Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga terhadap PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013

(1)

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TERHADAP PHBS DALAM TATANAN RUMAH TANGGA

DI DESA AEK KORSIK KECAMATAN AEK KUO KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

TAHUN 2013

TESIS

Oleh

ISMA SAWITRI 117032142/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TERHADAP PHBS DALAM TATANAN RUMAH TANGGA

DI DESA AEK KORSIK KECAMATAN AEK KUO KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

TAHUN 2013

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh

ISMA SAWITRI 117032142/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Judul Tesis : PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TERHADAP PHBS DALAM TATANAN RUMAH TANGGA DI DESA AEK KORSIK KECAMATAN AEK KUO KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN 2013

Nama Mahasiswa : Isma Sawitri Nomor Induk Mahasiswa : 117032142

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Menyetujui Komisi Pembimbing

Ketua

(Dr. Drs. R Kintoko Rochadi, M.K.M)

Anggota

(Drs. Tukiman, M.K.M)

Dekan


(4)

Tanggal Lulus : 30 Juli 2013 Telah Diuji

pada Tanggal : 30 Juli 2013

PANITIA PENGUJI TESIS


(5)

Anggota : 1. Drs. Tukiman, M.K.M 2. Dra. Syarifah, M.S

3. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes PERNYATAAN

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TERHADAP PHBS DALAM TATANAN RUMAH TANGGA

DI DESA AEK KORSIK KECAMATAN AEK KUO KABUPATEN LABUHANBATU

UTARA TAHUN 2013

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebbut dalam daftar pustaka.

Medan, Oktober 2013

Isma Sawitri 117032142/IKM


(6)

ABSTRAK

PHBS pada tatanan rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan dan sikap kepala keluarga terhadap PHBS dalam tatanan rumah tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhan Batu Utara 2013. Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain survey dengan jenis explanatory. Populasi adalah seluruh kepala keluarga di desa Aek Korsik, kec.Aek Kuo yang terdiri dari 13 Dusun yang berjumlah 2.965 KK. Sampel berjumlah 100 KK dengan teknik simple random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PHBS kepala keluarga dalam tatanan rumah tangga ditemukan sebahagian besar tidak baik (58,0%) sedangkan yang baik (42,0%). Ada pengaruh pengetahuan (p = 0,014) dan sikap (p = 0,042) terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhan Batu Utara. Variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga adalah pengetahuan dengan nilai koefisien B = 1,117.

Disarankan kepada Kepala desa perlu bekerjasama dengan masyarakat agar lebih aktif dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan masyarakat dengan cara membuat kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Puskesmas lebih meningkatkan promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya kepala keluarga agar bisa menerapkan dan menjadi contoh buat keluarga.


(7)

ABSTRACT

PHBS (Clean and Healthy Life Behavior) in a household structure constitutes an effort to empower family members to be aware, willing, and capable of implementing PHBS in order to keep and maintain their health, to prevent and protect them from the risk of disease incident, and to participate actively in health movement in community.

The objective of the research was to analyze the knowledge and attitude of heads of families in PHBS in the household structure at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, North Labuhanbatu District, in 2013. The type of the research was analytic with an explanatory survey design. The population was all 2,965 families at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, which covered 13 hamlets, and 100 families were used as the samples, using simple random sampling technique.

The result of the research showed that most of PHBS in the household structure was not in good category (58.0%) and the rest (42.0%) was in good category. There were the influences of knowledge (p = 0.014) and attitude (p = 0.042) on clean and healthy life behavior in the household structure at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, North Labuhanbatu District. The variable which had the most dominant influence on the clean and healthy life behavior in the household structure was knowledge with the value of coefficient β = 1.117.

It is recommended that the village head should cooperate actively with the community to increase clean and healthy life behavior in the community by activating to increase their knowledge in health, Puskesmas should increase counseling about PHBS (clean and healthy life behavior), and the heads of families should apply PHBS so that they can be the models for all family members.


(8)

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat serta pertolonganNya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini dengan judul “Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga terhadap PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013”.

Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan pendidikan pada program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulis, dalam menyusun tesis ini mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dan Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi S2 Ilmu


(9)

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Drs. R Kintoko Rochadi, M.K.M sebagai ketua komisi pembimbing dan Drs. Tukiman, M.K.M sebagai anggota komisi pembimbing yang denga penuh perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai. 5. Dra. Syarifah, M.S. dan Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes sebagai penguji tesis

yang dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai.

6. Kepada Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo yang telah memberikan izin badi peneliti sehingga tesis ini selesai.

7. Dosen dan Staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Teristimewa buat suami Nurlian, beserta anak-anakku yang selalu memberi do’a, kasih sayang, motivasi dan berkorban baik moril maupun materil kepada penulis. 9. Orang tuaku tercinta, Ayahanda J. Hanafiah Lubis dan Ibunda Sumiati yang telah

memberikan kasih sayang selama ini.

10. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa/i Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Angkatan 2011 Minat Studi Promosi Kesehatan Ilmu Perilaku.


(10)

Penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan harpan, semoga tesis ini bermamfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Oktober 2013 Penulis

Isma Sawitri 117032142/IKM


(11)

RIWAYAT HIDUP

Isma Sawitri, lahir pada tanggal 28 Februari 1971 di Perkebunan Aek Pamingke, anak dari pasangan Ayahanda J. Hanafiah Lubis dan Ibunda Sumiati.

Pendidikan formal penulis dimulai dari sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri No. 112307 Perk Aek Pamingke, sekolah menengah pertama di SMP Negeri Bandar Durian, sekolah menengah atas di SMA Negeri Aek Kanopan, sekolah D-III Keperawatan Glugur Medan tahun 1990-1994 dan S1 Kesehatan Masyarakat STIKES Helvetia Medan tahun 2005-2007.

Penulis mengikuti pendidikan lanjutan Program Studi S2 ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2011 dan menyelesaikan pendidikan tahun 2013.

Sejak tahun 1994-2000 bekerja di RSU. Glugur, Dosen D-III Keperawatan Dr. Rusdi Medan tahun 2000-2008, dan Staf Pengajar D-III Kebidanan Dr. Rusdi Medan 2002 sampai dengan Sekarang.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Permasalahan ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Hipotesis ... 6

1.5. Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. PHBS ... 7

2.1.1. Pengertian PHBS ... 7

2.1.2. Manfaat PHBS ... 8

2.1.3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga ... 8

2.2. Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga ... 10

2.2.1. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan ... 10

2.2.2. Pemberian ASI Ekslusif ... 12

2.2.3. Menimbang Balita setiap Bulan ... 18

2.2.4. Menggunakan Air Bersih ... 21

2.2.5. Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun ... 25

2.2.6. Menggunakan Jamban Sehat ... 26

2.2.7. Memberantas Jentik di Rumah ... 28

2.2.8. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari ... 31

2.2.9. Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari ... 35

2.2.10. Tidak Merokok di dalam Rumah ... 41

2.3. Determinan Perilaku ... 48

2.4. Domain Perilaku ... 58


(13)

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 60

3.1. Jenis Penelitian ... 60

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 60

3.3. Populasi dan Sampel ... 60

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 62

3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 63

3.5.1. Uji Validitas ... 63

3.5.2. Uji Reliabilitas ... 63

3.6. Defenisi Operasional ... 67

3.7. Aspek Pengukuran Data ... 67

3.7.1. Variabel Independen ... 67

3.7.2. Variabel Dependen ... 68

3.8. Metode Analisis Data ... 70

3.8.1. Analisis Univariat ... 70

3.8.2. Analisis Bivariat ... 70

3.8.3. Multivariat ... 70

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 72

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 72

4.1.1. Letak Gegrafis ... 72

4.1.2. Kependudukan ... 72

4.2. Analisa Univariat ... 72

4.2.1. Karakteristik Responden ... 73

4.2.2. Pengetahuan Kepala Keluarga ... 74

4.2.3. Sikap Kepala Keluarga ... 76

4.2.4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 78

4.3. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 79

4.3.1. Hubungan Pengetahuan Kepala Keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ... 79

4.4. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 80

BAB 5. PEMBAHASAN ... 83

5.1. pengaruh Pengetahuan Kepala Keluarga Terhadap PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 83

5.2. Pengaruh Sikap Kepala Keluarga Terhadap PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 87


(14)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

6.1. Kesimpulan ... 90

6.2. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN ...


