K. Uji Asumsi Klasik Model Regresi Berganda 1. Uji Multikolinieritas
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebasindependent
variable X
1,
X
2
,X
3
,X
4
,X
5
, dimana akan diukur tingkat asosiasi keeratan hubungan pengaruh variabel bebas tersebut melalui besaran
koefisien korelasir. Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas X
1,
X
2
,X
3
,X
4
,X
5
lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar
variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 r ≤ 0,60. Sunyoto,
2007 :89 Atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat
digunakan cara lain yaitu dengan : a. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang
dibenarkan statistik α b. Nilai variance inflation factor VIF adalah faktor inflasi
penyimpangan baku kuadrat Nilai tolerance
α dan variance inflation factor VIF dapat dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai
berikut : Besar tolerance
α : α = 1VIF
Besar nilai variance inflation factor VIF
VIF = 1 α Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika : α hitung α
VIF hitung VIF Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika : α
hitung α dan VIF hitung VIF.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah analisis untuk mengetahui dalam suatu regresi, variabel dependen dan independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal. Model regresi yang baik adalah apabila distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2006 : 76. Dalam
penelitian ini menggunakan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dimana pengambilan keputusan adalah dengan melihat angka
probabilitas signifikansinya. Apabila lebih besar dari signifikansi 0,05, maka data berdistribusi normal.
3. Uji Heteroskedasitas
Heteroskedastisitas adalah kondisi di mana varian variabel terikat untuk berbagai nilai variabel bebas tidak bernilai tetapi berubah-ubah
Gujarati, 2003. Dalam penelitian ini pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan Glejser Test. Dalam
metode ini pengujian dilakukan dengan menggunakan regresi bantu, di mana dalam regresi bantu tersebut sebagai variabel dependen adalah
nilai absolut error. Menurut metode ini, jika suatu variabel bebas memiliki koefisien regresi tidak signifikan p0.05, maka dapat dapat
disimpulkan variabel bebas tersebut tidak mengalami heteroskedasitas Gujarati, 2003.
52
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Larissa Aesthetic Center
Berawal dari sebuah keinginan untuk memberikan pelayanan dibidang perawatan kulit dan rambut yang aman, sehat dan tanpa efek
samping, pada tanggal 11 juni 1984, R.Ngt.Poedji Lirnawati berbekal ilmu yang diperoleh dari Key Brown Beauty School di Los Angeles, USA
dan juga beberapa perguruan tinggi khususnya dibidang ilmu kosmetologi di Jerman, Perancis, Jepang, Hongkong, Singapura, mendirikan Larissa
Beauty Salon. Konsep yang dikembangkan adalah perawatan kulit rambut dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti buah, sayuran,
umbi, batang dan akar, yang lebih dikenal dengan konsep ‘back to nature’ seiring dengan kata Larissa itu sendiri yang berasal dari bahasa Latin yang
berarti bersinar atau terang. Seiring perkembangan perusahaan dan untuk lebih fokus dibidang perawatan kulit rambut, Larissa Beauty Salon
berubah nama menjadi Larissa Skin Care Hair Treatment.
Terhitung sejak tanggal 2 Juni 1998, Larissa sudah mempunyai sertifikat merek dari Departement Hukum dan Perundang-undangan
Republik Indonesia Direktorat Jendral Hak Atas Kekayaan Intelektual. Dengan demikian merk Larissa sudah terdaftar dan mendapat