Contoh pendekatan ilmiah dalam matematika

1 Mengamati 2 Menanya 3 Menalar 4 Mencoba 5 Membentuk jejaring Dalam kenyataanya karakter keilmuan dari setiap materi pelajaran tidak sama. Oleh karena itu pendekatan ilmiah dalam pelajaran tertentu tidak sama persis dengan pelajaran tertentu lainnya. Misalnya dalam pelajaran matematika, maka langkah-langkahnya dalam pendekatan ilmiah sebagai berikut: 1 Mengamati fakta matematika 2 Menanya perwujudan dari berfikir divergen 3 Menalar menentukanmenemukan solusi selanjutnya 4 Mencoba 5 Menyimpulkan mengaitkan dengan konsep lain Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pengejaran terhadap pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam matematika dan juga tidak kaku dalam urutan. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai fakta-fakta matematika maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan sangat erat dengan metode ilmiah. Ada juga refensi yang menyatakan bahwa metode ilmiah adalah wujud dari pendekatan ilmiah.

B. Contoh pendekatan ilmiah dalam matematika

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa karakter keilmuan dari setiap materi pelajaran tidak sama maka khusus untuk matematika langkah dalam pendekatan ilmiah dapat dicontohkan sebagai berikut: 1 Mengamati fakta Mengamati fakta matematika dapat dibagi dalam dua pengertian a. Pengamatan nyata fenomena alam atau lingkungan. Pengamatan seperti ini cocok untuk anak sekolah dasar atau sekolah menengah pada kelas rendah dimana karakter penalarannya masih bertaraf induktif. Fenomena alam akan menghasilkan suatu fakta yang dituangkan dalam bahasa matematika. Secara mudah dapat dipahami seperti halnya “matematika kontekstual”. Misalkan kita mengamati air mancur Matematika – SMAMASMK | 200 Sebenarnya nantinya gerakan air mancur ini terkait dengan konsep fungsi kuadrat b. Pengamatan objek matematika Pengamatan seperti ini sangat cocok untuk siswa yang mulai menerima kebenaran logis, sehingga mereka tidak mempermasalahkan suatu rangkaian kebenaran sebelumnya yang didapatkan dari penalaran yang benar, walaupun objeknya tidak nyata. Pengamatan seperti ini lebih tepat dikatakan sebagai pengumpulan dan pemahaman kebenaran matematika. Fakta yang didapatkan dapat berupa definisi, aksioma, postulat, teorema, sifat, grafik dan lain sebagainya. Misalnya, siswa diminta menggambar fungsi kuadrat f x =a x 2 + bx +c dengan nilai a , b dan c tertentu. Selanjutnya nilai a diubah dalam berbagai nilai sedangkan b dan c tetap. Maka nantinya akan terlihat bahwa a mempengaruhi “runcingnya” titik puncak parabola yang terbentuk. Pengamatan ini akan sangat terbantu jika dalam penyampaian menggunakan TIK. Contoh lain misalnya dalam geometri datar, siswa memahami kebenaran postulat setiap dua titik pasti hanya dapat dibuat tepat satu garis yang melaluinya. Matematika – SMAMASMK | 201 Artinya, jika ada garis lain, garis itu pasti garis yang tadi juga. Jadi jika digambarkan diamati, tidak mungkin terjadi gambar seperti di bawah. 2 Menanya Kecenderungan yang ada sekarang adalah siswa gagal menyelesaikan suatu masalah matematika jika konteksnya diubah sedikit saja. Ini terjadi karena siswa cenderung menghafal algoritma atau prosedur tertentu. Tidak terbangun suatu pemikiran yang divergen. Pemikiran yang divergen ini dapat dibangkitkan dari suatu pertanyaan. Untuk menggalinya dapat dilakukan dengan memanfaatkan solusi yang mereka hasilkan pemikiran siswa, dengan menanyakan alternatif-alternatif yang mungkin dari solusi itu. Dalam hal ini guru tidak boleh memberi tahu, guru hanya memberikan pertanyaan pancingan, sampai siswa sendiri yang menyelesaikan dan mencari alternatif yang lain. Misalkan dalam grafik fungsi kuadrat f x =a x 2 + bx +c , bagaimana untuk a negatif, untuk a bernilai positif besar, untuk a bernilai positif kecil dan sebagainya. Contoh lain, bagaimana menentukan nilai sinus untuk x dimana 90 ° x 180° , sedangkan definisi fakta awal sin x= panjang sisi didepan sudut panjangsisi miring Karena banyak guru membuat jembatan keledai dengan menyingkat “SINDEMI, KOSAMI, TANDESA” yaitu sinus= depan mirin g , cosinus= samping miring , tangen= depan samping Matematika – SMAMASMK | 202 Pertanyaan seperti di atas memerlukan adanya solusi jawaban melalui suatu penalaran. Dalam matematika permasalahan seperti ini dapat dijawab dengan mengaitkan teorema lain atau pendefinisian baru terutama bagi siswa yang sudah dapat menerima kebenaran logis. Sebaliknya, bagi siswa sekolah dasar kebenaran empirik masih dominan dibanding kebenaran logis. Oleh karena itu pertanyaan yang diajukan tentu berbeda siswa pada sekolah menengah. 