand, 2002 : 52).
(47)
ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkonversi nilai data penelitian ke dalan standard score atau yang bias disebut dengan z-score, yang mempunyai rata – rata nol dengan standard deviasi sebesar 1,00 (Hair.et.al.,1995). Bila nilai – nilai itu dinyatakan dengan dalam format yang standard (z-score), maka pertandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk sampel besar (diatas 80 observasi), pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk, 1995 dalam Ferdinand, 2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada observasi – observasi yang memiliki z-score ≥ 3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.
3.3.2.2Uji Outlier Multivariat
Evaluasi terhadap outlier multivariat perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi observasi itu dapat menjadi outlier bila sudahsaling dikombinasikan. Jarak Mahalanalobis (The Mahalanobis distance) untuk tiap observasi dapat dihitung dan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata – rata semua variabel dalam sebuah variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat dilakukan dengan menggunakan criteria jarak Mahalanolobis pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanolobis itu dapat dievaluasikan dengan menggunakan nilai X² pada derajat kebebasan sebesar jumlah item yang digunakan dalam penelitian. Dan apabila jarak Mahalanolobis lebih besar dari nilai X² tabel adalah Outlier Multivariat.
(48)
Sebaran data harus dianalisis. Untuk mengetahui apakah asuransi normalitas di penuhi, sehingga data dapat diolah lanjut pada path diagram. Untuk menguji normalitas dan distribusi data yang digunakan dalam analisis, peneliti dapat menggunakan uji – uji statistic. Nilai statistic untuk menguji normalitas itu disebut sebagai z-value yang dihasilkan melalui rumus berikut ini :
Nilai - z =
N 6 Skewness
dimana N adalah ukuran sampel
Bila nilai z lebih besar dari nilai kritis atau critical rasio (Ferdinand, 2000 : 95), maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikan yang dikehendaki. Misalnya bila nilai yang dihitung lebih besar dari ± 2,58 berarti kita dapat menolak asumsi mengenai normalitas dan distribusi pada tingkat 0,01.
3.3.3 Analisis Path Dengan Menggunakan Permodelan SEM (Structural Equation
Modeling)
Sebuah permodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari measurement model dan structural model. Measurement model atau model pengukuran model ditujukan untuk mengkonfirmasikan sebuah dimensi atau faktor berdasarkan indikator – indikator empirisnya. Srtuctural model adalah mengenai sruktural hubungan yang membentuk atau menjelaskan kualitas antar faktor. (Ferdinand,2002:34).
(49)
yang perlu dilakukan adalah :
a. Pengembangan model berbasis teori
Langkah pertama dalam pengembangan SEM adalah pencarian atau pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat, setelah itu model tersebut di validasi secara empiric melalui program SEM.
b. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas
Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama digambarkan dalam sebuah path diagram. Path diagram tersebut akan memudahkan peneliti melihat hubungan – hubungan kausalitas ingin diujinya. c. Konversi diagram alur
Setelah teori atau model dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram alur, spesifikasi model dikonversikan dalam rangkaian persamaan.
d. Memilih model input dan estimasi model
Perbedaan SEM dengan teknik multivariate lainnya adalah dalam input data yang akan digunakan dalam permodelan estimasinya. SEM hanya akan menggunakan matriks Varian’s/ kovarians atau matrik korelasi sebagai data input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukan.
e. Menilai problem identifikasi
Problem identifikasi pada prinsipnya adalah mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang baik.
(50)
2. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang seharusnya disajikan.
3. Muncul angka – angka yang aneh seperti adanya Varian’s error yang
negative.
4. Muncul korelasi yang sangat tinggi antar korelasi estimasi yang didapat (misalnya lebih dari 0,9).
5.
f. Evaluasi model
Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap berbagai kriteria goodnes of fit. Kriteria – kriteria tersebut adalah :
1. Ukuran sampel yang digunakan adalah minimal berjumlah 100 dan
dengan perbandingan 5 observasi untuk estimated parameter. 2. Normalitas dan linearitas.
