Keterampilan Menyimak LANDASAN TEORI
                                                                                secara  langsung  memberikan  bimbingan  kepada  siswa,  tetapi  siswa  diberinya kebebasan untuk mencerna dan memahami hal yang disimak.
c. Tahap-tahap menyimak
Logan  Tarigan  1994:  58-59  mengungkapkan  bahwa  menyimak  memiliki tahap-tahap  tertentu.  Tahap-tahap  menyimak  dapat  meliputi  tahap  mendengar,
memahami,  menginterpretasi,  mengevaluasi,  dan  menanggapi.  Tahap-tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1 Tahap Mendengar
Pada tahap  ini kita  baru  mendengar segala sesuatu  yang dikemukakan oleh pembicara  dalam  ujaran  atau  pembicaraannya.  Di  situ  boleh  dikatakan
bahwa kita belum menangkap dan memahami secara lebih jelas tentang hal yang  dikemukakan  oleh  pembicara.  Jadi,  kita  masih  berada  dalam  tahap
hearing. 2
Tahap memahami Pada  tahap  ini  ada  keinginan  dari  kita  untuk  mengerti  atau  memahami
dengan  baik  hal  yang  disampaikan  pembicara.  Di  sini  kita  sudah  masuk pada tahap  menangkap  inti dan  memahami secara jelas  maksud pembicara.
Jadi, di sini kita sampai pada tahap understanding. 3
Tahap menginterpretasi Pada tahap ini kita mulai mencermati dan menangkap isi pembicaraan untuk
selanjutnya  melakukan  penafsiran  terhadap  pendapat  yang  tersirat  dari ujaran. Dengan demikian, kita sampai pada tahap interpreting.
4 Tahap mengevaluasi
Setelah  memahami  serta  menafsirkan  isi  pembicaraan,  kita  mulai  menilai atau  mengevaluasi  pendapat  serta  gagasan  sang  pembicara.  Di  situ
dikemukakan  baik  keunggulan  dan  kelemahan  maupun  kebaikan  dan kekurangan dari hal yang disampaikan pembicara. Demikianlah, kita sampai
pada tahap evaluating. 5
Tahap menanggapi Pada  tahap  ini  kita  dapat  menyerap  dan  menerima  gagasan  atau  ide  yang
dikemukakan  pembicara.  Di  situ  kita  dapat  membuat  tanggapan  terhadap gagasan  atau  ide  pembicara.  Dengan  demikian,  kita  sampai  pada
responding. Adapun Srickland dalam Tarigan 1994: 29 menyimpulkan sembilan tahap
menyimak sebagai berikut: 1.
Menyimak  berkala  yang  terjadi  pada  saat  anak  merasa  terlibat  langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.
2. Menyimak  dengan  perhatian  dangkal  karena  adanya  gangguan  berupa
selingan-selingan dan hal-hal lain di luar pembicaraan. 3.
Setengah menyimak karena adanya kegiatan lain yang sedang ditunggu anak untuk mengekspresikan isi hati atau untuk mengutarakan maksud hatinya.
4. Menyimak serapan karena anak keasyikan menyerap atau mengapsorsi hal-
hal yang kurang penting.
5. Menyimak  sekali-kali,  yaitu  anak  menyimpan  sebentar-sebentar  saja  apa
yang  sesungguhnya  hendak  disimaknya,  atau  hanya  memperhatikan  kata- kata si pembicara yang menarik hatinya saja.
6. Menyimak  asosiatif,  yaitu  anak  hanya  mengingat  pengalaman-pengalaman
pribadi  secara  konstan,  yang  berakibat  pada  tidak  adanya  reaksi  terhadap pesan yang disampaikan pembicara.
7. Menyimak  dengan  reaksi  berkala,  yaitu  anak  membuat  pertanyaan  dan
komentar terhadap hal yang disimaknya. 8.
Menyimak  secara  seksama,  yaitu  suatu  tahap  anak  mengikuti  dengan sungguh-sungguh jalan pikiran sang pembicara.