3 Penalaran Sejatinya penalaran secara umum adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Disini penalaran dapat bermakna penyerupaan associating dan juga dapat bermakna akibat reasoning. Ada dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik. Misalkan menemukan volum kerucut dengan takaran. V tabung = 3 ×V kerucut V kerucut = 1 3 ×V tabung Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Cara kerja menalar secara deduktif adalah Matematika – SMAMASMK | 203 3 kali menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus. Penalaran yang paling dikenal dalam matematika terkait penarikan kesimpiulan adalah modus ponen, modus tolen dan silogisme. Sedangkan pada contoh sebelumnya yaitu menentukan nilai sinus sudut di kuadran II maka dengan kejadian seperti ini perlu adanya pengertian atau definisi baru sebagai perluasan memikirkan perlunya hal baru. Demikian pula untuk sudut siku- siku 90 ° dan sudut lurus 180 ° . Perlu diingat juga bahwa penalaran diartikan juga sebagai penyerupaan atau analogi atau dalam bahasa sosial asosiasi Terkait dengan contoh diatas dapat digambarkan sebagai berikut Dalam hal ini nantinya definisi sinus tidak sebatas pada perbandingan panjang sisi segitiga siku-siku seperti pada definisi awal, tetapi terkait dengan posisi kordinat. Dengan definisi akan mewadahi atau memenuhi sistem dalam matematika itu sendiri. Dari sini diperlukan adanya langkah atau tahap berikutnya yaitu mencoba atau secara lebih luas membuktikan. Matematika – SMAMASMK | 204 4 Mencoba Pengertian mencoba disini dapat diartikan secara sempit seperti menunjukkan dan dapat diartikan secara luas yaitu membuktikan. Sebagai cotoh nilai sinus sebagai perluasan ternyata merupakan perbandingan ordinat dengan panjang jari-jari. Untuk sudut di kuadran I, nilai ordinat komponen- y positif dan panjang jari-jari positif. Demikian pula untuk sudut di kuadran II, nilai ordinat komponen- y positif dan panjang jari-jari positif. Dari pengertian awal sin 60 °= 1 2 √ 3 , sedangkan dengan perluasan sin 120°= 1 2 √ 3 Jadi disini terlihat bahwa sin 60 °=sin 120 ° Selanjutnya dicoba untuk besar sudut yang lain. Pada akhirnya langakah ini untuk menunjukkan bahwa jika besar sudut berada di kuadran II 1 2 π xπ maka dipenuhi sin x=sinπ −x . Namun contoh seperti ini bukan merupakan pembuktian dalam matematika, hanya sekedar contoh tahapanlangkah dalam pendekatan ilmiah. Adapun tahapan yang lebih spesifik dalam matematika yaitu membuktikan berlakunya sin x=sinπ −x untuk 1 2 π xπ masih memerlukan pengerjaan lanjutan Matematika – SMAMASMK | 205 5 Menyimpulkan mengaitkan dengan konsep dan aplikasi lain Pengertian menyimpulkan disini mengandung dua pengertian, yaitu mengaitkan konsep dalam matematika itu sendiri matematika vertikal dan mengaitkan konsep yang diperoleh dengan dunia nyata matematika horizontal. i. Dengan diperolehnya hubungan sin x=sinπ −x maka siswa memahami kaitan antara sudut x dan sudut π −x yaitu mempunyai nilai sinus yang sama. Misalnya dalam pengerjaan dimunculkan hasil berikut: Selanjutnya diharapkan siswa dapat menyimpulkan bahwa sudut yang demikian adalah sudut yang berelasi. Persisnya berelasi melalui nilai sinus yang sama. Simpulan ini kemudian dikaitkan dengan pengertian matematka lain misalnya cos x , tan x , sin 2 x , cos 2 x , tan 2 x dan sebagainya. Contohnya hubungan sin90+x=cos x ; cosx+90=−sin x ii. Disamping itu hasil yang diperoleh oleh siswa digunakan untuk aplikasi dalam dunia nyata maupun dikaitkan dengan pengetahuan lain fisika, Matematika – SMAMASMK | 206 geografi dll. Sebagai contoh siswa ingin mengetahui tinggi suatu pohon. Dengan menerapkan prinsip perbandingan pada tangen maka dapat ditentukan tinggi pohon secara tidak langsung Contoh lain, siswa mengaitkan fungsi trigonometri dengan gerak ayunan dalam fisika Ada juga literasi yang memaknai tahapan menyimpulkan sebagai tindakan membentuk jejaring networking secara fisik yaitu bekerjasama atau berkolaborasi antar siswa.

C. Penutup