METODE PENELITIAN Uji efek antiinflamasi topikal ekstrak buah lada hitam(piper nigrum l.) pada edema kulit punggung mencit galur swiss terinduksi karagenin.

10 hitam karena kandungan fitokimia dari hasil ekstraksi yang diduga bertindak sebagai antiinflamasi.

C. Orientasi konsentrasi pemberian karagenin

Sebelum dilakukan pengujian terhadap ekstrak etanol buah lada hitam maka perlu dilakukan uji orientasi terlebih dahulu. Tujuan dilakukan uji ini adalah agar peneliti bisa mengetahui konsentrasi karagenin optimal yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Hasil yang diharapkan dari orientasi ini adalah adanya perbedaan selisih penebalan lipat kulit punggung mencit sebesar dua hingga tiga kali lipat dari tebal lipat kulit normal dan mampu mempertahankan ketebalan tersebut hingga enam jam. Hasil dari orientasi yang dilakukan pada 2 konsentrasi yaitu 2 dan 3 memperlihatkan bahwa konsentrasi 3 menunjukan hasil yang diharapkan oleh peneliti, dikarenakan dengan adanya puncak tebal lipat kulit hingga tiga kali kulit normal pada jam ke-1 dan mampu mempertahankan ketebalannya hingga jam ke- 6. Sehingga peneliti mengambil keputusan bahwa karagenin yang digunakan dalam menginduksi edema kulit punggung mencit adalah karagenin 3. Hasil dari orientasi konsentrasi pemberian karagenin pada hewan uji dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Tebal lipat kulit punggung mencit yang terinduksi karagenin 2 dan 3 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 1 2 3 4 5 6 T e b a l Li p a t K u li t m m Waktu Pengamatan jam Karagenin 2 Karagenin 3 11 D . Efek Antiinflamasi Topikal Ekstrak Etanol Buah Lada hitam. Setelah dilakukan orientasi terhadap konsentrasi karagenin, maka dilakukan uji efek antiinflamasi ekstrak etanol buah lada hitam terhadap edema kulit punggung mencit yang terinduksi karegenin 3 . Hasil dari penelitian ini berupa data selisih tebal lipat kulit punggung mecit yang didapatkan dari tebal lipat kulit punggung ke-n setelah perlakuan dikurangi dengan tebal lipat kulit normal. Selanjutnya dapat dilihat berapa besar penurunan tebal lipat kulit punggung pada masing-masing kelompok perlakuan dari jam ke-1 hingga jam ke- 6. Apabila terjadi penurunan yang signifikan dari jam -1 hingga jam ke-6 dimana ketebalannya sedapat mungkin mendekati tebal lipat kulit normal, maka terdapat adanya efek antiinflamasi pada ekstrak yang digunakan. Gambar 2. Kurva rata-rata selisih tebal lipat kulit punggung mencit dari waktu pengukuran 1 jam hingga 6 jam Grafik yang ditunjukkan pada gambar 2 diatas, memperlihatkan bahwa terjadi penebalan lipat kulit punggung mencit pada setiap kelompok perlakuan pada jam ke-1. Tebal lipat kulit paling tinggi ditujukan oleh kelompok kontrol negatif karagenin dan kelompok kontrol Biocream ® . Sedangkan pada kelompok kontrol positif calacort dan ketiga kelompok konsentrasi ekstrak etanol buah 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 1 2 3 4 5 6 ra ta -r a ta s e li si h t e b a l li p a t ku li t m m waktu pengamatan jam Karagenin 3 calacort biocream Ekstrak 1.67 Ekstrak 2.5 Ekstrak 3.75 12 lada hitam pada jam ke-1 menunjukkan penurunan tebal lipat kulit punggung yang signifikan. Setelah pengukuran hingga jam ke-6 dapat dilihat bahwa tebal lipat kulit punggung pada kelompok kontrol Biocream ® belum kembali ke tebal lipat kulit normalnya. Dalam penelitian ini kontrol Biocream ® sebagai basis krim ekstrak etanol buah lada hitam dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh terhadap efek antiinflamasi atau tidak. Pada gambar 2 terlihat bahwa grafik kontrol Biocream ® menunjukan peningkatan tebal lipat kulit yang hampir mirip dengan garis kurva untuk kontrol negatif. Pada penelitian ini dipilih hidrokortison asetat 2,5 sebagai kontrol positif karena termasuk golongan antiinflamasi kortikosteroid. Menurut Sitompul 2011 kostikosteroid adalah obat yang digunakan untuk mengurangi peradangan yang mempengaruhi berbahagai sel imunokompeten seperti sel T, makrofag, sel dendritik, neutrofil, dan sel mast, yaitu dengan menyebabkan apoptosis berbagai sel tersebut. Selain itu, golongan obat ini menghambat fosfolipase A2, sehingga mampu menghambat pembentukan baik dari prostaglandin maupun leukotrein sehingga mampu menekan gejala yang ditimbulkan dari inflamasi. Oleh karena itu, dapat dilihat pada grafik kontrol positif menunjukan penurunan selisih tebal lipat kulit punggung yang mendekati kulit normal hingga jam