Bakteri Pseudomonas sp. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Bakteri Pseudomonas sp.

Pseudomonas merupakan salah satu genus dari Famili Pseudomonadaceae. Bakteri ini berbentuk batang lurus atau lengkung, ukuran tiap sel bakteri 0.5 - 0.11 µm x 1.5 - 4.0 µm, tidak membentuk spora dan bereaksi negatif terhadap pewarnaan Gram, aerob, menggunakan H 2 atau karbon sebagai energinya, kebanyakan tidak dapat tumbuh dalam kondisi masam pH 4,5 Holt, 1994. Menurut Holt 1994, klasifikasi bakteri Pseudomonas adalah sebagai berikut : Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria Class : Gamma Proteobacteria Order : Pseudomonadales Family : Pseudomonadaceae Genus : Pseudomonas Pseudomonad fluorescens termasuk kedalam bakteri yang dapat ditemukan dimana saja ubiquitous, seringkali ditemukan pada bagian tanaman permukaan daun dan akar dan sisa tanaman yang membusuk, tanah dan air Bradbury, 1986 dalam Supriadi. 2006. Ciri yang mencolok dan mudah dilihat dari bakteri Pseudomonad fluorescens adalah kemampuannya menghasilkan pigmen pyoverdin dan atau fenazin pada medium King’s B sehingga terlihat berpijar bila terkena sinar Ultra Violet UV. Pseudomonad fluorescens telah dimanfaatkan sebagai agensia hayati untuk beberapa jamur dan bakteri patogen tanaman. Kemampuan bakteri Pseudomonad fluorescens dalam menekan populasi patogen diasosiasikan dengan kemampuan untuk melindungi akar dari infeksi patogen tanah dengan cara mengkolonisasi permukaan akar, menghasilkan senyawa kimia seperti antijamur dan antibiotik serta kompetisi dalam penyerapan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kation Fe Supriadi, 2006. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa Pseudomonas fluorescens dapat mengendalikan : penyakit layu fusarium pada tanaman pisang Djatnika, 2003; penyakit virus kuning pada tanaman cabai Yulmira, 2009; penyakit layu bakteri Ralstonia solanacearum pada tanaman kacang tanah Suryadi, 2009. Pseudomonad fluorescens yang hidup didaerah perakaran tanaman dapat berperan sebagai jasad renik pelarut fosfat, mengikat nitrogen dan menghasilkan zat pengatur tumbuh ZPT bagi tanaman Fravel, 1988 sehingga dengan kemampuan tersebut, Pseudomonas fluorescens dapat dimanfaatkan sebagai pupuk biologis yang dapat menyediakan hara untuk pertumbuhan tanaman. Pseudomonad fluorescens juga berperan sebagai pemacu pertumbuhan atau Planth Growth Promoting Rhizobacteria PGPR karena menghasilkan ZPT dan meningkatkan ketersediaan hara melalui produksi asam organik Linderman dan Paulizt, 1985 dalam Yulmira, 2009. Pseudomonad fluorescens merupakan bakteri gram negatif yang sebagian besar bersifat non-patogenik dan saprofitik pada tanah dan daerah rizosfer tanaman. Pseudomonad fluorescens mengkolonisasi tanah, permukaan tanaman dan memanfaatkan bahan organik sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhannya. Bakteri ini memproduksi pigmen biru kehijauan pada saat kandungan Fe besi yang rendah serta dapat tumbuh baik pada media yang mengandung garam-garam mineral dengan tambahan sumber karbon yang beragam Ratdiana, 2007. Pseudomonad fluorescens merupakan agens antagonis yang potensial dengan menghasilkan antibiotik dan siderofor. Siderofor berfungsi mengikat ion Fe 3+ dari lingkungan sehingga patogen tidak dapat memanfaatkan senyawa tersebut dan mengakibatkan pertumbuhan jamur terhambat Leong, 1988 dalam Hamdan, 1991. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Antibotik tersebut berperan dalam menekan perkembangan patogen yang ada di lingkungan pertanaman sehingga Pseudomonad fluorescens dapat berkembang secara optimal Mazolla, Cook, Thomashow, Weller, dan Pierson, 1992. Selain itu, antibiotik yang dihasilkan oleh Pseudomonad fluorescens dapat mempengaruhi populasi dari bakteri kelompok Pseudomonas lainnya Natsch, 1997. Duffy dan Defago 1998 melaporkan senyawa antibiotik yang dihasilkan bakteri ini antara lain pyrrolnitrin, pyoluteorin PLT, phenazine-1-carboxylase PCA dan 2,4-diacetylploroglucinol PHL. Hamdan 1991 menyatakan bahwa antibiotik PCA menjadi faktor utama dalam menekan kejadian penyakit pada tanaman, sedangkan, siderofor yang dihasilkan antara lain ptochelin dan pyovedrin. Keduanya merupakan pigmen berwarna kuning kehijauan, tetapi pigmen yang dihasilkan oleh pyovedrin lebih cerah daripada ptochelin. Pseudomonad fluorescens banyak dilaporkan sebagai penghasil fitohormon dalam jumlah yang besar khususnya Indole Acetic Acid IAA untuk merangsang pertumbuhan Watanabe, 1987 dalam Marwoso, 2005. Indole Acetic Acid merupakan hormon pertumbuhan kelompok auksin yang sangat besar peranannya dalam pertumbuhan tanaman Heddy, 1986 dalam Marwoso, 2005. Dilaporkan oleh Tjondronegoro, Natasaputra, Gumawan, Djaelani, Suwanto 1989, bahwa pengaruh auksin antara lain memanjangkan dan membesarkan sel batang, menghambat proses absisi yaitu pengguguran daun, merangsang pembentukan buah, penghambat pucuk lateral yaitu menghambat pertumbuhan tunas ketiak dan dapat merangsang pertumbuhan kambium serta membentuk pertumbuhan floem dan xilem sekunder. Beberapa contoh produk yang telah menggunakan agensia hayati Pseudomonad fluorescens sebagai pengendali hayati tanaman, diantaranya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. BlightBan A506, Conquer dan Victus. Produk tersebut tersedia dalam bentuk serbuk dan cairan yang dapat langsung diaplikasikan ke tanaman Cook, 2002.

