akan dilihat nilai Asymp. Sig. 2-tailed. Dalam menggunakan ukuran ini, peneliti terlebih  dahulu  menentukan  tingkat  alpha  untuk  dibandingkan  dengan  nilai
Asymp. Sig. 2-tailed. Dalam penelitian ini, tingkat alpha yang digunakan adalah 5  0,05. Kriteria yang digunakan yaitu Ho ditolak  apabila nilai Asymp. Sig. 2-
tailed    dua  alpha  0,10.  Berdasarkan  hasil  perhitungan  dengan  menggunakan spss  di  atas  tampak  bahwa  nilai  Asymp.  Sig.  2-tailed  untuk  kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol yaitu 0,000 kurang dari tingkat dua alpha 0,10, karenanya dapat dinyatakan bahwa nilai post-test
 nilai pre-test. Berdasarkan  pembahasan  diatas  dapat  diketahui  bahwa  sebelum
mendapatkan  perlakuan  tidak  ada  perbedaan  kemampuan  antara  kelompok eksperimen  dengan  kelompok  kontrol,  yang  dapat  dilihat  dari  tidak  adanya
perbedaan nilai pre-test  antara kedua kelompok. Setelah mendapatkan perlakuan, selisih  nilai  post-test  dan  nilai  pre-test  kelompok  eksperimen  lebih  tinggi
dibandingkan  dengan  selisih  nilai  post-test  dan  nilai  pre-test  kelompok  kontrol. Setelah mendapatkan perlakuan, nilai post-test lebih tinggi daripada nilai pre-test.
Maka  dapat  disimpulkan  bahwa  metode  role  play  efektif  digunakan  pada pembelajaran  menyimak  cerita  anak  SD  Kanisius  Sengkan  untuk  meningkatkan
nilai hasil belajar. 3.
Uji  t  Selisih  Nilai  Pre-Test  dan  Nilai  Post-Test  Kelompok  Eksperimen dengan Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Kontrol.
Uji t nilai pre-test kelompok eksperimen dan nilai pre-test kelompok kontrol bermaksud untuk mengetahui apakah selisih nilai post-test dan pre-test kelompok
eksperimen  lebih  tinggi  atau  lebih  rendah  daripada  kelompok  kontrol.  Sebelum dilakukan pengujian ini terlebih dahulu diajukan hipotesis sebagai berikut.
H =  Selisih  Nilai  Pre-Test  dan  Nilai  Post-Test  Kelompok  Eksperimen
 Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Kontrol
H
t
=  Selisih  Nilai  Pre-Test  dan  Nilai  Post-Test  Kelompok  Eksperimen 
Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Kontrol Tabel 9
Uji t Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Eksperimen dengan Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Kontrol.
Independent Samples Test
Levenes Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig.
t df
Sig. 2-tailed
Mean Difference
Std. Error Difference
95 Confidence
Interval of the Difference
Lower  Upper Selisih post-
test dan pre-test
eksperimen _selisih
post-test dan pre-test
kontrol Equal
variances assumed
3,211  ,078 4,481
60 ,000
9,194 2,052
5,090  13,297
Equal variances
not assumed
4,481  48,355 ,000
9,194 2,052
5,069  13,318
Untuk    mengetahui  apakah  selisih  nilai  post-test  dan  pre-test  kelompok eksperimen  lebih tinggi  atau lebih rendah daripada kelompok kontrol maka akan
dilihat  nilai  Asymp.  Sig.  2-tailed.  Dalam  menggunakan  ukuran  ini,  peneliti terlebih  dahulu  menentukan  tingkat  alpha  untuk  dibandingkan  dengan  nilai
Asymp. Sig. 2-tailed. Dalam penelitian ini, tingkat alpha yang digunakan adalah 5  0,05. Kriteria yang digunakan yaitu Ho ditolak  apabila nilai Asymp. Sig. 2-
tailed    dua  alpha  0,10.  Berdasarkan  hasil  perhitungan  dengan  menggunakan spss  di  atas  tampak  bahwa  nilai  Asymp.  Sig.  2-tailed  yaitu  0,000  kurang    dari
tingkat dua alpha 0,10, oleh karenanya dapat dinyatakan bahwa selisih nilai pre- test dan nilai post-test kelompok eksperimen
 selisih nilai pre-test dan nilai post- test kelompok kontrol.