9. Menyimak  secara  aktif,  yaitu  suatu  tahap  menyimak  pada  anak  untuk
menemukan pikiran serta pendapat sang pembicara. Berdasarkan  tahap-tahap  menyimak  sebagaimana  telah  dikemukakan  di
atas, tahap-tahap  menyimak  yang relevan dengan  penelitian  ini  ialah tahap-tahap menyimak  menurut  Logan,  yang  meliputi  tahap  mendengar,  memahami,
mengevaluasi,  menginterpretasi,  menanggapi.  Dengan  demikian,  tahap-tahap menyimak  cerita  anak  dapat  meliputi  tahap  mendengarkan  cerita,  tahap
memahami isi cerita, tahap menginterpretasi cerita dan tahap menanggapi cerita. d.
Tujuan menyimak Tujuan  umum  menyimak  adalah  untuk  memperoleh  informasi  tentang
sesuatu  hal.  Amir  2002:  54  mengatakan  bahwa  seseorang  dapat  menyimak dengan  baik  apabila  ia  mampu  menerima  dan  menyimpan  suatu  pesan  dengan
baik,  dan  pesan  itu  dapat  disampaikannya  kepada  orang  lain  yang membutuhkannya.
Ada  delapan  tujuan  menyimak  menurut  Tarigan  1994:20.  Kedelapan tujuan itu diuraikan sebagai berikut:
1 Belajar
Menyimak  untuk  memperoleh  pengetahuan  dari  bahan  ujaran  pembicara. Menyimak  dengan  tujuan  untuk  belajar,  misalnya  tampak  dalam  kegiatan
pembelajaran di sekolah, mendengar cerita, menyimak film, mendengarkan ujaran  orang  lain.  Kegiatan  menyimak  ini  haruslah  disesuaikan  dengan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2
Menikmati keindahan Menyimak  untuk  mendapatkan  kepuasan  batin  yang  tampak,  misalnya,
dalam  pagelaran  seni,  mendengarkan  musik,  menyimak  film,  menonton drama, dan lain-lain. Penyimak hanya menikmati keindahan dari bahan yang
didengar atau dilihatnya. 3
Mengevaluasi materi simakan Menyimak  yang  dimaksud  adalah  agar  siswa  dapat  memehami  hal-hal  apa
yang  disimak  dapat  berupa  hal-hal  yang  baik  maupun  hal-hal  yang  kurang baik.  Mka  perlu  hati-hati  dalam  menyimak  agar  sesuai  dengan  materi
simakan dan pencapaian tujuan. 4
Mengapresiasikan materi simakan. Menyimak  yang  dimaksud  adalah  penyimak  hanya  dapat  menghargai  hal-
hal yang disimak.
5 Mengkomunikasikan ide-ide sendiri.
Menyimak yang dimaksud adalah agar seseorang dapat mengkomunikasikan ide, gagasan-gagasan maupun perasaan kepada orang lain dengan lancar dan
baik. 6
Memecahkan masalah secara kreatif dan analitis. Menyimak  di  sini  dimaksudkan  untuk  memberi  ragam  masukan  untuk
memecahkan  masalah  dalam  topik  pembicaraan.  Menyimak  ini  sama dengan  pada  saat  kita  melakukan  kegiatan  musyawarah,  mendengarkan
petunjuk, ceramah dalam kehidupan kita. Setelah itu penyimak berharap apa yang  kita  simak  tersebut  dapat  menyelesaikan  masalah  yang  sedang
dihadapi. 7
Membedakan bunyi-bunyi dengan tepat. Menyimak  disini  dimaksudkan  untuk  memfokuskan  perhatian  pada
kekhasan bunyi-bunyi tertentu. Misalnya, orang yang sedang belajar bahasa asing  harus  memusatkan  perhatian  sungguh-sungguh  pada  ujaran-ujaran
yang diucapkan oleh pembicara asli native speaker. 8
Menyimak persuasif. Menyimak  ini  bertujuan  untuk  meyakinkan  dirinya  terhadap  masalah  atau
pendapat  terhadap  masalah  yang  selama  ini  diragukan  kebenarannya. Menyimak  dalam  hal  ini  sebelum  kita  tahu  dan  tidak  yakin  kebenarannya
maka menjadi terbuka pikiran yang dia ragukan akan suatu kebenaran yang abadi.
