7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali konsep yang terbentuk dalam otak. Ketika berpikir bahwa meja berbentuk bulat dan bukan benda hidup,
maka konsep tersebut akan tetap melekat di kepala, sampai melihat meja yang lain yang mungkin berbentuk panjang, persegi dan lain sebagainya. Konsep
yang akan melekat di kepala tentang meja adalah meja berbentuk bulat, persegi, panjang, dan bukan benda hidup. Contoh lainnya adalah manusia.
Manusia merupakan mahkluk hidup yang mempunyai ciri-ciri seperti bisa bernapas. Kemudian dengan melihat perbedaan ciri-ciri antara manusia dan
meja, otak akan dapat membedakan konsep meja dan konsep manusia. Menurut Van de Breg 1991, konsep merupakan benda-benda, kejadian-
kejadian, situasi-situasi, atau ciri-ciri yang memiliki ciri-ciri khas data yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol. Konsep juga
merupakan abstraksi dari ciri-ciri suatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berpikir. Tafsiran setiap
orang terhadap konsep berbeda-beda sehingga kadang-kadang penafsiran yang salah terhadap konsep tersebut menyebabkan miskonsepsi.
B. Pemahaman Konsep
Ilmu pengetahuan yang dipelajari tidak terlepas dari konsep. Ilmu pengetahuan terdiri dari banyak konsep yang terus dikembangkan untuk
kepentingan manusia. Ketika belajar tentang ilmu pengetahuan, secara tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
langsung yang dipelajari adalah sebuah konsep. Konsep tersebut kemudian berkembang sejalan dengan tingkat pendidikan. Setiap konsep berhubungan
dengan konsep lainnya, misalnya konsep percepatan yang konstan terdapat dalam konsep gerak lurus berubah beraturan. Dalam mempelajari hubungan
antara dua konsep biasanya terjadi salah tafsiran. Menurut Van de Breg 1991, seringkali para pelajar hanya menghafalkan definisi konsep tanpa
memperhatikan hubungan antara konsep dengan konsep-konsep lainnya. Dengan demikian konsep baru tidak masuk jaringan konsep yang telah ada
dalam kepala siswa, tetapi konsep tersebut berdiri sendiri tanpa hubungan dengan konsep lainnya, maka konsep tersebut tidak bisa digunakan dan tidak
ada artinya sehingga miskonsepsipun terjadi ketika konsep tersebut tetap dipertahankan.
C. Miskonsepsi