Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Landasan teori .1 Film Sebagai Komunikasi Massa

II.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah “bagaimana seorang raja yang gagap dituntut untuk bisa lancar berpidato yang dipresentasikan melalui tokoh Raja George VI Bertie di film The king Speech.

II.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini untuk mengetahui representasi seorang Raja melalui tokoh Raja George VIBertie di film The King Speech.

II.4 Manfaat Penelitian

1. Analisis ini bermanfaat untuk memberikan penggambaran tentang seorang raja yang gagap ketika pidato, padahal seorang Raja dituntut pandai berbicara untuk menyampaikan pesan kepada rakyatnya. yang dipresentasikan melalui tokoh Raja George VI Bertie sebagai obyek penelitian, dan fenomena kegagapan bukan lagi menjadi sesuatu yang lucu tetapi sudah menjadi masalah nasional atau negara. 2. Analisis semiotic bagaimana seorang raja ketika pidato di film The King Speech dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi penelitian selanjutnya. s

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori 2.1.1 Film Sebagai Komunikasi Massa Pada dasarnya, tontonan bergerak sudah ada sejak lama. Dalam perkembangannya, film bukan hanya sekadar sebagai karya seni, namun juga dijadikan sebagai industri bisnis Erdinaya dan Ardianto, 2005. Menurut Lenin, seorang tokoh utama komunis Rusia. ia menyatakan bahwa film juga digunakan sebagai alat propaganda yang sangat ampuh, sehingga film juga digunakan sebagai alat politik. Presiden ke-40 Amerika Serikat yang juga mantan aktor, Reagen berpendapat bahwa film merupakan alat komunikasi massa yang mampu mengubah pikiran orang lain menjadi seperti apa yang dipikirkan oleh sutradara pembuat film itu Tjasmadi, 2008, p. 1. Film adalah gambar bergerak pada layar lebar yang diletakkan pada suatu tempat yang besar dan gelap yang dapat menampung banyak penonton. Film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat. Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan kemudian memproyeksikannya ke atas layar. Oleh karenanya, film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya. Melihat realita tersebut, berbagai penelitian akan film mulai merebak Sobur, 2006. Realita tersebut kemudian juga mendorong peneliti untuk meneliti film, The King Speech. Namun yang diteliti bukanlah bagaimana film mempengaruhi khalayak, tetapi seorang Raja yang digambarkan dalam film The King Speech. Peneliti memilih untuk meneliti film karena melihat bahwa ftlm saat ini secara eksplisit dan implisit sebenarnya tidak lain adalah rekaman realitas yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat. Disebut eksplisit ketika isi pesan dituangkan sesuai dengan realita atau keadaan sebenarnya dalam film atau setidaknya mampu mewakili realita. Isi pesan dikatakan implisit jikalau tidak dituangkan sesuai realita atau keadaan sebenarnya, atau dengan kata lain penggambaran realitas disampaikan secara tersembunyi, seperti yang tergambarkan daiam film-film fiksi.

2.1.1 Fungsi Film

Dalam membuat film, seorang sutradara harus mengetahui fungsi film tersebut. Fungsi film, dapat dibagi menjadi tiga, diantaranya Tjasmadi, 200S, p. 44: 1.Film sebagai medium ekspresi seni peran, berhubungan erat dengan seni.Film diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika yang sempurna 2. Film, sebagai tontonan yang bersifat dengar-pandang {audio visual sehingga berhubungan dengan hiburan. Lewat kelebihan inilah yang membuat film bisa dinikmati oleh siapapun juga tanpa terkecuali, orang yang memilki gangguan. 3. Film sebagai alat penyampai pesan apa saja yang bersifat aitJio visital, sehingga film berkaitan erat dengan informasi. Sebagai medla massa, film mengangkat realitas masyarakat ke dalam bentuk cerita yang bisa dilihat dan didengar sehingga membuat masyarakat tahu apa yang sedang terjadi.

2.2. Kerajaaan Inggris

Inggris adalah suatu Negara Monarki atau kerajaan yaitu bentuk pemerintahan yang didalamnya menerapkan kekuasaan yang akhir atau tertinggi pada personel atau seseorang, tanpa melihat pada sumber sifat – sifat dasar pemilihan dan batas waktu jabatannya maka itulah monarki. Pendapat lain menegaskan, monarki merupakan kehendak atau keputusan seseorang yang akhirnya berlaku dalam segala perkara didalam pemerintahan. Monarki diklasifikasikan sebagai tahta turun – temurun dan elektif, monarki secara turun – menurun adalah tipe yang normal. Kebanyakan monarki dahulunya dikenal dengan istilah turun – temurun. Dan kehidupan dari monarki ini memiliki banyak karakter. Monarki ala turun – menurun mewarisi tahta sesuai dengan peraturan rangkaian pergantian tertentu. Ahli waris laki- laki yang tertua biasanya menjadi raja, menggantikan posisi raja atau ayahnya sendiri. Rangkaian pergantian bias juga ditentukan dengan konstitusi atau melalui sebuah aksi legislature. Monarki adalah bentuk pemerintahan yang tertua. Garner menyatakan; setiap pemerintahan yang didalamnya menerapkan kekuasaan yang akhir atau tertinggi pada personel atau seseorang, tampa melihat pada sumber sifat – sifat dasar pemilihan dan batas waktu jabatannya maka itulah monarki. Pendapat lain menegaskan, monarki merupakan kehendak atau keputusan seseorang yang akhirnya berlaku dalam segala perkara didalam pemerintahan. Jellinek menegaskan; monarki adalah pemerintahan kehendak satu fisik dan menekankan bahwa karakteristik sifat – sifat dasar monarki adalah kompetensi, untuk memperlihatkan kekuasaan tertinggi Negara. Jika raja hanya sebagai gelar saja, sedangkan kekuatan sebenarnya terletak pada oknum lainnya, maka realita pemerintahan ini adalah republik, walau apapun gelar yang diberikan kepada kepala Negara, baik sumber pemilihan atau sifat- sifat dasar dalam masa jabatannya. Garner . Monarki di Britania Raya biasanya disebut sebagai kerajaan Inggris adalah monarki konstitusional Inggris dan wilayah di luar negeri. Raja ini, Ratu Elizabeth II, telah memerintah sejak 6 Februari 1952. Dia dan keluarga dia melakukan tugas resmi berbagai upacara dan representasional. Sebagai sebuah monarki konstitusional, Ratu terbatas pada fungsi-fungsi non-partisan seperti menganugerahkan penghargaan, membubarkan parlemen dan menunjuk Perdana Menteri. Meskipun otoritas eksekutif tertinggi atas pemerintahan Kerajaan Serikat masih oleh dan melalui hak prerogatif kerajaan raja itu, dalam praktek kekuasaan ini hanya digunakan sesuai dengan hukum