3. Outliers.
4. Multicolinierity dan singularity
Pengujian model dengan two step approach digunakan untuk mengatasi sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrument yang digunakan (Harline dan Ferrel,1995) dan keakuratan reliabilitas indikator – indikator terbaik dapat dicapai dengan two step approach ini, yang bertujuan untuk menghindari interaksi antar model pengukuran dan model tructural pada one step approach (Hair et.al.,1998).
(51)
terhadap measurement model dan estimasi terhadap sructural model (Anderson dan gerbing,1998). Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan two step approach adalah sebagai berikut :
a. Menjumlahkan skalu butir – butir setiap konstruk menjadi sebuah
indikator summed scale bagi setiap konstruk. Jika terdapat skala yang berbeda setiap indikator tersebut distandarisasi (z-scores) dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang tuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh – pengaruh skala yang berbeda – beda tersebut (Hair t.al.,1998).
b. Menetapkan error (Є) dan lambda (λ) terms, error terms dapat dihitung
dengan rumus 0,1 kali σ² dan lambda terms dengan rumus 0,95 kali σ
(Anderson dan Gerbing,1998). Perhitungan construct reliability (α) dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS (Statistical Package For Social science). Setelah error (Є) dan lambda (λ) terms diketahui, skor – skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.
3.3.4 Evaluasi Multicolinearity dan Singularity
Untuk melihat apakah dapat penelitian terdapat mulitikolinearitas atas singularity dalam kombinasi – kombinasi variabel, maka yang perlu diamati adalah data determinasi dari matriks kovarians sampelnya. Determinasi yang kecil atau mendekati nol akan mengindikasi adanya multikolinearitas atai singularity, sehinnga data tidak dapat digunakan untuk penelitian (ferdinand,2002:108).
(52)
Umumnya dalam analisis SEM berbagai jenis fit index yang digunakan untuk mengatur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan datayang disajikan. Berikut ini adalah indeks kesesuaian dan out-off valuenya untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak. a. X² Chi-Square Statistic
Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah like hood ratio chi-square statistic. Model diuji akan dipandang baik atau memuaskan apabila ada nilai chi-squareny rendah. Semakin kecil nilai X² semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off valuenya sebesar p>0.05 atau p >0,10.
b. RMSEA (The Root Mean Square Error Of Approximation)
RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistic dalam sampel yang benar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model ini berdasarkan degress of freedom.
c. GFI – Goodness of Fit Index
GFI adalah analog dari R² dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dari Varian’s dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi yang diestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non – statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor
(53)
menunjukkan sebuah “better fit”.
d. AGFI – Adjusted Goodness of Fit Index
AGFI = GF/DF. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungksn proporsi tertimbang dari varian’s dalam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat di interprestasikan sebagai tingkatan yang baik-good overall model fit (baik) sedangkan besaran antara nilai 0,90 – 0,95 menunjukkan tingkatan cukup adverquate fit (Hulland et.al.,1996).
e. CMIN/DF
The minimum sample discrepancy function (CMIN) dibagi dengan degree of freedom nya akan menghasilkan salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal ini CMIN/DF tidak lain adalah statitik chi-square. X² relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kadang kurang dari 3,0 adalah indikasi dari accetable fit antara model dan data.
f. TLI – Tucker Lewis Index
Sebuah alternatif internal fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan > 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit.
(54)
mendekati 1 , mengindikasikan tingkat yang paling tinggi (a very good fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI >0,95.
BAB IV
(55)
4.1.1. Gambaran Umum PT Unilever Indonesia Tbk.
PT. Unilever Indonesia Tbk. (“Perseroan”) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dengan akta No. 23 Mr. A.H. van
Ophuijsen, notaris di Batavia, disetujui oleh Gouverneur Generaal van Nederlandsch-Indie dengan No. 14 tanggal 16 Desember 1933, didaftarkan di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desembar 1933 dan diumumkan dalam Tambahan No. 3 pada Javasche Courant tanggal 9 Januari 1934.