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

3.1. Pembagian Besar Sampel pada Tiap Dusun/Desa di Kecamatan Aek Korsik Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 62 3.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Pengetahuan ... 65 .

3.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Sikap ... 66 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Aek Korsik

Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013 .... 73 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kepala Keluarga dalam Tatanan

Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 74 4.3. Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Kepala Keluarga dalam

Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 76 4.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kepala Keluarga dalam Tatanan

Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 76 4.5. Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Kepala Keluarga dalam

Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 78 4.6. Distribusi Frekuensi Kategori PHBS Kepala Keluarga dalam

Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 78 4.7. Hubungan Pengetahuan Kepala Keluarga dengan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013 ... 79


(16)

4.8. Hubungan Sikap Kepala Keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013 ... 80 4.9. Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Berganda Pengaruh Pengetahuan

dan Sikap terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 81


(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Asumsi Determinan Perilaku ... 56 2.2. Determinan Perilaku ... 59 2.3 Kerangka Konsep Penelitian ... 59


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden dan Kuesioner Penelitian ... 97

2. Master Data Penelitian ... 106

3. Uji Valitas dan Reliabilitas ... 110

4. Hasil Uji Statistik ... 118

5. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 136


(19)

ABSTRAK

PHBS pada tatanan rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan dan sikap kepala keluarga terhadap PHBS dalam tatanan rumah tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhan Batu Utara 2013. Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain survey dengan jenis explanatory. Populasi adalah seluruh kepala keluarga di desa Aek Korsik, kec.Aek Kuo yang terdiri dari 13 Dusun yang berjumlah 2.965 KK. Sampel berjumlah 100 KK dengan teknik simple random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PHBS kepala keluarga dalam tatanan rumah tangga ditemukan sebahagian besar tidak baik (58,0%) sedangkan yang baik (42,0%). Ada pengaruh pengetahuan (p = 0,014) dan sikap (p = 0,042) terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhan Batu Utara. Variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga adalah pengetahuan dengan nilai koefisien B = 1,117.

Disarankan kepada Kepala desa perlu bekerjasama dengan masyarakat agar lebih aktif dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan masyarakat dengan cara membuat kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Puskesmas lebih meningkatkan promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya kepala keluarga agar bisa menerapkan dan menjadi contoh buat keluarga.


(20)

ABSTRACT

PHBS (Clean and Healthy Life Behavior) in a household structure constitutes an effort to empower family members to be aware, willing, and capable of implementing PHBS in order to keep and maintain their health, to prevent and protect them from the risk of disease incident, and to participate actively in health movement in community.

The objective of the research was to analyze the knowledge and attitude of heads of families in PHBS in the household structure at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, North Labuhanbatu District, in 2013. The type of the research was analytic with an explanatory survey design. The population was all 2,965 families at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, which covered 13 hamlets, and 100 families were used as the samples, using simple random sampling technique.

The result of the research showed that most of PHBS in the household structure was not in good category (58.0%) and the rest (42.0%) was in good category. There were the influences of knowledge (p = 0.014) and attitude (p = 0.042) on clean and healthy life behavior in the household structure at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, North Labuhanbatu District. The variable which had the most dominant influence on the clean and healthy life behavior in the household structure was knowledge with the value of coefficient β = 1.117.

It is recommended that the village head should cooperate actively with the community to increase clean and healthy life behavior in the community by activating to increase their knowledge in health, Puskesmas should increase counseling about PHBS (clean and healthy life behavior), and the heads of families should apply PHBS so that they can be the models for all family members.


(21)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak mengatakan bahwa Sehat memang bukan segalanya tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti”. karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Oleh karena itu pada tanggal 1 Maret 1999 Presiden RI mencanangkan pembangunan terhadap kesehatan. Kondisi sehat dapat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat dapat terwujud apabila ada keinginan, kemauan dan kemampuan para pengambil keputusan dan lintas sektor terkait agar PHBS menjadi program prioritas dan menjadi salah satu agenda pembangunan di Kabupaten/Kota, serta didukung oleh masyarakat (PHBS 2012).

Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (Promkes) untuk mendukung upaya peninggkatan perilaku sehat ditetapkan visi nasional Promkes sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI.No.1193/MENKES/SK/X/2004 yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 (PHBS 2010).


(22)

PHBS pada tatanan rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

PHBS tatanan rumah tangga penting dilakukan untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Ini bertujuan agar anak dapat tumbuh dengan sehat dan cerdas. Di samping itu, kemampuan bekerja setiap anggota keluarga meningkat serta pengeluaran biaya rumah tangga dapat digunakan untuk pemenuhan gizi kelurga, pendidikan, dan peningkatan pendapatan. Bagi masyarakat, akan tercipta lingkungan yang sehat dan mampu mencegah serta menanggulangi masalah-masalah kesehatan. Rumah tangga sehat merupakan aset dan modal utama pembangunan di masa depan. Kesakitan dan kematian karena penyakit infeksi dan non infeksi dapat dicegah dengan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS 2012).

Sebagai indikator perilaku sehat skala nasional, Pusat Promosi Kesehatan bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, serta Badan Pusat Statistik berupaya untuk memasukkan 3 indikator; yaitu tidak merokok, pola makan yang baik, dan melakukan aktivitas fisik; ke dalam daftar pertanyaan Survei Sosial Ekonomi Nasional Pokok (setiap tahun) dan Sasaran (setiap 3 tahun).

Indikator perilaku sehat lainnya dapat diperoleh dari survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), Survei Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI), dan survei lain yang bersifat regional seperti Studi Evaluasi Manfaat


(23)

(SEM) dan survei-survei yang bersifat lokal yang dilakukan oleh berbagai pihak sesuai kebutuhan daerah.

Data UNDP tahun 2001 mencatat bahwa Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Indexs) di Indonesia masih menempati urutan ke 102 dari 162 negara. Tingkat pendidikan, pendapatan serta kesehatan penduduk Indonesia belum memuaskan.

Peranan keberhasilan pembangunan kesehatan sangat menentukan tercapainya tujuan pembangunan nasional, karena pendidik yang sehat akan menunjang keberhasilan program pendidikan dan juga akan mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan penduduk.

Visi Indonesia Sehat 2010 yang telah ditetapkan sebagai gambaran prediksi atau harapan tentang keadaan masyarakat pada tahun 2010, haruslah dapat mewujudkan dan dilaksanakan secara bertaat azas dan berkesinambungan. Untuk itu rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 telah disusun dan selanjutnya akan digunakan sebagai acuan program kesehatan dalam mengembangkan rencana strategis untuk mencapai indikator keberhasilan pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan.

Salah satu indikator keberhasilannya adalah perilaku hidup sehat yang didefinisikan sebagai perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.


(24)

Saat ini pembangunan bidang kesehatan di Indonesia mempunyai beban ganda, dimana penyakit infeksi dan menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, sementara itu telah terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, kanker, diabetes melitus yang semuanya erat kaitannya dengan gaya hidup seperti kebiasaan makan yang buruk, kurang aktivitas fisik dan merokok.

Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukan bahwa 83 per 1000 penduduk menderita hipertensi, 3 per 1000 penduduk mengalami penyakit jantung iskemik dan strok, 1,2% penduduk mengalami diabetes, 6,8% mengalami kelebihan berat badan dan 1,1% mengalami obesitas. Penyakit kanker merupakan 6% penyebab kematian di Indonesia. Penyakit kardiovaskular sebagai penyebab kematian telah meningkat dari urutan ke-11 (SKRT 1972) menjadi urutan ke-3 (SKRT 1986) dan menjadi penyebab kematian utama (SKRT 1992 dan 1995). WHO memperkirakan penyakit tidak menular telah menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% seluruh kesakitan didunia. Penyakit-penyakit akibat gaya hidup tersebut dapat dicegah dengan meniadakan faktor resiko dan merubah perilaku dengan cara antara lain tidak merokok, meningkatkan aktivitas fisik dan olah raga, serta menjaga pola makan.

Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga, karena rumah tangga yang sehat merupakan aset atau modal pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan penyakit tidak


(25)

menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS (Depkes, 2009).

PHBS dipengaruhi oleh perilaku seseorang, dan perilaku itu sendiri terbagi menjadi tiga aspek, yakni: pengetahuan, sikap, dan praktik. Pengetahuan adalah pemahaman subjek mengenai objek yang dihadapinya. Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang terhadap yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Keluarga yang melaksanakan PHBS maka setiap rumah tangga akan meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit. Rumah tannga tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di bidang kesehatan adalah pelaksanaan PHBS. PHBS juga bermanfaat untuk meningkatkan citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan, sehingga dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain (PHBS 2012).

Hasil penelitian Nur’ain Napu di Gorontalo (2012) gambaran perilaku kepala keluarga tentang PHBS bahaw dari 10 indikator PHBS 3 indikator yang dijalankan. Untuk tingkat pengetahuan masyarakat masih sangat rendah, sikap masyarakat baik, tindakan masyarakat tentang indikator PHBS masih kurang.

Hasil penelitian Rina Marlina Lamawati di Sumatera Barat (2011), analisis manajemen promosi kesehatan dalam penerapan PHBS tatanan rumah tangga,


(26)

diketahui bahwa tenaga promkes puskesmas belum pernah mendapat pelatihan tentang promosi PHBS. Dana yang tersedia masih terbatas, perencanaan belum terlaksana secara terpadu, disamping itu penggorganisasian untuk PHBS belum ada, penggerakan masyarakat belum maksimal, dan pemantauan penilaian belum dilaksanakan secara rutin.

Hasil penelitian Herlinawati Siregar di Medan (2012), yang meneliti pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap tentang perilaku hidup bersih dan sehat ditemukan hubungan yang signifikasi artinya tingkat pengetahuan dalam strategi promosi kesehatan sangat efektif untuk mempengaruhi keluarga untuk Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.

Hasil riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 secara nasional, penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS baik sebesar 38,7%. Terdapat lima provinsi dengan pencapaian di atas angka nasional yaitu DI Yogyakarta (59,4%), Bali(53,7%), Kalimantan Timur (52,4%), Jawa Tengah (51,2%), dan Sulawesi Utara (50,4%).Sedengkan provinsi dengan pencapaian PHBS rendah berturut-turut adalah Gorontalo (33,8%),Riau (30,1%), dan Sumatera Barat (28,2%), Nusa Tenggara Timur (26,8%), Papua (24,4%), (Depkes RI, 2011).

Di dalam profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2010 Kabupaten Labuhanbatu Utara, rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat baru mencapai 39,77% dengan target nasional 65%. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Labuhanbatu Utara cakupan PHBS di Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo 36,83% diketahui bahwa dari 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga. 5 Indikator


(27)

yang masih terpantau yaitu Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, yang ditolong Nakes ( 86% ), Pemberian Asi Ekslusif , yang diberi Asi Eksklusif (34,66% ). Penimbangan Balita, yang ditimbang ( 38% ). Jamban yang dikatagorikan Jamban Sehat Adalah ( 63,69%). Bangunan yang bebas Jentik Nyamuk (63,67%) rumah.

Berdasarkan survei pendahuluan dari 8 orang kepala keluarga yang telah diwawancarai hanya sebanyak 2 orang yang mengetahui tentang PHBS. Pada dasarnya setiap kepala rumah tangga meluangkan waktu kebiasaannya merokok di dalam rumah bersama anggota keluarga lainnya. Makan buah kalau ada, makan sayur tergantung selera. Dengan kurangnya pemahaman kepala keluarga tentang PHBS, sehingga peneliti ingin mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap kepala keluarga terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga di desa Aek Korsik kecamatan Aek Kuo kabupaten Labuhanbatu Utara 2013.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas yang menjadi masalah penelitin ini adalah bagaimana pengetahuan dan sikap kepala keluaraga terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga di desa Aek Korsik kecamatan Aek Kuo kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitia ini adalah untuk menganalisis pengetahuan dan sikap kepala keluarga terhadap PHBS dalam tatanan rumah tangga di desa Aek Korsik kecamatan Aek Kuo kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013.


(28)

1.4 Hipotesis

Ada pengaruh pengetahun dan sikap kepala keluarga terhadap PHBS dalam tatanan rumah tangga di desa Aek Korsik kecamatan Aek Kuo kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi Kepala Desa

Sebagai bahan masukan untuk membuat program atau kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan bagi masyarakat khususnya Kepala Keluarga. 1.5.2. Bagi Kepala Puskesmas

Sebagai acuan dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan Peningkatan pengetahuan dan kemauan masyarakat untuk peduli kepada kesehatannya

1.5.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan pembanding dari peneliti selanjutnya dengan kajian pengetahuan dan sikap kepala keluarga.


(29)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PHBS

2.1.1. Pengertian PHBS

Perilaku Hidup Sehat dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. dengan demikian PHBS mencakup beratus-ratus bahkan beribu-ribu perilaku yang harus dipraktekkan dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dibidang pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan lingkungan harus dipraktekkan perilaku mencuci tangan dengan sabun, pengelolahan air minum dan makanan yang memenuhi syarat, menggukan air bersih, menggunakan jamban sehat, pengelolahan limbah cair yang memenuhi syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan dan lain-lain. Dibidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana harus dipraktekkan perilaku meminta pertolongan meminta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, menimbang balita setiap bulan, mengimunisasi lengkap bayi, menjadi aseptor keluarga berencana dan lain-lain. Dibidang gizi dan farmasi harus dipraktekkan perilaku makan dengan giji seimbang, minum tablet tambah darah selama hamil, memberi bayi ASI esklusif, mengkonsumsi garam beryodium


(30)

danlain-lain. Sedangkan dibidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktekkan perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus dan atau memanfaatkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat atau (UKBM), memanfaatkan Puskesmas dan fasilitas pelayan kesehatan lain dan lain-lain. (Depkes, 2011)

2.1.2. Manfaat PHBS

Keluarga yang melaksanakan PHBS maka setiap rumah tangga akan meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit. Rumah tannga tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di bidang kesehatan adalah pelaksanaan PHBS. PHBS juga bermanfaat untuk meningkatkan citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan, sehingga dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

2.1.3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memeberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS. Rumah tangga yang ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu:


(31)

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi ASI ekslusif

3. Menimbang balita setiap bulan 4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu 8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari. 10. Tidak merokok di dalam rumah.

Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu 1. Pasangan Usia Subur

2. Ibu Hamil dan Menyusui 3. Anak dan Remaja

4. Usia lanjut 5. Pengasuh Anak

Perilaku hidup bersih dan sehat sangat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup suatu rumah tangga. Manfaat rumah tangga ber-PHBS adalah:

1. Bagi Rumah Tangga

a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit b. Anak tumbuh sehat dan cerdas


(32)

d. Pengeluaran rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

2. Bagi Masyarakat

a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat

b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans

desa dan lain-lain.

2.2 Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga 2.2.1. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan A. Pengertian

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter dan tenaga para lainnya). Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, dan dalam masa nifas per 100.000 kelahiran hidup. AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatann waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Meningkatnya


(33)

proporsi ibu bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan yang terlatih, adalah langkah awal terpenting untuk mengurangi kematian ibu dan kematian neonatal dini. Pelayanan obstetrik dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menjdi sangat penting dalam upaya penurunan kematian ibu. Walaupun sebagian besar perempuan bersalin di rumah, tenaga terlatih dapat membantu mengenali kegawatan medis dan membantu keluarga untuk mencari perawatan darurat.

B. Alasan

Setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terjadi kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk kepuskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mmenggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

C. Tanda-tanda Persalinan

Beberapa tanda yang sering muncul sebelum persalinan adalah:

1. Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat. 2. Rahim terasa kencang bila diraba, terutama pada saat mulas.

3. keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.

4. Keluar cairan ketuban yang bewarna jernih kekuningan dari jalan lahir. sehinngga merasa seperti mau buang air besar.


(34)

Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter), tetap tenang dan tidak bingung, ketika merasa mulas bernafas panjang, mengambil nafas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.

D. Tanda-tanda Bahaya Persalinan

1. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas. 2. Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan. 3. Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir. 4. Tidak kuat mengejan.

5. Mengalami kejang-kejang.

6. Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas. 7. Air ketuban keruh dan bau.

8. Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.

9. Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.

10. Keluar darah banyak setelah bayi lahir bila tanda bahaya, ibu harus segera di bawa ke Bidan/Dokter.

2. 2.2 Pemberian ASI Ekslusif a. Pengertian Asi Ekslusif

ASI ekslusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau miniman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh ban berkembang denagan baik. Air susu ibu pertama berupa


(35)

cairan bening bewarna kekuningan (kolostrum) sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. ASI ekslusif adalah bayi yang hanya diberikan ASI tanpa diberi tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu. Pemberian ASI ini secara eklusif dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. ASI eklusif adalah memberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai 6 bulan. Padatahun 2002 World Health Organization menyatakan bahwa ASI eklusif selama 6 bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Menyusui eksekutif adalah memberikan hanya ASI segera setelah lahir sampai bayi berusia 6 bulan dan memberikan kolustrum. Berdasarkan waktu produksinya ASI digolongkan dalam tiga kelompok yakni:

1. Kolostrum

Kolostrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari pertama. Setelah kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk melindungi bayi dari infeksi. Kolostrum juga mengandung vitamin A, E, dan K serta beberapa mineral seperti Natrium dan Zn. Volume kolostrum adalah 150-300 ml / jam. 2. ASI Transisi/Peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi matang. Biasanya diproduksi pada hari ke 4-10 setelah kelahiran. Kandungan protein akan makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi dibandingkan pada kolostrum, juga volume akan makiin meningkat.


(36)

3. ASI Matang/Mature

ASI matang/mature adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya komposisi relatif tetap (Roesli, 2004). Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari gambar Ca-casenat riboflavin dan karoten yang terdapat di dalamnya. Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan . selama 6 bulan pertama,volume ASI pada ibu sekurang-kurangnya sekitar 500-600 ml/hari dan 300-500 ml/ hari setelah bayi berusia satu tahun.

b. Keunggulan ASI

ASI banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mapu melindungi bayi dari alergi. ASI aman dan terjamin kebersihan, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar. Pemberian ASI sangat praktis tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tapat dan dapat di berikan kapan saja dan di mana saja.

Bayi segera disusui sesegera maungkin paling lambat 30 menit melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan. Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendapat dukungan dari keluarga. Susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan ASI sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama munyusui tidak perlu dibatasi dan berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian. Berikan hanya ASI saja hingga bayi


(37)

berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI dalam bentik makanan lumat dan jumlah yang sesuai dengan perkembangan umur bayi. Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga berusia 2 tahun. Cara Menyusui yang Benar

1. Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangannya dengan menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih.

2. Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah direndam terlebih dahulu dengan air hangat

3. Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai. 4. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepalanya.

5. Upayakan badan bayi menghadap pada badan ibu, rapatkan bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu.

6. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu

7. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam

8. Bayi disusui dengan cara bergantian dari susu sebelah kiri lalu kesebelah kanan sampi bayi merasa kenyang

9. Setelah selesai menyusui mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan kapas yang telah direndam air hangat

10. Sebelum ditidurkan bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu dan perlehan-lahan diusap kebelakangnya sampai bersendawa.


(38)

c. Manfaat Pemberian ASI

Manfaat ASI sangat besar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak, karena dengan menyusui tidak hanya memberikan keuntungan pada bayi saja, tetapi juga bagi ibu dan keluarga, bahkan bagi negara.

Keuntungan Menyusui Bagi Bayi 1. Ditinjau dari aspek gizi

Kandungan gizi lengkap dan dan sesuai kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang optimal. Mudah dicerna dan diresap, karena perbandingan whey protein/casein adalah 80/20, sedangkan susu sapi 40/60. Di samping itu ASI mengandung lipase yang memecah trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Laktosa dalam ASI mudah terurai menjadi glukosa dan galaktosa, dan enzim lactase sudah ada sejak bayi lahir.

2. Ditinjau dari aspek imonologi

Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain: Imunitas selular yaitu lekosit sekitar 4000/ml ASI yang terutama terdiri dari Magrofag Imunitas humoral, misalnya IgA-enzim pada ASI yang mempunyai efek anti bakteri misalnya lisizim, katalase dan peroksidase.

3. Ditinjau dari aspek psikologis

Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng. Pemberian ASI mendekatkan hubungan ibu dan bayi menimbulkan perasaan aman bagi bayi, yang penting untuk mengembangkan dasar kepercayaan dengan mulai mempercayai orang


(39)

lain/ibu dan akirnya mempunyai kepercayaan pada diri sendiri. Manfaat lainnya bagi bayi: mengurangi insidens karies dentis, mengurangi malokklusi.

Keuntungan Menyusui bagi Ibu 1. Aspek kesehatan ibu

dapat mengurangi pendarahan post partum, mempercepat involusi uterus dan mengurangi insiden karsinoma payudara. Lebih praktis karena ASI lebih mudah di berikan pada saat bayi membutuhkan.

2. Aspek psikologis

Mendekatkan hubungan kasih sayang ibu dan anak serta memberikan perasaan dipelukan.

3. Aspek keluarga berncana

Menunda kembalinya kesuburan sehingga menjarangkan kehamilan. Perlu diketahui bahwa frekuensi menyusui yang sering baru mempunyai efek keluarga. Keuntungan Menyusui bagi Keluarga

1. Hemat karena tidak perlu menyediakan dana untuk membeli susu formal. 2. Bayi jarang sakit, bisa menghemat biaya pengobatan

3. Mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga

4. Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formal.

d. Penyimpanan ASI dan Cara Menjagan Mutu dan Jumlah Produksi ASI Dukungan suami, orang tua, Ibu mertua dan keluarga lainnya sangat diperlukan agar supaya pemberiabn ASI Eklusif selama 6 bulan bisa berhasil. Ibu yang bekerja tetap biasa memberikan ASI Eklusif pada bayi denaga cara memberikan


(40)

ASI sebelum berangkat kerja. Selama bekerja, bayi tetap bias diberi ASI dengan cara memerah ASI sebelum berangkat kerja dan ditampung digelas yang bersih dan tertutup untuk diberikan kepada bayi di rumah. Setelah pulang bekerja, bayi disusui kembali seperti biasa. Penyimpanan ASI yang tepat dapat meperpanjang masa pakai ASI dan mempertahankan nilai gizinya. Cara menyimpan ASI:

1. ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejuk akan tahan 6-8 jam. 2. ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam 3. ASI yang disimpan di lemari es akan tahan 3 kali 24 jam.

