Mendeteksi dan Mengatasi Miskonsepsi Miskonsepsi pada Bidang Mekanika

Teman lain atau teman dalam kelaspun dapat memicu terjadinya miskonsepsi. Misalnya ketika belajar temannya menjelaskan suatu konsep fisika yang sebenarnya salah, tapi karena dijelaskan dengan sangat meyakinkan, teman-teman yang lain tidak kritis untuk membantah atau membenahi konsep tersebut, sehingga konsep tersebut akan diyakini sebagai konsep yang benar. Miskonsepsi dapat disebabkan oleh keyakinan dan agama. Menurut kitab suci ada beberapa hal yang berbeda dengan konsep para ahli sehingga terjadi miskonsepsi. 5. Metode pengajaran Beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti, meskipun membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering mempunyai dampak jelek yaitu memunculkan miskonsepsi siswa. Guru perlu kritis dalam menggunakan metode pembelajaran, dengan tidak membatasi pengunaan metode pembelajaran dengan satu metode saja.

E. Mendeteksi dan Mengatasi Miskonsepsi

Sebelum mengatasi miskonsepsi, sebaiknya dideteksi dulu penyebab dari miskonsepsi tersebut Suparno, 2005. Salah satu cara yang digunakan adalah tes multiple choice dengan reasoning terbuka. Menurut Amir dkk 1987, dalam Supano, 2005, tes ini merupakan tes pilihan ganda multiple choice dengan pertanyaan terbuka, dimana siswa harus menjawab dan menulis mengapa ia mempunyai jawaban seperti itu. Treatgust 1987, dalam Suparno, 2005, menggunakan pilihan ganda dengan alasan reasoning. Dalam bagian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI alasan, siswa harus menulis mengapa ia memilih jawaban tersebut. Beberapa peneliti juga mengunakan tes wawancara untuk mengetahui miskonsepsi. Tujuan dari wawancara adalah untuk meneliti bagaimana siswa berpikir, dan mengapa mereka berpikir seperti itu Suparno, 2005. Setelah mendeteksi miskonsepsi yang terjadi, dilanjutkan dengan mencari berbagai cara untuk mengatasinya. Menurut Suparno 2005, banyak penelitian telah dilakukan oleh para ahli pendidikan fisika, biologi, kimia dan astronomi yang mengungkapkan bermacam-macam kiat untuk membantu siswa memecahkan persoalan miskonsepsi. Untuk mengetahui lebih lanjut miskonsepsi yang terjadi di dalam pembelajaran fisika, guru perlu mencari tahu penyebab yang terjadi kemudian mengatasinya, misalnya miskonsepsi terjadi karena penyampaian materi oleh guru yang belum jelas karena menggunakan metode pengajaran yang belum tepat, maka guru perlu mengganti metode pengajaran yang digunakan. Selanjutnya untuk menemukan penyebab ataupun asal miskonsepsi yang terjadi pada siswa, guru bisa dengan memberikan wawancara kemudian memberikan tes secara tertulis ataupun lebih banyak memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi ataupun memberikan pendapat Suparno, 2005.

F. Miskonsepsi pada Bidang Mekanika

Miskonsepsi banyak terjadi dalam bidang fisika. Wandersee, Mintzes, dan Novak 1994, dalam Suparno, 2005, dalam artikel mengenai Research on alternative conceptions in science, menjelaskan bahwa konsep alternatif terjadi dalam semua bidang fisika. Dari 700 studi mengenai konsep alternatif bidang fisika, ada 300 yang meneliti miskonsepsi dalam mekanika; 159 tentang listrik; 70 tentang panas, optika, dan sifat-sifat materi; 35 tentang bumi dan antariksa; serta 10 studi mengenai fisika modern. Dari daftar diatas terlihat jelas bahwa mekanika berada diurutan teratas dari bidang-bidang fisika lainya yang mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi terjadi pada bidang mekanika yaitu gerak, vektor, Gaya, Massa dan Berat, Hukum Newton, Mekanika Fluida dan Kerja, Kekekalan Energi dan Momentum. Kebanyakan soal mekanika dapat dipecahkam dengan tiga hukum saja, yaitu Hukum Newton I, II, III dan Hukum Gravitasi Newton Van de Berg, 1990. Bidang mekanika sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Ketika belajar mekanika kepala siswa sudah dipenuhi oleh segala prakonsep ataupun pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan bidang tersebut. Prakonsep atau intuisi tersebut justru sering menganggu dari pada membantu siswa mempelajari mekanika. Dalam tabel 2.1 dibawah ini ditunjukan beberapa miskonsepsi yang terjadi dalam bidang mekanika Van de Berg, 1990. Tabel 2.1 Penelitian Tentang Miskonsepsi pada Bidang Mekanika pada Level SMA No Miskonsepsi 1 Benda diam, maka tidak ada gaya yang bekerja pada benda. 2 Gaya normal adalah sama dengan arah berlawan dengan gaya gravitasi pada benda di bidang miring. 3 Benda didorong dan tidak bergerak maka gaya gesekan dianggap lebih besar daripada gaya dorong atau tidak ada. 4 Kedua benda yang massanya berbeda kemudian dijatuhkan dari ketinggan yang sama, dengan waktu yang sama dan gesekan dengan udara diabaikan,

G. Konsep Gerak dan Gaya