Nama Perseroan di ubah menjadi “PT Unilever Indonesia” dengan akta notaris Ny. Kartini Muljadi, S.H. No. 171 tanggal 22 Juli 1980. Selanjutnya perubahan nama Perseroan menjadi “PT Unilever Indonesia Tbk”, dilakukan dengan akta Tn. Mudofir Hadi, S.H. No. 92 tanggal 30 Juni 1997. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. C2-1.049HT.01.04 Th. 98 tanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan dalam tambahan No. 39 Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998. Pada tanggal 16 November 1981 Perseroan mendapat izin Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 untuk menawarkan 15 % sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Kegiatan usaha Perseroan meliputi pembuatan sabun, deterjen, margarin, minyak nabati dan makanan berinti susu, es krim, minuman dengan bahan pokok teh dan produk-produk kosmetik. Perseroan mulai beroperasi secara komersial tahun 1933, dan Perseroan berlokasi di Jakarta dan pabriknya berlokasi di Cikarang dan Surabaya
4.1.2. Citra Hand and Body Lotion
Citra adalah merek lokal di Indonesia yang mempunyai visi untuk menjadi merek perawatan kulit lengkap yang memberikan kecantikan alami secara keseluruhan. Citra diketahui sebagai merek kecantikan dengan bahan-bahan alami dari warisan kuat budaya Indonesia, dan telah beredar di Indonesia selama lebih dari 20 tahun. Citra dikenal pertama kali sebagai merek Hand & Body Lotion tetapi beberapa tahun belakangan ini telah memperluas merek ke segmen lain seperti Sabun Cair, Body Scrub, Pembersih Wajah dan Pelembab Wajah. Konsumen sasaran Citra adalah wanita berusia 15 hingga 35 tahun yang ingin menjadi modern tanpa melupakan norma-norma sosial Indonesia. Mereka juga percaya pada kandungan yang baik untuk merawat kulit mereka yang terdapat dalam produk perawatan kulit
(56)
pertama, Citra menginginkan Merek Perawatan Kulit Lengkap yang tercermin dari jajaran produk perawatan kulit Citra yang sudah ada. Untuk Perawatan Tubuh, Citra memiliki Citra Hand & Body Lotion, Citra Liquid Soap dan Citra Body Scrub. Sementara itu, untuk Perawatan Wajah, Citra memiliki Citra Hazeline Moisturizer dan Citra Face Cleanser. Citra akan terus menciptakan inovasi strategis yang berkaitan dengan konsumennya.
Misi kedua, Citra ingin membantu wanita Indonesia menyeimbangkan pikiran dan tubuh mereka. Citra sadar bahwa wanita Indonesia memiliki peran ganda dalam menjalani hidup dan ada permintaan tinggi dari masyarakat untuk wanita ini untuk menjalankan peran mereka. Dengan memiliki keseimbangan pikiran dan tubuh, wanita dapat memainkan peran dengan lebih baik dan hal ini akan membawa ke hubungan harmonis dengan masyarakat. Berdasarkan semua alasan ini, Citra meluncurkan varian wewangian aromaterapi, karena manfaat aromaterapi sudah dikenal luas untuk membantu mengendurkan ketegangan panca indra dan menenangkan pikiran dan tubuh.
Untuk mendukung kedua misi tersebut di atas, Citra meluncurkan aktivasi Rumah Cantik Citra (RCC). RCC adalah rumah spa untuk merasakan seluruh produk Citra dalam merawat dan mempercantik tubuh dan jiwa.( www.unilever.co.id/id/produkkami/personalcare/citra.asp)
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
(57)
menggunakan dan telah menggunakan hand and body lotion Citra di Surabaya Selatan yang setelah disebarkan kuesioner maka jumlah responden dalam penelitian ini adalah 108 orang.
1. Deskripsi Karakteristik Resonden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 108 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1.