ke-6. Hal ini juga terlihat pada kelompok perlakuan ekstrak etanol buah lada hitam pada masing-masing konsentrasi. Pada kelompok ekstrak etanol buah lada hitam dengan konsentrasi 1,67 menunjukan selisih tebal lipat kulit punggung yang paling kecil dibandingkan kelompok perlakuan lainnya. Pada konsentrasi 2,5 peningkatan tebal lipat kulit punggung lebih besar dari konsentrasi 1,67 dan 3,75 walaupun tidak jauh berbeda dengan kontrol positif, namun kelompok konsentrasi 3,75 memiliki selisih tebal lipat kulit yang lebih kecil bila dibandingkan dengan konsentrasi 2.5 begitupun juga dengan konsentrasi 1,67 sehingga tidak ada perbedaan berbeda bermakna dari tiap ekstrak dengan berbagai konsentrasi. Setelah melihat grafik penurunan selisih tebal lipat kulit punggung pada tiap jam, selanjutnya dilakukan analisis data lajutan dengan cara menghitung rata- rata AUC total dari masing-masing kelompok perlakuan. Rata-rata AUC total 13 adalah luas daerah dibawah kurva yang memperlihatkan selisih tebal lipat kulit pinggung mencit yang menunjukan adanya edema dari jam ke-0 hingga ke-6. Penurunan edema pada tebal lipat kulit punggung mencit menunjukan bahwa adanya efek antiinflamasi topikal dari ekstrak buah lada hitam yang berbeda secara signifikan terhadap kontrol negatif karagenin maupun kontrol Biocream ® . Hal ini ditujukan dengan kecilnya nilai rata-rata AUC total. Sebaliknya, apabila semakin besar nilai rata-rata AUC total maka semakin kecil juga nilai penurunan selisih tebal lipat kulit punggung mencit. Dalam menghitung persen penghambatan inflamasi diperlukan data AUC dari tiap perlakuan. Hasil rata-rata AUC total dari masing-masing kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini. Tabel I. Nilai rata-rata AUC total masing-masing kelompok perlakuan Keterangan: I : Kontrol negatif karagenin 3 II : Kontrol positif hidrokortison asetat 2,5 III : Kontrol Biocream® IV : ekstrak etanol buah lada hitam 1,67 V : ekstrak etanol buah lada hitam 2,5 VI : ekstrak etanol buah lada hitam 3,75 Kelompok Rerata AUC total ± SE mm.jam I 11,22 ± 0,77 II 3,05 ± 0,25 III 12,60 ±1,83 IV 5,18 ± 0,84 V 4,66 ± 0,75 VI 4,18 ± 0,60 14 Hasil uji rata-rata AUC total yang ditampilkan pada tabel I, dapat dilihat bahwa kelompok kontrol negatif dan kelompok kontrol Biocream memiliki perbedaan yang tidak bermakna, yaitu dengan nilai rerata AUC sebesar 11,22 ± 0,77 pada kontrol negatif dan 12,60 ±1,83 pada kontrol Biocream ® . Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompk kontrol negatif dengan kelompok kontrol Biocream ® secara statistik tidak memiliki efek antiinflamasi. Selain itu juga memperlihatkan bahwa adanya proses inflamasi yang diberikan oleh injeksi karagenin 3 secara subkutan. Perbedaan yang bermakna ditujukan pada perbandingan antara kelompok kontrol positif dengan kelompok kontrol negatif, maka hal ini menjadi bukti bahwa secara statistik kontrol positif Calacort memiliki efek antiinflamasi. Masing-masing kelompok konsentrasi ekstrak etanol buah lada hitam memiliki perbedaan yang tidak berbeda bermakna satu sama lain dan mempunyai nilai rerata AUC total yang jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dan kontrol Biocream. Adanya penurunan nilai rata-rata AUC total yang signifikan dari ekstrak berbagai konsentrasi yaitu 1,67; 2,5; dan 3,75 ini memiliki kemampuan menghambat inflamasi karena dapat menurunkan edema kulit punggung mencit yang terinduksi karagenin 3. Kemampuan penghambatan yang diberikan oleh ekstrak etanol buah lada hitam dapat dibuktikan dengan perhitungan persen penghambatan inflamasi. Hasil persen penghambatan inflamasi pada masing-masing kelompok perlakuan dianalisis dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk untuk menentukan apakah data yang peneliti olah terdistribusi normal atau tidak. Maka berdasarkan hasil uji Shapiro-Wilk diperoleh nilai p=0,004 p 0,005 yang menunjukan bahwa data tidak terdistribusi normal. Apabila data pada penelitian ini tidak terdistribusi normal maka dialnjutkan dengan uji Kruskall-Wallis. Hasil uji Kruskall-Wallis, diperoleh nilai p=0,001 p 0,005 yang menunjukan terdapat perbedaan antar kelompok perlakuan. Setalah dilakukan uji Kruskall-Wallis maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk mengetahui apakah ada perbedaan bermakna atau tidak bermakna pada masing-masing kelompok perlakuan. Rerata persen penghambatan inflamasi pada setiap kelompok perlakuan beserta kontrol dapat dilihat pada tabel II.