Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan yang secara terus-menerus akan berubah seiring berjalannya waktu, akan menyadarkan manusia bahwa ada suatu persaingan antara manusia satu dengan yang lain. Termasuk yang dimaksudkan disini adalah bidang kegiatan usaha yang dimiliki oleh masing-masing manusia tersebut nantinya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk menjalani proses kehidupannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persaingan merupakan perjuangan hidup di tengah-tengah masyarakat, sedangkan usaha merupakan kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud yakni keuntungan dalam hal perdagangan. Jadi, persaingan usaha adalah perjuangan hidup di tengah-tengah masyarakat dengan melakukan kegiatan yang mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud yakni keuntungan dalam hal perdagangan. Dalam setiap kegiatan manusia sudah barang tertentu tidak dapat terlepas dari pengaruh positif dan negatif. Ketika suatu persaingan usaha tersebut dipengaruhi oleh hal yang bersifat positif, misalnya berinovasi di titik usaha tertentu untuk meningkatkan daya jual maka usaha tersebut aman dari indikasi melakukan persaingan secara tidak sehat. Akan tetapi, ketika suatu kegiatan usaha yang dalam melakukan persaingan dengan usaha-usaha lainnya menggunakan cara-cara 2 yang bersifat negatif, maka usaha tersebut tergolong melakukan persaingan usaha secara tidak sehat. Hukum adalah suatu hubungan di antara suatu persona dan suatu hal benda, urusan, yang menyebabkan hal itu berada dalam suatu hubungan tertentu dengan persona itu, yaitu menjadi miliknya menjadi kepunyaannya. 1 Roscoe Pound terkenal dengan teorinya juga, yang menyatakan bahwa hukum adalah alat untuk memperbarui masyarakat. 2 Kaedah atau norma adalah ketentuan-ketentuan tentang baik buruk perilaku manusia ditengah pergaulan hidupnya, dengan menentukan perangkat- perangkat atau penggal-penggal aturan yang bersifat perintah atau anjuran serta larangan-larangan. 3 Dengan adanya suatu indikasi persaingan usaha tidak sehat tersebut, maka disinilah peranan hukum dalam tujuannya untuk menciptakan keadilan dan ketertiban terhadap persaingan usaha yang ada di Indonesia Hukum merupakan suatu gejala di masyarakat yang akan menjelaskan sebanyak mungkin untuk menerangkan suatu hubungan sebab akibat dengan gejala-gejala lainnya. Salah satu caranya adalah dengan cara menyelidiki sangkut paut hukum dengan gejala-gejala masyarakat, atau sering disebut dengan cara sosiologis. 4 Di Indonesia, hukum yang berkaitan dengan persaingan usaha tidak sehat tersebut adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 1 Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, 2002, Pengantar Filsafat Hukum, Mandar Maju, Bandung, h.144. 2 Sukarno, et al, 2013, Filsafat Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta, h. 127. 3 Soedjono Dirdjosisworo, 2003, Pengantar Ilmu Hukum, PT. RajaGrafindo Persada, h. 37. 4 L.J. Van Apelrdoorn, 2005, Pengantar Ilmu Hukum, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, h. 412. 3 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Dasar dari lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangn Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ini adalah bahwa setiap orang yang berusaha di Indonesia harus berada dalam situasi persaingan yang sehat dan wajar, sehingga dapat diarahkan kepada terwujudnya kesejahteraan rakyat. Adapun ilmu yang mempelajari hal ini dinamakan ilmu hukum persaingan usaha, yang mana hukum persaingan usaha adalah seperangkat aturan hukum yang mengatur mengenai segala aspek yang berkaitan dengan persaingan usaha, yang mencakup hal-hal yang boleh dilakukan dan hal-hal yang dilarang dilakukan oleh pelaku usaha. 