KarakteristikResponden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
1 Pria 10 9,3
2 Wanita 98 90,7
Total 108 100
Sumber : Hasil penyebaran kuesioner
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai jenis kelamin Pria yakni sebanyak 10 orang atau sebesar 9,3%, sedangkan yang mempunyai jenis kelamin wanita dengan jumlah sebanyak 98 orang atau sebesar 90,7%
2. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 108 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut :
(58)
Tabel 4.2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Prosentase (%)
1 17 –20 tahun 25 23,2
2 21 – 30 tahun 40 37
3 31 – 40 tahun 35 32,4
4 > 40 Tahun 8 7,4
Total 108 100 Sumber : Hasil penyebaran kuesioner
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang yang akan menggunakan dan telah menggunakan hand and body lotion Citra di Surabaya Selatan yaitu yang berusia 17 sampai 20 tahun berjumlah 25 orang atau sebesar 23,2%, yang berusia 21-30 tahun berjumlah 40 orang atau 37% dan yang berusia 31 sampai 40 tahun sebanyak 35 orang atau sebesar 32,4% dan yang berusia lebih dari 40 tahun sebanyak 8 orang atau sebesar 7,4%.
3. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 108 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan pekarjaan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)
1 Pegawai Negeri 23 21,2
2 Pegawai Swasta 40 37,2
3 Mahasiswa 35 32,4
4 Dan lain-lain 10 9,2
(59)
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang yang akan menggunakan dan telah menggunakan hand and body lotion Citra di Surabaya Selatan yaitu yang mempunyai pekerjaan pegawai swasta berjumlah 40 orang atau sebesar 37,2%, kemudian yang mempunyai pekerjaan mahasiswa berjumlah 35 orang atau 32,4% dan yang memunyai pekerjaan pegawai swasta sebanyak 23 orang atau sebesar 21,2% dan yang pekerjaan lain-lain sebanyak 10 orang atau sebesar 9,2%.
4.2.2. Deskripsi Variabel Faktor Kebudayaan (X1)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 108 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 4.4.
Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Kebudayaan(X1)
No Pertanyaan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5
1
menurut responden menggunakan hand and
body lotion merupakan kebiasaan masyarakat
0 7 37 47 17 108
2
Menurut responden suatu kebiasaan kelompok atau kumpulan dapat mnimbulkan pengaruh minat beli pada produk hand and body kotion Citra
(60)
3 menimbulkan pengaruh minat
beli hand and body lotion
Citra
0 3 50 43 12 108
Total 0 16 12
7 14
1 40
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang diberikan oleh reseponden dapat dikatakan setuju terhadap pertanyaan yang diajukan mengenai faktor kebudayaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban setuju bahwa menggunakan hand and body lotion merupakan kebiasaan masyarakat, kebiasaan kelompok atau kumpulan dapat menimbulkan pengaruh minat beli pada produk hand and body lotion Citra dan tingkat sosial masyrakat dapat menimbulkan pengaruh dalam minat beli hand and bodi lotion Citra.
4.2.3. Deskripsi Variabel Fkator Sosial (X2)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 108 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 4.5.
Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Sosial (X2)
No Pertanyaan Skor Jawaban Total
(61)
1 menimbulkan pengaruh dalam minat beli hand and body lotion Citra
3 8 33 48 16 108
2
Menurut responden keluarga dapat menimbulkan pengaruh terhadap minat beli hand body lotion Citra
0 7 40 50 11 108
3
Menurut responden status di
masyarakat dapat menimbulkan pengaruh terhadap minat beli hand and body lotion Citra
0 11 44 43 10 108
Total 3 26 11
7 14
1 37
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang diberikan reseponden dapat dikatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban bahwa
kelompok disekitar responden dapat menimbulkan pengaruh dalam minat beli hand and body lotion Citra, keluarga dapat menimbulkan pengaruh terhadap minat beli hand body lotion Citra dan status di masyarakat dapat menimbulkan pengaruh terhadap minat beli hand and body lotion Citra.
4.2.4. Deskripsi Variabel Faktor Pribadi (X3)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 108 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 4.6.
(62)
1
Menurut responden usia dapat mempengaruhi minat beli hand and body lotion Citra
0 5 34 64 5 108
2
Menurut responden pekerjaan dapat mempengaruhi minat
beli hand and body lotion
Citra
0 8 37 49 14 108
3
Menurut responden keadaan
ekonomi dapat mempengaruhi minat beli
hand and body lotion Citra
0 4 43 49 12 108
4
Menurut responden membeli hand and body lotion merupakan gaya hidup modern
0 5 41 54 8 108
5
Menurut respoden membeli hand body lotion Citra sudah sesuai dengan kepribadian responden
0 6 45 43 14 108
Total 0 28 20
0 25
9 53
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang diberikan reseponden dapat dikatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban bahwa usia dapat mempengaruhi minat beli hand and body lotion Citra, pekerjaan dapat mempengaruhi minat beli hand and body lotion Citra, keadaan ekonomi dapat mempengaruhi minat beli hand and body lotion Citra, membeli hand and body lotion merupakan gaya hidup modern dan membeli hand body lotion Citra sudah sesuai dengan kepribadian responden.