Dari  kedelapan  tujuan  menyimak  tersebut,  tujuan  menyimak  yang ditekankan dalam penelitian ini adalah 1 menyimak untuk belajar, 2 menyimak
untuk  mengevaluasi  materi  simakan,  dan  3  menyimak  untuk  mengapresiasikan materi  simakan.  Kegiatan  menyimak  yang  akan  dilangsungkan  disesuaikan
dengan  tujuan  pembelajaran  yang  akan  dan  harus  dicapai  siswa.  Siswa  dituntut untuk  mampu  menghargai  hal-hal  yang  disimak,  dan  memahami  materi  simakan
dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan. e.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menyimak Walaupun menyimak ada tujuannya, tidak dipungkiri bahwa senantiasa ada
faktor-faktor  yang  mempengaruhi  kegiatan  menyimak.  Menurut  Achsin  dalam Tarigan,  1994:  5  ada  tiga  faktor  yang  dapat  menghambat  dalam  menyimak.
Ketiga faktor itu dijelaskan sebagai berikut. 1
Keterbatasan Fasilitas Dalam  pembelajaran,  hal  itu  berkaitan  dengan  belum  tersediannya  alat
perekam  yang  memadai,  kondisi  ruangan  belajar  yang  belum  menunjang pembelajaran menyimak, dan jumlah siswa yang besar.
2 Faktor Perhatian dan Kebiasaan Anak
Faktor ini berkaitan dengan perhatian, daya tahan, dan kebiasaan menyimak siswa  yang  masih  kurang.  Kebiasaan  ini  juga  dapat  berkaitan  dengan
pengelolaan kelas dan interaksi guru dengan siswa dalam pembelajaran. 3
Faktor Kebahasaan Faktor  ini  merupakan  faktor  utama  penghambat  pembelajaran  bahasa
Indonesia secara umum dan pembelajaran menyimak secara khusus. Faktor
ini  mulai  dari  mengenali  bunyi  tingkat  fonologis,  kata,  kalimat,  wacana, sampai  menangkap dan  menyimpan  isi ujaran serta daya tahap  menyimpan
hasil simakan. Masih  menurut  Tarigan  1994:  44-47,  masih  ada  faktor  lain  yang
mempengaruhi  menyimak.  Ada  tiga  faktor  penghambat  di  dalam  pembelajaran menyimak.
1 Faktor fisik
Kondisi  fisik  seseorang  merupakan  faktor  penting  yang  turut  menentukan keefektifan  serta  kualitas  keefektifan  dalam  menyimak.  Kesehatan  fisik
adalah  sebagai  modal  yang  turut  menentukan  bagi  setiap  penyimak. Lingkungan  fisik  juga  turut  bertanggung  jawab  atas  ketidak  efektifan
menyimak seseorang. 2
Faktor psikologis Faktor  psikologis  yang  melibatkan  sikap-sikap  dan  sifat-sifat  pribadi  juga
turut  mempengaruhi  menyimak.  Faktor-faktor  ini  mencakup  masalah:  a prasangka dan kurangnya simpati terhadap si pembicara, b keegosentrisan
dan  keasyikan  terhadap  minat  pribadi  serta  masalah  pribadi,  c  kurang luasnya  pandangan,  d  kebosanan  atau  tidak  ada  perhatian  sama  sekali
terhadap  subjek,  e  sikap  yang  tidak  layak  terhadap  sekolah,  guru,  subjek dan  si  pembicara.  Masalah  tersebut  sangat  mempengaruhi  kegiatan
menyimak  ke  arah  yang  tidak  baik,  dan  berakibat  buruk  untuk  seluruh kegiatan menyimak siswa.
3 Faktor pengalaman
Sikap siswa
merupakan hasil
pertumbuhan dan
perkembangan pengalamannya  sendiri.  Kurangnya  atau  tiadanya  minat  merupakan  akibat
dari  pengalaman  yang  dangkal  atau  tiadanya  pengalaman  terhadap  bidang yang disimak.