2. Kenaikan nilai pre-test ke post-test
Untuk  mengetahui  perbedaan  kemampuan  menyimak  cerita  anak  antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dinyatakan dengan persentase
kenaikan  nilai  pre-test  ke  nilai  post-test.  Persentase  pencapaian  nilai  pre-test kelompok  eksperimen  =
,
100
x  100=  63,39.  Persentase  nilai  post-test kelompok  eksperimen  =
,
100
x 100 = 82,90. Kenaikan  nilai pre-test  ke  nilai post-test sebesar 82,90 - 63,39 = 19,51. Persentase pencapaian nilai pre-test
kelompok  kontrol  =
,
100
x  100=  64,03.  Persentase  nilai  post-test  kelompok kontrol =
,
100
x 100 = 74,35. Kenaikan nilai pre-test ke nilai post-test sebesar =  74,35  -  64,03  =  10,32.  Jadi  dapat  kita  simpulkan  bahwa  ada  perbedaan
kemampuan menyimak antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada pembelajaran menyimak cerita anak dengan menggunakan metode role play
dan tidak menggunakan metode role play.
C. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode role play efektif digunakan pada  pembelajaran  menyimak  cerita  anak.  Hal  ini  terbukti  dengan  sebelum
diberikan  perlakuan  tidak  ada  perbedaan  kemampuan  antara  kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dapat dilihat dari perbedaan nilai pre-test
antara  dua  kelompok  tidak  berbeda,  akan  tetapi  setelah  diberikan  perlakuan  ada perbedaan kemampuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol  yang
dapat  dilihat  dari  selisih  nilai  pre-test  dan  nilai  post-test  kelompok  eksperimen lebih  tinggi  daripada  selisih  nilai  pre-test  dan  nilai  post-test  kelompok  kontrol.
Keefektifan  metode  role  play  pada  pembelajaran  menyimak  cerita  anak  juga terbukti  dari  perbedaan  nilai  pre-test  dan  nilai  post-test,  setelah  mendapat
perlakuan nilai post-test lebih tinggi daripada nilai pre-test. Hasil  penelitian  ini  juga  menunjukkan  bahwa  ada  perbedaan  kemampuan
menyimak  antara  siswa  kelompok  eksperimen  dan  kelompok  kontrol  pada pembelajaran  menyimak cerita anak dengan  menggunakan  metode role play dan
tidak  menggunakan  metode  role  play.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  prosentase kenaikan  nilai  pre-test  ke  nilai  post-test  kelompok  eksperimen  lebih  tinggi
daripada prosentase kenaikan nilai pre-test ke post-test kelompok kontrol. Pada dasarnya, materi ini merupakan materi baru bagi siswa. Namun karena
pola belajar siswa di rumah yang baik di rumah membaca materi pelajaran yang ada  di  buku,  maka  siswa  cukup  memahami  materi  tersebut.  Sehingga  mereka
tidak  terlalu  mengalami  kesulitan  dalam  mempelajari  materi.  Hal  ini menyebabkan nilai pre-test mereka cukup tinggi.
Dari  data  nilai  hasil  pre-test  dan  post-test  yang  kita  peroleh  hanya  ada sedikit  siswa  1  orang  yang  dapat  mencapai  nilai  maksimal.  Hal  ini  bisa  terjadi
karena  mereka  kurang  memperhatikan  saat  guru  menjelaskan  materi  tentang unsur-unsur  cerita  anak  dan  ketika  ada  teman  yang  memerankan  tokoh-tokoh
cerita anak. Hal ini menyebabkan siswa tidak bisa mengerjakan soal post-test. Penelitian  yang  berjudul  “Efektivitas  Penggunaan  Metode  Role  Play  Pada
Pembelajaran  Menyimak  Cerita  Anak  Siswa  Kelas  V  SD  Kanisius  Sengkan”, telah  dilaksanakan  dengan  baik.  Pelaksanaan  penelitian  ini  telah  disesuaikan
dengan  langkah-langkah  dalam  metode  role  play.  Adapun  dalam  pelaksanaan penelitian  masih  terdapat  beberapa  kekurangan,  antara  lain  yaitu  saat  siswa
berlatih memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita anak masih ada beberapa anak yang berlatih tidak serius. Hal ini terjadi karena siswa berlatih di luar kelas
dengan jarak cukup berjauhan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain,  sehingga  ketika  guru  memantau  salah  satu  kelompok,  kelompok  lain  tidak
berlatih dengan serius karena tidak ditunggu oleh guru. Pelaksanaan  pembelajaran  dengan  metode  role  play  dapat  merangsang
siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar. Hal ini tampak bahwa semua anak tidak hanya menyimak ketika teman dari kelompok lain memerankan cerita anak tetapi
semua siswa juga memerankan tokoh-tokoh dan menghayati sesuatu kejadian atau hal  yang  ada  dalam  cerita  anak  sehingga  pesan  atau  informasi  yang
dikomunikasikan  dapat  diserap  oleh  siswa.  Dalam  penelitian  ini  siswa menemukan  sendiri  tokoh,  tema,  latar  dan  amanat  dari  cerita  anak  yang  mereka
perankan.  Hampir  85  siswa  aktif  dalam  mengikuti  pelajaran.  Siswa  lebih antusias dan senang mengikuti pembelajaran dengan metode ini.