(63)
responden yang berjumlah 108 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 4.7.
Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Psikologi (X4)
No Pertanyaan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5 1
Respoden membeli hand and body lotion Citra karena sesuai dengan kebutuhan yang responden inginkan
0 7 43 46 6 108
2
Hand and body lotion Ctra karena sudah sesuai dengan kebutuhan yang responden inginkan
0 8 50 45 5 108
3
Menurut responden hand and body lotion Citra memberi pengaruh, dorongan, respond dan pembenaran pada diri responden
0 8 55 44 1 108
4
Pengalaman responden menggunkan hand and body lotion Citra membuat responden percaya untuk melakukan pembelian ulang produk tersebut
0 4 56 4 1 108
total 0 27 20
4 13
9 13
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang diberikan reseponden dapat dikatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban bahwa respoden membeli hand and body lotion Citra karena sesuai dengan kebutuhan responden, hand and body lotion Ctra karena sudah sesuai dengan kebutuhan yang responden inginkan, menurut responden hand and body lotion Citra memberi pengaruh, dorongan, respond dan pembenaran pada diri responden
(64)
responden percaya untuk melakukan pembelian ulang produk tersebut.
4.2.6. Deskripsi Variabel Minat Beli (Y)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 108 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 4.8.
Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Minat Beli (Y)
No Pertanyaan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5 1
Merek hand body lotion Citra saat ini memang sudah sesuia dengan apa yang responden inginkan
0 10 47 42 9 108
2
Menurut responden harga hand and body lotion Citra
membuat responden melakukan pembelian ulang
0 11 42 45 10 108
3
Menurut responden kualitas hand and body lotion Citra membuat responden yakin untuk menggunakan hand and body lotion ini
0 2 44 54 8 108
total 0 23 13
3 14
1 27
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang diberikan reseponden dapat dikatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban bahwa merek hand body lotion Citra saat ini memang sudah sesuia dengan apa yang responden inginkan, menurut responden harga hand and body lotion Citra membuat responden melakukan pembelian ulang dan menurut responden kualitas
(65)
and body lotion ini.
4.3. Deskripsi Hasil Analisis Dan Uji Hipotesis
4.3.1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas
Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [1%] yaitu sebesar ± 2,58.
Hasil pengujian Normalitas pada penelitian ini akan ditampilkan pada tabel berikut :
Tabel 4.9.
Hasil Pengujian Normalitas
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
x44 2,000 5,000 -,101 -,429 -,573 -1,216
x35 2,000 5,000 ,126 ,536 -,512 -1,086
x34 2,000 5,000 -,117 -,497 -,182 -,386
y3 2,000 5,000 ,126 ,536 -,342 -,725
y2 2,000 5,000 -,054 -,231 -,465 -,986
y1 2,000 5,000 ,064 ,271 -,389 -,824
x41 2,000 5,000 ,018 ,076 -,239 -,508
x42 2,000 5,000 -,014 -,058 -,251 -,531
x43 2,000 5,000 -,213 -,903 -,462 -,980
x31 2,000 5,000 -,527 -2,234 ,211 ,448
x32 2,000 5,000 -,132 -,559 -,436 -,925
x33 2,000 5,000 ,091 ,385 -,398 -,845
x21 1,000 5,000 -,577 -2,447 ,324 ,687
x22 2,000 5,000 -,091 -,387 -,331 -,702
x23 2,000 5,000 ,006 ,026 -,465 -,986
x11 2,000 5,000 -,091 -,388 -,538 -1,141
(66)
Multivariate -14,091 -2,729
Sumber : lampiran 3
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di atas ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler & Chou (1987) bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation (MLE) walaupun ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.