2.3 Penyakit Layu Fusarium

Dokumen yang terkait

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

9 157 125

Uji Efektifitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. Dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium

23 267 52

Pengelompokan Isolat Fusarium oxysporum f.sp.cubense Dari Beberapa Jenis Pisang (Musa spp.) Serta Uji Antagonisme Fusarium oxyspomm Non Patogenik Dan Trichoderma koningii Di Laboratorium

0 30 85

Potensi Cendawan Endofit Dalam Mengendalikan Fusarium Oxysporum F.SP. Cubense Dan Nematoda Radopholus Similis COBB. Pada Tanaman Pisang Barangan (Musa Paradisiaca) Di Rumah Kaca

0 42 58

Teknik PHT Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysforum f. sp capsici Schlecht) Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum armuum L.) di Dataran Rendah.

0 27 138

Uji Antagonis Trichoderma spp. Terhadap Penyakit Layu (Fusarium oxysforum f.sp.capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L) Di Lapangan

3 52 84

Uji Sinergisme F.oxysporum f.sp cubense Dan Nematoda Parasit Tumbuhan Meioidogyne spp. Terhadap Tingkat Keparahan Penyakit Layu Panama Pada Pisang Barangan (Musa sp.) di Rumah Kassa

0 39 72

Sinergi Antara Nematoda Radopholus similis Dengan Jamur Fusarium oxysporum f.sp. cubense Terhadap Laju Serangan Layu Fusarium Pada Beberapa Kultivar Pisang (Musa sp ) Di Lapangan

3 31 95

TINJAUAN PUSTAKA Patogen Fusarium oxysporum f. sp. cubens Biologi patogen

0 0 8

ANTAGONISME BAKTERI Pseudomonad fluorescens TERHADAP JAMUR PATOGEN Fusarium oxysporum f. sp. melonis DI RIZOSFER PERKECAMBAHAN MELON

0 0 14