5 Definisi persaingan usaha tidak sehat menurut ketentuan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangn Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ini adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dana tau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha. 6 Dalam hal penulisan skripsi ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan penulisan tentang suatu adanya indikasi persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan oleh sebuah perusahaan yang bergerak dibidang produksi surat kabar di Bali. Dalam ketentuan Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Republik Indonesia 5 Hermansyah, 2009, Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Prenada Media Group, Jakarta, h.2. 6 Abdul R. Sulaiman, 2014, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, Prenadamedia Group, Jakarta, h. 200. 4 Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, didefinisikan bahwa surat kabar adalah surat kabar harian berbahasa Indonesia yang beredar secara nasional. Adapun beberapa media cetak berupa surat kabar yang beredar di Bali saat ini adalah Bali Post, Radar Bali, Tribun Bali, Tokoh dan lain sebagainya yang tidak disebutkan satu persatu banyaknya yang beredar. Dalam pemasarannya sudah barang tentu antara satu perusahaan surat kabar yang ada di Bali dengan perusahaan surat kabar yang lainnya memiliki kiat-kiatnya untuk menarik minat konsumen, yang dalam hal ini pembaca. Salah satu kiat dalam pemasarannya adalah menentukan harga semurah- murahnya agar bisa bersaing di pasaran dan sedikit tidaknya menarik minat konsumen untuk membeli hasil produksi masing-masing perusahaan surat kabar tersebut. Sudah barang tentu, dalam menentukan harga ini, masing-masing perusahaan sudah pasti menyesuaikannya dengan biaya produksi yang dikeluarkan, sehingga nantinya muncul kisaran harga untuk satu jenis produk yang dihasilkan. Orientasi suatu perusahaan atau seseorang dalam melakukan kegiatan usaha berupa bisnis, yang dalam hal ini adalah bisnis yang bergerak dibidang usaha yang memproduksi surat kabar adalah suatu keuntungan yang dihasilkan setiap produknya, yang dalam istilahnya sering disebut dengan profit oriented. Hal tersebut sangat lazim dijadikan parameter untuk melakukakn sebuah usaha. Melihat apa yang sedang terjadi di Bali, sudah barang tentu banyak yang menanyakan keadaan sebagaimana PT. Bali Media Grafika Tribun Bali mampu menjualkan hasil produksinya dengan harga Rp. 1000, 00 seribu rupiah, 5 sedangkan harga dari surat kabar lainnya melebihi harga yang ditentukan oleh PT. Bali Media Grafika Tribun Bali. Perkembangan isu pun dapat berkembang mengarah kepada adanya pemikirian yang akan menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh PT. Bali Media Grafika Tribun Bali tersebut akan mematikan usaha surat kabar lainnya, mengingat adanya selisih harga yang cukup jauh. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian terhadap apa yang sedang terjadi di masyarakat terkait dengan adanya pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari pengetahuan masyarakat yang belum tentu mengetahui kebenaran suatu peristiwan hukum yang terjadi pada penjualan surat kabar Tribun Bali tersebu. Dengan adanya bagian dari Ilmu Hukum yang mempelajari hal tersebut, yakni Hukum Persaingan Usaha. Maka penulis akan meneliti tentang adanya indikasi tersebutm yakni adanya suatu kegiatan yang dilarang yang dilakukan perusahaan surat kabar PT. Bali Media Grafika Tribun Bali terkait dengan menjual murah harga barang produksinya. Kegiatan terlarang seperti yang disebutkan diatas, menurut Hukum Persaingan Usaha yang di dasari oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangn Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat sebagai aturan pengaturnya. Kegiatan seperti itu dapat dinamakan dengan predatory pricing jual rugi, yakni dengan menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud untuk menyingkirkan atau mematikan usaha pesaingnya, karena tidak mampu lagi bersaing. 7 7 Rachmadi Usman, 2013, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, h. 435. 6 Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian terkait hal tersebut, sehingga peneliti mengangkat judul dalam penelitia n skripsi ini yaitu “Indikasi Jual Rugi Yang Dilakukan Perusahaan Surat Kabar Di Bali ”.

1.2. Rumusan Masalah