Analisis pengaruh kepuasan konsumen dan tie strength terhadap terciptanya word of mouth pada film laskar pelangi (studi kasus pada mahasiswa-mahasiswa Universitas Islam egeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN DAN TIE STRENGTH TERHADAP TERCIPTANYA WORD OF MOUTH PADA FILM
LASKAR PELANGI
(Studi kasus pada mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
Oleh Achmad Syaihu NIM : 207081000365
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(2)
ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN DAN TIE STRENGTH TERHADAP TERCIPTANYA WORD OF MOUTH PADA FILM
LASKAR PELANGI
(Studi kasus pada mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Achmad Syaihu NIM: 207081000365
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Yahya Hamja, Dr, MM Suhendra, S.Ag, MM
NIP. 19490602 1978 03 1 001 NIP. 19711206 200312 1 001
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(3)
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 17 Oktober 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa : 1. Nama : Achmad Syaihu
2. NIM : 207081000365
3. Jurusan : Manajemen Pemasaran
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Kepuasan Konsumen Dan Tie Strength Terhadap Terciptanya Word Of Mouth Pada Film Laskar Pelangi (Studi Kasus Pada Mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 31 Oktober 2011
1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( )
NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua
2. Arief Mufraini, Lc, M.Si ( )
NIP. 19770122 200312 1 001 Sekretaris
3. Ade Suherlan, MM, MBA ( )
(4)
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, 7 Desember 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Achmad Syaihu
2. NIM : 207081000365
3. Jurusan : Manajemen Pemasaran
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Kepuasan Konsumen Dan Tie Strength Terhadap Terciptanya Word Of Mouth Pada Film Laskar Pelangi (Studi Kasus
Pada Mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 Desember 2011
1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( )
NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua
2. Arief Mufraini, Lc, M.Si ( )
NIP. 19770122 200312 1 001 Sekretaris
3. Leis Suzanawati, SE, M.Si ( )
NIP. 19720809 200501 2 004 Penguji Ahli
4. Dr. Yahya Hamja, MM ( )
(5)
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Nama Mahasiswa : Achmad Syaihu
NIM : 207081000365
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen Pemasaran
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan plagiat atau replikasi dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan ujian ulang.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Ciputat, 3 November 2011 Yang menyatakan
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Achmad Syaihu
2. Tempat dan tanggal lahir : Bogor, 25 Agustus 1988
3. Agama : Islam
4. Status : Belum menikah
5. Alamat : Jln. Masjid Al-ittihad Rt 001 Rw 03 no 33
kecamatan Cipayung Depok
6. Kewarganegaraan : Indonesia
B. Data Pendidikan Formal
1. 1994 – 2000 : SD Negeri Pondok Terong 3
2. 2000 – 2003 : Pondok Pesantren Terpadu Daaruttaqwa 3. 2003 – 2006 : Pondok Pesantren Terpadu Daaruttaqwa
C. Data Keluarga
1. Ayah : A.Kholiq
2. Ibu : Suryati
(7)
ABSTRACT
This research aims to analyze the influence of consumer satisfaction and tie strength to create of word of mouth on Laskar Pelangi’s Movie. The sample in this study are students of Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta who has watched Laskar Pelangi’s movie.
Convenience sampling method has been selected to obtain data required at this study. This research utilizes 100 respondents and overall of respondent are students of Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta who has watched Laskar Pelangi’s movie.
The results of this research shows that consumer satisfaction and tie strength have significant influence to create of word of mouth on Laskar Pelangi’s Movies simultaneously. Partially consumer satisfaction and tie strength have significant influence to create of word of mouth on Laskar Pelangi’s Movie.
(8)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepuasan konsumen dan tie strength terhadap terciptanya word of mouth pada Film Laskar Pelangi. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menonton Film Laskar Pelangi.
Metode convenience sampling telah dipilih untuk memperoleh data dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan 100 responden dan keseluruhan responden adalah mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menonton Film Laskar Pelangi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepuasan konsumen dan tie strength berpengaruh signifikan terhadap terciptanya word of mouth pada Film Laskar Pelangi secara simultan. Secara parsial kepuasan konsumen dan tie strength memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terciptanya word of mouth pada Film Laskar Pelangi.
(9)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahhirobbil alamiin...Segala Puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan hidayah-Nya, yang senantiasa memberi petunjuk, kekuatan lahir dan batin serta kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna untuk mencapai gelar sarjana ekonomi jenjang pendidikan strata satu program studi manajemen pemasaran pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis sadar betul akan segala kekurangan yang penulis miliki, tetapi dengan seijin Allah SWT, kerja keras serta doa dan dukungan yang terus-menerus diberikan dari keluarga, teman-teman, dan dosen pembimbing, akhirnya skripsi ini dapat juga diselesaikan. Rasa terimakasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada:
1. Kedua orang tua saya yang selalu berusaha keras menjadikan saya anak yang terbaik walau segala kekurangan yang dimilikinya. Ya Allah...berikanlah nikmat yang sebesar-besarnya untuknya, hanya nikmatmulah yang sederajat untuknya sebagai balasan dari apa-apa yang beliau berikan kepada saya.
2. Bpk. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bpk. Yahya Hamja Dr.,MM selaku dosen pembimbing I, atas masukan-masukan yang telah diberikan kepada saya selama membimbing dalam pembuatan skripsi ini.
4. Bpk. Suhendra, S.Ag,MM selaku dosen pembimbing II, atas masukan-masukan yang telah diberikan kepada saya selama membimbing dalam pembuatan skripsi ini.
(10)
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah atas semua curahan ilmu bantuan dan pelayanannya.
6. Kakak-kakak dan adik saya atas dukungannya.
7. Ridha Wati, Siti Cheria Rasyid, Amin Al-fikri, Deni Irawan atas bantuan ilmu dan pengalaman dalam penyusunan skripsi ini. Dan buat Ade Wirda temen seperjuangan di sidang skripsi.
8. Buat temen-temen manajemen angkatan 2007 atas kebersamaannya selama masa perkuliahan, semoga pertemanan kita berlanjut hingga tua nanti.
9. Buat temen-temen yang suka mencari inspirasi dibawah pohon rindang (DPR)...Reyhan bin H. Amir, R Atma bin H. Keman, Sigit bin Riyanto, Hadi bin H. Zakaria, Joko bin Sumintar, Halim bin Asyam, Adi bin H. Tatuk, Ardi bin Nurdin, Rurry bin Suparman, Ari bin Yamin, Tomy bin Sugih, Catur bin Sukarni, Fajri bin Mas’ud, Rahmat bin Hamit, Angga bin Dodo, Ryan bin H. Amir. Dan buat wanita yang menghiasi indahnya pohon rindang, Hilwah binti H. Zaenal dan Shifa binti Nasrudin. Semoga kita dapat meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Amin...
10.Serta untuk pihak-pihak lain yang turut serta membantu, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu...penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari masih banyak keterbatasan, namun penulis berharap sumbangan pemikiran yang penulis sampaikan mudah-mudahan memberikan manfaat bagi pembaca.
Wassalammualaikum Wr.Wb
Jakarta, 3 November 2011 Penulis
(11)
DAFTAR ISI
COVER
COVER Dalam
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah...i
Daftar Riwayat Hidup...ii
Abstract ...iii
Abstrak ...iv
Kata Pengantar ...v
Daftar Isi ...……….………...…………....………...vii
Daftar Tabel...ix
Daftar Gambar...xi
Daftar Lampiran ...xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian...1
B. Perumusan Masalah...10
C. Tujuan Penelitian...11
D. Manfaat Penelitian...11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Pemasaran...13
B. Kepuasan Konsumen...14
C. Tie Strength...17
D. Word Of Mouth...19
E. Buzz Marketing...23
F. Penelitian Terdahulu...24
G. Kerangka Pemikiran Teoritis...28
H. Hipotesis...28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruan Lingkup Penelitian...30
B. Metode Penentuan Sampel...30
C. Metode Pengumpulan Data...31
1. Data Primer...31
2. Data Sekunder...32
D. Metode Analisis...32
1. Uji Validitas dan Reliabilitas...33
(12)
3. Uji Regresi...36
E. Operasional Variabel Penelitian...39
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tentang Objek Penelitian...41
1. Profil Film Laskar Pelangi...41
2. Pemeran dan Tokoh Film Laskar Pelangi...42
3. Original Soundtreck Film Laskar Pelangi...43
4. Prestasi Film Laskar Pelangi...43
B. Analisis dan Pembahasan...44
1. Karakteristik Responden...44
2. Penilaian Responden...45
3. Uji Validitas dan Reliabilitas...54
4. Uji Asumsi Klasik...57
5. Uji Regresi...61
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan...68
B. Implikasi...68
DAFTAR PUSTAKA...70
(13)
DAFTAR TABEL
Nomer Keterangan Halaman
1.1 Film Layar Lebar Dengan Jumlah Penonton 1jt Keatas
Selama Tahun 2007-2010...6
2.1 Tingkat Kepercayaan dan Pembelian...21
3.1 Skala Likert...32
3.2 Definisi Operasional Variabel...40
4.1 Pemeran dan Tokoh Film Laskar Pelangi...42
4.2 Original Soundtreck Film Laskar Pelangi...43
4.3 Jenis Kelamin Responden...44
4.4 Fakultas Responden...44
4.5 Jawaban Responden Mengenai Kualitas Film Laskar Pelangi...46
4.6 Jawaban Responden Mengenai Penyampaian Ide Pesan Film...46
4.7 Jawaban Responden Mengenai Penyampaian Inspirasi Film...47
4.8 Jawaban Responden Mengenai Pemenuhan Harapan...47
4.9 Jawaban Responden Mengenai Perasaan Puas...48
4.10 Jawaban Responden Mengenai Perasaan senang...48
4.11 Jawaban Responden Mengenai Perasaan Bangga...49
4.12 Jawaban Responden Mengenai Harapan Menonton Kembali...49
4.13 Jawaban Responden Mengenai Jangka Waktu Hubungan...50
4.14 Jawaban Responden Mengenai Hubungan Yang Kuat...50
4.15 Jawaban Responden Mengenai Kesenangan Menghabiskan Waktu Bersama...50
4.16 Jawaban Responden Mengenai Keakraban...51
4.17 Jawaban Responden Mengenai Kedekatan...51
4.18 Jawaban Responden Mengenai Kesenangan Berbagi Keyakinan...52
4.19 Jawaban Responden Mengenai Keinginan Membicarakan Pengalaman...52
4.20 Jawaban Responden Mengenai Membicarakan Hal Positif Tentang Film Laskar Pelangi...53
(14)
4.21 Jawaban Responden Mengenai Merekomendasikan
Film Laskar Pelangi...53
4.22 Jawaban Responden Mengenai Mempromosikan Film Laskar Pelangi...54
4.23 Jawaban Responden Mengenai Mendorong Orang Lain Untuk Menonton...54
4.24 Hasil Uji Validitas...55
4.25 Hasil Uji Reliabilitas...56
4.26 Hasil Uji Multikolonieritas...57
4.27 Nilai Korelasi Variabel Independen...58
4.28 Hasil Uji Regresi Linier Berganda...61
4.29 Hasil Uji Koefisien Determinasi...63
4.30 Interpretasi Koefisien Korelasi...63
3.31 Hasil Uji Simultan (Uji F)...65
(15)
DAFTAR GAMBAR
Nomer Keterangan Halaman
2.1 Proses Pembentukan Rekomendasi WOM...16
2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis...28
4.1 Hasil Uji Normalitas...59
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomer Keterangan Halaman
1 Kuesioner...73
2 Data Mentah Kuesioner Uji Validitas Dan Reliabilitas...76
3 Data Mentah Kuesioner Analisis Regresi Linier Berganda...77
4 Distribusi Frekuensi Penilaian Responden...79
5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...85
6 Hasil Uji Asumsi Klasik...88
(17)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Dunia pemasaran merupakan dunia yang mengalami perubahan yang
pesat dan menerus. Hal ini terjadi berkat para inovator yang
terus-menerus meluncurkan cara-cara baru untuk memuaskan kebutuhan yang ada
saat ini dan bahkan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak diketahui orang
banyak bahwa mereka membutuhkannya. Meningkatnya pola fikir serta
perubahan prilaku dan gaya hidup konsumen membuat para pemasar perlu
menyesuaikan produknya agar dapat sesuai dengan konsumen dewasa ini.
Perubahan besar yang terjadi adalah konsumen kini berada dalam
kepercayaannya, dalam kreatifitas diri dan dalam kemampuan diri untuk
mengekspresikan dirinya. Konsumen tidak lagi melihat dirinya sebagai
responden pasif dalam berhubungan dengan suatu merek ataupun produk
tetapi konsumen sekarang melihat dirinya sebagai responden yang sederajat
aktif dalam berhubungan dengan suatu merek ataupun produk, baik diundang
oleh pemasaran ataupun tidak (Needham, 2008:61).
Seiring berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi, seperti
adanya handphone, internet serta media lainnya. Konsumen semakin leluasa berkomunikasi tanpa batas ruang dan waktu untuk mendapatkan berbagai
informasi, akan tetapi banyaknya informasi yang beredar membuat konsumen
semakin bingung menganalisa kebenaran informasi-informasi tersebut. Orang
(18)
informasi-informasi tersebut. Oleh karena itu, word of mouth menjadi penghemat waktu yang diperlukan. word of mouth memudahkan konsumen mengetahui kinerja produk atau jasa berkat pengalaman yang telah diceritakan.
Perusahaan berlomba-lomba menginformasikan produk atau jasa yang
ia miliki melalui berbagai media informasi seperti iklan, majalah dan lainnya
yang ditujukan untuk menjual produk, pada kenyataannya bahwa konsumen
membeli, sering kali bukan karena merespon dari apa yang ia liat dari media
informasi tersebut, melainkan merespon apa yang mereka dengar dari sumber
yang independen. Konsumen mengumpulkan informasi dari berbagai media
informasi seperti iklan dan lainnya, kemudian membicarakan dengan teman
mereka. Dan konsumen membeli karena merespon apa yang dikatakan orang
lain mengenai suatu produk.
Banyak pemasar yang baru menyadari bahwa membuat pengalaman
menjual produk mereka kepada konsumen merupakan cara terbaik untuk
meningkatkan penjualan. Membuat orang sering membicarakan produk
kepada orang yang tepat dengan cara yang benar merupakan hal yang penting
yang dapat dilakukan oleh seorang pemasar.
Word of mouth memiliki pengaruh yang sangat penting, word of mouth sangat efektif karena manusia merupakan mahluk sosial, dan word of mouth dapat menjadi sumber informasi yang kuat dalam mempengaruhi keputusan pembelian, alasannya adalah (Hasan, 2010:25):
(19)
1. WOM adalah sumber informasi yang independen dan jujur (ketika
informasi datang dari seseorang teman itu lebih kredibel karena tidak ada
association dari orang dengan perusahaan atau produk).
2. WOM sangat kuat karena memberikan manfaat kepada yang bertanya
tentang pengalaman langsung tentang produk melalui pengalaman teman
dan kerabat.
3. WOM disesuaikan dengan orang-orang yang tertarik di dalamnya,
seseorang tidak akan bergabung dengan percakapan, kecuali mereka
tertarik pada topik diskusi.
4. WOM menghasilkan media informal.
5. WOM dapat mulai dari satu sumber tergantung bagaimana kekuatan
influencer dan jaringan sosial itu menyebar dengan cepat dan secara luas dengan orang lain.
6. WOM tidak dibatasi oleh ruang atau kendala lainnya seperti iklan sosial,
waktu, keluarga atau hambatan fisik lainnya.
Word of mouth memberikan sebuah pengalaman yang kredibel dan tepat pada waktunya, word of mouth merupakan media komunikasi yang paling efektif dan efisien, di samping biayanya yang rendah WOM juga
membentuk citra merek produk. Menurut Hasan (2010:34) word of mouth adalah iklan gratis. Jika iklan konvensional segala bentuk presentasinya
nonpersonal (media komersial), ide, barang atau jasa harus dibayar oleh
sponsor. WOM tidak demikian. Promosi iklan produk, atau ide pribadi
(20)
yang membuat tingkat kredebilitasnya tinggi, dan sangat bisa diandalkan
untuk memasarkan sebuah produk (seperti film).
Memasuki tahun 2007, industri perfilman Indonesia di kuasai oleh
film-film yang bernuansa komedi, horror dan romantis, ini terbukti dengan
melihat antusiasme penonton yang senang dalam menonton film-film
bernuansa komedi, horar dan romantis, sebut saja film Quickie Express dengan jumlah penonton 1.000.000 orang, Get Marrid dengan jumlah penonton 1.400.000 orang, Terowongan Casablanca dengan jumlah penonton 1.200.000 orang, Naga Bonar Jadi 2 dengan jumlah penonton 1.300.000 orang. Film-film tersebut merupakan film-film yang meraih kesuksesan di
tahun 2007, dan film bernuansa romantis yang sukses pada tahun 2008 yaitu
film Ayat-ayat Cinta dengan jumlah penonton mencapai 3.581.947 orang, dan pada tahun 2009 yaitu film Ketika Cinta Bertasbih dengan jumlah penonton 2.400.000 orang, dan Ketika Cinta Bertasbih 2 dengan jumlah penonton 1.400.000 orang (http://filmindonesia.or.id/movie/viewers).
Di tengah-tengah kesuksesan film-film yang bernuansa komedi, horor
dan romantis, terjadi suatu pencapaian yang fantastis pada tahun 2008,
ternyata pencapaian fantastis tersebut diluar dari film-film yang bernuansa
komedi, horror dan romantis, yaitu Film Laskar Pelangi yang disutradarai
oleh Riri Riza dan diproduksi oleh Miles film bersama Mizan production, memecahkan rekor penjualan tiket sehingga menjadi film layar lebar terlaris
(21)
penonton sampai 1.400.000 orang hanya dalam waktu dua minggu setelah
pemutaran perdananya (http://www.posblitung.com).
Film Laskar Pelangi merupakan film yang bertemakan realitas sosial
dan ceritanya di adaptasi dari novel karya Andrea Hirarata, yang ceritanya
mengangkat kehidupan masa kecil sang penulisnya. Film Laskar Pelangi
menceritakan tentang kisah anak-anak pinggiran desa gantung bagian timur
pulau blitung yang pernah menjadi pulau terkaya di Indonesia. Cerita tentang
semangat anak-anak bangsa yang pantang menyerah dan mengharukan dalam
menggapai mimpi, serta keindahan persahabatan yang menghiasi dalam cerita
film ini, telah menjadi suatu motivasi bagi anak bangsa dalam negeri maupun
luar negeri, bahwa keinginan yang kuat membuat semua yang ga mungkin di
dunia ini menjadi mungkin “nothing impossible to do”.
Film Laskar Pelangi telah mengoreksi anggapan yang selama ini
dipercaya banyak pihak tentang tren film layar lebar Indonesia yang hanya
seputar drama romantis, komedi ataupun horor. Film Laskar Pelangi telah
menepis hal tersebut, dengan munculnya Film Laskar Pelangi, sehingga
terciptalah anggapan yang positif tentang penonton Indonesia, bahwa
penonton Indonesia dapat menerima suatu innovasi dan tidak hanya berada
dalam kisaran perfilman yang bergenre romantis, komedi ataupun horror
(http://www.goodreads.com). Terbukti dengan pencapaiannya yang fantastis
dalam jumlah penontonnya pada Film Laskar Pelangi ini, seperti yang tertera
(22)
Tabel. 1.1
Film Layar Lebar Dengan Jumlah Penonton 1jt Keatas Selama Tahun 2007-2010
Film Tahun Jumlah penonton
Get Married 2007 1.400.000
Quikie Express 2007 1.000.000
Naga Bonar Jadi 2 2007 1.300.000
Terowongan Casablanca 2007 1.200.000
Ayat-ayat Cinta 2008 3.581.947
Laskar Pelangi 2008 4.606.784
Sang Pemimpi 2009 1.742.242
Ketika Cinta Bertasbih 2009 2.400.000
Ketika Cinta Bertasbih 2 2009 1.400.000
Garuda Di Dadaku 2009 1.371.131
Get Married 2 2009 1.187.309
Sang Pencerah 2010 1.108.600
Sumber: http://filmindonesia.or.id/movie/viewers (di olah, 2011).
Kesuksesan Film Laskar Pelangi bukan hanya dari jumlah
penontonnya saja yang fantastis, tetapi Film Laskar Pelangi pun syarat akan
prestasinya baik dalam negeri maupun luar negeri, di dalam negeri Film
Laskar Pelangi meraih penghargaan sebagai film terbaik di Indonesian Movie Award tahun 2009 (http://pelawiselatan.blogspot.com), dan di luar negeri Film Laskar Pelangi memenangkan penghargaan The Golden Butterfly Award untuk kategori film terbaik di Internasional Festival of Films for Children and Young Adults di Hamedan Iran (http://ipoerteladan.blogspot.com), dan prestasi-prestasi lainnya. Dan yang membanggakan lagi, Laskar Pelangi akan
dibuat ulang (reebot) oleh produser Hollywood dan penggarapannya diserahkan langsung oleh sutradara terkenal di sana. Penulis novel Laskar
Pelangi, Andrea Hirata. Mengabarkan dirinya ditawari oleh produser dari
(23)
“Benar, ada salah satu produser yang tertarik membuat ulang Film The Rainbow Troops (Laskar Pelangi), dia bilang tertarik untuk menawarkan ke Dany Boyle, sutradara Slumdog Millionare,” ujarnya.
Dan di dalam negeri Film Laskar Pelangi dibuat versi Pertunjukkan
Musikal Laskar Pelangi yang di gelar di Jakarta pada tahun 2010 hingga
januari 2011 (http://www.infospesial.com).
Tak hanya sampai disitu. Respon publik pun positif, bahkan public figure khususnya pemerintah Indonesia, tak kuasa berkomentar setelah menonton Film Laskar Pelangi. Berikut komentar pemerintah setelah
menonton film Laskar Pelangi:
"Laskar Pelangi merupakan karya seni berkualitas tinggi. Pesan akan
pentingnya pendidikan disampaikan dengan jelas. Oleh karena itu saya akan
ikut mengiklankan film ini, agar lebih banyak lagi yang menonton, bahkan
hingga ke luar negeri," ujar Presiden SBY usai menyaksikan film tersebut di
Blitz Megaplex, Grand Indonesia, Rabu (8/10) malam
(http://msigidhrd.blogspot.com).
“Dalam film itu, kita diajarkan bagaimana murid dan guru bisa
berkomunikasi dengan baik, seperti sebuah keluarga. Dan tetap ceria, saling
toleransi dan mengajarkan untuk bisa mencintai lingkungan,” ujar putri ploklamator Halida Hatta ( http://palembang.tribunnews.com).
“Film-film bermuatan pendidikan yang bagus dan mendidik seharusnya banyak diproduksi insan perfilman di Indonesia. Harus disadarai
(24)
bagaimana ceritanya. Tak lagi film bernuansa western dan koboi," ujar Sri
Sultan Hamengkubuwono X (http://nasional.kompas.com).
“Film Laskar Pelangi hadir di saat yang tepat untuk memberikan gambaran guru berdedikasi dalam pengabdiannya meskipun kondisi
pendidikan terbatas.,” ujar Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo
(http://nasional.kompas.com).
“Saya sangat terharuh. Justru tadi saya malah bertanya siapa yang
tidak nangis. Saya rasa semua penonton terharu….Tuh kan saya tersentuh
lagi,” ujar Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu
(http://nasional.kompas.com).
“Film ini mengisahkan bagaimana semangat anak-anak kampung miskin untuk tetap bersekolah walaupun tanpa alas kaki, baju tanpa kancing,
dan papan tulis yang berlubang," ujar Soetrisno Bachir
(http://nasional.kompas.com).
Komentar-komentar tersebut merupakan word of mouth yang di lontarkan oleh public figure terhadap Film Laskar Pelangi dari dalam negeri, akan tetapi tidak cukup hanya itu saja, Film Laskar Pelangi pun mendapat
komentar dari luar negeri mengingat film ini diputar di berbagai negara
seperti Jerman dan Australia. Berikut komentar yang terlontar dari beberapa
penonton yang menyaksikan Film Laskar Pelangi ketika diikut sertakan
dalam Festival Film Berlin 2009:
(25)
Mulianakusumah setengah berbisik di tengah pertunjukan. Ia tampak
mengusap matanya. Mulianakusumah baru empat bulan tinggal di Jerman. Di
Indonesia ia belum sempat menonton film ini.
Farah Marina, mahasiswi Fachhochschule fur Technik un Wirtschaft, Berlin, yang hampir tiga tahun tinggal di Berlin, mengaku ia juga sempat
menitikkan air mata, terutama ketika adegan Lintang berhenti sekolah dan
pamitan kepada teman-temannya. "Bukan cuma aku aja lho yang nangis,
orang Jerman di sebelahku juga nangis kok. Filmnya bagus banget," kata dia.
Sophie, salah seorang warga Berlin yang menonton Laskar Pelangi
juga mengaku tersentuh. "Saya kagum dengan perjuangan anak-anak Laskar
Pelangi, kagum dengan semangat mereka, dan itu semua sangat menyentuh,"
ujarnya (www.laskarpelangithemovie.blogspot.com).
Berbagai word of mouth tersebut tercipta setelah publik menonton Film Laskar Pelangi. Hal tersebut terjadi mungkin karena kepuasan setelah
menonton ataupun tie strength antara si penonton dengan orang lain, sehingga orang-orang yang telah menonton Film Laskar Pelangi tersebut
mengungkapkan apa-apa yang telah ia alami atau ia konsumsi (menonton
film).
Objek penelitian pada penelitian ini dilakukan pada
mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain
alasan efesiensi biaya, mahasiswa-mahasiswi mempunyai wawasan yang luas
dan pemikiran yang terbuka sehingga lebih bijak dalam menilai atau
(26)
kecenderungan “homopoly” yaitu kecenderungan orang untuk bergaul dengan orang yang sama dengan orang tersebut. Ini merupakan prinsip fundamental
jaringan dimana word of mouth dapat berlangsung (Rosen, 2004:78). Oleh karena itu peneliti meyakini bahwa terdapat word of mouth pada para mahasiswa-mahasiswi.
Berdasarkan paparan diatas, maka penulis mengambil judul “Analisis Pengaruh Kepuasan Konsumen Dan Tie Strength Terhadap Terciptanya Word Of Mouth Pada Film Laskar Pelangi (Studi kasus pada mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)”.
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang dipaparkan diatas,
maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu :
1. Apakah kepuasan konsumen dan tie strength berpengaruh terhadap terciptanya word of mouth secara simultan pada Film Laskar Pelangi? 2. Apakah kepuasan konsumen berpengaruh terhadap terciptanya word of
mouth secara parsial pada Film Laskar Pelangi?
3. Apakah tie strength berpengaruh terhadap terciptanya word of mouth secara parsial pada Film Laskar Pelangi?
(27)
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan antara lain sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh kepuasan konsumen (�1) dan tie strength (�2) terhadap terciptanya word of mouth secara simultan pada Film Laskar Pelangi.
2. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh kepuasan konsumen (�1) terhadap terciptanya word of mouth secara parsial pada Film Laskar Pelangi.
3. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh tie strength (�2) terhadap terciptanya word of mouth secara parsial pada Film Laskar Pelangi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
a. Membantu perusahaan dalam mengetahui hal-hal yang menjadi faktor
terciptanya word of mouth pada produknya.
b. Menjadi dasar dan pedoman bagi perusahaan lain yang berminat untuk
mengetahui faktor-faktor terciptanya word of mouth. 2. Bagi Penulis
a. Dapat memberikan tambahan wawasan dan bekal ilmu pengetahuan
serta melatih keterampilan teknis penulis dalam menganalisa suatu
masalah.
b. Mengaplikasikan teori-teori yang di dapat dalam perkuliahan ke dalam
(28)
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai tambahan pengetahuan,
disamping dapat digunakan sebagai sumber informasi dan kelengkapan
(29)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Pemasaran
Secara ringkas, komunikasi pemasaran adalah proses penyebaran
informasi tentang perusahaan dan apa yang hendak ditawarkannya (offering) pada pasar sasaran (Sulaksana, 2007:23).
Uyung Sulaksana (2007:80-83) menyatakan di dalam bukunya, ada
dua saluran komunikasi pemasaran yaitu:
1. Saluran Komunikasi Personal
Saluran komunikasi personal meliputi dua orang atau lebih yang
berkomunikasi langsung secara tatap muka, pembicaraan dengan
audiensnya, lewat telephone, atau e-mail. Komunikas personal bisa lebih
efektif karena adanya peluang untuk mengindividualisasikan
penyampaian pesan dan umpan baliknya.
2. Saluran Komunikasi Nonpersonal
Saluran nonpersonal meliputi media, atmosfir even. Media terdiri
dari media cetak (koran, majalah, direct mail), media siaran (radio, televise), media elektronik (kaset audio, Video, CD-ROM, halaman
web), dan media display (baliho, papan iklan, poster, sign). Kebanyakan pesan nonpersonal berasal dari media yang harus dibayar oleh
(30)
B. Kepuasan Konsumen
Swan, et al. (1980) mendefinisikan kepuasan pelanggan/konsumen sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah
kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan
cocok atau tidak cocok dengan tujuan atau pemakaian (Tjiptono, 2004:349).
Kepuasan konsumen menjadi salah satu hasil penting dari semua
aktivitas pemasaran, sebab puas tidaknya konsumen akan berdampak pada
keberhasilan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan selalu berusaha untuk
dapat memuaskan konsumen atas barang/jasa yang telah diproduksinya
(Widyaswati, 2010:17).
Falsafah dasar sukses pemasaran sebenarnya tetap sederhana saja
yaitu pentingnya memuaskan konsumen. Implementasinya memang tidak
gampang, namun tetap harus diingat bahwa konsumen merupakan value-miximizer. Agar dapat bertahan ditengah persaingan yang makin sengit, perusahaan setidaknya harus melakukan langkah-langkah berikut (Sulaksana,
2007:3):
1. Merumuskan kebutuhan konsumen.
2. Mengidentifikasi segmen konsumen yang punya kebutuhan tersebut.
3. Positioning produk baru atau repotitioning produk lama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
4. Mengembangkan strategi pemasaran untuk mengkomunikasikan dan
(31)
6. Memastikan tanggung jawab sosial perusahaan, jangan sampai strategi
tersebut menyesatkan atau menipu konsumen.
Perusahaan banyak menggunakan berbagai cara untuk
mempertahankan konsumen salah satunya adalah memastikan kualitas produk
dan jasa dalam memenuhi harapan konsumen. Pemenuhan harapan ini akan
menciptakan kepuasan bagi konsumen (Engel dalam Nur 2009:14).
Kepuasan konsumen menurut Zeithaml dalam Erida (2009)
dipengaruhi oleh fitur spesifik dari produk atau jasa dan persepsi terhadap
kualitas. Kualitas merupakan elemen dominan dalam evaluasi yang dilakukan
pelanggan untuk menilai kenerja produk atau jasa. Kinerja yang baik akan
menciptakan harapan yang positif bagi konsumen untuk melakukan transaksi
ulang pada produk tersebut.
Terciptanya kepuasaan konsumen dapat memberikan beberapa
manfaat, diantaranya hubungan antara konsumen dan perusahaan menjadi
harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, terciptannya
loyalitas konsumen, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut
(word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan (Tjiptono, 1998:115 dalam Sri Handayani).
Ali Hasan (2010:175) menjelaskan proses terbentuknya word of mouth yang terjadi melalui kepuasan konsumen dengan peragaan gambar sebagai
(32)
Gambar. 2.1
Proses Pembentukan Rekomendasi WOM
Sumber : Ali Hasan, (2010:175)
Kepuasan konsumen dapat dinyatakan setelah konsumen menikmati
produk/jasa yang dimaksud. Kepuasan konsumen adalah suatu tanggapan
emosional atas evaluasi terhadap pengalaman mengkonsumsi suatu
produk/jasa. Kepuasan konsumen tergantung pada kinerja produk dalam
menyampaikan nilai produk dan menyerahkan nilai relatif terhadap harapan
pembeli. Bila prestasi sesuai dengan harapan, maka pembeli merasa senang.
konsumen yang merasa puas akan membeli ulang dan mereka
memberitahukan kepada orang lain mengenai pengalaman baik dengan
produk tersebut (Natalina, 2009:25).
Teori kepuasan menyatakan bahwa bila konsumen puas terhadap
kinerja produk atau jasa maka konsumen akan memberikan rekomendasi pada Kualitas
produk
Kepuasan konsumen
Sikap loyal
Rekomendasi WOM
Loyalitas prilaku
Layanan prima Kelanjutan
(33)
dalam kesuksesan Pemasaran WOM. Dalam studinya, Reiccheld (2006:75)
menyebutkan bahwa seorang konsumen puas akan memberitahukan kepada
satu orang lain, sedangkan satu orang yang tidak puas akan
memberitahukannya kepada sepuluh orang lain.
Dalam penelitiannya, Bolton dan Lemon dalam East, et al (2005:13), menyebutkan bahwa peningkatan kepuasan dapat dihubungkan dalam
peningkatan penggunaan produk. Dalam penelitian East, et al (2005:14), menemukan bahwa tingkat rekomendasi, yang juga dapat diartikan sebagai
kinerja WOM, dipengaruhi oleh kepuasan konsumen terhadap suatu produk.
Dalam studinya terhadap word-of-mouth dan restoran di Korea Selatan, Babin et al (2005:135) menyebutkan bahwa ada dukungan erat antara kepuasan konsumen dan word-of-mouth. Ketika konsumen puas, maka WOM positif akan tercipta dan mereka labih suka untuk memberikan rekomendasi
pembelian kepada orang lain. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wirts
and Chew (2002:144) juga mendukung hasil tersebut yaitu kepuasan secara
signifikan berpengaruh terhadap WOM dan keinginan untuk melakukan
rekomendasi pembelian. Ketika konsumen puas maka mereka akan
memberikan WOM positif dan merekomendasikan orang lain untuk
melakukan pembelian. Sedangkan konsumen yang tidak puas, mereka akan
melarang orang lain untuk melakukan pembelian.
C. Tie Strength
Tie strength adalah konstruk multidimensional yang menunjukkan kekuatan hubungan dalam konteks jaringan sosial (Money, Gilly, dan
(34)
Graham, 1998:79). Jaringan WOM adalah jaringan sosial yang terdiri dari
sekumpulan orang yang terlibat dalam word of mouth, dan termasuk hubungan antar pribadi orang tersebut. WOM digambarkan sebagai aliran
informasi dalam jaringan sosial yang terdiri dari individu-individu yang
menjalin hubungan satu sama lain. Frenzen dan Davis dalam Praswati
(2009:24) mengidentifikasi bahwa kedekatan, keakraban, dukungan, dan
asosiasi merupakan dimensi-dimensi yang tidak dapat dipisahkan dari konsep
hubungan antar pribadi. Granovetter dalam Cindy M.Y. Chung (2009:330)
menemukan bahwa tie strength atau hubungan yang kuat lebih nyaman berkomunikasi dibandingkan dengan hubungan yang lemah. Hubungan yang
kuat lebih mengetahui apa yang dibutuhkan satu sama lain dibandingkan
dengan hubungan yang lemah. Contoh hubungan yang kuat seperti teman
dekat dan keluarga, dan hubungan yang lemah seperti kenalan dan orang
asing.
Ward and Reingen dalam Money, Gilly, dan Graham (1998:79)
mengukur tie strength dengan jangka waktu, yaitu seberapa lama sumber rujukan dan lawan bicaranya saling mengenal satu sama lain. Dan Bansal
dalam Praswati (2009:32) mengukur indikator tie strength dengan kekuatan hubungan, kesenangan menghabiskan waktu bersama dan kesenangan berbagi
keyakinan.
Tie strength akan menciptakan kesempatan yang lebih pada terciptanya WOM, pengetahuan dari masing-masing kebutuhan satu sama
(35)
Penelitian lain juga mengemukakan bahwa tie strength atau hubungan yang kuat cenderung untuk melakukan WOM lebih banyak dibandingkan dengan
hubungan yang lemah (Brown dan Reingen, 1987; Ryu dan Fieck, 2007
dalam Cindy M.Y. Chung, 2009:331 ).
Wirts dan Chew (2002:145) juga menyatakan bahwa tie strength secara signifikan berpengaruh positif terhadap WOM. Pada ikatan hubungan
yang kuat, orang lebih sering melakukan WOM dibandingkan dengan ikatan
hubungan yang lemah. Tie strength memang merupakan bagian dari aktivitas sosial, seseorang akan lebih ingin membicarakan sesuatu dengan orang yang
dia kenal, informasi akan lebih banyak tertukar satu sama lain jika seseorang
itu merasa akrab dan merasa memiliki hubungan yang kuat dengan lawan
bicaranya, walaupun komunikasipun terjadi pada hubungan yang lemah, akan
tetapi komunikasi terjadi hanya sedikit.
D. Word Of Mouth
Word of mouth pada dasarnya adalah pesan tentang produk atau jasa suatu perusahaan itu sendiri, dalam bentuk komentar tentang produk atau jasa
tersebut, yang dirasakan dan dialami oleh seseorang yang disampaikan
kepada orang lain (Erida, 2009). Dan Rosen (2004:328) mengatakan bahwa
word of mouth merupakan salah satu cara menyebarkan desas-desus. Menurut Word of mouth Marketing Association (WOMMA), pengertian dari word of mouth merupakan usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan dan menjual produk
(36)
merupakan cara komunikasi tidak formal diantara pihak pribadi yang
mengevaluasi mengenai barang dan jasa (Cindy M.Y. Chung, 2009:329).
Babin et al (2005:136) mengukur word of mouth dengan indikator sebagai berikut:
1. Keinginan konsumen dalam membicarakan hal-hal positif tentang kualitas
produk kepada orang lain
2. Rekomendasi produk kepada orang lain
3. Dorongan terhadap teman atau relasi untuk melakukan transaksi terhadap
produk.
Word of mouth menjadi media yang paling kuat dalam mengkomunikasikan serta mempromosikan produk atau jasa kepada dua atau
lebih konsumen. Dalam word of mouth, konsumenlah yang memutuskan tentang sesuatu yang sangat berharga untuk dibicarakan (Hasan, 2010:32).
Filosofi yang mendasar pada word of mouth adalah sebagai berikut (Hasan, 2010:29):
1. Keberlanjutan suara pelanggan, bukan suara perusahaan.
2. Alami, asli, proses jujur bukan buatan dan juga manipulasi.
3. Konsumen mencari sumber informasi bukan perusahaan
4. Konsumen berbicara tentang produk, layanan, atau merek dan mereka
telah memiliki pengalaman.
Word ofmouth dianggap lebih obyektif karena informasi yang sampai kepada calon konsumen bukan berasal dari perusahaan, sehingga tingkat
(37)
word of mouth, dan semata-mata hanya dari keinginan konsumen itu sendiri . Hal ini sesuai dengan hasil validasi riset Nielsen di Amerika Serikat pada
tahun 2007 dan hasil riset yang dilakukan oleh Ali Hasan di Yogyakarta pada
tahun 2009.
Tabel. 2.I
Tingkat Kepercayaan Dan Pembelian
Sumber Informasi Tingkat Kepercayaan
AS Indonesia
1 Rekomendasi konsumen 78% 79%
2 Surat kabar 63%
3 Opini Konsumen 61%
4 Brand Wibesites 60% 65%
5 Televisi 56%
6 Majalah 56%
7 Radio 54%
8 Brand Sponsor 49% 3%
9 Email 49%
10 Iklan Sebelum Film 38%
11 Search Engine Ads 34% 18%
12 Online Banner Ads 26%
13 Mobile Phone Ads 18%
Pembelian 67% 68%
Sumber Nielsel, 2007 Ali Hasan, 2009 Sumber: Ali Hasan, (2010:26)
Tabel tersebut menujukan bahwa rekomendasi sebuah produk lewat
jaringan sosial konsumen (orang yang pernah menggunakan produk atau jasa)
terbukti bahwa word of mouth merupakan media periklanan yang paling terpercaya dan menduduki tingkat kepercayaan yang paling tinggi
dibandingkan media lainnya dalam membentuk keputusan pembelian suatu
produk atau jasa. Sehingga tidak mengejutkan jika WOM memiliki efek yang
kuat pada memori dan penilaian konsumen. Widyaswati (2010: 34)
(38)
pembelian oleh konsumen, bisa mempengaruhi komunitas, efisien karena
tidak memerlukan budget yang besar (low cost).
Menurut Rosen (2004:16) ada tiga hal yang membuat word of mouth menjadi begitu penting:
1. Kebisingan (noise)
Para calon konsumen hampir tidak dapat mengenal karena
banyaknya kebisingan yang dilihat diberbagai media setiap hari. Mereka
bingung sehingga untuk melindungi diri, mereka menyaring sebagian
besar pesan yang berjalan dari media massa. Sebenarnya mereka
cenderung lebih mendengarkan apa yang dikatakan orang atau kelompok
yang menjadi rujukan seperti teman atau keluarga.
2. Keraguan (scepticism)
Para calon konsumen umumnya bersifat skeptis ataupun
meragukan kebenaran informasi yang diterimanya. Hal ini disebabkan
oleh banyaknya kekecewaan yang dialami konsumen saat harapannya
ternyata tidak sesuai dengan kenyataan disaat mengkonsumsi produk.
Dalam kondisi ini konsumen akan berpaling keteman ataupun orang yang
bisa dipercaya untuk mendapatkan produk yang mampu memuaskan
kebutuhannya.
3. Keterhubungan (connectivity)
Kenyataannya bahwa para konsumen selalu berinteraksi dan
(39)
persoalan lain. Dalam interaksi ini sering terjadi dialog tentang produk
seperti pengalaman mereka menggunakan produk.
Sedangkan Khasali dalam Widyaswati (2010:34) mengatakan bahwa
masyarakat kita adalah masyarakat mulut, yaitu masyarakat yang lebih
menggunakan mulutnya dalam berkomunikasai daripada tangan dan mata
untuk menulis dan membaca. Melihat fenomena tersebut menjadikan word of mouth begitu berarti pada konsumen di Negara ini. Dan riset komunikasi pemasaran membuktikan bahwa manusia akan lebih tergerak dengan 75%
rangsangan audio dibandingkan dengan rangsangan visual 25%. Seseorang akan lebih mampu mengingat apa yang ia dengar dibandingkan dengan apa
yang ia lihat (Hasan, 2010:38).
E. Buzz Marketing
Buzz yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai desas-desus adalah keseluruhan komentar mengenai produk atau perusahaan tertentu pada
suatu tahap dalam waktu tertentu. Defenisi ini secara luas mencakup segala
hal yang diceritakan mengenai suatu produk. Sedangkan Newsweek mendefenisikan buzz sebagai “obrolan yang menular”; kegairahan tingkat jalanan dan asli mengenai orang, tempat atau hal baru yang hangat (Rosen,
2004:323).
Ali Hasan (2010:38) menjelaskan kunci sukses buzz marketing sebagai tehnik word of mouth adalah sebagai berikut:
(40)
1. Direct Word Of Mouth
Percakapan langsung dengan konsumen akan memberikan banyak
input yang selalu dicari-cari oleh seluruh marketer, yaitu perhatian konsumen. Tidak ada satu mediapun yang dapat menyamai efektifitas
dari percakapan langsung dengan konsumen.
2. PersonalCredebility
Orang akan lebih percaya jika kualitas suatu barang produk,
merek, atau bahkan Film Laskar Pelangi, diceritakan oleh kerabat
terdekatnya, sahabat atau orang yang dipercaya dan dihormati, misalnya
public figure, guru atau dosen dan lainnya. Mereka tentu saja tidak dibayar oleh produser-produser film, tetapi mereka dengan senang hati
mengatakan bagaimana kualitas barang, produk yang ia konsumsi.
F. Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah beberapa penelitian yang menjadi rujukan dalam
penelitian ini:
Rahmatya Widyaswati (2010). Penelitian dengan judul ” Analisis Faktor-faktor Kepuasan Pelanggan Sehingga Terciptannya Word Of Mouth Yang Positif Pada Pelanggan Speedy Di Semarang. Variabel penelitian ini adalah kualitas produk, kualitas pelayanan, harga yang kompetitif, kepuasan
pelanggan dan word of mouth. Penentuan sampel penelitian digunakan dengan metode sampling purposive. Purposive sampling adalah pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas karakteristik tertentu, yaitu pelanggan
(41)
speedy yang berdomisili di Semarang, dengan jumlah responden 107. Teknik
analisis dalam penelitian ini menggunakan Struktur Equation Modeling (SEM). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kualits produk, kualitas
pelayanan dan harga yang kompetitif mempengaruhi kepuasan pelanggan,
dan kepuasan pelanggan mempengaruhi word of mouth.
Erida (2009). Penelitian dengan judul ”Pengaruh Kepuasan Konsumen Dan Insentif Terhadap Prilaku Word Of Mouth Konsumen Jasa Angkutan Penumpang Bis Antar Kota Antar Profinsi Kelas Eksekutif Di
Bandung”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey explanatory. Populasi sampel dalam penelitian ini adalah
konsumen jasa angkutan penumpang bis AKAP kelas eksekutif dengan
jumlah sampel sebanyak 152 responden di lima perusahaan bis
Bandung-Palembang. Penarikan sampel menggunakan teknik judgement sampling dan metode analisis yang digunakan adalah Analisis Faktor varian yaitu metode
statistik yang menganalisis akibat (pengaruh) mandiri maupun
akibat-akibat interaktif dari dua variable bebas atau lebih, terhadap suatu variable
terikat. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa kepuasan konsumen secara mandiri mempunyai pengaruh terhadap prilaku word of mouth konsumen pada jasa angkutan penumpang bis AKAP kelas eksekutif di
Bandung, begitupun dengan insentif. Dari hasil pengujian pengaruh interaksi
kepuasan dan insentif terhadap prilaku WOM, mengindikasikan bahwa
insentif merupakan katalisator yang efektif dalam menurunkan WOM yang
(42)
WOM positif yang dilakukan oleh konsumen yang puas dengan jasa angkutan
yang mereka terima.
M. Ardiansyah. (2010). Dengan judul “Analisis Karakteristik Yang Mempengaruhi Terciptanya Word Of Mouth Pada Usaha Es Dawet Cah Mbanjar Medan (Studi Kasus Pada Mahasiswa FISIP USU)” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik yang
mempengaruhi word of mouth pada Usaha Es Dawet Cah Mbanjar pada mahasiswa FISIP USU. Metode analisis yang digunakan untuk karakteristik
yang mempengaruhi word of mouth pada Usaha Es Dawet Cah Mbanjar pada mahasiswa FISIP USU adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Kuantitatif
dengan Metode Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat rata-rata responden setuju
karakteristik mempengaruhi word of mouth pada Usaha Es Dawet Cah Mbanjar pada mahasiswa FISIP USU, sedangkan dari Analisis Kuantitatif
dengan metode regresi linear berganda, hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel delight effect, inspirational, dan satisfied, sedangkan variabel emotional reaction berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap worth of mouth dengan persamaan regresi Y = 0,695 + 0,008 X1 + 0,216 X2 + 0,363 X3 +
0,203 X4 + e dan nilai F hitung 32,270 dan nilai koefisien determinasi sebesar
0,477 dimana kemampuan variabel emotional reaction, delight effect, inspirational, dan satisfied terhadap worth of mouth adalah sebesar 47,7%
(43)
dalam penelitian ini. Pada Uji t, variabel inspirational merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi minat berwirausaha.
Jochen Wirtz and Patricia Chew ( 2002). Penelitian dengan judul ” The Effects Of Incentives, Deal Proneness, Satisfaction And Tie Strength On
Word of mouth Behaviour”. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh dari program insentif, kecenderungan, kepuasan, dan kekuatan hubungan
terhadap perilaku WOM. Penelitian melakukan penyebaran kuesioner kepada
250 siswa pengguna jasa mobile phone. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, Memuaskan konsumen penting, tapi tidak cukup menimbulkan WOM
yang positif. Insentif adalah jalan untuk membuat konsumen yang puas dan
mau merekomendasikan perusahaan. Target dari program insentif pada ikatan
hubungan yang kuat akan lebih efektif daripada target ikatan hubungan yang
lemah.
Aflit Nuryulia Praswati (2009). Penelitian dengan judul “Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Word Of Mouth Terhadap
Minat Guna Jasa Ulang”. Metode penelitian yaitu purposif yang telah dipilih untuk memperoleh data yang dibutuhkan pada studi ini. Penelitian ini
mempergunakan 145 responden dan keseluruhan responden adalah pelanggan
PT. Nasmoco di Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan diantaranya
bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap komunikasi wom.
Kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap komunikasi wom.
(44)
berpengaruh positif terhadap komunikasi wom. Komunikasi wom
berpengaruh postif terhadap minat guna jasa ulang.
G. Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan teori – teori yang sudah dipaparkan diatas maka di dapat gambar kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :
Gambar. 2.2
Kerangka Pemikiran Teoritis
H. Hipotesis
Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan
secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk
pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2006:135).
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis diatas, maka dapat diajukan
hipotesis sebagai berikut :
H0: Diduga variabel kepuasan konsumen dan tie strength tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap terciptanya word of mouth.
Ha: Diduga variabel kepuasan konsumen dan tie strength mempunyai
Kepuasan konsumen (� )
Tie Strength(� )
Word Of Mouth (Y)
(45)
H0: Diduga variabel kepuasan konsumen tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap terciptanya word of mouth.
Ha: Diduga variabel kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap terciptanya word of mouth.
H0: Diduga variabel tie strength tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap terciptanya word of mouth.
Ha: Diduga variabel tie strength mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap terciptanya word of mouth.
(46)
BAB III
METODOLOGI PENELITAN A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian perlu dibatasi pembahasannya agar tidak menyimpang dari
tujuan yang telah ditetapkan. Pembahasan dalam penelitian ini mengenai
pengaruh kepuasan konsumen dan tie strength terhadap terciptanya word of mouth pada Film Laskar Pelangi yang dilakukan pada mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah menonton
Film Laskar Pelangi. Penelitian ini dibatasi pada Film Laskar Pelangi yang
ditonton oleh konsumen, bukan pada permasalahan penjualan produk seperti
DVD, VCD Film Laskar Pelangi yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah
para mahasiswa-mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah
menonton Film Laskar Pelangi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah melalui cara Convenience sampling. Convenience sampling adalah istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden.
Convenience sampling berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifet kooperatif (Rodoni,
2010:18), sampel yang diambil merupakan sampel besar, sampel besar adalah
(47)
mahasiswa-mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menonton
film Laskar Pelangi.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam proses pelaksanaan pengumpulan data yang digunakan dalam
analisis, penulis melakukan 2 (dua) macam teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini yang meliputi :
1. Data Primer.
Data primer adalah data yang langsung diambil pada lokasi atau
lapangan (dari sumbernya), atau data yang masih asli dan masih
memerlukan analisis lebih lanjut.
Data primer ini bisa didapatkan dengan jalan memberikan daftar
kuesioner yang merepresentasikan indikator penelitian kepada para
responden. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
secara langsung dari responden yang berupa jawaban dan tanggapan atas
pertanyaan dan pernyataan penelitian yang ada dalam kuesioner. Yaitu
kuesioner tentang kepuasan konsumen, tie strength dan word of mouth pada film Laskar Pelangi, yang di bagikan kepada mahasiswa-mahasiswi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah menonton film Laskar
Pelangi. Responden diminta mengisi kuesioner pada lembar jawaban
yang telah disediakan. Kemudian lembar kuesioner dikumpulkan,
(48)
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan
perpustakaan dan peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.
Sumber pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini yaitu
dengan cara mencari dan mengumpulkan berbagai bahan bacaan dan
menggali berbagai teori yang didapat dari buku pegangan, jurnal, media
massa, dan internet yang berkaitan dengan topik penelitian.
D. Metode Analisis
Untuk mengetahui bagaimana variabel kepuasan konsumen dan tie strength berpengaruh terhadap terciptanya word of mouth pada Film Laskar Pelangi, dilakukan dengan menggunakan skala likert. Dalam melakukan
variabel-variabel yang dapat diuji pada setiap jawaban akan diberi skor
(Sugiyono, 2005:86 ). Jawaban setiap item instrument yang menggunakan
skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif,
yang berupa kata-kata antara lain :
Table. 3.1 Skala Likert
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju (STS)
1
(S) 2
(R) 3
(S) 4
(SS) 5
Selanjutnya data diperoleh dengan mengunakan kuisioner, dimana
hasil analisisnya akan dipresentasikan dalam bentuk tabel. Hasil dalam
(49)
Setelah dilakukan hasil perhitungan atas hasil kuisioner pengolahan
data kualitatif yang didapat mengenai kepuasan konsumen, tie strength dan word of mouth dilakukan pengujian statistik regresi linier berganda dan analisis koefisien korelasi.
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006:49).
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung
dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n - 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. 30 - 2 = 28 dengan df = 28 dan alpha 0,05
didapat rtabel = 0,361. Jika rhitung lebih besar dari rtabel maka butir
pertanyaan atau indikator dinyatakan valid, jika rhitung lebih rendah
dari rtabel maka butir pertanyaan atau indikator dinyatakan tidak
valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur
apakah instrumen yang digunakan dapat mengukur sesuatu yang
diukur secara konsisten dari waktu ke waktu (Nurgiyantoro, 2004:
(50)
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2006:45). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2006:46). 2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikoloniearitas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali,
2006:95). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama
dengan nol (0). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoloniearitas
di dalam model regresi adalah sebagai berikut :
1) Mempunyai angka Tolerance ≤ 0,1 dan mempunyai nilai VIF ≥ 10, maka terjadi multikolonieritas
2) Mempunyai angka Tolerance ≥ 0,1 , mempunyai nilai VIF ≤ 10, maka tidak terjadi multikolonieritas
(51)
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2006:147).
Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari
data normal.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan
melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2006:149).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke
(52)
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas :
1) Melihat grafik plot antara nilai prediksi variable terikat yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X
adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2006:126).
Sedangkan dasar analisisnya adalah:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2006:126).
3. Uji Regresi
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier
(53)
variabel bebas terhadap variabel terikat. Dimana variabel yang
digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Perumusan model
analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Alat Analisis Regresi Linier Berganda
Persamaan Regres : Y= a + � � + � � + e
Keterangan :
Y= Word of mouth a= Konstanta b= koefisien regresi �1= Kepuasan konsumen �2=Tie Strength
e= Error terms
b. Uji Koefisien Determinasi (R2 )
(R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2006:87).
(54)
Uji simultan (Uji F) ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan
kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai fhitung lebih besar dari ftabel, maka H0 ditolak dan
menerima Ha (Ghozali, 2006:88).
2) Jika Sig t > 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima, berarti secara
simultan tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan
variabel terikat.
3) Jika Sig t < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, berarti secara
simultan ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel
terikat.
d. Uji Parsial (Uji t)
Uji t ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual (parsial)
terhadap variabel dependen.
Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut :
1) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan
nilai ttabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan
(55)
2) Jika Sig t > 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima, berarti secara
parsial tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel
terikat.
3) Jika Sig t < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, berarti secara
parsial ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel
terikat.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa
variasi pada nilai (Sekaran, 2006:115).
a. Variabel Terikat (dependen)
Variabel Terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian
utama peneliti (Sekaran, 2006:116). Variabel terikat (dependen) dalam
penelitian ini adalah word of mouth (Y). b. Variabel Bebas (independen)
Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel
terikat, entah secara positif atau negatif (Sekaran, 2006:117). Variabel
bebas (independen) dalam penelitian ini yaitu, kepuasan konsumen dan
tie strength. 2. Definisi Operasional
Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunayi
variasi nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian. Berikut adalah tabel
(56)
Tabel. 3.2
Definisi Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Kepuasan konsumen (�1)
Kinerja produk
Kualitas Film Laskar Pelangi
Penyampaian ide pesan Film Laskar Pelangi Penyampaian inspirasi
Film Laskar Pelangi Pemenuhan Harapan Perasaan puas Perasaan senang Perasaan bangga Harapan menonton
kembali
Likert Swan, et al
dalam Tjiptono (2004:349)
Tie strength (�2) Ward and Reingen dalam Money, Gilly, dan Graham (1998:79) Bansal dalam Praswati (2009:32) Frenzen dan Davis dalam Praswati (2009:24) Jangka waktu
Jangka waktu hubungan dengan lawan bicara Likert Kekuatan hubungan Kesenangan menghabiskan waktu bersama
Hubungan yang kuat dengan lawan bicara Kesenangan
menghabiskan waktu bersama lawan bicara
Likert
Likert
Keakraban
Kedekatan
Keakraban dengan lawan bicara Kedekatan dengan
lawan bicara Likert Likert Kesenangan berbagi keyakinan
Kesenangan berbagi keyakinan dengan lawan bicara
Likert
Word of mouth (Y)
Babin, et al (2005:136) dan Hasan (2010:32) Membicarakan hal-hal positif Keinginan membicarakan pengalaman Membicarakan hal
positif tentang Film Laskar Pelangi
Likert
Rekomendasi
Media promosi
Merekomendasikan Film Laskar Pelangi Mempromosikan Film
Laskar Pelangi
Likert
(57)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tentang Objek Penelitian
1. Profil Film Laskar Pelangi
Laskar Pelangi adalah sebuah film garapan sutradara Riri
Riza yang dirilis pada hari Jumat, 26 September 2008 pada saat
libur Lebaran. Film Laskar Pelangi merupakan karya adaptasi dari
novel Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Skenarionya ditulis
oleh Salman Aristo yang juga menulis naskah film Ayat-Ayat
Cinta dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana di bawah payung Miles Production.
Film Laskar Pelangi merupakan film yang mengangkat kisah nyata
tentang sepuluh anak kampung di Pulau Belitong,
Sumatera. Mereka bersekolah di sebuah SD yang bangunannya nyaris
rubuh dan kalau malam jadi kandang ternak. SD tersebut nyaris ditutup
karena muridnya tidak sampai sepuluh sebagai persyaratan minimal.
Beruntung ada Harun si anak yang memiliki keterbelakangan mental
menyelamatkan SD tersebut dengan mendaftarkan dirinya, sehingga SD
tersebut memenuhi persyaratan.
Kisah luar biasa tentang anak-anak Pulau Belitong itu diangkat
dalam novel dengan judul „Laskar Pelangi‟ oleh Andrea Hirata, salah satu dari sepuluh anak itu. Di buku tersebut Andrea mengangkat cerita
(58)
keterbatasan. Mereka bersekolah tanpa alas kaki, baju tanpa kancing,
atap sekolah yang bocor jika hujan, dan papan tulis yang berlubang
hingga terpaksa ditambal dengan poster Rhoma Irama.
Film Laskar Pelangi menguras dana hingga 8 milyar. Dana tersebut
sebagian besar dialokasikan untuk keperluan syuting yang mengambil
tempat asli di pulau Belitung, dengan membawa sebanyak 300 orang kru
(http://laskarpelangthemovie.blogspot.com).
2. Pemeran dan Tokoh Film Laskar Pelangi
Kesuksesan Film Laskar Pelangi merupakan kerja keras dari semua
pihak yang terkait, terutama berkat para pemeran yang memerani tokoh
dalam Film Laskar Pelangi. Berikut ini adalah daftar nama-nama artis
pemeran tokoh dalam Film Laskar Pelangi:
Tabel. 4.1
Pemeran dan Tokoh Film Laskar Pelangi
Pemeran Tokoh
Cut Mini Theo Ibu Muslimah
Ikranegara Pak Harfan
Zulfanny Ikal
Ferdian Lintang
Verrys Yamarno Mahar
Slamet Rahardjo Pak Zulkarnaen
Tora Sudiro Pak Mahmud
Lukman Sardi Ikal dewasa
Ario Bayu Lintang dewasa
Mathias Muchus Bapak Ikal
Rieke Diah Pitaloka Ibu Ikal
Teuku Rifnu Wikana Pak Bakri
Alex Komang Bapak Lintang
Jajang C Noer Istri Pak Harfan
Robby Tumewu A Miauw (Ayah A Ling)
(59)
Pemeran Tokoh
Febriansyah Borek
Suharyadi Syah Ramadhan Trapani
Jeffry Yanuar Harun
Dewi Ratih Ayu Safitri Sahara
Marcella El Jolia Kondo Flo
Levina A Ling
Sumber: http://id.wikipedia.org (diolah, 2011)
3. Original Soundtreck Film Laskar Pelangi
Original Soundtreck Film Laskar Pelangi diiringi lagu-lagu dari musisi-musisi papan atas ternama dari dalam negeri sebagai berikut:
Tabel. 4.2
Original Soundtrek Film Laskar Pelangi
Judul Lagu Penyanyi
Laskar Pelangi Nidji
Ku Bahagia Sherina
Lintang Netral
Tak Perlu Keliling Dunia Gita Gutawa
Walt Musim Pelangi Meng Float
Sahabat Garasi
Sahabat kecil Ipang
Mengejar Harapan Gugun & The Bluebug
Bunga Seroja Verrys Yamarno & Mara Karma
Sumber: http://id.wikipedia.org (diolah, 2011)
4. Prestasi Film Laskar Pelangi
Berikut ini adalah prestasi-prestasi Film Laskar Pelangi yang diraih
baik dalam negeri maupun luar negeri (http://en.wikipedia.org): Best Film, Bandung Film Festival, 2009
Best Film, Indonesian Film Festival, 2009
Nomination for Best Film and Best Editor, Asian Film Awards, 2009 SIGNIS Award, Hong Kong International Film Festival 2009
(60)
Golden Butterfly Award, 23rd International Children & Young Adults Film Festival, Iran, 2009
3rd Place Audience Award, 11th Udine Far East International Film Festival, Italy, 2009.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Karakteristi Responden
Dalam penelitian ini penulis mengambil 100 responden yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini. Berikut ini adalah penyajian hasil
mengenai karakteristik responden
a. Jenis Kelamin
Tabel. 4.3
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Pria 58 58
Wanita 42 42
Total 100 100
Sumber: data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden, terlihat
dalam tabel. 4.3, terdapat 58 responden (58%) pria dan 42 responden
(42%) wanita dari hasil karakteristik jenis kelamin.
b. Fakultas
Tabel. 4.4 Fakultas Responden
Fakultas Frekuensi Persentase
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 16 16
Dirasan Islamiyah 7 7
(61)
Fakultas Frekuensi Persentase
Ekonomi dan Bisnis 10 10
Sains dan Teknologi 13 13
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 5 5
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 8 8
Psikologi 10 10
Total 100 100
Sumber: data primer yang diolah, 2011
Berdasrkan tabel diatas maka dapat dilihat hasil bahwa 16
responden (16%) dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 7
responden (7%) dari Fakultas Dirasat Islamiyah, 5 responden (5%) dari
Fakultas Adab dan Humaniora, 8 responden (8%) dari Fakultas
Syariah dan Hukum, 7 responden (7%) dari Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat, 11 responden (11%) dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, 10 responden (10%) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
13 responden (13%) dari Fakultas Sains dan Teknologi, 5 responden
(5%) dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 8 responden (8%)
dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 10 responden (10%) dari
Fakultas Psikologi.
2. Penilaian Responden
a. Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen dapat diukur dengan menggunakan
indikator yang telah disusun, indikator tersebut adalah: kualitas Film
Laskar Pelangi, penyampaian ide pesan Film Laskar Pelangi,
penyampaian inspirasi Film Laskar Pelangi, pemenuhan harapan,
perasaan puas, perasaan senang, perasaan bangga, harapan menonton
(62)
Tabel. 4.5
Jawaban Responden Mengenai Kualitas Film Laskar Pelangi Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid R 29 29.0 29.0 29.0
S 58 58.0 58.0 87.0
SS 12 12.0 12.0 99.0
TS 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah, 2011
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 29 responden
(29%) menyatakan ragu-ragu, 58 responden (58%) menyatakan setuju,
12 responden (12%) menyatakan sangat setuju, 1 responden (1%)
menyatakan tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden menyatakan setuju bahwa Laskar Pelangi merupakan film
yang berkualitas.
Tabel. 4.6
Jawaban Responden Mengenai Penyampaian Ide Pesan Film Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid R 22 22.0 22.0 22.0
S 63 63.0 63.0 85.0
SS 13 13.0 13.0 98.0
TS 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah, 2011
Hasil tabel. 4.6 menyatakan bahwa 22 responden (22%)
ragu-ragu, 63 responden (63%) setuju, 13 responden (13%) sangat setuju, 2
responden (2%) tidak setuju. Hasil tersebut menujukan bahwa
mayoritas responden (63%) dapat menangkap ide pesan Film Laskar
(63)
Tabel. 4.7
Jawaban Responden Mengenai Penyampaian Inspirasi Film Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid R 17 17.0 17.0 17.0
S 62 62.0 62.0 79.0
SS 20 20.0 20.0 99.0
TS 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah, 2011
Hasil tabel. 4.7 menyatakan bahwa 17 responden (17%)
ragu-ragu, 62 responden (62%) setuju, 20 responden (20%) sangat setuju, 1
responden (1%) tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa penyampaian
inspirasi Film Laskar Pelangi dapat menginspirasi penonton.
Tabel. 4.8
Jawaban Responden Mengenai Pemenuhan Harapan Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid S 59 59.0 59.0 59.0
SS 41 41.0 41.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah, 2011
Hasil tabel. 4.8 menyatakan bahwa 59 responden (59%)
menyatakan setuju, 41 responden (41%) menyatakan sangat setuju
bahwa Film Laskar Pelangi memenuhi harapan mereka. Hal ini
terbukti dari besarnya penilaian responden yang menyatakan setuju
(64)
Tabel. 4.9
Jawaban Responden Mengenai Perasaan Puas
Sumber: data primer yang diolah, 2011
Hasil tabel 4.9 menyatakan bahwa 80 responden (80%) setuju
dan 20 responden (20%). Hasil tersebut menyatakan bahwa perasaan
puas ada setelah responden menonton Film Laskar Pelangi.
Tabel. 4.10
Jawaban Responden Mengenai Perasaan Senang Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid R 1 1.0 1.0 1.0
S 63 63.0 63.0 64.0
SS 36 36.0 36.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah, 2011
Hasil tabel 4.10 menyatakan bahwa 1 responden (1%)
ragu-ragu, 63 responden (63%) menyatakan setuju, 36 responden (36%)
menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa mayoritas responden merasa senang setelah
menonton Film Laskar Pelangi.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid S 80 80.0 80.0 80.0
SS 20 20.0 20.0 100.0
(65)
Tabel. 4.11
Jawaban Responden Mengenai Perasaan Bangga Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid R 28 28.0 28.0 28.0
S 56 56.0 56.0 84.0
SS 11 11.0 11.0 95.0
TS 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah, 2011
Tabel 4.11 menyatakan bahwa 28 responden (28%) ragu-ragu,
56 responden (56%) setuju, 11 responden (11%) sangat setuju, 5
responden (5%) tidak setuju bahwa ada perasaan bangga setelah
menonton Film Laskar Pelangi.
Tabel. 4.12
Jawaban Responden Mengenai Harapan Menonton Kembali Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid R 28 28.0 28.0 28.0
S 56 56.0 56.0 84.0
SS 11 11.0 11.0 95.0
TS 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah, 2011
Dari hasil tabel 4.12 menyatakan bahwa 28 responden (28%)
menyatakan ragu-ragu, 56 responden (56%) setuju, 11 responden
(11%) sangat setuju, 5 responden (5%) tidak setuju bahwa ada
harapan menonton kembali Film Laskar Pelangi.
b. Tie Strength
Tie strength dapat diukur dengan indikator yang telah disusun, indikator tersebut adalah: jangka waktu hubungan, hubungan yang
(1)
Lampiran 5: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.861 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
KK1 28.87 8.326 .775 .827
KK2 29.10 9.059 .488 .857
KK3 29.30 7.941 .626 .843
KK4 29.50 8.534 .526 .854
KK5 28.97 8.516 .721 .834
KK6 29.10 9.266 .509 .855
KK7 29.00 8.621 .695 .837
(2)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.858 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
TS1 20.90 7.472 .724 .820
TS2 20.83 6.971 .811 .800
TS3 20.77 10.185 .382 .873
TS4 20.63 8.585 .588 .845
TS5 20.57 8.944 .653 .836
(3)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.843 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
W1 15.17 5.799 .656 .812
W2 15.23 6.047 .570 .832
W3 15.10 6.162 .455 .858
W4 15.57 4.599 .756 .780
(4)
Lampiran 6: Hasil Uji Asumsi Klasik
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.592 1.932 3.413 .001
kepuasankonsumen .285 .041 .581 6.882 .000 .743 1.346
tiestrength .206 .091 .191 2.268 .026 .743 1.346
a. Dependent Variable: wordofmouth
Coefficient Correlationsa
Model tiestrength kepuasankonsumen
1 Correlations Tiestrength 1.000 -.507
Kepuasankonsumen -.507 1.000
Covariances Tiestrength .008 -.002
Kepuasankonsumen -.002 .002
a. Dependent Variable: wordofmouth
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .698a .487 .476 1.004
a. Predictors: (Constant), tiestrength, kepuasankonsumen b. Dependent Variable: wordofmouth
(5)
(6)
Lampiran 7: Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 tiestrength
kepuasankonsu men
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: wordofmouth
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,698a ,487 ,476 1,004
a. Predictors: (Constant), tiestrength, kepuasankonsumen
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 92,753 2 46,377 45,980 ,000a
Residual 97,837 97 1,009
Total 190,590 99
a. Predictors: (Constant), tiestrength, kepuasankonsumen b. Dependent Variable: wordofmouth
Coefficientsa