Dalam  penelitian  ini,  guru  bertindak  sebagai  pembimbing  baik  dalam melakukan  kegiatan  pembelajaran.  Guru  juga  mengamati  keaktifan  siswa  dan
menegur siswa yang kurang serius melakukan kegiatan pembelajaran. Ada kendala yang dihadapi peneliti dalam melaksanakan penelitian ini yaitu
ada  beberapa  siswa  yang  kurang  serius  dalam  kegiatan  pembelajaran.  Hal  ini menyebabkan waktu yang digunakan dalam melakukan kegiatan banyak terbuang
percuma. Hal tersebut  diatasi dengan cara  memberi teguran dan  bimbingan pada siswa tersebut. Bimbingan dilakukan oleh guru serta peneliti.
Penelitian  ini tentu sangat  bermanfaat bagi  siswa. Di  samping  mereka  bisa mengidentifikasi  unsur  cerita  anak  melalui  cerita  yang  diperankan  temannya,
masing-masing  siswa  juga  mempunyai  kesempatan  untuk  memerankan  tokoh- tokoh  dan  menghayati  suatu  kejadian  atau  hal  yang  ada  dalam  cerita  anak
sehingga  pesan  atau  informasi  yang  dikomunikasikan  dapat  diserap  oleh  siswa. Penelitian  ini  mempunyai  kelebihan  dan  kelemahan  bagi  siswa.  Kelebihan  dari
pelaksanaan penelitian ini bagi siswa, yaitu; a.
Siswa melatih dirinya untuk memahami bahan yang akan didramakan. b.
Siswa akan terbiasa untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
c. Kerjasama antar pemain dapat dipupuk dan dibina dengan sebaik-baiknya.
d. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar lebih mudah
dipahami oleh orang lain.
e. Bakat terpendam yang dimiliki siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan
akan timbul bibit seni dari sekolah. Di samping  itu, pelaksanaan penelitian  ini  juga  memiliki  kelemahan antara
lain yaitu; a.
Terlalu  banyak  memakan  waktu,  baik  persiapan  untuk  memahami  materi yang akan diperankan maupun waktu untuk pelaksanaan drama.
b. Memerlukan tempat yang luas untuk pementasan.
Dari  pembahasan  di  atas  tampak  bahwa  metode  role  play  memiliki kelebihan dan kekurangan ketika diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Namun
metode  ini  efektif  diterapkan  dalam  pembelajaran  menyimak  cerita  anak,  karena dapat merangsang  siswa untuk aktif  memerankan tokoh-tokoh, menghayati suatu
kejadian  atau  hal  yang  ada  dalam  cerita  anak  dan  membuat  siswa  tertarik menyimak  cerita  karena  cerita  secara  langsung  diperankan  oleh  temannya,
sehingga  informasi  yang  akan  disampaikan  dapat  diterima  secara  optimal  oleh siswa. Dari hasil penelitian di atas, maka metode role play efektif digunakan pada
pembelajaran menyimak cerita anak siswa kelas V SD Kanisius Sengkan.
58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  analisis  data  yang  telah  dikemukakan  pada  uraian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode  role  play  efektif  digunakan  pada  pembelajaran  menyimak  cerita
anak  siswa  kelas  V  SD  Kanisius  Sengkan.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari perbandingan  hasil pembelajaran  menggunakan  metode role play  dan tidak
menggunakan metode role play sebagai berikut: a.
Sebelum  diberikan  perlakuan  tidak  ada  perbedaan  kemampuan  menyimak cerita  anak  antara  kelompok  eksperimen  dan  kelompok  kontrol  yang
dibuktikan dengan  nilai Asymp. Sig. 2-tailed yaitu 0,802 lebih dari tingkat dua  alpha  0,10.  Data  tersebut  menunjukkan  bahwa  hipotesis  yang
menyatakan tidak ada perbedaan kemampuan  menyimak cerita anak  antara kelompok  eksperimen  dan  kelompok  kontrol  sebelum  diberikan  perlakuan
diterima. b.
Setelah  diberikan  perlakuan  selisih  nilai  pre-test  dan  nilai  post-test kelompok  eksperimen  lebih  tinggi  daripada  selisih  nilai  pre-test  dan  nilai
post-test  kelompok  kontrol  yang  dibuktikan  dengan  nilai  Asymp.  Sig.  2- tailed  yaitu  0,000  lebih  dari  tingkat  dua  alpha  0,10.  Data  tersebut
menunjukkan  bahwa  hipotesis  yang  menyatakan  selisih  nilai  pre-test  dan nilai post-test kelompok eksperimen lebih dari
selisih nilai pre-test dan nilai post-test kelompok kontrol diterima.