4.3.2. Evaluasi atas Outlier
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Hair,1998).
Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square [2] pada df sebesar jumlah variabel bebasnya (df = 18). Ketentuan : bila Mahalanobis > dari nilai 2 adalah
multivariate outlier. Pada penelitian ini terdapat outlier apabila nilai Mahalanobis distancenya > 42,312.
Untuk lebih memperjelas uraian mengenai evaluasi outlier multivariate berikut ini akan disajikan tabel Uji Outlier Multivariate :
(67)
Sumber : lampiran 4
Berdasarkan tabel di atas, setelah dilakukan pengujian diketahui nilai MD maksimum adalah 29,157 lebih kecil dari 42,312. Oleh karena itu diputuskan dalam penelitian tidak terdapat outlier multivariate (antar variabel).
4.3.3. Deteksi Multicollinierity dan Singularity
Dengan mengamati Determinant matriks covarians. Dengan ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 (kecil), maka terjadi multikolinieritas dan singularitas (Tabachnick & Fidell, 1998).
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program AMOS 4.0 diperoleh hasil Determinant of Sample Covariance Matrix adalah > 0 yaitu sebesar 15,460 mengindikasikan tidak terjadi multikolinieritas dan singularitas dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi.
Residuals Statisticsa
12,54 95,00 54,50 18,125 108
-2,315 2,234 ,000 1,000 108
8,643 14,867 11,686 1,203 108
10,11 105,36 54,85 18,840 108
-58,651 62,414 ,000 25,544 108
-2,094 2,228 ,000 ,912 108
-2,346 2,461 -,006 1,005 108
-73,629 76,104 -,348 31,070 108
-2,409 2,535 -,005 1,014 108
9,199 29,157 17,833 3,894 108
,000 ,074 ,011 ,015 108
,086 ,272 ,167 ,036 108
Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value
Adjusted Predicted Value Residual
Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance
Centered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: no a.
(68)
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum.
Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent
variabel/construct akan diuji dengan melihat faktor loading faktor dari hubungan antara setiap observed variabel dan latent variabel. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance extracted. Dari hasil pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11.
Faktor Loading dan Konstruk dengan Confirmatory Factor Analysis
Konstrak Indikator Faktor Loading
1 2 3 4 Faktor
Kebudayaan
x11 0,743
x12 0,745
x13 0,618
Faktor Sosial
x21 0,676
x22 0,767
x23 0,772
Faktor Pribadi
x31 0,603
x32 0,667
x33 0,686
x34 0,601
x35 0,707
Faktor Psikologis
x41 0,547
x42 0,583
x43 0,708
x44 0,672
Minat Beli
y1 0,574
y2 0,630
(69)
Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct sebagian besar > 0.5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya cukup baik dan dapat diterima.
Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi reliabilitas setiap skala (variabel atau indikator observarian). Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi butir-butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.
Hasil pengujian reliabilitas Consistency Internal dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.12.
Pengujian Reliability Consistency Internal
Konstrak Indikator Item to Total
Correlation Koefisien Cronbach's Alpha Faktor Kebudayaan x11 0,583 0,742 x12 0,607 x13 0,520 Faktor Sosial x21 0,583 0,776 x22 0,625 x23 0,642 Faktor Pribadi x31 0,518 0,787 x32 0,577 x33 0,592 x34 0,529 x35 0,612 Faktor Psikologis x41 0,476 0,718 x42 0,500
(70)
Minat Beli
y1 0,455
0,681 y2 0,529
y3 0,516
: tereliminasi
Sumber : Lampiran 6
Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan hasil yang baik dimana koefisien koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh sebagian besar memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu > 0.7 [Hair et.al.,1998].
Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted.
Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama. Construct reliability dan Variance-extracted dihitung dengan rumus sebagai berikut:
[ Standardize Loading] Construct Reliability =
[ Standardize Loading] + j]
[Standardize Loading2] Variance Extracted =
(71)
] secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah 0,5 (Hair at, 1998). Standardize loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat estimasi setiap construct standardize regression weight terhadap setiap butir sebagai indikatornya.
j = 1 - [Standardize Loading]2
Hasil pengujan Construct Reliability dan Variance Extraced dalam penelitian ini akan ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 4.13. Construct Reliability & Variance Extrated
Konstrak Indikator Standardize Factor Loading SFL Kuadrat Error [εj]
Construct Reliability Variance Extrated Faktor Kebudayaan
x11 0,743 0,552 0,448
1,190 0,702
x12 0,745 0,555 0,445
x13 0,618 0,382 0,618
Faktor Sosial
x21 0,676 0,457 0,543
1,211 0,738
x22 0,767 0,588 0,412
x23 0,772 0,596 0,404
Faktor Pribadi
x31 0,603 0,364 0,636
1,432 0,653
x32 0,667 0,445 0,555
x33 0,686 0,471 0,529
x34 0,601 0,361 0,639
x35 0,707 0,500 0,500
Faktor Psikologis
x41 0,547 0,299 0,701
1,275 0,628
x42 0,583 0,340 0,660
x43 0,708 0,501 0,499
x44 0,672 0,452 0,548
Minat Beli
y1 0,574 0,329 0,671
1,129 0,648
y2 0,630 0,397 0,603
y3 0,741 0,549 0,451
Batas Dapat Diterima
≥ 0,7 ≥ 0,5
(72)
variance extracted menunjukkan instrumen reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability seluruhnya 0,7, dan variance extracted yang diperoleh sebagian besar menunjukkan nilai diatas 0,50. Yang artinya seluruh instrumen yang digunakan pada penelitian ini telah reliabel.
4.3.5. Pengujian Model Dengan One-Step Approach
Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural
parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang
diestimasi secara bersama-sama (One Step Approach to SEM). One step aprroach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas & reliabilitas data sangat baik (Hair et.al.,1998).
Hasil estimasi dan fit model one step approach to SEM dengan menggunakan program
aplikasi Amos 4.01 terlihat pada Gambar dibawah ini : Gambar 4.1.
(1)
Hasil Pengujian Kausalitas
Covariances: (Group number 1 - Default model) Regression Weights Ustd
Estimate
Std
Estimate Prob.
Faktor Faktor
Minat Beli Faktor Kebudayaan 0,429 0,429 0,002
Minat Beli Faktor Sosial 0,141 0,195 0,096
Minat Beli Faktor Pribadi 0,176 0,197 0,083
Minat Beli Faktor Psikologis 0,474 0,474 0,000
Batas Signifikansi ≤ 0,10
Determinant of Sample Covariance Matrix : 15,460
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Ustd.
Estimate
Std.
Estimate
P Label
y <--- x1
,429
,429 ,002 par_14
y <--- x2
,141
,195 ,096 par_15
y <--- x3
,176
,197 ,083 par_16
y <--- x4
,474
,474 *** par_17
x13 <--- x1
1,000
,618
x12 <--- x1
1,242
,745
*** par_1
x11 <--- x1
1,355
,743
*** par_2
x23 <--- x2
1,000
,772
x22 <--- x2
,940
,767
*** par_3
x21 <--- x2
1,009
,676
*** par_4
x33 <--- x3
1,000
,686
x32 <--- x3
1,069
,667
*** par_5
x31 <--- x3
,781
,603
*** par_6
x43 <--- x4
1,000
,708
x42 <--- x4
,913
,583
*** par_7
x41 <--- x4
,861
,547
*** par_8
y1 <--- y
1,000
,574
y2 <--- y
1,132
,630 *** par_9
y3 <--- y
1,077
,741 *** par_10
x34 <--- x3
,836
,601
*** par_11
x35 <--- x3