4. ASI yang disimpan di freezer akan tahan selama 2 minggu. 2.2.3 Menimbang Balita Setiap Bulan

a. Tujuan Penimbangan

Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan balita dilakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun sampai 5 tahun diposyandu. Setelah balita di timbang di buku KIA maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik. Naik, bila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS. Tidak naik, bila garis pertumbuhannya menurun. Bila balita mmengalami gizi kurang maka akan dijumpai tanda-tanda:

1. Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya kurus 2. Mudah sakit

3. Tampak lesu dan lemah

4. Mudah menangis dan rewel Balita merupakan anak yang berusia di bawah 5 tahun.


(41)

Berdasarkan konvensi tersebut, balita berhak untuk tumbuh dan berkembang. Tumbuh berarti bertambahnya ukuran tubuh dan jumlah sel serta jaringan di antara sel- sel tubuh, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, halus, bicara, sosialisasi, dan kemandirian. Stimulasi dini untuk bayi diperlukan karena pembentukan sinar sebelum daya rangsangan/stimulasi penglihatan, suara, pembauan, sentuhan, bahasa dan kontak mata membantu pembentukan hubungan neural otak. Pembinaan tumbuh kembang anak menjadi tanggung jawab bersama. Di Indonesia, pembinaan dilakukan dengan kegiatan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). Melakukan aktivitas stimulasi berarti meransang otak anak sehingga kemampuan gerak, bicara, dan bahasa, sosialisasi,dan kemandiran anak berlangsung optimal sesuai dengan umur. Melakukan intervensi dini tumbuh kembang berarti melakukan tindakan koreksi untuk memperbaiki penyimpangan tumbuh kembang pada anak. Sehingga pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan salah satu darin perilaku hidup bersih dan sehat. b. Mencegah Gizi Buruk

Penimbangan balita setiap bulan di posyandu sangat bermanfaat untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat, untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita dan untuk mengetahui balita yang sakit. Bayi dengan berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (bawah garis merah) dan dicurigai gizi buruk dapat segera di rujuk ke puskesmas, untuk


(42)

mengetahui kelengkapan Imunisasi dan untuk mendapatkan penyuluhan gizi. Gizi buruk pada balita ada 3 macam, yaitu:

1. Kwashiorkor 2. Marasmus

3. Marasmus-Kwashiorkor

Tanda-tanda Gizi Buruk pada Kwashiorkor

• Edema seluruh tubuh (terutama pada punggung kaki)

• Wajah bulat dan sembab

• Perut buncit

• Rambut kusam dan mudah dicabut

• Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan. Tanda-tanda Gizi Buruk pada Marasmus

• Tampak sangat kurus

• Wajah seperti orang tua

• Cengeng/rewel/apatis

• Iga gambang,cperut cekung

• Otot pantat mengendor


(43)

2.2.4. Menggunakan Air Bersih a. Kebutuhan Air Bersih

Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian dan sebagainya. Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba). Air tidak berwarna harus bening/jernih. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran lainnya. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang. Air bersih bermanfaat bagi tubuh supaya terhindar dari gangguan penykit-penyakit setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.

Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Air dibutuhkan manusia untuk memenuhi berbagai kepentingan antara lain: diminum, masak, mandi, mencuci dan pertanian. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakitan bagi manusia.


(44)

b. Sumber -Sumber Air Minum

Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini,sebagai berikut:

1. Air hujan

dijadikan air hujan, tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena Air hujan dapat ditampung kemudian itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya

2. Air sungai dan danau

Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau. Kedua sumber air ini juga sering disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontraminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran, maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.

3. Mata air

Mata air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu,air dari mata air ini bila belun tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi kaerena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka alanhgkah bainya direbus dahulu sebelum diminum

4. Air sumur atau air sumur pompa

Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah, sehingga disebut sebagai air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal.


(45)

Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke tempat lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum. Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan aiur kedua didalam tanah. Dalam dari permukaan tanah biasanyta lebih besar dari 15 meter. Oleh karena itu, sebagian besar air sumur dalam ini cukup sehat untiuk dijadikan air minum yan g langsung.

5. Air ledeng atau perusahaan air minum

Air yang berasal dari air minum tidak selau terkontrol dengan baik. Pada musim kemarau ketika bahan baku pengolahan menurun, kualitas air perusahaan air minum dapat menurun. Oleh karena itu penggunaan air harus selalu memperhatikan kualitasnya.

6. Air dalam kemasan

Air dalam kemasan untuk air minum biasanya sudah siap dikonsumsi. Air minum dalam kemasan tersedia dalam berbagai merk dengan berbagai kualitas tentunya. c. Air Bersih dan Sehat

Air minum harus steril. Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung sehinggas air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehaatan. untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan air minum dapat dikerjakan dengan 2 cara, berikut:


(46)

1. Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kuman-kuman mati. Cara ini membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan secara besar-besaran. 2. Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan lain-lain.

Cara ini dapat dilakukan secara besar-besaran, cepat dan murah. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut: 1. Syarat fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening, tidak berasa, suhu di bawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari.

2. Syarat bakteriologis

Air untuk keperlluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri pathogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patagen adalah dengan memeriksa sampel air tersebut.

3. Syarat kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisikologis pada manusia. Sesuai dengan prinsip teknologi. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.


(47)

2.2.5. Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun a. Fungsi Mencuci Tangan

Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu menyelesaikan berbagai pekerjaan. Makan dan minum sangat membutuhkan kerja dari tangan. Jika tangan kotor akan maka tubuh sangat berisiko terhadap masuknya mikroorganisme. Cuci tangan dapat berfungsi menghilang/mengurangi mikroorganisme yang menempel di tangan. Cuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bias menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, maka kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan adalah: 1. Setiap kali tangan kita kotor

2. Setelah buang air besar

3. Setelah menceboki bayi atau anak 4. Sebelum makan dan menyuapi anak 5. Sebelum memegang makanan 6. Sebelum menyusui bayi 7. Sebelum menyuapi anak

8. Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari berpergian 9. Sehabis bermain/member makan/memegang hewan peliharaan


(48)

b. Manfaat Mencuci Tangan

Cuci tangan sangat berguna untuk membunuh kuman penyakit yang ada ditangan. Yang bersih akan mencegah penularan penyakit seperti diare, disentri, tyipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut, flu burung, dengan tangan, maka tangan mmenjadi bersih dan bebas dari kuman.

c. Cara Mencuci Tangan yang Benar

Cara yang tepat untuk mencuci tangan adalah sebagai berikut:

1. Cuci tangan dengan air yang mengalir dan gunakann sabun. Tidak perlu harus sabun khusus antibakteri, namun lebih disarankan sabun yang berbentuk cairan. 2. Gosok tangan setidaknya selama 10-20 menit

3. Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari dan kuku. 4. Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir.

5. Keringkan dengan handuk bersih atau alat pengering lain

6. Gunakan tisu/handuk sebagai penghalang ketika mematikan keran air. 2.2.6. Menggunakan Jamban Sehat

a. Pengertian Jamban

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoram manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jenis-jenis jambanyang di gunakan:


(49)

1. Jamban cemplung

Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan kotoran kedalam tanah dan mengendapkan kotoran kedasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.

