Nisbah Antar Konsep PENDAHULUAN

menghipnotis rakyat dan sebagainya. Tetapi raja yang satu ini adalah seorang raja yang kaku, keras kepala, dan memiliki gangguan saat berbicara atau gagap saat di depan umum. Kesulitan berbicara saat berhadapan dengan publik atau massa yang berjumlah puluhan ribu bahkan jutaan, jauh-jauh hari telah dialaminya sebelum menjadi raja. Saat pangeran berpidato, rakyat hening menunggu pangeran mengutarakan kata demi kata dengan susah payah. Yang lebih parahnya lagi, gagapnya sang pangeran terlihat dan terdengar jelas. Bukan hanya wajah pangeran yang merah padam karena malu, rakyat pun menghela napas panjang, seolah mengatakan, “sosok Raja yang tidak punya harapan”. Rakyat kecewa karena berpidato saja Raja sangat kesulitan. Meskipun Film The King Speech merupakan film drama, film ini juga bisa dijadikan sebagai film yang memberi semangat dan harapan, dimana dalam ceritanya tokoh Bertie raja melakukan usaha keras untuk mengatasi kegagapannya. Film, selain sebagai media hiburan, ini dapat dijadikan juga sebagai media massa yang mengandung unsur edukatif dan film dapat dijadikan sebagai alat untuk memberikan semangat bagi orang-orang yang gagap untuk tetap percaya diri untuk berkomunikasi maupun berbicara di depan umum. Melalui film, realitas yang ada pada masyarakat dapat terangkat kembali melalui karya sang sutradara yang dikemas sedemikian rupa sehingga bisa mempengaruhi masyarakat. Seorang Raja identik dengan wibawa,tegas,berkharisma,pandai berbicara, tetapi raja dalam film The King Speech bertolak belakang,raja ini gagap, keras kepala, tidak percaya diri berbicara di depan umum

2.8. Kerangka Pemikiran

Dalam penulisan karya ilmiah, penulis ingin menganalisis film “The King Speech”, bagaimana seorang raja dalam film tersebut dipresentasikan sebagai raja yang gagap, pemalu, dan keras kepala, dengan metode penelitian semiotika. Semiotika adalah ilmu tentang tanda, tentang bagaimana makna dibangun dalam Film The King Speech Retorika Kepemimpinan Analisis dengan metode Semiotika Kode-Kode televise John Fiske a. Level Realitas b. Level Representasi c. Level Ideologi “Representasi Raja dalam Film The King Speech” teks Fiske,2004. P, 282. Dalam penelitian ini yang merupakan teks adalah film “The King Speech”. Film ini dikatakan teks, karena terdiri dari gambar dan suara yang merupakan kumpulan tanda-tanda yang membawa makna. Film ini menggambarkan bagaimana seorang raja yang gagap dituntut untuk dapat melakukan retorika atau pidato di depan publik dan memiliki jiwa kepemimpinan untuk memimpin negara yang sedang terlibat konflik dengan negara lain. Kumpulan tanda-tanda dalam film ini diorganisasikan oleh kode. Kode yang terkandung dalam film “The King Speech” diteliti dari kode-kode sosial yang terdapat pada level realitas, level representasi, dan level ideologi. Sehingga pada akhirnya dapat dilihat bagaimana representasi seorang raja dalam film “The King Speech”.