geografi dll. Sebagai contoh siswa ingin mengetahui tinggi suatu pohon. Dengan menerapkan prinsip perbandingan pada tangen maka dapat
ditentukan tinggi pohon secara tidak langsung
Contoh lain, siswa mengaitkan fungsi trigonometri dengan gerak ayunan dalam fisika
Ada juga literasi yang memaknai tahapan menyimpulkan sebagai tindakan membentuk jejaring
networking secara fisik yaitu bekerjasama atau berkolaborasi antar siswa.
C. Penutup
Langkah-langkah dalam pendekatan ilmiah seperti dijelaskan di atas tentu saja harus dijiwai oleh perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
Matematika – SMAMASMK
| 207
atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Disamping itu pemahaman, penerapan dan analisis dari pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif terkait bidang kajian matematika dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
Referensi:
[1] Shelly Frei, 2008, Teaching Mathematics Today, Huntington Beach, CA
92649-1030: Shell Education [2] Sudarwan, Prof., 2013,
Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran, Makalah pada Workshop Kurikulum, Jakarta
[3] http:www.the-scientist.com?articles.viewarticleNo24488titleThe-
Scientific-Approach : diakses 16 Februari 2013
[4] http:ariasusman.wordpress.com20090706pendekatan-ilmiah
: diakses 16 Februari 2013
Matematika – SMAMASMK
| 208
Materi Pelatihan2.2: Model Pembelajaran
Langkah Kegiatan Inti
Mengamati tayangan
pembelajar an
Diskusi Kelompok
Focus Group
Discussion Kerja
Kelompok
20 Menit 30 Menit
40 Menit
Mengamatitayangan tiga jenis model pembelajaran Project Based Learning,
Problem Based Learning, danDiscovery Learning.
Menerapkan Focus Group Discussion untuk mengidentifikasi karakteristik
tiga model pembelajaran.
Kerjakelompok untuk mengidentifikasi penerapan Pendekatan Scientific pada
tiga model pembelajaran.
Matematika – SMAMASMK
| 209
Matematika – SMAMASMK
| 210
Matematika – SMAMASMK
| 211
Matematika – SMAMASMK
| 212
Matematika – SMAMASMK
| 213
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PROJECT BASED LEARNING
A. KONSEPDEFINISI
Pembelajaran Berbasis Proyek Project Based Learning=PjBL adalah
metoda pembelajaran yang menggunakan proyekkegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan
dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek
dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
memahaminya. Melalui
PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun
a guiding question dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek materi dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat
berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.
PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan
usaha peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar
yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten materi
dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis
Proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep “Pendidikan Berbasis Produksi” yang dikembangkan di Sekolah
Menengah Kejuruan SMK. SMK sebagai institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri harus
dapat membekali peserta didiknya dengan “kompetensi terstandar” yang dibutuhkan untuk bekerja dibidang masing-masing. Dengan
pembelajaran “berbasis produksi” peserta didik di SMK diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di dunia kerja.
Dengan demikian model pembelajaran yang cocok untuk SMK adalah
Matematika – SMAMASMK
| 214
HO-2.2-1
pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, 2. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada
peserta didik, 3. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan, 4. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk
mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,
5. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu, 6. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang
sudah dijalankan, 7. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,
8. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan
Peran instruktur atau guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek
sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi
dan inovasi dari siswa.
Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran
Berbasis Proyek antara lain:
1. Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu yang harus
disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek. 2.
Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki system baru.
3. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional ,dimana
instruktur memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak
menguasai teknologi.
4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik
bertambah. Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses
pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan
lay-out ruang kelas, seperti: traditional class teori, discussion group pembuatan konsep dan
pembagian tugas kelompok, lab tables saat mengerjakan tugas mandiri,
circle presentasi. Atau buatlah suasana belajar
menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman, artinya
Matematika – SMAMASMK
| 215
belajar tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas.
B. FAKTA EMPIRIK KEBERHASILAN