2. Jamban tangki setik/leher angsa

Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungnya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapan.

b. Cara Memilih Jenis Jamban

Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar/air kecil. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atu serangga yang dapat menjadi penular penyakkit.

Faktor resiko lain, perilaku anak BAB tidak di jamban menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh tinja yang berisi telur cacing. Infeksi pada anak sering terjadi karena menelan tanah yang tercemar telur cacing. Penularan melalui air sungai juga dapat terjadi, karena air sungai sering digunakan untuk berbagai keperluan dan aktifitas seperti mandi, cuci dan tempat BAB. Cara memilih jenis jamban adalah

1. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air 2. Jamban tangki septik digunakan untuk:


(50)

a. Daerah yang cukup air b. Daerah yang padat penduduk c. Daerah pasang surut.

c. Syarat Jamban Sehat

Jamban harus dipelihara supaya tetap sehat. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih. Jamban harus memenuhi syarat kesehatan. Syarat jamban yang sehat adalah:

1. Tidak mencemari sumber air minum 2. Tidak berbau

3. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus 4. Tidak mencemari tanah sekitarnya

5. Mudah dibersihkan dan aman digunakan 6. Dilengkapi dinding dan atap pelindung 7. Penerangan dan ventilasi yang cukup 8. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai 9. Tersedia air dan sabun dan alat pembersih 2.2.7. Memberantas Jentik di Rumah a. Pengertian Rumah Bebas Bentik

Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemberantasan jentik bermaksud untuk membebaskan rumah dari jentik-jentik yang dapat dilakukan secara berkala.


(51)

Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/wc , vas bunga, tatanan kulkas, dan lain-lain dan di luar rumah. Yang dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu. Yang berkewajiban Melakukan pemeriksaan jentik secara berkala adalah; 1. Anggota rumah tangga

2. Kader

3. Juru pemantau jentik

4. Tenaga pemeriksa jentik lainnya

Agar rumah menjadi bebas jentik maka perlu dilakukan pemberantasan sarangga nyamuk dengan cara 3 M plus (mennguras, menutup, mengubur) plus menghindari gigitan nyamuk. PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk, penular berbagai penyakit. Gerakan 3 M plus adalah 3 cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:

1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatana kulkas, tatanan pot kembang dan tempat air minum burung

2. Menutup rapat-rapat tempat penampunga air seperti lubang bak kontrol

3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik kresek dan lain-lain.

Plus Menghindari Gigitan Nyamuk yaitu: 1. Menggunakan kelambu ketika tidur

2. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk; bakar, semprot, oles 3. Menghindari kebiasan menggantung pakaian di dalam kamar


(52)

4. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai 5. Memperbaiki saluran talang air yang rusak

6. Menaburkan bubuk pembunuh jentik di tempat yang sulit dikuras 7. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air 8. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk, misalnya zodia, lavender

b. Manfaat Rumah Bebas Jentik

Rumah bebas jentik sangat bermanfaat karena populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi. Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar. Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.

Pemeriksaan Jentik Berkala dilakukan dengan Cara:

1. Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada diwilayah kerja untuk memeriksa tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk

2. Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik

3. Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut. Melihat jentik, kemudian langsung dilanjutkan denga PSN kepada anggota rumah tangga

4. Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah dan pada formulir pelaporan ke puskesmas

c. Memberantas Jentik di Rumah Sekali Seminggu

Sampai saat ini, obat untuk penyakit demam berdarah sampai belum ditemukan. Demikian pula vaksin untuk mencegah penyakit ini. Kalaupaun obat diberikan biasanya hanya bertujuan untuk mengurangi gejala seperti demam, sakit


(53)

kepala, dan lain-lain. Untuk menggantikan kehilangan cairan diberikan cairan lewat infus karena obat septik belum ada, maka langkah pencegahan penularan sangat penting. Salah satunya adalah dengan membasmi jentik nyamuk penular. Langkah-langkahnya antara lain:

1. Minimal satu minggu sakali, lebih sering lebih baik, menguras bak mandi, tempayan, dan lain-lain.

2. Tempayan, gentong, drum, dan tempat air untuk meletakkan telur

3. Kaleng bekas, ban bekas, dan benda-benda ain yang dapat menampung air hujan hendaknya dibuang atau dikubur.

4. Pepohonan seperti pohon pisang, palm, dan lain-lain disekitar rumah harus dibersihkan agar tidak ada air yang tertampung disela-selanya.

5. Memeriksa secara teratur tempat air apakah ada jentik nyamuk demam berdarah atau tidak.

6. Untuk membunuh larva dapat juga digunakan bubuk abate.

7. Lainnya hendaknya ditutup rapat, sehingga nyamuk tidak dapat masuk kedalamnya

2.2.8. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari a. Manfaat Makanan

Semua sayur bagus dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning dan orange) seperi bayam, kangkung, daun katuk, wortel, selada hjau, atau daun singkong. Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang bewarna (merah, kuning), seperti mangga, papaya, jeruk, jambu biji, atau apel lebih banyak kandungan


(54)

vitamin dan mineral serta seratnya. Pilihan buah dan suyur yang bebas pestisida dan zat berbahaya lainnya. Biasanya ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar. Pengolahan sayur dan buah yang tepat tidak merusak atau mengurangi gizinya. Konsumsi buah dan suyur yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus. Direbus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C.

Setiap anggota rumah tangga sebaiknya mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena mengandung vitamin dan mineral. Manfaat vitamin yang ada di dalam sayur dan buah 1. vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata

2. vitamin D untuk kesehatan tulang

3. vitamin E untuk kesuburan dan awet muda 4. vitamin K untuk pembekuan darah

5. vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi 6. vitamin B mencegah penyakit beri-beri

7. vitamin B12 meningkatkan nafsu makan b. Serat

Serat adalah makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat bermanfaat untuk memelihara usus. Serat tidak dapat dicerna oleh pencernaan


(55)

sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Manfaat makanan berserat yaitu:

1. mencegah diabetes

2. melancarkan buang air besar 3. menurunkan berat badan

4. membantu proses pembersihan racun 5. membuat awet muda

6. mencegah kanker 7. memperindah kulit

8. membantu mengatasi Amenia

9. membantu perkembangan baketri yang baik dalam usus c. Makan Buah dan Sayur

Sayur dan buah-buahan merupakan sumber makanan yang mengandung gizi lengkap dan sehat. Sayur berwarna hijau merupakan sumber kaya karoten. Semakain tua warna hijaunya maka semakin banyak kandungan karotennya. Kandungan beta karoten pada sayuran. Sayuran membatu memperlambat proses penuaan dini mencegah resiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru dan menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan diabetes. Sayuran bewarna hijau tua antaranya adalah kangkung, daun singkong, daun papaya, genjer dan kelor. Di dalam sayuran dan buah juga terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan. Antioksidan di dalam buah dan sayur bekerja dengan cara mengikat lalu menghancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari reaksi yang menghasilkan racun.


(56)

Manfaat buah dan sayur sangat penting untuk tubuh manusia. Buah dan sayuran banyak mengandung vitamin serta mineral yang sangat baik untuk membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. Sudah bannyak sekali penelitian yang menunjukkan kalau manfaat buah dan sayur penting bagi tubuh dan dapat membantu melindungi badan dari serangan berbagai macam penyakit. Vitamin dan mineral dalam buah-buahan serta sayuran banyak sekali mengandung vitamin dan mineral dan sangat baik untuk lesehatan manusia. Seperti misalnya: vitamin A, C. E, zat magnesium, seng, fosfor, dan asam folat. Dalam sembuh penelitian menunjukkan kalau asam folat yang terdapat dalam buah dan sayuran dapat mengurangi tingkat darah homocysteine, yaitu suatu zat yang dapat menjadi faktor resiko penyakit jantung koroner.

