Pengendalian Secara Hayati TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengendalian Secara Hayati

Baker dan Cook 2002 mendefinisikan bahwa pengendalian hayati adalah pengurangan jumlah inokulum atau penurunan aktivitas dari patogen penyebab penyakit dengan introduksi agens antagonis, perbaikan kondisi lingkungan tumbuh atau dengan modifikasi lingkungan yang dapat mendukung perkembangan agens antagonis. Menurut Cook 2002 beberapa interaksi dalam pengendalian hayati adalah sebagai berikut : a. Antagonisme merupakan bentuk hubungan antara dua organisme, dimana organisme yang satu merugikan organisme lainnya. b. Antibiosis adalah mikroba yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba lain dengan antibiotik yang diproduksinya. c. Antibiotik adalah senyawa organik yang diproduksi oleh organisme yang mempunyai kemampuan baik menghambat pertumbuhan organisme lain. d. Kompetisi adalah adanya persaingan antara organisme satu dengan yang lain untuk memperebutkan ruang dan makanan, dimana salah satu organisme mengalami penurunan pertumbuhan. Pengendalian hayati biological control terhadap patogen yaitu menghancurkan sebagian atau seluruh populasi patogen dengan organisme lain dan selalu terjadi secara rutin di alam Agrios, 1996. Beberapa jenis penyakit yang patogennya tidak dapat berkembang pada lahan tertentu yang disebut tanah supresif suppressive soil. Pada dasarnya manusia telah melakukan pengendalian hayati sejak manusia mengenal budidaya pertanian dan munculnya Organisme Pengganggu Tanaman OPT yang merugikan. Suwahyono 2010 mengemukakan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bahwa pengendalian hayati yang dilakukan saat itu hanya bersifat percobaan berdasarkan pengalaman, dengan pendekatan ilmiah yang terbatas. Penggunaan organisme hidup sebagai agens antagonis dalam mengendalikan organisme pengganggu tanaman OPT mulai dilakukan dengan pendekatan ilmiah yang lebih jauh dan perkembangannya tampak semakin pesat. Agens antagonis dapat berupa mikroorganisme yang dapat mempengaruhi kemampuan bertahan atau berpengaruh negatif terhadap aktivitas patogen dalam menimbulkan penyakit Agrios, 1997. Selain jamur dan bakteri dari genus Streptomyces dan Pseudomons, ada pula agensia hayati yang telah diteliti untuk menghambat patogen yaitu Nematoda mikofagus Aphelencus anenae memarasit Rhizoctonia dan Fusarium, dan amuba Vampyrella memarasit cendawan patogenik Cochiliobolus sativus dan Gaeumannomyces graminis. Belum seluruhnya dapat dijelaskan cara mikroorganisme antagonis dapat mempengaruhi populasi patogen, tetapi menurut Agrios 1996, umumnya mekanisme tersebut dihubungkan dengan salah satu dari lima pengaruh berikut, yaitu: a. Parasitisme dan membunuh patogen secara langsung, b. Berkompetisi dengan patogen dalam hal nutrisi atau makanan, c. Toksin yang langsung mempengaruhi patogen dengan zat antibiotik yang dilepaskan oleh agens antagonis, d. Toksin yang tidak langsung mempengaruhi patogen melalui zat yang mudah menguap seperti etilen yang dilepaskan oleh aktivitas metabolik antagonis, e. Penginduksi ketahanan tanaman inang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2 Bakteri Pseudomonas sp.

Dokumen yang terkait

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

9 157 125

Uji Efektifitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. Dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium

23 267 52

Pengelompokan Isolat Fusarium oxysporum f.sp.cubense Dari Beberapa Jenis Pisang (Musa spp.) Serta Uji Antagonisme Fusarium oxyspomm Non Patogenik Dan Trichoderma koningii Di Laboratorium

0 30 85

Potensi Cendawan Endofit Dalam Mengendalikan Fusarium Oxysporum F.SP. Cubense Dan Nematoda Radopholus Similis COBB. Pada Tanaman Pisang Barangan (Musa Paradisiaca) Di Rumah Kaca

0 42 58

Teknik PHT Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysforum f. sp capsici Schlecht) Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum armuum L.) di Dataran Rendah.

0 27 138

Uji Antagonis Trichoderma spp. Terhadap Penyakit Layu (Fusarium oxysforum f.sp.capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L) Di Lapangan

3 52 84

Uji Sinergisme F.oxysporum f.sp cubense Dan Nematoda Parasit Tumbuhan Meioidogyne spp. Terhadap Tingkat Keparahan Penyakit Layu Panama Pada Pisang Barangan (Musa sp.) di Rumah Kassa

0 39 72

Sinergi Antara Nematoda Radopholus similis Dengan Jamur Fusarium oxysporum f.sp. cubense Terhadap Laju Serangan Layu Fusarium Pada Beberapa Kultivar Pisang (Musa sp ) Di Lapangan

3 31 95

TINJAUAN PUSTAKA Patogen Fusarium oxysporum f. sp. cubens Biologi patogen

0 0 8

ANTAGONISME BAKTERI Pseudomonad fluorescens TERHADAP JAMUR PATOGEN Fusarium oxysporum f. sp. melonis DI RIZOSFER PERKECAMBAHAN MELON

0 0 14