1,108
,707
*** par_12
(2)
Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
x1 <--> x2
,069 ,037
1,886 ,059 par_18
x1 <--> x3
,047 ,029
1,620 ,105 par_19
x1 <--> x4
,044 ,027
1,630 ,103 par_20
x2 <--> x3
,084 ,040
2,085 ,037 par_21
x2 <--> x4
,062 ,036
1,695 ,090 par_22
x3 <--> x4
,014 ,028
,489 ,625 par_23
Hasil Pengujian Kriteria Goodness of fit
Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model
Cmin/DF 0,593 ≤ 2,00 Baik
Probability 1,000 ≥ 0,05 Baik
RMSEA 0,000 ≤ 0,08 Baik
GFI 0,930 ≥ 0,90 Baik
AGFI 0,904 ≥ 0,90 Baik
TLI 1,147 ≥ 0,95 Baik
CFI 1,000 ≥ 0,94 Baik
,20 x1 x13 ,32 er_3 1,00 1 x12 ,24 er_2 1,24 1 x11 ,30
er_1 1 1,36
,38 x2 x23 ,26 er_6 x22 ,24 er_5 x21 ,46 er_4 1,00 1 ,94 1 1,01 1 ,25 x3 x33 ,28 er_9 x32 ,35 er_8 x31 ,26 er_7 1,00 1 1,07 1 ,78 1 ,20 x4 x43 ,20 er_14 x42 ,32 er_13 x41 ,34 er_12 1,00 1 ,91 1 ,86 1 y y1 ,40 er_16 y2 ,39 er_17 y3 ,19 er_18 1,00 1 1,13 1 1,08 1 x34 ,31 er_10 ,84 1 x35 ,30 er_11 1,11 1 ,18 ,87 1 ,43 ,14 ,18 ,47 ,05 d_y 1 ,07 ,05 ,04 ,08 ,06 ,01
(3)
Frequencies
x117 6,5 6,5 6,5
37 34,3 34,3 40,7
47 43,5 43,5 84,3
17 15,7 15,7 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
x12
6 5,6 5,6 5,6
40 37,0 37,0 42,6
51 47,2 47,2 89,8
11 10,2 10,2 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
x13
3 2,8 2,8 2,8
50 46,3 46,3 49,1
43 39,8 39,8 88,9
12 11,1 11,1 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
x21
3 2,8 2,8 2,8
8 7,4 7,4 10,2
33 30,6 30,6 40,7
48 44,4 44,4 85,2
16 14,8 14,8 100,0
108 100,0 100,0
1 2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(4)
x22
7 6,5 6,5 6,5
40 37,0 37,0 43,5
50 46,3 46,3 89,8
11 10,2 10,2 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
x23
11 10,2 10,2 10,2
44 40,7 40,7 50,9
43 39,8 39,8 90,7
10 9,3 9,3 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
x31
5 4,6 4,6 4,6
34 31,5 31,5 36,1
64 59,3 59,3 95,4
5 4,6 4,6 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
x32
8 7,4 7,4 7,4
37 34,3 34,3 41,7
49 45,4 45,4 87,0
14 13,0 13,0 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
x33
4 3,7 3,7 3,7
43 39,8 39,8 43,5
49 45,4 45,4 88,9
12 11,1 11,1 100,0
2 3 4 5 Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(5)
x34
5 4,6 4,6 4,6
41 38,0 38,0 42,6
54 50,0 50,0 92,6
8 7,4 7,4 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
x35
6 5,6 5,6 5,6
45 41,7 41,7 47,2
43 39,8 39,8 87,0
14 13,0 13,0 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
x41
7 6,5 6,5 6,5
49 45,4 45,4 51,9
46 42,6 42,6 94,4
6 5,6 5,6 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
x42
8 7,4 7,4 7,4
50 46,3 46,3 53,7
45 41,7 41,7 95,4
5 4,6 4,6 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
x43
8 7,4 7,4 7,4
55 50,9 50,9 58,3
44 40,7 40,7 99,1
1 ,9 ,9 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(6)
x44
4 3,7 3,7 3,7
56 51,9 51,9 55,6
47 43,5 43,5 99,1
1 ,9 ,9 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
y1
10 9,3 9,3 9,3
47 43,5 43,5 52,8
42 38,9 38,9 91,7
9 8,3 8,3 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
y2
11 10,2 10,2 10,2
42 38,9 38,9 49,1
45 41,7 41,7 90,7
10 9,3 9,3 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
y3
2 1,9 1,9 1,9
44 40,7 40,7 42,6
54 50,0 50,0 92,6
8 7,4 7,4 100,0
108 100,0 100,0
2 3 4 5 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent