The King Speech adalah sebuah film dengan latar belakang cerita mengenai keluarga kerajaan Inggris, ditata dengan tata artistik yang sangat
rapi dan begitu memikat, tata sinematografi yang begitu indah, tata kostum yang tak kalah menariknya, tata musik yang mengisi jiwa di setiap
adegannya dan, tentu saja, deretan aktor dan aktris Inggris yang mampu menghidupkan setiap karakternya. Tanpa cela. Namun, deretan keberhasilan
tersebut telah mampu dicapai banyak. Film ini memasukkan Inggris dimasa- masa menjelang Perang Dunia II atau karena film ini bercerita mengenai
bagaimana cara King George VI menghadapi kesulitannya dalam berbicara. Bagian tersebut memang sangat menarik, namun tak ada faktor yang
membuat The King’s Speech tampil begitu mempesona selain dari kisah persahabatan yang terbentuk antara King George VI dan terapisnya, Lionel
Logue, yang akan mampu menyentuh siapapun yang menyaksikannya.
Kunci keberhasilan hubungan kedua karakter tersebut berada di tangan kedua aktor yang memerankannya, Colin Firth dan Geoffrey Rush.
Selain keduanya, The King’s Speech juga diperkuat dengan penampilan aktris Helena Bonham Carter, yang berperan sebagai Queen Elizabeth.
Ketiganya tampil begitu memukau dalam mengisi setiap peran yang mereka perankan. Tak ada satupun momen dalam departemen akting The King’s
Speech yang terlihat mengecewakan. Hal ini yang kemudian turut memberikan dorongan chemistry yang kuat antara seluruh jajaran pemeran
film ini dan berhasil membuat jalan cerita The King’s Speech terasa begitu nyata dan mengikat.
Berdasarkan kisah nyata, tentu saja, The King’s Speech dimulai pada tahun 1925 dan memperkenalkan penontonnya pada pria yang nantinya
akan dikenal sebagai King George VI Colin Firth. Saat itu, ia dikenal sebagai Albert Frederick Arthur George atau Prince Albert atau the Duke of
York atau Bertie dan akan menyampaikan pidato pertamanya di hadapan umum.
4.1.2 Penghargaan
Pada minggu 27 februari 2011, Academy award diadakan di Los Angeles, Amerika Serikat. Film “The King Speech” akhirnya terpilih
menjadi film terbaik. The Kings Speech mendapat 12 nominasi di Oscar tahun ini berhasil memboyong 4 piala, selain aktor terbaik, film ini juga
menang dalam kategori sutradara terbaik Tom Hooper dan skenario asli terbaik David Seidler dan kategori paling bergengsi film terbaik atau
Best Picture. The Kings Speech menyisihkan 9 nominee film terbaik lainnya, yakni, Black Swan, The Fighter, Inception, The Kids Are
All Right, 127 hours, The Social Network, Toy Story 3, True Gift dan Winters Bone.
Sebelum menang dalam Academy Awards, The Kings Speech juga mendapat banyak penghargaan, di antaranya, Penghargaan Toronto
Film Festival, menang 7 kategori dari 14 nominasi di British Academy of Film and Television Arts BAFTA dan tujuh penghargaan di Golden
Globes. Maka, ketika menjadi film terbaik di Academy Awards ke-83 tahun ini, tidak mengejutkan. Golden Globes kerap disebut Oscar
bayangan. Biasanya film yang sukses di Golden Globes akan menuai hal yang sama di Piala Oscar.
Tom Hooper yang menjadi Sutradara Terbaik mengucapkan terima kasih kepada ibunya yang telah menyarankannya untuk membuat The
Kings Speech. Jadi pesan moralnya adalah, dengarkanlah ibumu, kata Hooper.
Tom Hooper boleh berbangga, karya filmnya The King’s Speech tidak hanya membuat dirinya sukses menyabet penghargaan Sutradara
Terbaik Oscar, juga memboyong tiga penghargaan bergengsi lain di acara itu, yakni untuk kategori Aktor Terbaik Colin Firth, Film Terbaik, serta
Naskah Skenario Asli Terbaik.
Hooper memulai kariernya di usia sangat muda. Dia membaca habis buku ”How To Make Film and Television” dan memutuskan
menjadi sutradara., Hooper membuat film pertamanya Runaway Dog, menggunakan kamera Bolex 16 mm pemberian pamannya. Film ketiganya
dibuat pada usia 14 tahun, berkisah tentang seorang anak laki-laki yang menemukan sebuah jaket pengebom di lemari dan melalui foto-foto lama
belajar bagaimana kakeknya meninggal dalam perang. Ini adalah kisah tentang sang kakek.
Dalam perjalanan kariernya kemudian, Hooper lebih kerap membuat film untuk televisi Inggris. Dia mendapatkan sukses luar biasa di
ajang Emmy Award dan Golden Globe melalui miniseri Elizabeth dan John Adams, film serial HBO berbudget besar tentang revolusi Amerika.
Film ini ”dipilih” Hooper karena ibunya. Suatu ketika, tahun 2007, ibu Hooper yang adalah seorang Australia, Meredith, pergi menyaksikan
pembacaan naskah teater berjudul King’s Speech di sebuah tempat di London Utara. Meski awalnya tak terlalu tertarik, Meredith yang tak
pernah sekali pun menyaksikan pembacaan naskah teater pergi juga menghadiri acara itu. Terkesan dengan King’s Speech, Meredith
menghubungi Hooper dan mengatakan, dia telah menemukan film yang tepat untuknya.http:id.wikipedia.orgwikiThe_King_Speech
4.1.3 Tokoh Film The King Speech
1.BertieRaja George VI Colin Firth
Gambar 4.1
Sumber : DVD “The King Speech Dalam film The King Speech ini, Bertie adalah seorang raja yang
mempunyai gangguan berbicara di depan umum atau gagap. Bertie merupakan sosok yang emosional, mudah putus asa,tidak punya rasa
percaya diri dan tidak punya pengharapan. Tetapi ia sangat menyayangi anak-anak dan isterinya dan mempunyai tekad untuk menjadi lebih baik
karena tuntutan menjadi seorang raja yang mempunyai tugas yang berat.
2. Elizabeth
Helena Bonham
Carter
Gambar 4.2
Sumber : DVD “The King Speech” Dalam film The King Speech ini, elizabeth adalah adalah istri yang
setia, dan sangat mencintai suaminya. Elizabeth merupakan sosok yang penuh kesabaran dan terus mensupport dan mendukung suaminya mencari
seorang terapis bicara. Elizabeth juga selalu mendampingi suaminya saat melakukan latihan berbicara dengan terapisnya.
3.Lionel Geoffrey Rush
Gambar 4.3 Sumber : DVD “The King Speech”
Dalam film The King Speech ini, lionel adalah seorang aktor tua yang gagal yang membuka praktek terapi bicara.Lionel merupakan sosok
yang disiplin dan mempunyai kemauan yang keras terhadap kliennya. Ia juga tidak membeda-bedakan siapa kliennya, bahkan seorang raja pun
diperlakukan seperti biasa. Ia juga memberikan latihan bicara yang aneh kepada kliennya, tetapi ia penuh perjuangan untuk mendampingi raja
untuk dapat berbicara dengan baik.
4.1.4 Sinopsis Film The King Speech
The King’s Speech bercerita tentang seorang raja yang mempunyai kesulitan berbicara di depan publik banyak. Rakyat Inggris menginginkan
dan membutuhkan seorang raja yang mempunyai kewibawaan, kepandaian, dan paling tidak pintar berbicara. King George VI Colin
Firth sudah yakin dirinya tidak layak dan tidak akan menjadi raja sejak kecil. Adegan pembukaan film ini memperlihatkan bagaimana
canggungnya dia berpidato di depan rakyat banyak di stadion. Semua menunggunya merangkai kalimatnya di dalam keheningan.
Elizabeth Helena Bonham Carter menunjukkan kesabaran dan supportnya kepada suaminya itu dengan mencari terapis baru setelah
mencoba terapis rekomendasi kerajaan yang tidak membawa hasil. Setelah usahanya sendiri ke organisasi terapis Inggris, dia pergi bertemu Lionel,
seorang aktor tua yang gagal yang akhirnya membuka praktek terapi bicara. Dari ruangan terapi itu mulailah hubungan mereka antara seorang
calon raja yang keras kepala dan kaku bergaul dengan terapisnya yang luwes tapi berprinsip. Diselingi dengan cara penyembuhannya yang
dianggap aneh dan baru, mereka pun saling bertukar pikiran dan perasaan.
King George VI atau Bertie nama panggilannya dihadapi masalah baru setelah ayahnya yang sering menekannya meninggal dunia. Edward
yang lebih tua diangkat menjadi raja. Bertie berusaha mensupportnya agar Edward tidak jadi menikahi perempuan pilihannya yang sudah tiga kali
bercerai, karena akan mencemarkan nama baik keluarga kerajaan. Selain Bertie takut nama kerajaan tercemar dan negara terbelengkalai, Ia pun
merasa ketakutan jika kakaknya ini menyerahkan jabatan itu ke dia. Namun hal yang ditakuti pun terjadi tatkala Edward lebih memilih
perempuan itu. Bertie pun mengambil alih kerajaan dan hubungannya dengan Lionel bukannya membaik tetepi malah retak karena Lionel
dianggap terlalu mendesaknya untuk bisa mengalahkan kegagapannya itu agar bisa menjadi raja yang disegani.
Singkat cerita, Hitler pun menyebarkan berita untuk menyerang Inggris. Di saat susah ini Bertie akhirnya sadar dan meminta maaf kepada
Lionel yang tidak memberi tahu istri dan keluarganya bahwa pasien yang ditanganinya adalah raja Inggris. Seperti yang disampaikan salah satu
perdana menterinya bahwa “His greatest test is yet to come”. Bertie pun sadar bahwa rakyatnya bergantung dan mencari sosok pemimpin padanya.
Dengan bantuan Lionel dan istrinya, Bertie pun berusaha untuk memberikan pidato pertamanya sebagai pemimpin yang akan disiarkan ke
seluruh rakyat Inggris.
4.2 Temuan, Analisis dan Interpretasi Data
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti sekaligus melakukan uji tringulasi data yaitu dengan menghubungkan temuan, analisis dan
interpretasi data yang diperoleh oleh peneliti dengan teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini.
4.2.1 Level Realitas
4.2.1.1 Penampilan
Tidak dapat kita pungkiri, bahwa pertama kali kita menilai atau melihat seseorang adalah melalui penampilan fisiknya. Setiap orang punya
persepsi mengenai penampilan fisik. Seringkali orang memberi makna tertentu pada karakteristik fisik orang yang bersangkutan, seperti bentuk
tubuh, warna kulit, model rarnbut dan sebagainya Mulyana, 2007. Begitu pentingnya sebuah penampilan, maka ada yang mengatakan
bahwa penampilan adalah segalanya Chaney,2003, p. 15.
Beberapa kelompok masyarakat beranggapan bahwa penampilan bagi dirinya merupakan suatu yang mutlak. Bahkan sebagian orang
berpendapat bahwa penampilan merupakan kebutuhan yang mutlak untuk dipenuhi. Ketika kita melihat penampilan seseorang, maka kita akan
mempersepsi kehidupan orang tersebut. Misalnya, seorang laki-laki berpenampilan kumuh. Baju yang ia kenakan tampak kotor, tubuhnya
kurus dan bongkok, rambutnya tumbuh tak beraturan, mukanya dipenuhi dengan kumis dan jenggot panjang berwarna putih.Maka kita akan
mempersepsi bahwa laki-laki tua itu adalah seorang pemulung atau orang jalanan.