BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Pengetahuan Kepala Keluarga Terhadap PHBS dalam
Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa yang dimaksud pengetahuan adalah informasi atau hal yang diketahui responden tentang PHBS untuk
tatanan rumah tangga. Pengetahuan yang dimiliki merupakan hal yang terpenting dalam pengambilan keputusan untuk menerima suatu informasi. Berdasarkan hasil
penelitian bahwa kategori tingkat pengetahuan PHBS dalam tatanan keluarga yang berpengetahuan baik sebesar 47,0, dan yang berpengetahuan kurang baik 53,0,
sedangkan responden yang berpengetahuan baik dan baik berperilaku hidup bersih dan sehat yaitu 59,6, dan yang berpengetahuan tidak baik dari yang tidak
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat sebesar 73,6. Hal ini didukung bahwa perilaku masyarakat yang erat kaitanya dengan upaya peningkatan pengetahuan
masyarakat terbentuk melalui kegiatan yang disebut pendidikan kesehatan. Menurut Green 1980, pendidikan kesehatan mempunyai peranan penting dalam mengubah
dan menguatkan faktor perilaku predisposisi, pendukung dan pendorong. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari jawaban responden bahwa responden
lebih banyak tahu tentang persalinan dan zat kimia dalam rokok sebesar 87,0, dan yang paling banyak mereka tidak ketahui yaitu konsumsi buah dan sayur mengurangi
Universita Sumatera Utara
serangan penyakit dan guna makan sayur dan buah sebesar 63,0. Hal ini sesuai dengan Sumber Depkes dan BPS bahwa rumah tangga sehat tahun 2004
menunjukkan bahwa hanya kurang dari 2,0 saja penduduk yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah, sedangkan selebihnya sekitar 98,8 kurang
konsumsi sayur dan buah Notoatmodjo, 2010. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku hidup
bersih dan sehat diperoleh hasil uji chi square P 0,001 P0,05. Sejalan dengan hasil penelitian Hilya Haniek 2011, yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara pengetahuan yang dimiliki ibu rumah tangga dalam PHBS di tatanan rumah tangga. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Nur’ain
Napu yang menunjukkan bahwa ada pegaruh antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga di
Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara. Variabel pengetahuan diperoleh nilai Exp B sebesar 3,055, sehingga dapat disimpulkan
bahwa kepala keluarga yang memiliki pengetahuan tidak baik akan mempunyai kemungkinan 3,1 kali lebih besar untuk berperilaku hidup bersih dan sehat tidak baik
dibanding dengan kepala keluarga dengan pengetahuan yang baik. Menurut pendapat Notoatmodjo 2003, pengetahuan dan sikap datang dari
pengalaman dapat diperoleh dengan informasi yang didapat dan akan mempengaruhi
Universita Sumatera Utara
sikap. Jika mempunyai pengetahuan tinggi, secara otomatis orang tersebut bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan pengetahuannya.
Hal tersebut di atas didukung oleh adanya teori yang dikemukakan Notoatmodjo 2003, bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku ia harus tahu
terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Diharapkan setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan kemudian
akan mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang ia ketahui. Banyak hal yang sudah dilakukan yang sudah dilakukan oleh pihak-pihak yang bertanggung
jawab dengan program PHBS dalam tatanan rumah tangga, diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS baru
mencapai 38,7, oleh sebab itu Rencana Strata Renstra Kementrian Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan target 70 rumah tangga sudah mempraktekkan
PHBS tahun 2014. Cakupan rumah tangga yang mempraktekkan PHBS sebesar lebih dari 30 dalam kurun waktu 2010-2014. Merupakan upaya yang sangat berat, oleh
sebab itu tentu diperlukan upaya-upaya untuk membina PHBS di semua tatanan. Dengan demikian diperlukan pendekatan yang konprehensif, lintas program dan
lintas sector serta mobilisasi sumberdaya yang luar biasa disemua tatanan administrasi pemerintah Pedoman PHBS, 2011.
Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh Purwanto tahun 1999, dikatakan bahwa seseorang akan mengadopsi atau melakukan sesuatu melalui suatu proses yang
selalu didasari pengetahuan, kesadaran yang positif. Saat hal tersebut terjadi, semua yang diadopsi dan dikerjakan akan menjadi sesuatu yang langgeng. Namun apabila
Universita Sumatera Utara
sesuatu dikerjakan atau diadopsi tanpa didasari oleh suatu pengetahuan dan kesadaran maka semua yang diadopsi atau dikerjakan hanya bersifat sementara atau tidak akan
berlangsung lama Wawan, dkk, 2010. Kepala keluarga yang tidak tahu tentang PHBS merupakan faktor yang sangat berperan dalam peningkatan cakupan rumah
tangga dalam ber-PHBS. Saat kepala keluarga tidak tahu mereka tidak akan mempraktekan PHBS, hal tersebut bukan sepenuhnya menjadi kesalahan kepala
keluarga, namun juga seharusnya menjadi bahan pertimbangan bagi setiap fasilitas program karena program pemerintah belum banyak diketahui oleh masyarakat.
Pemberdayaan harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga karena rumah tangga yang sehat merupakan asset atau modal pembangunan dimasa depan yang
perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatanya. Beberapa anggota ruma tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan penyakit tidak menular, oleh
karena itu untuk mencegah penyakit tersebut anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS Depkes, 2009.
Pembinaan PHBS adalah upaya untuk menciptakan dan melestarikan perilaku hidup yang berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan dimasyarakat, agar
masyarakat dapat mandiri dalam mencegah dan menaggulangi masalah kesehatan yang dihadapinya. Oleh karena itu pembinaan PHBS dilaksanakan melalui
penyelenggaraan promosi kesehatan, yaitu upaya untuk membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar tahu, mau dan mampu mempraktekan PHBS, melalui
proses pembelajaran dalam mencecah dan menaggulangi masalah-masalah kesehatan
Universita Sumatera Utara
yang dihadapi, sesuai sosial budaya setempat serta didukung oleh kebijakan yang berwawasan kesehatan Depkes, 2009.
5.2. Pengaruh Sikap Kepala Keluarga terhadap PHBS Dalam Tatanan