Isolasi dan Screening Bakteri Pseudomonad fluorescens

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Isolasi dan Screening Bakteri Pseudomonad fluorescens

Hasil isolasi bakteri dari sampel tanah rizosfer melon diperoleh sembilan koloni bakteri, yaitu Psudomonad fluorescens PfN1, PfN2, PfN3, PfN4, PfN5, PfN6, PfN7, PfN8, dan PfN9 Tabel 1.. Tabel 1. Karakteristik Koloni Bakteri Isolat Morfologi Koloni Uji Bentuk Diameter Konsistensi Warna Gram Fluoresensi potato soft root PfN1 Bundar 5 mm Berlendir Putih susu Gram - Negatif - PfN2 Bundar 3 mm Berlendir Putih susu Gram - Positif Negatif PfN3 Bundar 5 mm Berlendir Putih Gram - Positif Positif PfN4 Bundar 5 mm Berlendir Putih Gram + - - PfN5 Bundar 5 mm Berlendir Putih susu Gram - Positif Negatif PfN6 Bundar 4 mm Berlendir putih Gram - Positif Positif PfN7 Bundar 1 mm Berlendir Putih kekuningan Gram - Positif Negatif PfN8 Bundar 5 mm Berlendir Putih Gram - Negatif - PfN9 Bundar 7 mm Berlendir Pastel Gram + - - Keterangan : adalah bakteri Pseudomonad fluorescens adalah tanda bahwa isolat tidak dilakukan uji lanjutan Sembilan isolat dilakukan pengujian karakteristik Pseudomonad fluorescens berdasarkan sifat gram, fluoresensi, dan pembusukan kentang potato soft root. Hasil kesembilan isolat menunjukkan bahwa isolat PfN2, PfN5, dan PfN7 merupakan bakteri Pseudomonad fluorescens Tabel 1., ketiga isolat bersifat gram negatif ditunjukkan dengan adanya campuran kental seperti lendir dan bila ditarik keatas menggunakan jarum ose larutan akan tertarik dan lengket. Ratdiana 2007 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mengungkapkan bahwa Pseudomonad fluorescens merupakan bakteri gram negatif yang sebagian besar bersifat non-patogenik dan saprofitik pada tanah dan daerah rizosfer tanaman. Gambar 4. Uji Gram dengan KOH 3 . Reaksi postitif di tunjukkan dengan terbentunya lendir A dan reaksi negatif di tunjukkan dengan tidak terbentunya lendir B Isolat PfN2, PfN5, dan PfN7 memiliki sifat fluorescens dimana isolat tersebut mengeluarkan pendar berupa pigmen berwarna kuning kehijauan pada media King’s B, pigmen tersebut membedakan bakteri yang termasuk ke dalam kelompok Pseudomonad fluorescens dengan kelompok lain. Media King’s B merupakan media yang sedikit mengandung ion Fe, sehingga bakteri yang temasuk ke dalam kelompok Pseudomonad fluorescens akan membentuk siderofor yang fungsinya mengikat ion Fe, siderofor dapat dideteksi dengan adanya pigmen warna kuning kehiajuan yang berdifusi ke dalam medium King’s B. Pigmen yang berdifusi ke dalam medium menjadi lebih jelas terlihat apabila diamati di bawah lampu UV Sands, 1990. Reaksi berpendarnya koloni sesuai dengan pendapat Brown 1980 yang mengemukakan bahwa reaksi postif ditandai dengan adanya warna fluorescens pada koloni bakteri. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 5. Uji Fluoresensi. Reaksi positif ditunjukkan dengan berpendarnya pigmen koloni bakteri berwarna hijau A dan reaksi negatif ditunjukkan dengan tidak berpendarnya pigmen koloni bakteri berwarna hijau B. PfN2, PfN5, dan PfN7 memiliki sifat avirulen yang ditandai dengan reaksi negatif pada saat pengujian potato soft root, dimana pada kentang segar yang diinokulasi dengan suspensi bakteri Pseudomonad flourescens menunjukkan bahwa selama 24 jam setelah inokulasi tidak terjadi pembusukan. Gambar 6. Reaksi negatif Uji potato soft root di tunjukkan dengan membusuknya Kentang A dan reaksi positifdi tunjukkan dengan membusuknya kentang pada isolat PfN6 B Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2 Isolasi Jamur Fusarium sp.

Dokumen yang terkait

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

9 157 125

Uji Efektifitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. Dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium

23 267 52

Pengelompokan Isolat Fusarium oxysporum f.sp.cubense Dari Beberapa Jenis Pisang (Musa spp.) Serta Uji Antagonisme Fusarium oxyspomm Non Patogenik Dan Trichoderma koningii Di Laboratorium

0 30 85

Potensi Cendawan Endofit Dalam Mengendalikan Fusarium Oxysporum F.SP. Cubense Dan Nematoda Radopholus Similis COBB. Pada Tanaman Pisang Barangan (Musa Paradisiaca) Di Rumah Kaca

0 42 58

Teknik PHT Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysforum f. sp capsici Schlecht) Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum armuum L.) di Dataran Rendah.

0 27 138

Uji Antagonis Trichoderma spp. Terhadap Penyakit Layu (Fusarium oxysforum f.sp.capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L) Di Lapangan

3 52 84

Uji Sinergisme F.oxysporum f.sp cubense Dan Nematoda Parasit Tumbuhan Meioidogyne spp. Terhadap Tingkat Keparahan Penyakit Layu Panama Pada Pisang Barangan (Musa sp.) di Rumah Kassa

0 39 72

Sinergi Antara Nematoda Radopholus similis Dengan Jamur Fusarium oxysporum f.sp. cubense Terhadap Laju Serangan Layu Fusarium Pada Beberapa Kultivar Pisang (Musa sp ) Di Lapangan

3 31 95

TINJAUAN PUSTAKA Patogen Fusarium oxysporum f. sp. cubens Biologi patogen

0 0 8

ANTAGONISME BAKTERI Pseudomonad fluorescens TERHADAP JAMUR PATOGEN Fusarium oxysporum f. sp. melonis DI RIZOSFER PERKECAMBAHAN MELON

0 0 14