Manfaat Buah dan Sayur Bagi Kesehatan

Pada jenis buah-buahan dan sayuran yang memiliki kandungan rendah lemak, garam dan gula dam mampu menyediakan sumber yang baik berupa serat makanan. Jika seorang tengah menjalankan diet, sangat baik sekali mengkonsumsi buah dan sayur. Melindungi terhadap penyakit : pada sayuran dan buah banyak mengandung fitokimia. Pada sebuah penelitian ilmiah menunjukkan apabila dengan teratur sering mengkonsumsi buah dan sayuran, akan mengurangi resiko terhadap serangan penyakit seperti diabetes, stroke, kanker, hingga tekana darah tinggi.

Sayuran harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama dengan satu mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang. sebaiknya sayuran dimakan segar atau dikukus, karena jika direbus cenderung


(57)

melarutkan vitamin dan mineral, buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Makanlah berbagai macam buah karena akan memperkaya variasi zat gizi yang terkandung dalam buah.

2.2.9. Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari a . Pengertian Aktifitas

Semua anggota keluarga sebaiknya melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari. Aktifitas fisik adalah Melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik yang dapat dilakukan biasa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga, membawa belanjaan, atau berupa olahraga, yaitu: push up, lari ringan, berenang, bermain bola, senam, bermain tenis, yoga, fitness.

Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya. Jika lebih banyak waktu yang digunakan untuk beraktifitas fisik maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu 3 bulan kedepan akan terasa hasilnya.

Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup bila tidak mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu, bergeraklah gerak untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup.


(58)

Olahraga adalah serangakaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak dan meningkatkan kemampuan gerak. Seperti halnya makan, gerak (Olahraga) merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya terus-terusan; artinya Olahraga sebagai alat untuk mempertahankan hidup, memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalakan, seperti halnya makan, olahragapun hanya dapat dinikmati dan bemanfaat bagi kesehatan pada mereka yang melakukan kegiatan olahraga. Bila orang hanya menonton olahraga, maka sama halnya dengan orang yang hanya menonton orang makan, artinya ia tidak akan dapat merasakan nikmatnya berolahraga dan tidak akan dapat memperoleh manfaat dari olahraga bagi kesehatannya. Olahraga merupakan alat merangsang pertumbuhan dan perkembangan bagan fungsional jasmani, rohani dan sosial.

Olahraga kesehatan adalah olahraga yang memelihara atau untuk meninngkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam perikehidupannya sehari-hari yang bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan atau mengatasi keadaan gawat darurat. Olahraga kesehatan meningkatkan derajat sehat dinamis, pasti juga sehat statis, tetapi tidak dengan sebaliknnya. Gemar borolahraga : mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat. Malas berolahraga : mengundang penyakit. Tidak berolahraga : melantarkan diri sendiri.

Kesibukan, keasyikan dan kehausan dalam kehidupan “Duniawi”, sering menyebabkan orang menjadi kurang gerak, disertai stress yang dapat mengundang


(59)

berbagai penyakit non-infeksi (penyakit bukan oleh karena infeksi), di antarnya yang terpenting adalah penyakit jantung-pembuluh darah. Hal ini banyak dijumpai pada kelompok usia muda, tua, lanjut, khususnya yang tidak melakukan olahraga dan atan tidak menjalankan pola hidup sehat. Olahraga adalah kebutuhan hidup bagi orang yang mau berpikir. Bila olahraga sudah menjadi kebutuhan, maka akan merasa rugi manakala tidak dapat melakukan olahraga misalnya karena hujan.

Kesehatan olahraga adalah padat gerak ,bebas stress, singkat, adekuat, massal, fisikologis. Olahraga kesehatan membuat manusia menjadi sehat jasmani, rohani, dan sosial yaitu sehat seutuhnya sesuai konsep sehat WHO. Adekuat artinya cukup, yaitu cukup dalam waktu (10-30 menit tanpa henti) dan cukup dalam intensitasnya. Dalam hal olahraganya berbentuk berjalan, maka intensitas berjalannya hendaknya seperti orang yang berjalan tergesa-gesa, tetapi tentu sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sehat dinamis haanya dapat diperoleh bila ada kemauan mendinamiskan diri sendiri khususnya melalui kegiatan olahraga (kesehatan).

Olahraga kesehatan dapat dilaksanakan secara massal misalnya: jalan cepat atau lari lambat, senam aerobik. Senam aerobik sangat baik oleh karena dapat menjangkau seluruh sendi dan otot-otot tubuh, di samping juga merangsang otak untuk berpikir.

Olahraga kesehatan memang dapat dilakukan sendiri-sendiri, akan tetapi akan lebih manarik, semarak serta menggembirakan apabila dilakukan secara berkelompok. Berkelompok merupakan rangsangan dan sarana untuk meningkatkan kesejahteraan sosial. Oleh karena masing-masing individu akan bertemu dengan


(60)

sesamanya. Olahraga kesehatan adalah rasa kesetaran dan kebersamaan di antara sesama pelaku oleh karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan olahraga kesehatan dengan baik secara bersama-sama.

b. Cara Aktifitas yang Benar

Aktifitas dilakukan secara bertahap hingga mencapai 300 menit, jika belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan di tingkatkan secara bertahap. Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Awali aktifitas dengan pemanasan dan peregangan. Lakukan gerakan ringan dan perlahan ditingkatkan sampai sedang jika sudah terbiasa melakukan aktivitas tersebut. Lakukan secara rutin.

Keuntungan melakukan aktivitas fisik secara teratur

1. Terhindar dari pnyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis dan lain-lain.

2. Berat badan terkendali

3. Otot lebih lentur dan menjadi bagus 4. Lebih percaya diri

5. Bentuk tubuh lebih bagus 6. Lebih bertenaga dan bugar


(61)

Beberapa Tips dalam Beraktifitas Fisik

1. Jalan cepat: perlu sepatu yang lebih enak dipakai agar kaki nyaman dan sehat, apalagi untuk berjalan ke kantor atau naik tangga.

2. Renang, lakukan renang secepat mungkin dengan nafas yang dalam C. Manfaat Olahraga

1. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah yang ditandai dengan:

Aerobik adalah : olahraga yang yang dilakukan secara terus-menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh, misalnya tubuh, jogging, senam, renang, bersepeda.

Anaerobik adalah : olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh, misalnya : angkat besi, lari sprint 100 meter, tenis lapangan, bulu tangkis.

a. Denyut nadi istirahat menurun b. Isi sekuncup bertambah c. Kapasitas bertambah

d. Penumpukan asam laktat berkurang e. Meningkatkan pembuluh darah kolateral f. Meningkatkan HDL kolesterol

g. Mengurangi aterosklerosis

2. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang yang ditandai pada : a. Pada anak


(62)

b. Pada orang dewasa

3. Meningkatkan kelenturan pada tubuh sehingga dapat mengurangi cedera

4. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk menncegah kegemukan dan mempertahankan berat badan ideal

5. Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti: a. Tekanan darah tinggi

b. Penyakit jantung koroner c. Infeksi

d. Kencing manis

6. Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas hormon terhadap jaringan tubuh

7. Meningkatkan aktivitas system kekebalan tubuh a. Meningkatkanpembuluh darah kolateral b. Meningkatkan HDL kolesterol

c. Mengurangi aterosklerosis

Factor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani 1. Umur

2. Jenis kelamin 3. Genetik 4. Makanan 5. Rokok


(63)

2.2.10. Tidak Merokok di dalam Rumah a. Perokok Aktif dan Pasif

Setiap annggota keluarga tidak boleh merokok. Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan di keluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantarnya adalah nikotin, tar. Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker.

Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang menghisap rokok walau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk kedalam paru-paru. Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain. Rumah merupakan tempat berlindung termasuk dari asap rokok. Perokok pasif harus berani menyuarakan haknya tidak menghirup asap rokok.

Perilaku hidup bersih dan sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajad keeshatan masyarakat ,salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota keluarga yang merokok”. Sedangkan PHBS harus menjadi kewajiban dan para kader kesehatan untuk mensosialisasikan. Setiap kali menghirup asap rokok, baik sengaja maupun tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun. Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik cara langsung


(64)

maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang yang disekitarnya. Saat ini jumlah perokok, terutama jumlah perokok remaja terus bertambah. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajad kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan dunia telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta per tahun, 70% diantaranya terjadi di negara-negara berkembang.

b. Bahaya Perokok Aktif dan Perokok Pasif

Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktiikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa kebiasaan merokok mengakibatkan resiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung, paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, tekanan darah tinggi, impotensi, gangguan kehamilan serta cacat pada janin. Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, itu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok.

Merokok secara aktif maupun secara pasif membahayakan tubuh, seperti: 1. Menyebabkan kerontokan rambut

2. Gangguan pada mata seperti katarak

3. Kehilangan pendengaran lebih awal dibandingbukan perokok 4. Menyebabkan paru-paru kronis

5. Merusak gigi dan bau mulut


(65)

7. Tulang lebih mudah patah 8. Menyebabkan kanker kulit

9. Menyebabkan kemandulan dan impotensi 10. Menyebabkan kanker rahim dan keguguran. Komponen Racun dalam Rokok

1. Zat kimia

Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih ban bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap. Komponen gas asap rokok adalah karbon manoksida, amoniak, asap hidrrosianat. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbozal dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, kan menimbulkan kanker. Asap yang dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama dan asap samping. Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis diantaranya bersifat karsinogetik (dapat menyebabkan kanker) di mana bahan racun ini lebih banyak di dapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah merokok berhenti.


(66)

2. Nikoton

Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg

Yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seorang ketagihan. Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen. Selain menyebabkan ketagihan merokok nikotin juga merangsang adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak dan banyak bagian tubuh lainnya.

3. Timah hitam (pb)

Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh. 4. Gas karbon monoksida

Karbon monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berkaitan dengan hemoglobin ini berkatain dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat pada oksigen, maka gas


(1)

Percent Percent

Valid TP 1 1.0 1.0 1.0

K 8 7.8 7.8 8.8

S 93 91.2 91.2 100.0

Total 102 100.0 100.0

Pertanyaan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid K 2 2.0 2.0 2.0

S 100 98.0 98.0 100.0

Total 102 100.0 100.0

Pertanyaan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 2 2.0 2.0 2.0

K 43 42.2 42.2 44.1

S 57 55.9 55.9 100.0

Total 102 100.0 100.0

Pertanyaan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 1 1.0 1.0 1.0

K 13 12.7 12.7 13.7

S 88 86.3 86.3 100.0

Total 102 100.0 100.0

Pertanyaan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid K 24 23.5 23.5 23.5


(2)

Total 102 100.0 100.0

Pertanyaan 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid S 16 15.7 15.7 15.7

K 68 66.7 66.7 82.4

TP 18 17.6 17.6 100.0

Total 102 100.0 100.0

Pertanyaan 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TP 2 2.0 2.0 2.0

K 48 47.1 47.1 49.0

S 52 51.0 51.0 100.0

Total 102 100.0 100.0

2.

Analisis Bivariat

Pengetahuan dengan PHBS

PHBS

42 42,0 42,0 42,0

58 58,0 58,0 100,0

100 100,0 100,0

Baik Tidak baik Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(3)

Sikap dengan PHBS

Crosstab

28 19 47

59,6% 40,4% 100,0%

66,7% 32,8% 47,0%

28,0% 19,0% 47,0%

14 39 53

26,4% 73,6% 100,0%

33,3% 67,2% 53,0%

14,0% 39,0% 53,0%

42 58 100

42,0% 58,0% 100,0%

100,0% 100,0% 100,0%

42,0% 58,0% 100,0%

Count

% within pgthn % within PHBS % of Total Count

% within pgthn % within PHBS % of Total Count

% within pgthn % within PHBS % of Total Baik

Tidak baik pgthn

Total

Baik Tidak baik

PHBS

Total

Chi-Square Tests

11,244b 1 ,001

9,924 1 ,002

11,437 1 ,001

,001 ,001

11,131 1 ,001

100 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases

Value df

As ymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,74.


(4)

skp * PHBS Crosstabulation

26 18 44

59,1% 40,9% 100,0%

61,9% 31,0% 44,0%

26,0% 18,0% 44,0%

16 40 56

28,6% 71,4% 100,0%

38,1% 69,0% 56,0%

16,0% 40,0% 56,0%

42 58 100

42,0% 58,0% 100,0%

100,0% 100,0% 100,0%

42,0% 58,0% 100,0%

Count % within skp % within PHBS % of Total Count % within skp % within PHBS % of Total Count % within skp % within PHBS % of Total Baik

Tidak baik skp

Total

Baik Tidak baik

PHBS

Total

Chi-Square Tests

9,421b 1 ,002

8,210 1 ,004

9,518 1 ,002

,004 ,002

9,327 1 ,002

100 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases

Value df

As ymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,48.


(5)

3.

Analisis Multivariat

Logistic Regression

Block 0: Beginning Block

Block 1: Method = Backward Stepwise (Likelihood Ratio)

Case Processing Summary

100 100,0

0 ,0

100 100,0

0 ,0

100 100,0

Unweighted Casesa

Included in Analysis Mis sing Cases Total

Selected Cases

Unselected Cas es Total

N Percent

If weight is in effect, s ee class ification table for the total number of cases.

a.

De pendent V aria ble Encodi ng

0 1 Original Value

Baik Tidak baik

Int ernal Value

Classification Tablea,b

0 42 ,0

0 58 100,0

58,0 Observed

Baik Tidak baik PHBS

Overall Percentage Step 0

Baik Tidak baik

PHBS Percentage

Correct Predicted

Constant is included in the model. a.

The cut value is ,500 b.

Va riables in the Equa tion

,323 ,203 2,538 1 ,111 1,381

Constant St ep 0

B S. E. W ald df Sig. Ex p(B )

Variables not in the Equation

11,244 1 ,001

9,421 1 ,002

15,051 2 ,001

pgthn skp Variables

Overall Statistics Step

0


(6)

Omnibus Tests of Model Coefficients

15,580 2 ,000

15,580 2 ,000

15,580 2 ,000

Step Block Model Step 1

Chi-square df Sig.

Model Summary

120,478a ,144 ,194

Step 1

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

Es timation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by les s than ,001. a.

Classification Tablea

23 19 54,8

7 51 87,9

74,0 Observed

Baik Tidak baik PHBS

Overall Percentage Step 1

Baik Tidak baik

PHBS Percentage

Correct Predicted

The cut value is ,500 a.

Variables in the Equation

1,117 ,457 5,977 1 ,014 3,055 1,248 7,481

,930 ,457 4,141 1 ,042 2,533 1,035 6,202

-,739 ,353 4,384 1 ,036 ,477

pgthn skp Constant Step

1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

95,0% C.I.for EXP(B)

Variable(s) entered on s tep 1: pgthn, skp. a.

Model if Term Rem oved

-63,270 6,062 1 ,014

-62,311 4,143 1 ,042

Variable pgthn sk p St ep 1

Model Log Lik elihood

Change in -2 Log

Lik elihood df

Sig. of the Change